“Tunggu”
Tiba-tiba Jalal memanggilnya, reflek Jodha pun menghentikan langkah kakinya.
Jodha segera berbalik dan melihat kearah Jalal, jantungnya berdegup kencang. “Apa dia akan menyalahkan ku lagi sekarang,
Ya Tuhan,, aku sudah tidak kuat menerima semua tuduhan-tuduhan ini” Kata Jodha dalam hati
“Iya,, Kau
memanggilku?” Kata Jodha singkat dan dengan hati-hati
“Ada keperluan
apa kau menemui orang tua Ruk, apa kau ingin menambah kesedihan mereka lagi.
Setelah apa yang kau perbuat pada putri mereka, apa semua itu masih kurang
Jodha? Apalagi yang kau inginkan sekarang. Tentu kau masih ingat betul
perkataan ku padamu dirumah sakit satu minggu lalu, aku tidak akan memaafkan mu
jika sesuatu terjadi pada Ruk, jangan berbuat sesuatu yang membuatku semakin
tidak bisa memaafkanmu. Ada hubungan sebenarnya antara kau dengan Rukayah?” Kata
Jalal tegas
Jodha hanya
diam saja mendengar Jalal kembali menyalahkan nya, ia tidak sanggup berkata
apa-apa lagi sekarang, benar dugaan nya semua orang masih terus menyalahkan nya
atas kematian Ruk dan tentu saja tuduhan itu sangat menyakitkan baginya, ia
tidak berniat menjawab kata-kata Jalal, yang ia inginkan sekarang hanya pergi
dari hadapan Jalal secepat mungkin. Itu saja.
Tiba-tiba di
belakang ada beberapa orang yang menghampiri mereka dan berkata
“Pasti gadis arrogant ini yang telah sengaja mendorong atau menarik teman kita
Ruk agar tetabrak mobil saat itu dan kebetulan sekali sopir yang mengendarai
mobil itu mabuk sehingga ia bebas berkeliaran kemana saja seperti ini. Kau iri
pada Rukayah kan Jodha, kau membunuhnya tepat satu hari sebelum hari pernikahan
nya. Manusia macam apa kau ini. Dasar pembunuh, pembunuh dan pembunuh” Ujar mereka
bergantian menyoraki Jodha.
Mereka adalah
teman-teman dari kampus, nampak disana juga ada Benazir dan Atifa yang ikut
menyoraki Jodha. Javeda dan Bhaksi juga ada disana tapi mereka hanya diam saja
tidak ikut menyoraki Jodha seperti yang lainnya, mereka malah kasihan pada
Jodha, entah mengapa mereka malah merasa Jodha bukanlah penyebab dari kematian
Rukayah.
Sedangkan
Jalal yang masih berdiri disana juga diam saja melihat itu semua, dia memang
belum mendapat penjelasan tentang kecelakaan Ruk dari pihak kepolisian tapi
sebenarnya ia tidak menyalahkan Jodha dengan semua kejadian ini, memang sempat
terfikir di benaknya bahwa Jodha sengaja mencelakai Ruk tapi setelah melihat
kedekatan antara Jodha dan Ruk di Rumah Sakit waktu itu, mau tidak mau Jalal harus
menepis apa yang ada difikiran nya. Maka dari itu kedatangan nya ke rumah Ruk
hari ini adalah ingin menanyakan secara langsung pada orang tua Ruk ada
hubungan apa antara Jodha dan Ruk, dan kebetulan sekali dia berpapasan dengan
Jodha disini, berharap bisa bertanya langsung pada Jodha, tapi belum sempat
Jodha menjawab pertanyaan nya tiba-tiba teman kampus Ruk sudah berada disini
dan inilah yang sedang terjadi sekarang.
