“Apa selama ini dia juga
menyembunyikan kelakuan memalukan nya ini dari Paman Khaibar dan Bibi Anga,
kalau memang benar kasihan sekali mereka dan aku sungguh menyesal karena sudah
mengkhawatirkan dan memikirkan dia selama ini. Tapi dari cerita Bibi Anga waktu
itu rasanya tidak mungkin Jodha seperti itu, bukankah dia adalah seorang gadis
baik-baik. Tapi semua orang bisa saja berubah bukan,,, Aaarrggghhhhh… Kenapa
aku jadi memikirkan hal bodoh seperti ini.. Astaga Jodha, siapa kau
sebenarnya?” Jalal masih sibuk dengan pemikiran nya
sendiri yang membuatnya sedikit gelisah,, Tidak,, dia cukup gelisah,,Bahkan
sangat gelisah,, Entahlah.. kenapa ia harus bersusah-susah memikirkan gadis itu
terus menerus sejak tadi.
^^^^
Malam ini saat Jalal kembali menuju
appartementnya, ia sudah tidak bisa menahan rasa penasaran yang seharian ini
menyiksanya, segera Jalal mengeluarkan i-phone miliknya dan menghubungi
seseorang darisana
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya
seseorang menjawab telpon-nya
“Halo nak Jalal”
“Ya Halo bi… Eemmm”
“Halo,, Jalal,,?”
“Ah ya ya,, Bibi Anga,,” Kata Jalal. Ternyata Jalal menghubungi Ny Anga
“Ada apa nak, kau baik-baik saja?” Tanya Bibi Anga lembut seperti biasanya
“Eem,,, Ya. Apa aku mengganggu bibi?”
“Tidak, kau tidak mengganggu bibi, ada apa Jalal. Sepertinya ada sesuatu.
Suaramu terdengar gelisah” Balas Ny Anga lembut
“Bibi,,, Eem,, Aku,,” Jalal bingung untuk memulai bercerita darimana, ada
begitu banyak hal di kepalanya yang ingin ia tanyakan pada Bibi Anga namun
terasa sulit menemukan kata-kata yang pas baginya
“Ya?” Jawab Ny Anga bingung
Jalal mencoba mengatur nafasnya berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia
kembali melanjutkan
“Bi, hari ini aku bertemu dengan Jodha, ia bekerja diperusahaan yang aku
pimpin, sebagai salah satu staff khususku”
“Oh,,Lalu” Kata Ny Anga
Jalal mengerutkan keningnya bingung dengan tanggapan Bibi Anga, ia seperti
biasa saja mendengar ucapanku. Bukankah harusnya dia senang mengetahui aku
bertemu dengan Jodha, dia sudah menganggap Jodha sebagai putrinya sendiri
bukan, setidaknya ia menanyakan kabar Jodha atau hal lain nya. “Iya bi, sekarang Jodha bekerja di
perusahaanku THE WORLDS. Jodha yang ku maksud adalah sahabat Ruk bi” Jalal mencoba
menegaskan
“Ya,, Bibi tahu Jalal”
“Bibi sudah tahu? Apa,,, Jodha yang memberitahu bibi?”
“Kami tahu perusahaan THE WORLDS adalah milik keluargamu nak dan kebetulan
Jodha memberitahu bibi bahwa beberapa bulan yang lalu ia diterima bekerja
disana. Bukan Jodha yang memberitahu bibi, bahkan hari ini dia belum
menghubungi ku. Pasti dia masih sibuk mengurus anak-anaknya sekarang”
Jawab Ny Anga tenang
Jalal terhenyak mendengarnya, jadi bibi Anga
tahu kalau Jodha mempunyai anak dan apa tadi dia bilang,, anak-anak,, berarti
lebih dari satu, Jodha sudah mempunyai anak lebih dari satu tapi ia tidak
menikah. Jalal masih berputar dan sibuk dengan pikiran nya, ia meremas rambut
nya dengan kasar kemudian ia berusaha tenang kembali, karena apa yang ingin ia
tahu belum ia dapatkan malah membuatnya semakin penasaran sekarang. Sial !!
