Malamnya Jalal berada di Angoon Bag mendengarkan gazal namun fikirannya terus tertuju saat Jodha menemui seseorang diam-diam, “Mengapa aku berpikir bahwa dia berbohong. Aku sangat mengenal Jodha, dia tidak mungkin mengkhianatiku.”
Jodha
datang menghampiri Jalal, “Aku ingin berbicara kepadamu.” Jalal
menyuruh para pemain musik dan penyanyi pergi dari sana dan berbicara
dengan Jodha, ia mengatakan bahwa dirinya mulai tenggelam dalam musik
tetapi bagaimanapun, ia meminta semua untuk pergi. Jalal bertanya, “Apa
yang ingin kau berbicara?”
Melihat
Jodha duduk dihadapannya, Jalal berkata, “Aku tidak ingat pernah
menyuruhmu duduk.” Jodha terperanjat dan langsung bangun. Jalal
tersenyum tipis, “Aku hanya bercanda, duduklah.”
Jodha
kembali duduk dan berusaha santai meskipun ketegangan masih terpancar
jelas di wajahnya. “Apakah ada masalah? Aku merasa ada sesuatu yang
salah diantara kita. Kau tidak seperti biasanya. Kau tidak bertanya
padaku mengapa aku mengundurkan diri dari Jabatan Harem. Apakah aku
boleh tahu apa yang mengganggumu?”
Jalal: “Apa pentingnya itu semua. Lagi pula mengapa kau menerima posisi itu di Harem?”
Jodha: “Kau yang memintaku untuk mengambil posisi itu.”
Jalal: “Aku tidak pernah mengatakan hal itu.”
Jodha:
“Kau yang mendorongku untuk mengambil tanggung jawab ini. Aku tahu kau
ingin kedamaian di Harem. Tapi sekarang aku pikir semuanya sudah berada
di tempat yang tepat di Harem.”
Jalal: “Kau mengatakan kebohongan Ratu Jodha. Kau katakan semuanya tepat di Harem.”
Jodha: “Apa...?”
Jalal
langsung beranjak dari duduknya dan meninggalkan Jodha. Jodha langsung
berdiri dan kebingungan dengan sikap Jalal. Jalal kembali menghampiri
Jodha dan berkata dengan nada kecewa, “Kau melepaskan jabatan itu hanya
melakukan apa yang menurutmu benar. Aku berharap kau mengatakan
kebenaran kepadaku. Aku akan mengerti.”
Adham
di hutan, ia bertemu dengan bawahanya yang bersembunyi dibalik jerami.
Ia memerintakan pengawalnya tersebut untuk membunuh Peer Muhammad saat
berburu besok. Ia akan membagi dua rombongan, ia akan bersama Peer
Mohammad sementara ia menyuruh antek-anteknya untuk mengecoh para
prajurit yang bersama Peer Muhammad. Setelah semua jelas, para bawahan
Adham Khan yang berpakaian serba hitam langsung pergi dari sana.
Jalal
sedang berada dikamarnya dan memandang belatinya, ia menggores jarinya.
Jalal berjalan ke dekat jendela kamarnya dan terlihat begitu gelisah,
“Mengapa kau menghukumku Ratu Jodha. Aku pikir aku memiliki pasangan
untuk hidup tapi Ibu benar bahwa seorang raja ditakdirkan untuk hidup
sendirian. Ratu yang ku pikir menjadi sangat dekat, telah menyembunyikan
sesuatu dariku.”
Maham
datang ke kamar Jalal, “Aku tidak akan bertanya padamu apa yang kau
fikirkan. Aku tahu kau berpikir tentang hal ini. Apakah kau sudah
menanyakannya pada Ratu Jodha. Aku yakin bahwa Ratu Jodha adalah wanita
suci, dia tidak bisa melakukan sesuatu yang salah, tetapi sebagai
seorang suami kau harus berbicara dengannya.”
Jalal: “Aku sudah melakukannya.”
Maham: “Apa yang dikatakan?”
Jalal: “Aku meragukan dia sebelumnya tetapi terbukti aku selalu salah setiap kali aku meragukannya.”
Maham: “Jika dia tidak salah lalu mengapa dia menyembunyikan darimu. Aku khawatir bahwa dia berada dalam masalah. Mungkin seseorang mengancam dirinya.”
Jalal: “Mungkin saja dia adalah Sujamal.”
Maham: “Sujamal? Lalu mengapa dia menyembunyikan darimu?”
Jalal: “Mungkin dia pikir aku akan menganggapnya sebagai dosa, aku akan marah padanya jadi dia tidak memberitahuku.”
Maham: “Membantu pengkhianat adalah dosa.” Maham juga mengatakan bahwa orang yang seperti itu harus meninggalkan Agra.
Jalal: “Jodha tidak bisa berbuat salah. Aku sangat mengenalnya.”
Maham:
“Aku tahu itu. Yang harus kau cari tahu adalah orang yang bertemu
dengannya di malam hari, jika kau tidak bertanya padanya kemudian akan
ada keraguan dalam pikiranmu yang akan menjadi keretakan hubunganmu
dengan Ratu Jodha. Sebagai Perdama Menteri aku juga memiliki tanggung
jawab untuk menasihatimu. Keputusan akhir adalah padamu.” Maham
berpikir, “Aku
sudah menciptakan keraguan dalam diri Jalal pada Ratu Jodha. Dan
sebentar lagi Ratu Jodha akan pergi dari kehidupan Jalal selamanya.”
Jalal
datang ke kamar Jodha, dia berpikir bahwa Jodha mungkin ada di kamarnya
malam ini. Moti menghampirinya, “Salam Yang Mulia. Ratu Jodha sedang
tidak ada dikamar. Saat dia kembali, aku akan mengatakan bahwa kau
datang kesini.” Jalal berpikir, “Aku tahu di mana dia.” Kemudian dia mengatakan pada Moti untuk tidak memberitahu Jodha bahwa ia telah datang ke kamarnya.
Jalal keluar dari kamar Jodha dengan gundah gelisah dan berpikir, “Mengapa
dia berbohong kepadaku? Aku sangat mengkhawatirkannya. Dia tidak
percaya padaku. Hari ini juga ia sedang keluar, mungkin dia pergi untuk
bertemu dengan orang itu.” Tiba-tiba Jalal terkejut, ia seperti melihat seseorang.