Di satu sisi
egonya masih menuntut jawaban dari Jodha dan tidak ingin Jodha pergi darisana
sebelum menjawab pertanyaan nya tapi di sisi lain hatinya merasa tidak tega
melihat seorang gadis yang begitu pasrah diperlakukan seperti ini tanpa ada
perlawanan seperti biasanya dari Jodha. Akhirnya Jalal memutuskan mengikuti kata
hatinya, ia berjalan menuju Jodha tapi langkahnya terhenti karena Bhaksi sudah terlebih
dulu berada di samping Jodha dan membisikan sesuatu padanya.
“Apa yang dikatakan Bhaksi pada Jodha? Apa ia
juga ikut menghina Jodha seperti yang lain?” Kata
Jalal dalam hati, ia masih terus memperhatikan kalau-kalau Bhaksi melakukan
sesuatu pada Jodha, tanpa Jalal sadari ia menjadi perduli pada Jodha sekarang.
“Jodha,
sebaiknya kau segera pergi darisini sekarang juga, mereka tidak akan berhenti
mengolok-olok mu selama kau masih berada disini” Kata Bhaksi pelan pada Jodha
Sedangkan
Javeda menenangkan mereka yang sedari tadi menyoraki Jodha “Guys,, bukan kah tujuan
kita kemari ingin mengunjungi orang tua sahabat kita, sudahlah tidak usah terus
– menerus menyalahkan Jodha, dengan kalian menyalahkannya seperti ini tidak
akan mengembalikan Ruk di tengah-tengah kita. So guys,,please,,, Stop this”
“Hey
Javeda,, yang benar saja, apa sekarang kau sudah bergabung dengan gadis biang
kerok itu” Kata Atifah dan disambut sorakan dari yang lain “Hhuuuuuu,,,,,”
“Percuma!!!
Tidak ada gunanya aku bicara pada kalian” Seru Javeda, setelah berkata begitu ia
menghampiri Jodha dan menyuruhnya untuk segera pergi darisana.
“Tapi aku bukan pembunuh Javeda, Bhaksi,, aku tidak membunuh Rukayah,,Hiks,,Hiks,,
Tolong jangan menjuluki aku pembunuh,, aku mohon,, hiks,, hiks,,” Akhirnya air
mata Jodha mengalir kembali, ia tidak dapat menahan emosi nya lagi.
“Aku dan
Javeda percaya padamu Jodha, sekarang lebih baik kau segera pergi darisini”
Kata Bhaksi lembut pada Jodha, ia benar-benar merasa kasihan Jodha saat ini.
“Baiklah,,
aku pergi,, Terima kasih atas kepercayaan kalian, Terima kasih banyak” Kata
Jodha sambil menghapus air matanya dan berusaha tersenyum pada Javeda dan
Bhaksi
Jodha
berlalu dari sana, saat ia melewati Jalal ingin Jodha mengucapkan maaf sekali
lagi padanya tapi mengingat bahwa Jalal tidak akan pernah memaafkan nya, itu
seketika membuat Jodha mengurungkan niatnya “Baiklah
tidak sekarang” Batin Jodha
“Hati-hati
Jodha” Kata jalal, tanpa disangka oleh Jodha, Jalal berkata padanya dengan
lembut
Jodha
menatap kearah Jalal tersenyum dan Jalal membalas dengan anggukan kepalanya
Setelah dari
rumah Rukayah, Jodha tidak langsung kembali ke apartement nya ia mengarahkan
taksi yang ditumpanginya menuju restaurant tempatnya bekerja.
