jodha hanya terdiam mendengarnya. jalal yg baru datang berkata :” ratu ruqaiya benar” ruqaiya ketakutan mendengar suara jalal, ia berbalik untuk melihat jalal.
jalal melanjutkan kata-kata nya :” akan lebih baik jika kita lupakan peristiwa menyedihkan ini. aku tak ingin kau jembli terluka” ia melihat ayunan bayi nya, pada jodha jalal berkata :” sebaiknya kau pindahkan ayunan bayi ini. aku tak ingi ratu ruqaiya bersedih krna melihatnya” [www.facebook.com/akdhalover]
jodha :’ baiklah, kau bisa membawanya keruangan ku” jalal menepuk tangannya untuk memanggil pelayan. 2 orang pelayan masuk, Jalal memerintahkan :” bawa ayunan ini ke kamar ratu Jodha” para pelayan membawa ayunan bayinya pergi. pada jalal, Jodha berkata :” sebaiknya aku pergi” jalal mengangguk. jodha memberi salam pd ruqaiya dan jalal, lalu pergi.
Ruqaiya bergegas menghampiri Jalal, :” jalal, aku sudah tidak tahan, mengapa kau tidak menghukumku atas kesalahan yg ku lakukan? ini sangat menyiksaku, aku bahkan tidak tahan melihat bayangku di cermin”
dengan tenang, jalal menjawab :” aku tak berhak menghukum mu. Allah telah memberikan mu hukuman. aku sedih takkan menjadi ayah, dank au tidak akan menjadi ibu. peristiwa ini sangat membuatku kecewa” jalal menunduk sedih
jalal :’ aku pergi dulu” jalal langsung keluar. ruqaiya mencegahnya :” jalal, tunggu dulu!” namun jalal mengabaikannya.
di kamar maham, javeda berlari –lari ingin mengabarkan gossip tentang ruqaiya, :’ ibu aku ingin memberitahu mu sesuatu. resham, cepat bangunkan ibu” resham mencoba mencegahnya
javeda melihat maham sedang berbaring di ranjang, javeda bertanya :” apakah ibu sedang tidur?”
dengan mata terpejam, maham menjawab :” tidak, akku sedang mengendarrai kuda”
javeda berseru :” ibu, bangunlah. aku ingin memberitahu ibu sesuatu”
maham :” javeda, aku tidak ingin di ganggu”
javeda :” aku akan memberitahumu sesuatu yang akan membuat rasa ngantuk ibu hilang.” maham membuka matanya
javeda :’ sesuatu terjadi pada Ratu Ruqaiya”
maham :’ apa yg terjadi pada Ratu Ruqaiya?”
javeda :”Ya, Allah. ibu belum dengar? kabar ini menggeparkan seluruh istana. ibu dari mana saja?”
maham :” aku dari neraka” resham kembali merasa geli dengan jawaban maham, namun javeda agaknya tidak mengerti dirinya di sindir. [by hime]
maham kembali memejamkan matanya, sambil memukul-mukul kepalanya, ia berrtanya :” apa yg terjadi pada ratu ruqaiya?”
javeda :” semalam dia keguguran”
maham terkejut mendengarnya, ia langsung duduk, :” apa? mengapa tidak ada yg memberritahuku?”
resham :” aku jg baru mendengarnya”
javeda :” ratu ruqaiya sangat terpukul. ibu pasti sedih, biarkan aku menemani ibu” javeda ingin mendekat, namun maham mencegahnya :” aku sedang lelah, biarkan aku istirahat sejenak.”
javeda :’ baiklah, aku akan perrgi. sampai jumpa”
maham :” sampai jumpa” ia lalu memarahi resham :’ mengapa kau masih di sini? pergilah.” resham mengikuti javeda keluar.
setelah sendirian, maham menggumam :’ bagaimana dia bisa keguguran jika dia tidak perrnah hamil? permainan apa yg sedang kau mainkan ratu ruqaiya?” maham tersenyum
shenaz berjalan pelan, dalam hatinya :’ aku pasti akan membebaskan penderitaan ibu. kau kan menerrima akibatnya Jalal” jalal sedang berjalan menuju arah shenaz, shenaz melihatnya, dalam hatinya :’ aku pasti akan membalasmu jalal. aku dan ibu ku menderita karena mu, jalal kau harus membayarnya. aku akan merebut tahta mu” [by hime]
jalal sampai di depan shenaz, ia berrtanya :” shenaz, sedang apa kau di sini?” shenaz terus menatap jalal, ia berkata :” aku adalah seorang putri, namun harus hidup seperti seorang pengemis. orang mungkin menganggapku adikmu, namun aku tidak akan pernah menganggap mu sebgai akakkku. ibu ku adalah seorang ratu, namun dia harus hidup seperti orang sakit jiwa.” jalal tidak mengerti kata-kata shenaz.
shenaz melanjutkan :’ kau akan menerima balasannya, aku tak akan membiarkan mu hidup, jalal.” shenaz mengambil belati dari pinggang jalal lalu menusuk perut jalal. jalal terjatuh, memuntahkan darah. shenaz menikam jalal berkali-kali :” rasakan ini jalal, kau tidak pantas hidup!” pengawal datang menangkap shenaz, shenaz marah :’ lepaskan aku!” ia melihat jalal meregang nyawa.