“Baik Mis,,,ter” Ucapan Salima terpotong karena baru
menyadari Jalal sudah menutup panggilannya
^^^
Akhirnya Jodha sudah sampai di kantor, ia telat lebih dari
satu jam, segera ia naik lift khusus karyawan menuju lantai 22. Sesaat setelah
dia keluar lift Salima langsung melihatnya dan menghampiri Jodha
“Ya Tuhan,,, Jodha,, Kau kemana saja,, Bos mencari mu sejak
tadi, cepat kau temui dia” Kata Salima
“Maceeeetttttttt Salima…” Kata Jodha
“Cepat temui dia sekarang juga, jangan mengerjakan apa-apa
dulu dan mungkin kau tidak punya kesempatan mengerjakan pekerjaan mu lagi” Kata
Salima khawatir
“Apa benar aku akan di pecat Salima hanya karena aku tidak masuk kemarin?”
“Aku tidak tahu, ayo sini” Salima menarik tangan Jodha menuju
pintu sang CEO
“Good luck Jodha” kata Salima lagi sambil menepuk bahu Jodha
memberi nya semangat, setelah itu ia berlalu menuju meja kerjanya
“Bismillah,,, Help me God.. Fighting…” Jodha menyemangati
dirinya sendiri, sekali
lagi dia menghembuskan nafas panjang sebelum mengetuk pintu di depannya
(Pucuk,, Pucuk,, Semangka Jodha,,, hihihi)
TOK,, TOK,,
“Masuk” Suara di dalam sana merespon ketukan pintu yang
dilakukan Jodha
Jodha membuka pintu, jantungnya berdetak lebih cepat saat ini seperti habis
berlari cukup jauh
Di dalam sana Jodha melihat seorang pria yang masih berkutat
dengan file-file ditangan nya bisa dipastikan dialah CEO baru itu, pikir Jodha.
Jodha sudah berada depan mejanya, ia bingung dan tidak tahu
harus berkata apa lagipula ia takut mengganggu, jadi Jodha memutuskan untuk
diam saja dan tetap berdiri disana. Jodha memperhatikan pria dihadapan nya yang
masih menunduk daritadi, tiba-tiba sang CEO membuka mulutnya
“Apa kau akan terus berdiri disana nona? Duduklah” Jalal
mulai mengangkat wajahnya
Jodha sudah hendak duduk tapi saat matanya menangkap sosok di hadapan nya,
Jodha kembali berdiri begitupun dengan Jalal mereka berdua sama-sama kaget,
belum ada kata-kata yang keluar dari mulut keduanya, setelah beberapa detik
mereka sama-sama terdiam akhirnya Jodha memberanikan diri berbicara lebih dulu
walaupun ia masih nampak sangat kaget.
“Jalal? Ka,, Kau,, CEO di,,sini??” Tanya Jodha polos,
seharusnya ia tidak perlu menanyakan hal ini lagi, bukankah sudah sangat jelas
terlihat bahwa memang Jalal si CEO baru itu
Jalal mencoba bersikap normal, sudah lama sekali mereka
tidak bertemu. Apalagi di pertemuan terakhir mereka saat di Indonesia dulu
hubungan mereka belum membaik.
“Ya, Aku Jalalludin Akbar CEO baru THE WORLDS. Apa kabar nona Jodha? Sudah lama
tidak bertemu” Kata Jalal kemudian berusaha mencairkan suasana dengan
mengulurkan tangan nya pada Jodha
“Ba,, Baik” Kata Jodha gugup dan menyambut uluran tangan
Jalal, mereka lalu bersalaman
“Ya Tuhan,, semua nya benar-benar
berakhir sekarang. Tamat kau Jodha” Kata Jodha dalam hati
“Duduklah” Kata Jalal, ia masih berusaha bersikap senormal
mungkin. Walaupun tidak bisa dibohongi Jodha yang sekarang kelihatan sangat
berbeda, rambutnya yang panjang dengan sedikit kepang di samping semakin
menambah kecantikan alami nya, begitu juga dengan busana yang dikenakan Jodha
hari ini yang memakai blouse putih dilapisi blazer Pink lembut dengan rok
diatas lutut dengan warna senada, perpaduan yang membuatnya semakin anggun dan
membuat siapapun yang melihatnya enggan mengalihkan pandangan darinya termasuk
Jalal sendiri.