^^^^
Jalal masih
berada di rumah Rukayah sedangkan teman-teman yang lain sudah berpamitan
beberapa saat lalu, Ny.Anga kemudian bertanya pada Jalal
“Nak Jalal,
ada yang ingin bibi sampaikan padamu. Bibi tahu perasaan mu pada Ruk seperti
apa, sebenarnya kau tidak mencintai Ruk kan selama ini, kau hanya sayang dan
menganggap dia sebagai sahabatmu saja, tidak lebih”
Mendengar
penuturan Ny Anga, Jalal hanya mengangguk, Ny. Anga kembali melanjutkan
“Maaf,, Karena Bibi dan Paman sama sekali tidak menyadari itu Jalal. Memang
benar apa yang dikatakan Ruk, kau jangan melakukan hal bodoh seperti ini untuk
kedua kalinya Jalal, kau tidak harus mengorbankan perasaan dan hatimu demi
membuat orang lain bahagia, hatimu sendiri berhak mendapatkan dan merasakan apa
itu cinta nak”
“Ya bibi,
aku akan mencoba nya, terima kasih. Kedatanganku kemari selain ingin bertemu
dengan kalian, aku juga ingin berpamitan pada kalian paman, bibi” Kata Jalal
“Berpamitan? Kau mau kemana Jalal? Ya Tuhan,,, Kenapa semua orang yang datang
kesini ingin berpamitan?” Kata Ny.Anga terseyum
“Maksud bibi?
Kata Jalal tidak mengerti
“Ah,, Tidak
apa-apa Jalal, katakan mau pergi kemana kau?
“Amerika dan
beberapa Negara di Eropa lain nya Bi, Papa memintaku untuk mulai mengurusi
perusahaan-perusahaan disana, ini juga adalah pengalaman baru untuk ku” Jalal
menjelaskan
“Maaf Jalal,
kalau boleh paman tahu di Eropa tepatnya Negara mana yang kau tuju?” Tn Khaibar
bertanya berharap Jalal akan tinggal di Spanyol, mungkin dia akan menitipkan
Jodha pada Jalal jika mereka berada di Negara yang sama.
“Aku belum
tahu Paman, tapi yang pasti untuk saat ini aku akan mengurusi perusahaan yang
ada di Amerika dulu baru setelah itu menuju ke Eropa, memang nya kenapa paman?”
“Emm,,,
Tidak apa-apa, baiklah Jalal semoga kau sukses dengan karir mu” Kata Tn.Khaibar
lagi
Setelah
berbincang cukup lama akhirnya Jalal juga berpamitan pulang dari sana.
^^^^
“Kau ingin
berhenti bekerja Jodha?” Kata sang pemilik restaurant pada Jodha dengan wajah
terkejutnya
“Iya Pak,
saya ingin berhenti bekerja karena besok saya sudah tidak di Indonesia lagi”
Kata Jodha jujur
“Maksudmu?”
“Saya sudah memutuskan untuk memulai hidup saya yang baru pak, saya ingin
membenahi dan menenangkan diri, jika saya terus tinggal disini itu akan sulit,
saya akan terus mengingat lembaran demi lembaran kisah kelam dalam hidup saya
pak. Saya mohon Bapak bisa mengerti dan mengabulkan permohonan saya, saya
sangat menghormati Bapak dan saya sangat senang telah diberi kepercayaan serta
kesempatan dalam mengembangkan kemampuan memasak saya”
“Kemana kau
akan pergi?” Kata sang pemilik restaurant pada Jodha
“Spanyol
pak” Jawab jodha mantap
“Di kota
mana kau akan tinggal?”
“Saya masih
belum tahu pak, sekarang saya hanya ingin pergi kesana dan menikmati suasana
baru dan kehidupan saya yang baru disana”
“Baiklah
Jodha, aku sangat mengerti permasalahanmu, aku menerima pengunduran dirimu
walaupun sangat berat bagi kami karena kau adalah salah satu head chef andalan
di restaurant ini tapi kami tidak bisa mengekangmu untuk terus bekerja disini,
kau berhak memilih dan melanjutkan hidupmu sendiri”
“Terima
kasih banyak Pak, kalau begitu saya permisi dulu dan saya berharap restaurant
ini akan mendapatkan chef yang lebih bagus dari saya” Kata Jodha tulus
“Emm,,Sebentar Jodha,,” Kata sang pemilik restaurant menghentikan Jodha
“Ya pak, ada
apa?”
“Jika di
Spanyol nanti kau tinggal di kota Madrid, aku mempunyai teman baik disana ia
adalah salah satu senior chef di Wellingtone Hotel tepatnya di Restaurant
Goizeko Wellingtone, jika kau tidak keberatan aku akan merekomendasikan mu
untuk berkerja sebagai salah satu chef disana.”
