“Apa kabarmu Jodha? Tak
ku sangka 10 tahun kita tidak bertemu kau telah begitu banyak berubah, aku
seperti tidak mengenal mu lagi bahkan kita seperti orang asing, tahu kah kau
setelah kita berpisah setiap hari ini aku selalu berharap kita bisa bertemu dan
kembali bersahabat seperti dulu berbagi apapun yang kita miliki bersama. (Ruk
menghentikan kata-katanya, terdengar suaranya bergetar menahan tangis). Apa
yang terjadi padamu Jodha,, Bagaimana kabar orang tuamu,, hemmm,,, mereka
baik-baik saja? Aku
sangat,,, sangat,, merindukan mu Jodha,, hiks,, hikss” Ruk sudah tidak bisa
menahan tangis nya ia langsung memeluk Jodha, sedangkan Jodha hanya diam saja
tidak membalas pelukan Ruk tapi juga tidak menepis nya, ia masih mencoba
bertahan dengan ego nya.
Setelah cukup lama,
Jodha pun melepas pelukan Ruk dengan perlahan dan mulai berbicara padanya tanpa
melihat kearah Ruk, ia takut jika ia melihat Ruk maka itu akan membuatnya lemah
dan ia benci sesuatu yang membuat hatinya lemah.
“Kau benar, aku memang
telah berubah dan tidak bisa kembali seperti Jodha yang dulu lagi, anggap saja
kita memang orang asing. Aku minta padamu lupakan persahabatan kita jangan
berharap lagi kalau hubungan kita akan kembali seperti dulu, benci lah aku
seperti yang orang lain lakukan padaku. Bukankah aku sudah mengacaukan pesta mu
minggu lalu? Aku sudah mempermalukan mu dan tunangan mu itu kan. Bencilah aku
dan balaslah perbuatan ku seperti yang orang lain lakukan padaku. Dan hari sudah
mulai sore, sebaiknya aku pulang dulu dan bukankah besok kau akan menikah, kau
juga harus segera pulang bibi Anga pasti mencemaskan mu (Tanpa sadar Jodha
memperlihatkan perhatian nya pada Ruk). Emm,, Permisi” Ia segera menenteng tas
nya dan berlalu dari sana tapi Ruk memanggilnya.
“Jodha,,, Jodha,,, Please,,
(Jodha masih terus berjalan menuju jalan raya),, JODHA AURORA!!!” Panggil Ruk
dengan lantang dan terkesan membentak, seketika itu juga Jodha berhenti, sudah
lama sekali tidak ada orang yang memanggil nama panjang nya dan ia menyukai
itu, dari dulu Jodha sangat senang jika dipanggil dengan nama lengkapnya, ia
sangat menyukai Aurora (sebuah fenomena alam yang menghasilkan kilatan
cahaya-cahaya indah dilangit). Bahkan Jodha jika sudah melihat video atau
gambar tentang Aurora ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam memandangnya atau
mengulang-ulang memutar video itu. Ia ingin sekali suatu saat nanti dapat melihat
fenomena alam itu secara langsung, tampak senyum manis tersungging di bibirnya
tipisnya.
Ruk menghampiri Jodha
dan berdiri di depan nya “Kau senang sahabatku aku memanggilmu dengan nama
lengkap mu. Kau tidak sepenuhnya Jodha, kau masih Jodha sahabatku yang dulu,
aku merindukanmu” Ujar Ruk dengan senang dan kembali memeluk Jodha namun kali
Jodha menepis nya.
“Kau salah Rukayah, aku
hanya kaget saja dan AKU SAMA SEKALI TIDAK MERINDUKAN MU, aku bahkan membenci
mu dan,,” Tidak sempat Jodha melanjutkan kata-katanya Ruk sudah melayangkan
tangannya ke pipi Jodha dan membuat Jodha terdiam.
“Cukup Jodha,,, sampai
kapan kau akan menyembunyikan perasaan mu. Apa kau tidak lelah terus membohongi
hati dan dirimu sendiri. Lihat mataku dan katakan kalau kau benar-benar
membenciku” Tegas Ruk pada Jodha
“Aku MEMBENCI mu Ruk”
tapi matanya tidak melihat Ruk, kembali Ruk melayangkan tangan ke pipi Jodha,
sebenarnya ia tidak tega melakukan ini semua tapi Ruk kesal dengan ulah Jodha
yang terus membohongi dirinya sendiri, ia tidak tahu harus bagaimana lagi
menyadarkan Jodha.