Karena Jalal yang sedari tadi terus menatapnya tanpa
mengatakan apa-apa, membuat Jodha cemas dan takut dengan apa yang akan
dihadapinya nanti
“Jalal,,, emm,, Sorry,, Mister” Jodha jadi salah tingkah
sedangkan Jalal nampak menyembunyikan senyum nya melihat kegugupan Jodha yang
berhadapan dengan nya, padahal dulu dia sangat berani padanya.
“Baiklah nona Jodha, ku harap kau tahu apa tujuan ku memanggil
ku kemari” Kata Jalal
“Ya Mr, saya tahu dan saya akan menerima jika anda akan
memecat saya” Jodha menjawab sambil menunduk, ia takut jika melihat Jalal maka
ia akan salah bicara lagi, jadi lebih baik ia tidak melihatnya
“Memecatmu?” Kata Jalal mengernyit, Jodha masih menunduk
takut. Jalal melanjutkan “Apa kau fikir aku seorang CEO yang seperti itu, yang
dengan mudah memecat karyawan-karyawan ku hanya karena mereka tidak masuk
bekerja?” Jawab Jalal
Kini Jodha memberanikan diri menatap Jalal di depan nya
“Saya tahu anda akan memecat saya dari sini Mister bukan
karena saya tidak masuk bekerja tapi karena saya tahu anda masih membenci saya
dan tidak ingin melihat wajah menyebalkan saya ini.” Kata Jodha
“Wahh,, Ternyata kau sangat pintar nona Jodha. Baiklah jika
itu mau mu” Jawab Jalal santai
Mendengar jawaban Jalal membuat Jodha bingung yang dia
harapkan adalah Jalal menyangkal kata-kata nya barusan tapi yang terjadi malah
sebaliknya “sekarang bagaimana” Kata
Jodha dalam hati
“Ka,, Kau benar-benar akan memecatku?” Kata Jodha pelan
tidak percaya
“Kenapa? Bukan kah itu yang kau inginkan tadi, lagipula aku
tidak akan rugi jika hanya kehilangan satu karyawan saja, kau tahu dengan baik
banyak orang diluar sana yang mendambakan bisa bekerja disini kan” Jawab Jalal
tenang
“Tapi
aku hanya ingin memastikan saja apa kau masih benci denganku atau tidak dan
apakah kau sudah memaafkan aku atau belum Jalal, aku ingin kau menyangkal
perkataan ku tadi bukan malah menyetujuinya. Bodoh sekali kau Jodha, kau
terlalu berharap” Umpat Jodha dalam hati
“Apa yang kau fikirkan nona Jodha? Kau masih ingin bekerja
disini?” Kata Jalal lagi
“Sa,, saya,,” Jodha bingung ingin mengatakan apa sekarang
“Kau membutuhkan uang untuk biaya hidupmu dan anakmu yang
sakit kemarin kan? Itu kah yang kau takutkan Jodha jika aku memecatmu? Apa
suami mu tidak menafkahi mu dengan baik?”
“Su,, Suami?” Kata Jodha bingung
“Ya,, Suami,, Kau sudah menikah bukan, kemarin kau tidak
masuk bekerja karena menjaga anakmu yang sedang sakit, setidaknya itu yang ku
dengar dari sekretarisku”
“Aku belum menikah?” Kata Jodha polos
dan Jalal kaget mendengarnya
“Wow,,, Baiklah nona Jodha, aku paham sekarang, kau
mempunyai anak tapi kau belum menikah. Tidak salah memang, karena ini Eropa
bukan Indonesia” Kata Jalal kini nada suaranya berubah dingin
“Hah?” Jodha membelalak kaget “Apa maksudnya?” Lanjut
Jodha dalam hati
Saat Jodha ingin menjelaskan kebenaran tentang anak yang dimaksud Jalal,
tiba-tiba telp di meja kerja Jalal berdering, Jalal lalu mengangkatnya.