Wajah Jodha
langsung berbinar bahagia mendengar penuturan bos nya, tanpa banyak alasan ia
segera menerima nya, karena memang dia belum ada bayangan akan bekerja dimana
dan sebagai apa disana nantinya.
“Saya sama
sekali tidak keberatan pak, anda tinggal berikan saja alamat dan no telp nya,
saya akan menghubunginya setelah saya tiba disana, sekali lagi terima kasih
banyak pak, anda selalu membantu saya selama ini, terima kasih” Kata Jodha
senang
“Sama-sama
Jodha, aku sudah cukup lama mengenalmu dan sejauh yang aku tahu kau adalah
gadis yang mandiri dan pekerja keras, ini kartu nama nya dan anggaplah ini
salah satu ucapan terima kasih ku padamu karena kau selalu menyenangkan para
customer ku selama ini dengan masakan-masakan lezatmu dan mengenai salary mu
akan aku transfer besok. See you next time and Good Luck Jodha”
Mereka pun
bersalaman dan Jodha berpamitan dari sana.
******
Tanpa
disadari,,, sang waktu berjalan begitu cepat melewati fase-fase kehidupan,
meninggalkan kenangan dan memulai masa depan di setiap detiknya
******
“Jodha,,,
Tolong ke ruangan ku sekarang?”
“Baik Sir.”
Jodha menutup telp nya dan segera berlalu menuju ruangan manager nya
Ya, Jodha
sudah berada di Spanyol sekarang tepatnya di Madrid, kota terbesar sekaligus
ibukota Negara Spanyol. Sudah hampir 4 tahun Jodha tinggal disini dan sekarang
dia bekerja di salah satu perusahaan ternama yaitu THE WORLDS, sebuah
perusahaan besar yang baru berdiri sekitar 2 tahun lalu, berkat kegigihan dari
sang pemilik dan para petinggi nya maka tidak butuh waktu lama untuk mereka
mengembangkan The Worlds sebagai salah satu perusahaan yang cukup sukses di
negeri matador ini
“Selamat
pagi sir, anda memanggil saya” Sapa Jodha
“Pagi,,
Silahkan masuk Jodha”
“Apa ada
yang anda perlukan sir Adam? Saya akan mengerjakan nya segera untuk anda” Kata
Jodha pada Adam, managernya
“Tidak ada
Jodha, ada yang ingin aku tanyakan padamu. Sejauh 3 bulan kau disini bagaimana
pekerjaan ini menurutmu? Apa bekerja sebagai assistant ku kau merasa keberatan
atau apa,,, Katakan saja“ Kata sir Adam to the point pada Jodha
“Aku senang
bekerja disini sir, rasanya seperti mimpi bisa menginjakkan kaki di perusahaan
sebesar ini dan ikut bekerja sama dengan orang-orang hebat disini salah satunya
seperti anda sir” Kata Jodha sumringah
“Baiklah,
aku senang mendengarnya. Seperti yang kau tahu Jodha, bahwa bulan ini adalah
bulan terakhir aku bekerja disini, aku ingin menikmati masa tua ku bersama
istri dan keluargaku.” Jelas sir Adam pada Jodha. Sir Adam melanjutkan “Kau
tahu Jodha pemilik The Worlds adalah seorang yang berasal dari negaramu,
Indonesia dan mulai bulan depan dia akan menyerahkan sepenuhnya kekuasaan The
Worlds pada putra tunggal nya yang saat ini masih mengurus perusahaan ayahnya di
Negara lain. Aku hanya mengingatkan mu mungkin akan ada beberapa perubahan atau
kebijakan yang diganti disini sesuai dengan keinginan CEO baru nanti. Aku cukup
tahu seperti apa tanggungan dan kehidupan mu disini, sebelum resign aku akan
mencoba merekomendasikan mu padanya mungkin sebagai staff khusus yang bekerja
langsung dibawahnya. Walaupun hanya sebagai staff tapi jika bekerja langsung
dibawah sang CEO, itu tidak bisa dianggap remeh Jodha dan kau tahu salary
sebagai staff khusus CEO disini cukup besar, aku harap ini akan bisa sedikit membantumu”
Kata sir Adam panjang lebar pada Jodha
“Tidak usah
repot – report sir, aku sudah senang dengan menjadi assistant sekarang, anda
sudah banyak membantu ku selama ini sir, saya tidak perlu apa – apa lagi.” Kata
Jodha
“Jangan
berkata padaku kalau kau tidak perlu apa – apa Jodha, sudah ku katakan aku
cukup tahu kehidupan mu disini, kau membutuhkan banyak uang setiap bulan nya,
gaji yang sekarang kau dapatkan pasti tidak akan cukup. Sudah jangan menolak.