“Bukankah aku suruh kau
menatap mataku Jodha!!” Ruk menatap tajam kearah Jodha.
Jodha menghadapkan
wajahnya pada Ruk ia mencoba mengatakan sesuatu “Aku,, Aku,,, Aku juga
merindukan mu Rukayah,, sahabatku” Jodha akhirnya mengatakan sesuatu yang sesuai
dengan hatinya, ia memeluk Ruk dan Ruk balas memeluk Jodha dengan erat, mereka
terduduk di sambil terus saling berpelukan dan terdengar tangis haru dari
keduanya.
Setelah cukup lama,Ruk
dan Jodha melepas pelukan mereka dan menghapus air mata mereka masing-masing
masih terdengar isakan tangis dari keduanya.
“Apa masih terasa sakit
Jodha?” Tanya Ruk khawatir seraya memegang pipi Jodha
Jodha hanya tersenyum
tipis “Tidak sama sekali Ruk, sudah biasa. Rasanya hatiku lebih sakit saat aku
mengatakan membencimu” Kata Jodha pada Ruk “Aku akan menceritakan padamu
apa yang terjadi padaku dan keluarga ku setelah kami pindah ke Jakarta” Kata
Jodha memulai bercerita pada Ruk, kini mereka sudah duduk berdampingan diatas
rumput taman kota itu
“Ya,, katakanlah,, apa
yang terjadi pada kalian?”
Jodha mulai bercerita :
“Saat ayahku menjalankan
perusahaan nya disini, perusahaan kami semakin berkembang pesat tapi itu hanya
terjadi di satu tahun pertama, karena setelah itu ayahku di tipu oleh salah
seorang relasinya yang berasal dari Singapore, aku pun tidak tahu apa alasan
nya dan apa yang sudah orang itu lakukan pada ayahku hingga membuatnya rugi,
ayah yang terlalu shock dengan semua itu terkena serangan jantung dan meninggal
setelah 2 hari menjalani perawatan di rumah sakit (Jodha menghentikan ceritanya
sebentar dan menghapus air mata yang mulai menetes di pelupuk matanya, Ruk coba
menenangkan nya dengan menepuk-nepuk bahu Jodha).
Jodha kembali
melanjutkan, setelah kepergian ayah, banyak orang-orang dari rekan kerja yang
meminta uang mereka segera kembali, akhirnya ibuku menjual semua aset
perusahaan dan rumah yang kami tinggali, tapi ternyata itu belum menutupi
semuanya, masih ada satu perusahaan milik “TERATAI ADVERTISING” yang juga
meminta uang nya kembali, tapi kami sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dijual,
tepat pada saat itu paman Dash datang pada ibuku dan menawarkan bantuannya, ia
bersedia membantu kami asalkan ibu ku mau menikah dengan nya. Karena tidak ada
pilihan lain dan supaya kami bisa hidup aman tanpa dikejar hutang akhirnya ibu
menerima dan menikah dengan paman Dash. Tapi satu bulan setelah ia
menjadi ayah tiriku (suara Jodha mulai meninggi dan emosi), sifat kasar nya mulai
terlihat, ia selalu memperlakukan ibuku dengan kasar bahkan aku pun tak luput
dari kebiadapan nya. Aku selalu menangis melihat ibuku disiksa olehnya dan aku
memohon padanya untuk berhenti menyiksa ibu tapi bukannya berhenti ia malah
berteriak padaku dan meminta ku untuk diam jangan pernah menangis lagi tapi
ternyata sekuat apapun aku mencoba menahannya air mataku semakin deras
mengalir, aku bahkan ketakutan dengan air mata yang aku keluarakan sendiri,
melihat ku yang tidak juga berhenti menangis dia lalu memarahiku dan memukulku hingga
air mata ku benar-benar berhenti, sejak saat itu aku tidak pernah mengeluarkan
air mata lagi, aku benci air mata,,, (Ruk benar-benar terkejut mendengar
penuturan sahabat nya, betapa sahabatnya ini sangat menderita di usianya yang
masih belia, Ruk tak kuasa menahan tangisnya,,,)
Jodha melanjutkan : Ia
selalu mengungkit-ungkit bahwa dia sudah menyelamatkan hidup kami sehingga dia
merasa berhak melakukan apapun pada kami, dia tidak pernah memberi uang pada
ibuku, uang nya hanya dihabiskan untuk bersenang-senang sendiri. Ibu pun sudah
tidak berharap apa-apalagi padanya, ibuku akhirnya membuka warung makan kecil
dengan memakai sisa-sisa dari uang tabungannya, beruntung ayah tiriku itu tidak
melarang ibuku berjualan. Darisitu aku selalu membantu ibuku memasak dan
mungkin itulah awal mula aku mulai mencintai dunia masak-memasak.
