Jalal kecewa mendengar ucapan Jodha “syukurlah Ratu Jodha. untuk sesaat ku pikir kau sungguh mengkhawatirkan aku. terima kasih. sudah memperjelas dan membuatku sadar kalau aku salah. kau tahu sesuatu? aku mempunyai bnyak musuh, tapi hanya sedikit yang berani menghadapi aku langsung dan mengakui kalau mereka membenciku. aku senang krna kau adalah salah 1 dr musuh itu. terima kasih krna mengatakan kau tdak pduli pd ku,“ Jalal melepas jubahnya dan menyuruh Jodha memakainya. Jalal mengambil pedangny di menja dan menyuruh Jodha memegangnya. “aku ingin kau tahu bgaimana rasanya menjadi kaisar” Jalal melepas turbannya lalu memakaikan di kepala Jodha, “aku ingin kau merasakan apa yang di rasakan oleh kaisar. sekarang kau adlh kaisar, kau memakai mahkota kerajaan Mughal, kau memegang pedang yang kuat. sekarang aku ingin memohon sesuatu pdmu, ku mohon cobalah mengerti apa yang sedang aku lalui. Ratu Jodha, kalau aku meninggalkan Amer skrg, itu akan memberi pesan pd rakyat ku kalau aku seorang pengecut, dan bisakah seorang pengecut memimpin rakyatnya? Di sisi lain, kalau aku tetap di sini, aku bs di serang oleh Rajput atau Mughal. apapun bs di gunakan untuk melukaiku. sebuah panah, bhkan gajah ku sendiri. dalam situasi seperti ini, aku harus bgaimana Ratu Jodha? tdak ada yang bs membuat kepetusan selain yang memakai mahkota. Ratu Jodha, satu2nya kelemahan menjadi seorang raja adalah sulit mengetahui siapa teman siapa musuh. kau mengerti?”
Jodha mengangguk, “hari ini aku tdak khawatirkan dirimu, tapi sebaliknya aku kasian pdmu. apa gunanya menjalani hidup seperti ini? apa gunanya kekuasaan jk itu membuatmu tertekan? apa gunanya posisi ini, kalau kau tdak bs mempercayai orang yang kau sayang? kau tdak bs mempercayai teman atau keluargamu. kau bahkan tdak bs mempercayai bayanganmu sendiri. kau pasti sangat sedih, tidak ada siapa pun di dunia ini yang menyayangimu” Jalal terdiam
Jodha : “Percayalah padaku, kehidupanmu memang sulit. aku tdk bs membayangkan memiliki kehidupan seperti itu”
“ini adalah hidupmu” Jodha menyerahkan pedang Jalal “dan ini adalah keputusanmu” Jodha menyerahkan turban Jalal “ambil ini” Jodha melepaskan jubah Jalal dan meletakkannya di tangan Jalal “satu2nya perasaan ku padamu, adalah rasa kasihan “
Jodha ingin meninggalkan ruangan, namun di cegah oleh Jalal “di masa depan, jangan melakukan kesalahan dngn merasa kasihan padaku. aku anggap itu sbgai hinaan. apa kau tahu knapa aku punya bnyak musuh? kau tahu kenapa mereka membenciku? kau tahu kenapa mereka ingin aku mati? mereka ingin aku mati krna aku adalh raja. dan seorang raja harus hidup seperti seekor singa dan raja harus selalu berjalan seorang diri. aku tidak memilih kehidupan ini untukku, aku di takdirkan untuk memiliki kehidupan seperti ini” Jodha meninggalkan ruangan
Para wanita sedang berkumpul untuk merayakan uoacara henna. Meenawati menyambut Hamida, Ia berterima kasih krna Hamida bersedia dtng.
Sukanya dan saudara2nya duduk berkumpul, mereka akan menghias tangan Sukanya dngan Henna. katanya semakin gelap warnanya, menandakan suaminya akan sangat sayang.. Sukanya menggoda Jodha yang akan paling bercahaya. krna Jalal bgitu pduli pdnya, Jalal menemani Jalal ke kuil, menunggu Jodha berdandan dan tdak bs memalingkan wajahnya dr Jodha. Jodha dan saudara2 ny saling memuji dan menggoda. semua orang tertawa gembira. para wanita trus memuji2 Jalal. Jodha berkata, mengapa merreka trus membicarakan Jalal? pdhal ni pernikahan Sukanya. Nenek datang bergabung, Nenek berkata jk calon suami Sukanya sangat lah tampan. para wanita kembali memuji Jalal krna telah memilihkan calon suami yang baik untuk Sukanya. Jodha kembali kesal mendengarnya.