Sekarang kembalilah ke meja mu dan kembali bekerja” Kata sir Adam.
Jodha hendak
berbicara lagi tapi ia melihat sir Adam sudah serius kembali ke layar laptop nya,
Jodha pun mengurungkan niatnya dan segera berlalu dari sana menuju mejanya. Melihat
Jodha yang sudah keluar dari ruangan nya, sir Adam tampak tersenyum dan
geleng-geleng kepala lalu melanjutkan lagi pekerjaan nya
Sir Adam
adalah seorang pria paruh baya yang usianya sekitar 48 tahun-an, karena dialah
Jodha bisa bekerja disini sebagai assistant nya. Mereka bertemu sekitar 4 bulan
lalu di sebuah pusat perbelanjaan. Saat itu Jodha tidak sengaja menemukan cucu sir
Adam yang hilang saat mereka sedang asik berkeliling di sebuah toko mainan,
cucu sir Adam bisu dan ia masih sangat kecil sehingga sulit bagi mereka mencari
nya, sir Adam selalu merasa berhutang budi pada Jodha karena sudah menemukan
cucu kecilnya itu. Dari obrolan singkat nya dengan Jodha, sir Adam mengetahui
bahwa Jodha baru saja berhenti dari pekerjaan lamanya karena kontrak kerja yang
sudah habis, kebetulan saat itu ia sedang membutuhkan seorang assistant di
kantornya, hingga ia menawarkan nya pada Jodha dan syukurlah setelah melalui
beberapa test di The Wolrds akhirnya Jodha bisa bekerja disini.
Jodha menuju
ruangan nya dan seperti biasa ia selalu menjadi pusat perhatian oleh para karyawan
pria disana, tak jarang mereka sengaja meninggalkan aktifitas bekerja mereka sejenak
demi melihat Jodha yang sedang berlalu di hadapan mereka, Jodha menyunggingkan
senyum nya dan sesekali menundukan kepalanya tanda ia menghormati mereka karena
Jodha sadar ia masih baru bekerja disini dan ia tidak ingin mencari gara-gara
pada siapapun, tak bisa dipungkiri memang Jodha adalah gadis yang begitu mempesona
dan menarik, ia sangat cantik dan manis walau hanya dengan pakaian kerja yang
tidak terlalu mewah seperti karyawan wanita lain disana.
Jodha menuju
meja kerjanya dan kembali melanjutkan pekerjaan nya, sesaat ia merenungkan apa
yang tadi sir Adam katakan padanya, sebenarnya Jodha tidak menolak jika sir
Adam ingin merekomendasikan ia pada CEO baru mereka nanti karena Jodha memang membutuhkan
banyak biaya, tapi apa nanti CEO baru itu mau menerima dia sebagai staff
khususnya ? Bagaimana jika sebaliknya, mungkin dia malah akan memecatku ?
“Tidak,,,
Tidak,,, Aku sudah merasa sangat nyaman dan senang bekerja disini, ini adalah
perusahaan yang aku impikan, aku harus bertahan,,, demi kalian”. Jodha kembali
bersemangat melanjutkan pekerjaan nya lagi.
-To Be Continued-