Dua tahun kami hidup dalam
kekangannya, dan aku pun mulai terbiasa dengan kekasaran, bentakan bahkan
pukulan nya. Tanpa sadar di sekolah aku kadang menirukan nya pada teman-teman
ku dan itu membuat ku mulai di jauhi oleh teman-temanku bahkan tidak sedikit
orang tua mereka yang menghampiri ku di sekolah untuk menampar atau menjewer
telingaku karena sudah menjahili atau kasar pada anak mereka, saat itu usiaku
masih sangat belia dan memang hanya perlakuan kasar dan amarah yang selalu ku
temui dan ku alami dirumah kami, ibuku tidak sempat mengajariku karena waktu
cukup tersita untuk mencari uang demi sekolahku sehingga aku tidak mengerti
baik dan buruk, boleh dan tidak boleh, mana yang salah dan mana yang benar.
Hingga disaat aku mulai dewasa
dan mengerti bahwa apa yang sering kulakukan adalah salah, sudah terlambat,,
aku sudah terlanjur terbiasa dengan semua itu dan parahnya aku menyukai perilaku
ku ini hingga sekarang.” Jodha menghentikan ceritanya dan menghembuskan nafas
panjang
“Lalu bagaimana dengan
ibumu?” Tanya Ruk lagi
“Ibuku,,, terlalu sakit
untuk ku ceritakan Ruk. Heemm,,, Ibuku pun sudah meninggal saat aku akan lulus
SMP, setiap hari sakitnya semakin parah, ayah tiriku tidak pernah memperdulikan
nya bahkan ia marah jika mendengar ibu ku batuk atau mengeluh, sejak ibuku sakit
pula kami menutup warung kecil kami aku mulai mencari perkerjaan untuk membantu
ibuku yang sakit, aku bekerja sebagai pencuci piring dan bersih – bersih di
salah satu rumah makan.
Hingga akhirnya ibu
menyerah setelah hampir enam bulan melawan penyakitnya, aku kembali hancur Ruk,
dunia ku runtuh bagai abu tidak ada lagi yang kuharapkan untuk hidup saat itu,,
hiks,, hiks,, (Jodha kembali menangis, Ruk memeluknya memberi ketenangan).
Setelah kepergian ibu,
aku masih tinggal bersama ayah tiriku dan aku masih bekerja sebagai tukang cuci
piring, ayah tiriku semakin protektif padaku, protektif bukan karena ia sayang
padaku tapi seperti ada sesuatu yang lain yang ia takutkan kalau aku tidak
dirumah atau mungkin kabur darinya.
Sikap kasar nya semakin
menjadi padaku tapi disaat aku keluar rumah sebentar ia langsung mencegahku,
bahkan tak jarang ia menjemputku di sekolah dan rumah makan itu. Tapi ternyata
Tuhan masih sayang padaku, malam itu aku mendengar ia berbicara dengan Tn. Pratap ia adalah pemilik
perushaan Teratai Advertising yang saat itu meminta uang nya kembali, dari
percakapan itu aku menyadari ternyata selama ini ayah tiriku tidak membantu
kami membayar hutang pada Tn Pratap seperti janjinya pada ibuku dulu, melainkan
ia menawarkan perjanjian pada Tn. Pratap dan isi perjanjian itu adalah AKU, dia
berjanji pada Tn.Pratap setelah usia ku menginjak 18 tahun maka aku akan di
nikahkan dengan putra Tn.Pratap, aku tidak tahu siapa nama putranya tapi yang
ku dengar dari percakapan itu adalah putra Tn.Pratap mempunyai penyakit AIDS
karena kebiasaan nya yang tidak senonoh, maka dari itu sulit bagi putra
Tn.Pratap untuk menikah karena tidak akan ada orang yang mau menikah dengan nya
dan jika orang tahu maka itu akan membuat reputasi Teratai Advertising hancur.