“Ada apa Salima?”
(………)
“Baiklah, aku akan datang. Terima kasih”
Jalal menutup telp nya lalu menatap Jodha sekilas dan
berlalu meninggalkan Jodha dalam kebingungan
“Kenapa
dia diam saja? Lalu,,, Apa aku jadi dipecat?” Tanya Jodha dalam hati
^^^^^
Jalal sudah berada di ruang meeting bersama beberapa
petinggi The Wolrds, hari ini adalah meeting pertama Jalal dengan para manager
di The Worlds, beberapa karyawan wanita yang mengikuti meeting nampak tidak
bisa menyembunyikan ketertarikan mereka pada Jalal sang CEO mereka. Setelah 2
jam akhirya meeting berakhir, semua karyawan sudah meninggalkan ruang meeting,
tinggal Jalal dan Salima yang masih berada disana.
“Anda memerlukan sesuatu yang lain Mister?” Kata Salima pada
Jalal
“Tidak, tinggalkan aku sendiri” Jawab Jalal pada Salima
Setelah kepergian Salima, Jalal belum beranjak dari tempat duduknya, ia masih
berkutat dengan pekerjaan nya tapi ada sesuatu yang mengganjal dihatinya,
Jodha.
“Apa benar dia wanita seperti itu, Jodha mempunyai anak tapi
tidak menikah?”
Jalal kembali teringat kejadian 4 tahun lalu di rumah Rukayah
*Flashback (4 Tahun lalu saat Jalal dirumah Rukayah)
“Oh ya,,apa kau bertemu dengan Jodha diluar tadi Jalal, dia baru saja
mengunjungi kami” Kata Tn Khaibar pada Jalal
“Iya paman, aku sempat bertemu dengan nya. Kalau boleh tahu ada perlu apa dia
kemari Paman, eem,, maksudku, selama aku dekat dengan Ruk, dia tidak pernah
bercerita tentang Jodha padaku bahkan aku baru tahu mereka bersahabat saat Ruk
di rumah sakit minggu lalu” Kata Jalal langsung pada topic-nya
“Biar bibi yang jelaskan padamu Jalal” Kata Ny Anga. Jalal langsung mengangguk
antusias
Ny Anga mulai bercerita tentang persahabatan putrinya dengan Jodha termasuk
kisah kelam Jodha saat tinggal bersama ayah tirinya Ny Anga tidak ingin Jalal menganggap Jodha
gadis yang arrogant dan biang kerok makanya ia hanya memberitahu Jalal alasan
mengapa Jodha berubah bahkan sampai memusuhi Ruk sahabatnya sendiri, berkat
penjelasan Ny Anga padanya saat itu (Tapi Ny Anga tidak menceritakan pada Jalal
perihal perjanjian antara ayah tiri Jodha dengan Tn Pratap). Jalal akhirnya memahami hubungan Ruk dan
Jodha di masa lalu, ada rasa bersalah menghampirinya ternyata ia telah salah
menilai Jodha selama ini, bahkan ia sempat memarahinya di rumah sakit waktu
itu.
