Dear Readers “Seuntai Harapanku” yang
selalu setia nungguin coretan alakadarnya saya ini,..
Setelah part ini, saya akan lanjut lagi
nanti Insha Allah setelah lebaran ya,.. Selamat membaca,,, ;)
Seuntai Harapanku Part 9 –
By : Erinda
“Tidak,,,
Tidak,,, Aku sudah sangat merasa nyaman dan senang bekerja disini, ini adalah
perusahaan yang dari dulu aku impikan, aku harus bertahan,,, demi kalian”.
Jodha kembali bersemangat melanjutkan pekerjaan nya lagi
^^^^
Sudah
waktunya pulang, Jodha bergegas merapikan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang
juga, di kantor ini kadang ia pergi dan pulang kerja bersama beberapa teman nya
yang kebetulan searah dengan nya namun tidak jarang juga ia sendirian.
Sekarang
Jodha sudah sampai di appartement tempat tinggal nya, pintu appartement nya
terbuka lebar ia hanya tersenyum melihatnya dan langsung masuk kedalam,
terdengar suara-suara gaduh dan ramai yang selalu membuatnya ingin cepat pulang
setiap harinya.
“Hellooww my
stars,,,,,” Sapa Jodha dengan sumringah.
“Aunty
Jo,,,,” Jawab beberapa anak kecil menyambut kedatangan Jodha dan menghambur
memeluknya.
Mereka
adalah anak-anak yang kurang beruntung yang tinggal bersama Jodha sejak 3 tahun
lalu, jumlah mereka cukup banyak ada 10 anak, mereka lah alasan terbesar yang
membuat Jodha selalu semangat dalam bekerja karena ia ingin terus membahagiakan
dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak asuh nya ini, ia sudah memutuskan
untuk mengasuhnya maka sudah kewajiban nya untuk merawat dan menyayangi mereka.
“Inilah saat
paling membahagiakan dalam hidup ku, disaat aku pulang kalian para bintang ku
menyambutku dengan pelukan dan senyuman malaikat kalian,,, Terima kasih
sayang,,” Jodha memeluk mereka dan mencium kening mereka satu persatu.
“Oh ya,,,
Dimana Aunty Bha? apa dia sudah pergi bekerja lagi” Tanya Jodha pada salah satu
diantara mereka
“Belum Aunty
Jo, Aunty Bha masih di kamar nya, mungkin sedang bersiap-siap untuk berkerja”
Celoteh seorang anak kecil menjawab pertanyaan Jodha yang ternyata namanya
adalah Aram.
“Baiklah,,
apa kalian sudah makan?” Tanya Jodha lagi
“Sudahhhhhh
Auntyyyyyyyy”
Jodha
tertawa mendengar mereka yang menjawab serempak dan tentu saja cukup berisik,
beginilah keadaan appartement nya,,, tidak pernah sepi, selalu di penuhi canda
tawa dan sesekali perselihan kecil mereka yang membuat Jodha hanya tersenyum
dan memberi sedikit pengertian pada mereka.
“Baiklah,,
Aunty mau keatas dulu ya, kalian bermain-main lah disini. Jangan nakal,, Okee”
Kata Jodha pada mereka seraya melangkah menuju tangga ke kamarnya.
“Eh,, Kau
sudah pulang Jo?” Sapa Bhaksi padanya setelah Jodha masuk ke kamar mereka.
“Iya, kau sudah mau bekerja lagi?” Jawab Jodha
“Heemm,,
seperti yang kau lihat aku sedang bersiap-siap sekarang” Kata Bhaksi dengan
tersenyum sambil memasukkan perlengkapan ke dalam tas nya. “kau belum bersiap
Jodha?”
“Sebentar
lagi Bhaksi, Javeda belum pulang kah?” Tanya Jodha
“Tadi aku
sudah menghubunginya, katanya dia masih di jalan. Kita harus menunggu dia
kembali dulu baru kita akan pergi. Kau mandilah dulu Jodha, oh ya aku sudah memasakan
makanan untuk kita makan malam, walaupun masakan ku tidak seenak masakan mu
yang seorang chef tapi kau harus memakannya dan menghabiskannya. Kau mengerti”
Kata Bhaksi yang hanya dibalas senyum dan anggukan kepala dari Jodha.
Tak lama
Javeda juga pulang, ia pun disambut oleh bintang-bintang kecil mereka juga.
Suara riuh dibawah sana terdengar hingga ke dalam kamar dimana Jodha dan Bhaksi
berada saat ini, mereka berdua tersenyum.
