setelah jodha berbaik pergi, senyum menghilang drr wajah shenaz, dalam hatinya :” aku kan segera merebut tahta ku. aku hanya tinggal menunggu kabar dari mata-mataku”
seorang pria sedang menaiki kuda, di pinggangnya tampak terselip gulungan surat
jodha berjalan bersama shivani, shivani berkata :” akan sangat menyenangkan biisa meihatmu duduk di singgasana bersama raja. “
jodha mengangguk,” benar shivani”
mereka terrus berjalan, Tejwant sudah menunggu mereka :” Salam Yang Mulia”
Jodha :’ salam adik ipar”
jodha melihat kelambu merah muda berkibar, ia bertanya :” kau baru datang?”
tejwant :” benar, ratu jodha”
jodha :’ kau adalah suami adikku, kau adik ipar ku, mengapa kau memanggilku ratu?”
shivani tersenyum senang :’ benar, dia adalah kakak iparmu,”
tejwant :’ baikah, aku akan memanggil anda kakak ipar”
jodha :” bagus”
jalal datang, di belakangnya athgah todar mal mengikuti. para ratu yg di lewati jalal memberri salam. ruqaiya tersenyum dan memberi saam, namun dia menurunkan kembali tangannya. sebab jalal tidak terus jalan, melainkan berhenti di depan jodha. ruqiaya merasa kecewa.
jalal melihat kelambu penutup di belakang tejwant, pd athgah ia bertanya :” apa itu?”
Athgah :’ ratu jodha meminta tejwant membuatkan ini khusus untuk hari ini”
seseorang naik untuk membuka kelambu penutup, ternyata itu sebuah singgasana emas. orang-orang islam, kecuali adham sngat senang meihatnya, mereka memanjatkan doa melihat simbul Islam yg terdapat di singgasana. singgasana tersebut seperti uang logam, dapat di putar. di sisi lainnya terdapat gambar dewa hindu. kini giliran orang-orang hindu yg berdoa setelah melihatnya.
jalal mendekat ke jodha , ia berbisik :’ Aku tak tahu di mana kau mendapat ide ini, tapi aku sangat menyukainya. terima kasih karena sudah membuatku bahagia”
jodha tersenyum :’ jika kau menjalankan tugas mu sebagai raja, bagaimana mungkin aku lupa untuk membuatmu selalu bahagia?” jalal tersenyum geli, ia menggelengkan kepalanya :’ aku lupa, aku tak pernah menang berdebat dengan mu” jalal dan jodha tertawa bersama [www.facebook.com/akdhalover]
jalal mengjak jodha pergi.
jalal menaiki kuda sedang para ratu aik ke atas tandu.
di sekelilingnya, terus terdengar orang meneriakkan :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad” [by hime]
setelah sampai di depan panggung, jalal turun dr kuda nya, begitu pun para ratu, mereka turun dari tandu nya. jalal dll naik ke atas panggung, rakyat terus menyerukan namanya. jalal bahagia melihat rakyat nya berkumpul, jalal mengangkat tangan ny memberri tanda agar mereka diam. jalal :” ini adalah hari yg sangat penting bagi ku. hari saat di mana aku mendapatkan tahtaku, aku berjanji akan melayani rakyatku” ia lalu meyuruh athgah membagikan koin. setelah menerima koin, reaksi merreka beragam.
rakyat muslim :’ ini dosa, ada ambang dewa hindu di baliknya”
jalal mendengarnya, begitu jg para ratu yg lain.
rakyat td berkata :” ini bertentangan dengan ajaran agama kita.”
athgah marah :” beraninya kau menentang keputusan raja!”
jalal :” tidak apa. biarkan dia menyampaiakan apa yg ingin dia katakan.”
jalal lalu turun dr mimbar mendekati pria tadi. “ silahkah sampaikan keluhan kalian”
rakyat :’ ada simbol hindu di baliknya, itu dosa. dengan menolaknya, berarti kita telah menghormati agama kita. anda mencoba menyatukan agama”
Jalal :’ benar, Islam dan Hindu adalah 1. meski kita mempunyai Tuhan yg berbeda,”
rakyat :’ kami tidak bs menerimanya”
jalal :” apa yg kau lihat di koin ini?”
rakyat :” tertera kata ‘ Bismilahirohmanirohim”
jalal :’ jika tertera kata itu, mengapa kau tidak bisa menerima koin ini? rakyat menunduk tidak mampu menjawab
jalal :” jika matahari menerangi rumahmu, maka matahari jg menerangi rumah orang hindu. air melepaskan dahaga orang hindu dan muslim, apa kita berhak membeda-bedakan? Tuhan tidak memisahkan kita, lalu mengapa kita lakukan ini atas dasar agama? aku lahir di rumah orang hindu. jika mereka tidak menolongku, aku tidak akan berdiri di sini sekarang” rakyat yg tadi nya protes terdiam mendengar pemaparan jalal. seluruh rakyat kemudian meneriakkan :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad” jalal melihat sekelilingnya dengan bangga, begitu jg dengan para ratu. merreka bangga mendengar rakyat terus meneriakkan nama jalal. seorang pria hindu yg sudah tua bersama anak lelakinya tampak menerobos kerumunan. athgah melihatnya, ia menyuruh pengawal menghentikan mereka. pak tua td tampak membawa sebuah gulungan kertas. jodha dan ratu2 lainnya mencemaskan keselamatan jalal. pria muslim yg tadi protes berkata, :” lihatlah yang mulia, itu adalah orang hindu. dia ingin membunuh anda”
jalal menyuruh pengawal membawa para pria hindu ke hadapannya, pengawal merebut kertas yg di bawa pak tua lalu menyerahkan nya pd jalal. jalal menyuruh athgah membaca nya.
tulisan di kertas :” AKBAR” [by hime]
jalal tidak mengerti, ia bertanya :” apa maksudnya?”
pria tua menjawab :” Yang mulia, kami memberi kan gelar ‘akbar’ pada anda” jalal terkejut mendengarnya, hamida tersenyum bangga, sedang pria tukang protes tertunduk malu.. pria tua hendak menyentuh kaki jalal, namun jalal mencegahnya.
jalal bertanya :” mengapa kau berrikan gelar ini?”
pria tua :’ karena anda satu-satu nya raja yg memikirkan kami yang beragama Hindu. anda bagaikan Tuhanmenghapuskan pajak ziarah, dn sekarang hal ini. anda sungguh raja yg mulia”
jalal tersenyum senang, begitu jg dengan jodha, ia tersenyum dan jg terharu
pria tua :’ itu sebabnya kami berikan gelar ini. Akbar yg artinya Maha Besar, Raja Jalalludin Muhammad Akbar”
pria tua berseru :” :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad Akbar!!” seluruh rakyat mengikutinya.
jalal tersenyum bangga :’ dengan gelar ini, aku akan bekerrja lebih keras demi kesejahteraan kalian.”
rakyat kembali meneriakkan :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad Akbar”
jalal memandang jodha, lalu terdengar suara jiwa Jalal dengan latar makam dan 2 bayangan: “Aku selalu kalah dengan sikap mu yg keras kepala, aku ingin kau memanggil nama ku, tapi kau tak mau melakukannya.”
suara jiwa jodha menjawab, “aku tak pernah memanggil namamu, tapi sejak saat itu suara itu terus terdengar oleh ku, AKBAR”
Jalal masih terus menatap jodha, dari atas mimbar jodha berkata pelan, :’ aku sangat mencintai mu, rajaku, Akbar –ku”
jalal mengangguk.