Melihat Jalal yang sedari tadi diam saja mendengarkan
ceritanya, ia menegur Jalal lembut
“Nak Jalal,,, Kau mendengar cerita bibi kan”
“Ah,, Ya ya,, Bi,, aku mendengarnya” Kata Jalal salah tingkah
Tn Khaibar dan Ny Anga tersenyum melihatnya. Ny Anga melanjutkan “Bersikap
baiklah padanya Jalal, jangan memusuhi atau membencinya seperti yang orang lain
lakukan padanya, Jodha tidak seperti yang mereka kira. Bibi tahu dia pasti
merasa sakit mengetahui orang lain menyalahkan nya atas kematian Ruk, selain
kami Jodha lah orang yang paling kehilangan atas kematian Ruk, setelah 10 tahun
berpisah dan baru saja mereka kembali bersahabat ternyata Tuhan memisahkan
mereka lagi dan kali ini untuk selamanya”
“Ya Bi, maafkan aku karena telah salah menilai Jodha selama ini” Jawab Jalal
pada Ny Anga
“Dan aku akan menemuinya besok untuk
meminta maaf padanya” Batin Jalal
Keesokan harinya Jalal menuju kampus Jodha, yah,,, dia ingin
meminta maaf pada Jodha dan mungkin memperbaiki hubungan mereka setidaknya
sekedar berteman, namun setelah beberapa saat mencari-cari ia tidak juga
menemukan sosok gadis itu, tidak sengaja Jalal berpapasan dengan Javeda dan
Bhaksi, Jalal langsung menyapa mereka dan tanpa berbasa basi ia langsung
bertanya
“ Apa kalian melihat Jodha, daritadi aku mencari disini tapi tidak
menemukannya”
Bhaksi dan Javeda kaget mendengar pertanyaan Jalal
“Kau,, Mencari Jodha, Jalal?” Tanya Bhaksi bingung
“Ya,, Jodha,, aku mencari Jodha, kalian melihatnya? Dimana? Tolong katakan
padaku.” Kata Jalal tidak sabaran tanpa menghiraukan raut wajah Javeda dan
Bhaksi yang bingung dengan pertanyaan nya
“Jodha sudah tidak kuliah disini lagi Jalal, pagi tadi salah satu dosen kami
mengumumkan nya” Jawab Javeda
“Tidak kuliah disini lagi, maksudnya?”
“Mungkin dia pindah kuliah ke tempat lain tapi kami pun kurang tahu, dia
seakan-akan menghilang begitu saja, tidak ada yang tahu dia kemana bahkan teman
nya Shivani dan Sukanya tidak diberitahu sedikitpun dengan rencana
kepindahannya yang mendadak ini” Jelas Javeda lagi panjang lebar pada Jalal
Jalal menghembuskan nafas kasar frustasi, ia lalu berpamitan pada mereka dan
meninggalkan kampus itu dan mencoba mencari-cari Jodha ke tempat lain, ia
berharap bisa bertemu dengan Jodha ditempat-tempat yang dilaluinya saat ini,
tapi akhirnya ia menyerah setelah berjam-jam keliling sekitar Jakarta tapi
tidak juga menemukan Jodha, ia memutuskan kembali ke rumahnya.
“Dimana aku bisa menemukan mu dan menyelesaikan perselisihan diantara kita
selama ini, aku tidak ingin meninggalkan permasalahan yang belum selesai tapi
aku sudah tidak punya waktu lagi untuk mencarimu, aku harus segera bersiap pergi
ke Amerika dan pesawat ku akan berangkat malam ini”
Jalal baru menyadari sesuatu siapa yang harus ia hubungi
untuk menanyakan dimana Jodha, segera ia mengambil handphone nya dan memilih
nama Bibi Anga, Jalal sempat mengumpat dirinya sendiri kenapa ia baru menyadari
untuk menelpon bibi Anga sekarang, tapi sudahlah ini lebih baik daripada ia
tidak menyadarinya sama sekali. Saat Jalal akan menekan tombol call tiba-tiba
ada panggilan masuk dari Ny Hamidah, ibunya. Segera Jalal mengangkatnya, belum
sempat ia mengucapkan salam Ny Hamidah sudah mengomelinya panjang lebar
“Jalal,, Dimana kau? Kemana saja seharian
ini? Kau tahu sudah jam berapa sekarang, hah? Cepat pulang!! Apa kau lupa
pesawat mu akan berangkat jam 08.00 malam ini dan sekarang sudah jam 06.30 kau
masih santai diluar sana, bahkan kau belum bersiap sama sekali. Mama tidak mau
tahu 15 menit lagi kau sudah harus sampai rumah dan segera bereskan semua
keperluan mu yang akan kau bawa ke Amerika.” Tanpa menunggu Jalal bicara,
Ny Hamida sudah memutuskan panggilannya.