“Merekalah
Bhaksi, yang membuatku tidak masalah bekerja Double Job, rasa lelah dan penat
ku seakan hilang ketika melihat bintang-bintang kecil kita tertawa” Kata Jodha
tulus
“Iya Jodha,
aku pun begitu,,, semua pekerjaan ini juga tidak masalah bagiku”
Tiba-tiba
Javeda ikut masuk ke dalam kamar, tampak ia tersenyum lebar walau di wajahnya
terlihat garis kelelahan setelah bekerja seharian ini, mereka lalu berbincang
sebentar dan kembali turun kebawah, sedangkan Jodha mandi terlebih dahulu.
^^^^^
Jodha,
Javeda dan Bhaksi mereka tinggal bersama di satu appartement, Jodha tidak sengaja
bertemu dengan Javeda dan Bhaksi sewaktu ia masih bekerja di Barajas Airport
(Salah satu bandara Internasional Spanyol yang terletak di kota Madrid), saat
itu Jodha bekerja sebagai salah satu petugas administrasi disana. Ternyata
Bhaksi dan Javeda datang ke Spanyol juga berniat ingin bekerja, singkatnya
Jodha mengajak mereka tinggal sementara waktu di appartement nya tapi setelah
kebersamaan mereka selama beberapa bulan Jodha menjadi akrab dengan mereka
begitupun sebaliknya hingga kini mereka bertiga semakin akrab bersahabat dan
sudah seperti keluarga, mereka melupakan permusuhan yang sempat ada diantara
mereka karena perilaku Jodha dimasa lalu.
^^^^
Selesai
makan malam singkat ala Jodha, Bhaksi dan Javeda. Sekarang Jodha dan Bhaksi
sudah bersiap akan pergi, yah,, mereka akan bekerja lagi.
“Baiklah
Javeda, kami harus segera pergi,,, The Stars,,, Kalian bersama Aunty Ja di
rumah ya, jangan membuatnya kelelahan menjaga kalian dan jangan tidur terlalu
larut” Pamit Jodha
“Oke Aunty
Jo,, muach,, muach,, mereka kembali mencium Jodha dan Bhaksi bergantian”
“Javeda,, kami pergi dulu, hati – hati di rumah, kau juga lelah jangan tidur
terlalu larut, tidak usah menunggu kami pulang” Kata Bhaksi pada Javeda
Jodha,
Javeda dan Bhaksi bekerja double Job, mereka mulai melakukannya sejak anak-anak
ini tinggal bersama mereka hingga waktu terus berlalu dan mereka sudah terbiasa
dengan segala aktifitas ini. Anak-anak ini menganggap mereka adalah
Bidadari-Bidadari tercantik yang sengaja dikirimkan Tuhan untuk menyayangi dan
menjaga mereka.
^^^^
Javeda : Dia
adalah seorang pembaca berita olahraga yang tayang setiap pagi di TV nasional
Spanyol. Karena jarak yang ditempuh menuju studio cukup jauh yaitu memakan
waktu hampir 1.5 jam, maka setiap hari Javeda harus berangkat pagi-pagi sekali
dari appartement mereka menuju studio.
Selain
menjadi presenter Javeda juga seorang Tour Guide, jadwal nya menjadi lebih
padat bila di akhir pekan atau saat libur tiba. Kedua pekerjaan ini sangat
cocok memang dengan karakter Javeda yang tidak bisa diam dan sangat periang.
Bhaksi : Dia
bekerja sebagai designer di sebuah butik teman nya, ia bekerja mulai siang hari
terkadang ia juga harus pergi ke luar kota menemani para model nya melakukan
fashion show. Malam hari ia bernyanyi di Caffe atau Hotel, untuk pekerjaan nya
yang satu ini ia tidak melakukan nya setiap malam, paling hanya 3 sampai 4 kali
dalam seminggu tergantung dengan undangan dan juga jadwal Bhaksi sendiri,
karena sebagai designer dia sudah cukup sibuk dengan pekerjaan di dalam dan
luar kantor nya.
Jodha :
Seorang assistant manager di The World, perusahaan terbesar yang sangat
disegani di Spanyol dan beberapa Negara Eropa lain nya, bagaikan Dreams come true untuk Jodha bisa
bekerja disana. Malam harinya Jodha bekerja sebagai chef di Wellingtone Hotel,
ya,, Jodha saat itu mencoba melamar pekerjaan disana sesuai yang dikatakan bos
nya dulu saat di Jakarta, Jodha yang memang sudah terbiasa dengan dunia
masak-memasak membuatnya melewati semua test yang diberikan padanya dengan
mudah hingga akhirnya ia diterima bekerja di Wellingtone Hotel tepatnya di
Restaurant Goizeko Welligtone.
^^^^
Malam ini
seperti biasa setelah pulang dari bekerja sebagai chef, Jodha menyalakan laptop
nya dan nampak ia menghubungi seseorang disana melalui skype.
