Maham
Anga semakin terkejut saat mengetahui bahwa banyak wanita yang
menggunakan lulur kecantikan yang sama dengan yang digunakan Javeda.
Jalal
pergi ke kamar Jodha dan menyuruhnya untuk membuatkan ramuan untuk
Benazir. Ia sangat menikmati kecemburuan Jodha dan ia menunggui Jodha
yang membuat obatnay dengan kesal.
Jodha
memperingatkan Jalal bahwa ia tidak boleh memberikan patung Krisna
kepada Benazir karena Jalal sanagt suka memberikan sesutau kepada
Benazir. Jalal menimpali, “Tenang saja ratu Jodha. Lagi pula untuk apa
bulu merak dan seruling untuk Benazir.”
Jalal
memberitahu Jodha tentang kedatangan Mirza hakim dan memintanya untuk
ikut menyambutnya karena ia adalah adik ipar Jodha. Jodha sesaat
tersenyum namun Jalal kembali membuatnya kesal karena lagi-lagi ia
menyuruhnya untuk segera membuatkan obat untuk Benazir.
Semua orang menyambut kedatangan Mirza Hakim dengan bahagia termasuk Maham Anga.
Mirza
Hakim memberi salam kepada Hamida, Jalal, Maham Anga, Ruqaiya, Salima.
Namun ia menyentuh kaki Jodha sebagai penghormatannya. Jodha terkejut
sekaligus senang dengan sikap Mirza Hakim yang begitu tahu tentang
kebiasaan Rajput. Jalal dan Mansigh yang melihatnya pun juga ikut
senang.
Setelah
melakukan pooja, Jodha menghampiri Moti yang sedang menumbuk obatnya.
Salima datang ke ruangannya namun Jodha masih melanjutkan kegiatannya
dan mengambil alih pekerjaan Moti karena Moti tidak menumbuknya dengan
lembut.
Terjadi
perbincangan kakak beradik antara Jodha dan Salima. Kali ini Salima
yang berbagi dengan Jodha. “Ratu Jodha, aku dulu sangat cemburu dengan
Ibunya Rahim, Mewati. Aku selalu berfikir bahwa Bhairam Khan lebih
mencintainya daripada aku. Saat dia hendak meninggal, dia memanggilku
untuk menyerahkan tanggung jawab Rahim padaku. Aku bertanya kepadanya,
kenapa diserahkan padaku padahal aku cemburu padanya. Saat itu, dia
tersenyum dan menajwab, bahwa apa yang aku sebut cemburu, adalah cintaku
yang sebenarnya pada Bhairam Khan. Aku mencintainya sebanyak dirinya. Sering
kali, cemburu tumbuh karena cinta. Dimana ada cinta, disitu ada
cemburu. Kau boleh marah kepada orang yang kau cintai, tapi kau tak
boleh cemburu.”
Moti
tertawa saat Salima meminta penguatan darinya. Jodha memarahinya karena
Moti berfikir dirinya cemburu. Moti menimpali bahwa ia tak
mengatakannya, namun Salima yang mengatakan bahwa cemburu itu datang
karena cinta sedangkan Jodha tak mencintai Jalal. Ia menyingkirkan alu
dan lumpang yang semakin hancur karena digunakan untuk pelampiasan
kemarahan Jodha.
Jodha tak berkata apa-apa lagi. Ia terdiam dan tampak memikirkan ucapan Salima.