“Anak-anak Bi ? Bibi tahu Jodha sudah mempunyai anak?” Kata Jalal berusaha
menjaga nada bicaranya sedatar mungkin
“Ya… Tentu saja bibi tahu Jalal, Jodha sudah seperti putri ku sendiri, ia
selalu menceritakan semua tentang nya padaku. Gadis itu sudah semakin dewasa
dan mandiri sekarang, bahkan ia dan sahabatnya disana berani mengambil tanggung
jawab untuk mengurus anak-anak itu, mengorbankan waktu dan materi untuk
memenuhi segala kebutuhan mereka. Putriku benar-benar sudah berubah sekarang”
Kata Ny Anga, terdengar suaranya seperti menahan kerinduan yang mendalam pada
Jodha
Sepertinya Jalal mulai mengerti, tapi ia tidak
ingin menduga-duga lagi.
“Jadi anak-anak itu bukanlah anak Jodha bi?” Tanya Jalal hati-hati
Sekarang giliran Ny Anga yang bingung dengan ucapan Jalal, apa maksud
pertanyaan Jalal itu
“Tentu saja bukan Jalal, bahkan Jodha belum menikah sampai saat ini bagaimana
ia mempunyai anak” Ny Anga menghentikan ucapan-nya dan tiba-tiba menyadari
sesuatu “Ya Tuhan,, apa kau sempat berfikir
kalau,, Kalau Jodha mempunyai anak tanpa menikah,,?”
“Ah,, Tidak,, Tidak bi,, Bukan itu maksudku,, Maaf..” Kata Jalal menyesal
“Hheemm,,, sudahlah… aku hanya tidak rela jika
ada orang lain memandang buruk pada Jodha-ku tanpa tahu seperti apa dia sebenarnya”
“Sekali lagi maafkan aku Bi, tolong jangan marah padaku”
“Tidak apa-apa nak, Bibi tidak marah padamu. Jalal, boleh bibi meminta sesuatu
padamu?”
“Tentu saja, apa yang bibi minta katakan saja. Aku dengan senang hati akan
membelikan-nya untuk bibi”
“Hehe,, Sesuatu yang bibi inginkan tidak bisa dibeli Jalal” Jawab Ny Anga
misterius
“Jadi?” Tanya Jalal penasaran
“Bibi hanya minta padamu tolong kau jaga Jodha disana, dia selalu menolak jika
Paman Khaibar ingin mengirimkan seseorang untuk menjaganya disana bahkan ia
sempat marah pada kami karena dia tahu
kami mengirimkan seseorang untuk menjaga dia tanpa sepengetahuan nya
dulu” Kata Ny Anga serius
“Apa Jodha sakit Bi sehingga harus benar-benar dijaga” Tanya Jalal lagi
“Tidak,, dia tidak sakit hanya saja,,, heemm,,, kami sangat khawatir akan ada
orang dari masa lalu dia yang masih mengincarnya untuk mendapatkannya, selama
ini dia memang baik-baik saja tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi
nanti, jika hari ini dia baik-baik saja lalu bagaimana dengan besok? Aku tidak
ingin kehilangan putriku lagi” Jawab Ny Anga dengan suara yang terdengar
bergetar
Jalal mencoba mencerna setiap kata yang
diucapkan Ny Anga, sebenarnya ia belum begitu mengerti tapi setidaknya secara
garis besar ia tahu apa yang harus dilakukannya
“Baiklah, aku akan berusaha memenuhi permintaan bibi. Aku akan menjaga putrimu
Bi. Dia akan baik-baik saja”
“Tapi bibi minta Jodha jangan sampai tahu
kalau kami memintamu diam-diam menjaganya. Begini saja,, dekati Jodha,
setidaknya berteman lah dengan nya nak itu akan lebih mudah”
“Baiklah bi akan ku coba”
“Terima kasih banyak nak, kami percaya padamu”
“Jangan berterima kasih padaku Bi, ini bukan apa-apa”
Setelah cukup lama berbincang, Jalal pun mengakhiri sambungan telephon nya
LEGA,,, Yah,, itu yang dirasakan Jalal
sekarang setelah ia menelpon bibi Anga dan mendapatkan penjelasan darinya, apa
yang sebenarnya dirasakan Jalal dia juga tidak mengerti tapi yang saat ini ia
rasakan adalah kelegaan melingkupi hatinya, dengan senyum yang terus mengembang
Jalal tidur dengan perasaan yang tenang, tidak seperti tadi siang di kantor
^^^