“Salam bibi” Kata Jodha dengan wajah sumringah
“Salam Jodha
ku sayang. Lama sekali kau menghubungi bibi, kau tahu bibi sudah menunggu
panggilan mu daritadi,, dasar gadis nakal” Kata seseorang disana yang ternyata
adalah Ny.Anga
Selama Jodha
tinggal di Spanyol, ia tidak pernah lupa menghubungi Tn Khaibar dan Ny Anga.
Semua aktifitas dan kegiatannya ia ceritakan semua pada mereka, tidak ada lagi
rasa sungkan di diri Jodha, mereka sudah seperti orang tua sendiri bagi Jodha
bahkan mereka akan marah jika Jodha menyembunyikan sesuatu dari mereka. Tentang
Jodha, Bhaksi dan Javeda yang mengasuh anak-anak terlantar di appartement
mereka pun tak luput Jodha ceritakan.
“Hahaa,,
Maafkanlah gadis nakalmu ini bibi, seperti biasa anak-anak kami membuat
beberapa keributan disini, mereka tidak akan diam jika tidak tidur. Oh ya,,
Kemana Paman Khaibar bi?” Kata Jodha lagi
“Paman mu
sedang ada pekerjaan di Singapore, mungkin besok pagi baru pulang”
Setelah berbincang cukup lama akhirnya mereka menutup panggilan online
tersebut. Jodha lalu terlelap dalam tidur indahnya malam ini.
^^^^
Jodha sudah
berubah sekarang, ia telah kembali menjadi JODHA AURORA bahkan jauh lebih baik,
tidak ada lagi Jodha si biang kerok dan kerusuhan atau kekacauan yang
ditimbulkannya, yang ada hanya kasih sayang dan kelembutan yang terus ia
berikan pada orang di sekelilingnya. Jika mengingat Ruk ia tidak ingin menangis
lagi, ia hanya ingin mengingat masa-masa indah bersama Ruk, lagipula Ruk tidak
mau kepergian nya ditangisi.
Jodha
kembali memulai aktifitasnya pagi ini, ia tengah bersiap di kamar tampak Bhaksi
masih terlelap dalam buaian mimpinya, Bhaksi baru pulang dini hari tadi setelah
bernyanyi di acara resmi kenegaraan semalam. Pagi ini Jodha pergi bersama
dengan Javeda, mereka pergi pagi pagi sekali.
“Tidak biasanya
Jodha kau berangkat sepagi ini ke kantormu? Apa kau sudah tidak sabar bertemu
dengan CEO barumu itu ya,, hmm…” Goda Javeda pada Jodha
“Kau ini
masih pagi sudah ngelantur,,,, Aku hanya ingin membeli sesuatu untuk sir Adam,
hari ini adalah hari terakhir ia bekerja, heemm,, aku pasti akan kehilangan
seorang manager hebat seperti dia. Lagipula mengenai CEO baru itu dia baru akan
datang minggu depan” Kata Jodha
“Yahh,,, Kau
akan kehilangan sir Adam sebagai manager mu tapi tidak dia sebagai keluarga
kan. Ayolahh,, Jangan bersedih begitu, jika tidak terlalu sibuk, kita sesekali
bisa berkunjung ke rumahnya bukan?” Javeda berusaha menghibur Jodha
Mereka kini
sudah berada di dalam bus, sebentar lagi Jodha akan turun di sebuah toko untuk
membeli sesuatu yang akan diberikan pada sir Adam tentunya.
“Jodha”
Panggil Javeda pelan
“Hhmm,,,”
“Apa kau sudah punya kekasih saat ini?”
Jodha nampak
menghembuskan nafasnya dan menatap Javeda tersenyum “Tidak ada”
“Lalu”
“Apanya yang lalu? Aku memang tidak punya kekasih” Kata Jodha tidak mengerti
“Hehehe,,
Aku pun sama dengan mu,.. Kita bertiga sangat disibukan dengan aktifitas kita
sehari-hari sehingga lupa dan melalaikan apa yang diinginkan hati kita sendiri”
Jodha mengangguk pelan mendengar ucapan Javeda. “jika terus seperti ini kapan
kita akan menikah ya Jodha,,, hahahaa” Kata Javeda lagi.
Mendengar
kata pernikahan membuat Jodha teringat dengan putra Tn Pratap, seketika
membuatnya bergidik ngeri dan menggeleng-gelengkan kepalanya, tersirat ada
ketakutan di wajah cantiknya.
“Kau kenapa
Jodha?”
“Ah,, Aku,,
Tidak apa-apa Javeda, sudahlah,, aku tidak ingin membahas itu lagi. Banyak hal
lain yang bisa kita bicarakan, contohnya bintang-bintang kecil kita yang
semakin hari mereka semakin pintar dan menggemaskan saja dengan tingkah laku
mereka” Kata Jodha mencoba mengalihkan pembicaraan.