Jalal hanya mendesah lemah mendengar ocehan mama
tersayangnya, ia kembali melajukan mobilnya menuju rumah secepat mungkin
sebelum mendengar ocehan mamanya lebih panjang lagi.
^^^
Jalal sudah berada di dalam pesawat sekarang, ia masih belum sempat menghubungi
Ny Anga, bahkan tadi Jalal sampai di Bandara saat panggilan terakhir pesawatnya
akan berangkat, beruntung dia masih bisa masuk dan disinilah dia sekarang
berada di dalam pesawat yang akan membawanya jauh dari Indonesia dan memulai
karir professional seperti ayahnya. Hingga Jalal sampai di Amerika, sang ayah
sudah menunggunya dengan antusias dan mulai mengajari serta membimbing Jalal
menangani perusahaan-perusahaan mereka, tidak ada waktu berleha-leha untuk
Jalal.
Begitulah kehidupan Jalal seterusnya hingga kini ia
dipercaya menjadi CEO The Worlds,
Jalal pernah mengatakan pada dirinya sendiri setelah ia tidak terlalu sibuk
dengan aktifitas nya ia akan meluangkan waktu untuk kembali ke Indonesia
menemui Ny Anga dan kembali mencari Jodha. Entahlah apa sekarang niat Jalal
untuk menemui Jodha hanya untuk meluruskan kesalah pahaman mereka dulu atau ada
sesuatu yang lebih dari itu mengingat selama ini Jalal tidak pernah tidak
memikirkan Jodha di sela-sela kesibukan nya, memikirkan Jodha sudah menjadi
kebiasaan nya selama ini.
*Flashbak Off
Kembali di saat sekarang di The Worlds,…
Sudah hampir jam pulang kantor, Jalal baru kembali menuju ruangan-nya, ekor
mata nya melirik sebentar kearah Jodha yang ternyata saat itu Jodha juga sedang
memperhatikannya sambil membereskan file-file yang ada dimeja kerjanya, Jodha
yang malu karena ketahuan Jalal bahwa ia sedang memperhatikan nya langsung
mengalihkan pandangan ke file-file yang dia pegang, tidak ubahnya dengan Jalal
hanya saja Jalal sangat bisa menyembunyikan kecanggungan nya seolah tidak
terjadi apa-apa dan segera ia memasuki ruangan nya.
“Bodoh,,,
Tidak bisakah kau menyembunyikan rasa ingin tahu mu itu sebentar saja Jodha.
Dasar,,, Bagaimana jika ia menganggapmu sedang memata-matainya, slow down girl” Batin Jodha sesaat setelah Jalal masuk
keruangan nya, kembali ia melanjutkan pekerjaan nya.
Tanpa Jodha tahu di dalam sana Jalal juga terlihat gelisah,
seperti ada yang mengganjal dihatinya yang harus ia ketahui kebenarannya sesegera
mungkin, ia tidak bisa menahan rasa penasaran nya lebih lama lagi.
“Apa selama ini dia juga menyembunyikan
kelakuan memalukan nya ini dari Paman Khaibar dan Bibi Anga, kalau memang benar
kasihan sekali mereka dan aku sungguh menyesal karena sudah mengkhawatirkan dan
memikirkan dia selama ini. Tapi dari cerita Bibi Anga waktu itu rasanya tidak
mungkin Jodha seperti itu, bukankah dia adalah seorang gadis baik-baik. Tapi
semua orang bisa saja berubah bukan,,, Aaarrggghhhhh… Kenapa aku jadi
memikirkan hal bodoh seperti ini.. Astaga Jodha, siapa kau sebenarnya?” Jalal masih sibuk dengan pemikiran nya
sendiri yang membuatnya sedikit gelisah,, Tidak,, dia cukup gelisah,,Bahkan
sangat gelisah,, Entahlah.. kenapa ia harus bersusah-susah memikirkan gadis itu
terus menerus sejak tadi.