Para sepupu kecil Jodha datang bersama Shivani, mereka dngan kompak meminta di lukis henna paling dulu. Jodha berdiri dan menghampiri mereka. Jodha menyuruh mereka pergi menemui seseorang yang akan melukis henna d tangan mereka. anak2 bertanya apakah Jalal akan datang? Jodha menjawab jk upacara henna hnya untuk pr wanita, pria di larang menghadirinya.
Maham dan Javeda memasuki ruangan, Meenawati memberi salam. Maham dan Javeda membalas, awalnya Javeda ingin membalas ala Rajput, namun dilarang Maham. Javeda melihat Jodha sedang melukis hena di tangan anak2, Javeda berseru kegirangan memuji betapa cantiknya desainnya. ia jg ingin di lukis, Nenek mendengarnya dan mengajak Javeda pergi untuk di lukis.
Maham Anga sedang mengeluh pd Jiji Anga, mngapa mereka harus menghadirinya? mengapa Jiji Anga tdak meyakinkan Hamida untuk tdak dtng?
Jiji Anga menjawab ini hanya sebuah ritual, mengapa Maham memintanya meyakinkan ratu? apa menantu Maham sendiri pernah mendengarkannya? Jiji Anga mengarahkan pandangan pd Javeda.
Maham panik mencari Javeda, Maham melihat Javeda sedang di lukis, Maham ngedumel mengatai Javeda bodoh, ia lalu menghampiri Javeda. kJaveda memanggil Maham mashaa (ibu mertua ) dengan senang Javeda menunjukkan desainnya pd Maham, Maham mengatakan desainnya sama seperti Javeda… krna di dengar Nenek, Maham terpaksa berrkata ‘cantik’
setelah Nenek pergi, Maham berrkata “mulai saat ini, jangan beritahu orang2 kalau kau adlah menantuku. aku tidak mau reputasiku di nodai lebih banyak lg” dngan jahatnya Maham melanjutkan ucapannya “1 hal lg, desian hennamu, sama jeleknya seperti dirimu.”
Jalal sedang mondar-mandir di luar, sepupu2 kecil dtng menghampiri dan berkata “katakan, bgaimana desain henna kami?” Jalal jongkok, ia tersenyum “kita bertemu lagi, untuk sesaat kalian menakutiku”
salah seorang anak bertanya “bgaimana kau bs takut? kau adalah raja, kau sangat pemberani, bgaimana bs kau takut pd kami?”
Jalal menjawab :”kalian semua adlh sepupu Ratu Jodha, itulah sebabnya aku takut pd kalian”
anak2 menyuruh Jalal jngan takut dan bertanya desain henna siapa yang paling bgus? Jalal dngan diplomatis menjawab “wow, semua desain sangat bgus” anak2 menjawab jk ini tdak seberapa, desain Jodha jiji (kakak) lah yang paling bgus. anak yang lain membenarkan, ia mengatakan jk Jodha nanti akan melakukan nritya di upacara, dia akan terlihat lebih cantik lg. anak yang paling kecil menepuk dahinya, dan berkata tidak seharusnya mereka memberitahu Jalal. Jalal bertanya mengapa mereka tdak boleh memberitahu dirinya? anak yang lain menjelaskan, “kalau ada yang tahu kami telah memberitahumu tentang ini, kami akan mendapat masalah” Jalal membubarkan para pengawalnya “semua orang sudah pergi, sekarang kalian bs memberitahuku. aku tdak akan cerita pd siapapun. katakan dimana Jodha…” Jalal kesulitan mengucapkan kt nritya, anak2 memberitahu jk Jalal salah melafalkannya, Jalal meminta diajari cara mengucapkannya, Jalal kembali bertanya “dimana Jodha akan melakukan nritya?”
anak 1 menjawab “di upacara” Jalal kembali bertanya “dimana upacaranya?”
anak yang paling besar bertanya apakah Jalal tdak tahu tentang upacara henna? ia kemudian menjelaskan pd Jalal “upacaranya akan berlangsung sepanjang malam, sesuai tradisi. kami akan merayakannya sepanjang malam.” Jalal bertanya di mana upacaranya akan di laksanakan? dengan kompak anak2 menjawab “di sana!” mereka menunjuk sebuah ruangan. sebelum pergi, anak2 berkata Jalal tdak boleh kesana. mereka kemudian berlari pergi. seorang anak berhenti sebentar untuk berkata “pria tdak di ijinkan berada di upacara”
Jalal berdiri, ia menyunggingkan senyum usilnya, dia berbicara sendiri “ternyata Jodha-jiji akan menari, dan aku tdak di ijinkan melihatnya. aku pasti datang ke sana. aku adalh raja, aku bs kemana pun aku mau. aku jg adalh suaminya”