Mereka
kembali terlibat pembicaraan hangat dan seru di bus pagi itu.
Jodha telah
sampai di kantornya, setelah sebelumnya membeli bingkisan untuk sir Adam. Jodha
kembali bekerja seperti biasanya sebagai assistant Adam.
Menjelang
sore hari, sir Adam berpamitan pada semua karyawan disana saat dia berdiri
dihadapan Jodha, setelah sir Adam menerima bingkisan kecil yang diberikan Jodha
padanya, kini tanpa bisa dibendung lagi air mata Jodha mengalir dan ia langsung
memeluk erat sir Adam.
Sir Adam
bukan hanya seorang manager untuk Jodha tapi lebih dari itu, Jodha menganggap
sir Adam sudah seperti ayahnya, Jodha memang haus akan kasih sayang orang tua
dan dengan sir Adam ia kembali merasakan kasih sayang seperti yang ayahnya berikan
dulu, sir Adam tidak keberatan sama sekali dengan itu semua karena ia juga
menyayangi Jodha seperti putrinya sendiri.
“Kau masih
menangis Jodha?,,, Baiklah aku juga tidak apa-apa memeluk putri ku lama-lama
seperti ini” Kata Sir Adam pada Jodha sambil menepuk-nepuk punggung nya.
“Sir,,
(Jodha merenggangkan pelukan nya) Apa kau benar-benar resign hari ini? Keahlian
mu masih sangat dibutuhkan disini sir” Kata Jodha
“Hahaa,,,
Sudahlah jangan merayuku Jodha, aku sudah cukup lelah untuk terus berkutat
dengan segala kesibukan ini setiap hari, aku butuh istirahat dan aku ingin
menghabiskan banyak waktu dengan keluarga ku, aku berjanji padamu kami akan
sering datang ke appartement mu mengunjungi Javeda, Bhaksi dan anak-anak asuh
kalian itu,, hmmm” Sir Adam berusaha menghibur Jodha yang terkadang
mengeluarkan sifat manja padanya. Jodha hanya mengangguk lemah dan kembali
memeluk sir Adam.
^^^^
Sebelum sir
Adam resign, dia telah memindahkan Jodha ke lantai 22 yaitu lantai yang sama
dengan CEO baru itu dan akan bekerja langsung dibawah pengawasan dan
kendalinya, Jodha akan bekerja sebagai salah satu staff khususnya. Dengan
begitu sir Adam merasa aman meninggalkan Jodha disana, selama Jodha bekerja
disini dia sangat menyadari bahwa banyak pasang mata pria jahil dengan wajah
mesum yang menatap Jodha seperti ingin menelannya hidup-hidup, sir Adam
berfikir cukup keras dimana ia akan menempatkan Jodha bekerja setelah ia
resign, karena setelah resign ia tidak bisa selalu menjaga Jodha dari tatapan
liar mereka seperti yang dilakukan nya selama ini.
Lantai 22
adalah lantai khusus sang CEO dengan sekretaris dan staff khususnya yang semua
bawahannya adalah wanita, sir Adam yakin Jodha akan lebih aman bekerja disana.
^^^^
Jodha sudah
sampai di appartement nya kembali dan bersiap untuk tidur, kebetulan malam ini
ia libur bekerja di Wellingtone sehingga bisa menghabiskan banyak waktu dengan
anak-anak di rumahnya.
Tapi hingga
waktu sudah larut Jodha belum bisa memejamkan matanya, entah mengapa dia
tiba-tiba teringat pada Ruk dan juga permintaan terakhir Ruk padanya, apalagi
kalau bukan mengenai Jalal, Ruk ingin Jodha memastikan bahwa Jalal harus
menemukan cinta sejatinya.
“Hemm,,
Bagaimana kabar pria itu sekarang? Apa dia sudah menikah? Jika sudah, apa
mereka saling mencintai satu sama lain? Apa dia bahagia dengan orang itu?
Bagaimana jika tidak? Ya Tuhan,,, Bahkan aku sendiri malas membahas hati dan
cintaku apalagi pernikahan tapi aku justru harus memikirkan dan mengurusi cinta
sejati orang lain,,,dan orang itu adalah Jalal. Memang saat pertemuan terakhir
mereka di depan rumah Ruk 4 tahun lalu, sikap Jalal padanya sudah lebih baik
bahkan dia mengucapkan “Hati-hati Jodha”
dengan sangat lembut padaku, tapi apakah dia sudah memaafkanku? Jika dia sudah
memaafkanku itu akan lebih mudah buatku saat bertemu dengan nya nanti, tapi
jika belum?? Huffhhh….” Kata Jodha setengah berbisik dan gelisah
-To Be Continued-