Birbal dibawa ke pengadilan dalam keadaan
di rantai dan berkalung besi, ia memandang tempat pengadilan dengan mulut
terbuka lebar. Jalal datang di pengadilan, Birbal berkata pada Jalal, “Anda ada
disini?”
Jalal duduk ditahtanya, “Mengapa kau
mengatakan bahwa kau memiliki masalah karena aku?”
Birbal : “Saya ingin bertemu dengan anda
dan itu adalah satu-satunya cara. Anda telah menhancurka kehidupan kami.”
Jalal: “Bagaimana itu mungkin?
Birbal: “Dulu saya hidup bahagia bersama
istri saya. Anda memberi hadiah pada istri anda barang-barang yang mahal. Anda
memberi berlian kepada istri Anda. Setelah istri saya melihat istri anda dan
dia melihat pakaian dan berlian istri anda, dia menyukainya dan mulai
mendambakan hal itu. Sebelumnya saya menjadi raja di rumah saya, tapi setelah
itu saya menjadi hamba di rumah saya. Sebelumnya dia mengatakan bahwa dia
mencintai saya tapi setelah itu dia mengatakan saya tidak berguna.”
Jalal dan semua orang yang ada di Diwan
tertawa mendengar ucapan Birbal. Birbal melanjutkan ucapannya, “Itulah mengapa
saya mengatakan bahwa anda telah menghancurkan hidup saya.”
Todar mengeluarkan pedangnya dan
menempelkannya ke leher Birbal, “Jangan mengatakan apapun tentang Raja kami.”
Birbal ketakutan kemudian berkata, “Saya bisa
melayani anda dan saya bisa berbuat sesuatu untuk anda yang anda sendiri tidak
bisa melakukannya.”
Jalal meminta Todar menjauhkan pedangnya. Kemudian
Jalal bertanya pada Birbal, “Apa itu?”
Birbal: “Untuk melayani anda.” Jalal
tersenyum. Kemudian Birbal melanjutkan ucapannya, “Saya bisa membuat istri anda
bahagia sekarang.”
Jalal: “Jika kau tidak bisa?”
Birbal: “Saya akan menundukkan kepala saya
kepada anda dan akan mencium kaki anda. Saya akan memberitahu anda istri yang
paling anda cinta. Orang yang paling anda cintai dari istri-istri anda adalah
istri yang siap dipagi hari dan menunggu anda di malam hari, yang menjadi malu
saat anda melihatnya.” Jalal tersenyum dan semua wanita yang ada di Diwan
tersenyum. Birbal melanjutkan ucapannya, “Saya sekarang tahu bahwa anda tidak
akan menghukum saya,”
Jalal: “Mengapa kau berpikir seperti itu?”
Birbal: “Orang yang membuat sitri anda
tersenyum adalah orang yang sama, bagaimana anda dapat menghukum dia?”
Jalal tersenyum dan melangkah ke depan
Birbal. Kemudian dia memotong rantainya. Ia berkata pada Birbal, “Kau mau
berkerja di pengadilan?”
Birbal bertanya, “Apa yang bisa saya
lakukan disini?”
Jalal menjawab, “Kau hanya harus bisa
membuat hatiku senang disini.” Dan Birbal menyetujuinya.
Hamidah datang ke kamar Salima dan berkata,
“Aku khawatir pada Jodha dan Ruks, mereka belum sampai di istana. Aku merasa
badai ini datang untuk mewujudkan kutukan Maham Anga. Aku merasa gelisah.”
Salima mengambil Al Qur’an, “Ini akan
membantu kita dalam situasi sulit.”
Salima membuaka Al Qur’an. Dia duduk dan
Hamida mengikutinya. Mereka mengangkat tangan dan memejamkan mata mereka
bersama-sama.
Ruks membantu Jodha ke tandu lain yang
lebih besar. Dia membuat Jodha berbaring didalamnya. Jodha merasa kesakitan, “Aku
sudah tidak tahan lagi.”
Ruks mencoba menenangkan Jodha, “Jangan
khawatir, aku disini. Aku akan melakukan sesuatu.” Ruks keluar dari tenda dan
menyuruh prajurit untuk menutup tandu besar itu, kemudian dia kembali ke dalam
tandu.
Ruks dan Moti berada didalam tandu. Jodha
berujuang keras untuk melahirkan anak-anaknya. Sementara diluar para Dasi,
prajurit dan yang lainnya berdoa untuk keselamatan Jodha dan anak-anaknya.
Ruks tercengang saat melihat tangannya
banyak darah. Dia semakin terkejut melihat Jodha berlumuran darah dan
mengernyit kesakitan. Jodha menjadi tidak sadarkan diri, Ruks berteriak, “TIDAAAAKKKKK.”
Jalal berada di Diwan bersama beberapa
menterinya menunggu kedatangan Ruks dan Jodha. Dia berkata, “Mengapa mereka
lama sekali. Jika mereka tidak datang juga, aku akan pergi mencari mereka.”
Jalal melangkah pergi, tapi tiba-tiba Ruks
berlari ke sana, pakaiannya sudah berlumuran darah. Jalal bertanya pada Ruks dengan
cemas, “Apa yang terjadi?”
Ruks berkata dengan terbata-bata, “Jalal... Jodha.. Jodha begum...” Melihat
kekhawatiran Ruks Jalal langsung tegang.
Bersambung