Setelah mendengar
pembicaraan nya, baru aku menyadari kenapa ia begitu protektif padaku selama
ini. Ingin rasanya aku membunuh dia saat itu juga, aku benar-benar marah, ia
telah menipu kami. Tapi aku sadar, jika aku tidak akan berhasil untuk
membunuhnya tubuhnya jauh lebih besar, aku pun memutuskan untuk kabur dari
rumah diam-diam pada tengah malam nanti setelah ia tertidur.
Akhirnya aku berhasil
kabur dan ia tidak bisa menemukanku, saat aku berpindah dari tempat satu ke
tempat lain nya. Tak lama setelah itu ku dengar Tn.Pratap menjebloskannya ke
penjara, ia marah karena mengetahui bahwa aku kabur dari ayah tiriku.
Begitulah cerita dan
kenangan pahitku selama disini Ruk, masa remaja ku lalui dengan kekerasan dan
bentakan di rumah ku sendiri, seorang anak seharusnya tidak boleh melihat atau
mengalami hal seperti itu karena ia akan mencontohnya dan parahnya mungkin akan
mengalami trauma berkepanjangan tapi tidak denganku, setiap hari aku merasakan
rumah ku bagai di neraka dan semua itu karena ayah tiriku yang teramat kejam itu.”
Jodha menutup ceritanya dengan berusaha tersenyum pada Ruk. Setelah bercerita
panjang lebar pada Ruk, dia merasa begitu lega seperti tidak ada lagi beban
yang begitu berat yang selama ini dipikulnya sendiri, walaupun ia berteman
dengan Shivani dan Sukanya tapi Jodha tidak merasa nyaman menceritakan kisah
hidupnya pada mereka.
“Lalu bagaimana dengan
Tn.Pratap, apa dia tidak mencoba mencarimu Jodha?” Tanya Ruk cemas
“Aku tidak tahu Ruk, aku
pun tidak tahu wajahnya seperti apa mungkin selama ini dia sedang mengintaiku
dan mencari waktu yang tepat untuk menikahkanku dengan putranya. Entahlah,, aku
tidak ingin memikirkan itu, setidaknya setelah ayah tiriku di penjara hidupku
jauh lebih baik dan aku mulai menikmati hidupku. Aku berharap Tn.Pratap
melupakan perjanjian itu, Karena jujur aku takut Ruk” Kata Jodha pada Ruk
Ruk terlihat kembali meneteskan
air mata dan memandang iba pada sahabat karibnya ini.
“Jodha, mulai hari ini
aku tidak mau mendengar alasan apapun lagi darimu, ikutlah bersamaku, tinggalah
di rumah ku kau akan jauh lebih aman, lagipula aku akan menikah dan kau harus
jadi pendamping ku besok. Setelah aku menikah aku pasti akan tinggal bersama
suamiku, orang tuaku akan kesepian. Jadi,, aku mohon tinggal lah dirumah ku
Jodha, orang tua ku tidak akan keberatan” Pinta Ruk pada Jodha
“Tapi Ruk,,” Sela Jodha
“Tidak. Bukankah sudah
ku katakan bahwa aku tidak ingin mendengar alasan apapun darimu”
“Aku pikir-pikir dulu
Ruk, aku hanya tidak ingin merepotkan orang lain”
“Diamlah Jodha, tidak
usah mencari-cari alasan apapun lagi. Oh ya, tadi aku membeli 2 bungkus mie
instan, aku hanya ingin kita mengulang masa-masa indah persahabatan kita dulu”
Ruk memberikan satu pada Jodha dan Jodha menerima nya.
Mereka mulai
menghancurkan mie instan itu dan mencampurkan bumbu yang ada didalamnya
“Kau siap?” Tanya Jodha
pada Ruk
“Ahh,,sebentar Jodha”
Jawab Ruk
“Baiklah” Kata Jodha
lagi
Sedangkan Ruk hanya
tersenyum jahil ke arah Jodha yang sedang menunduk dan tanpa aba-aba ia
melemparkan semua mie instan itu kearah Jodha. Jodha langsung terlonjak kaget
dan segera membalas Ruk dengan melemparkan mie instan nya pada Ruk, mereka
tertaw bersama
Hal yang dulu sering
mereka lakukan adalah bukan memakan mie instan itu tapi saling menyemburkan mie
instan mentah ke wajah, rambut, hampir tiap hari mereka melakukan itu setelah
pulang sekolah saat mereka masih di Bali dan saat ini mereka melakukan nya lagi
setelah 10 tahun hal itu tidak pernah terjadi.
Ruk akhirnya bisa lega
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Jodha dan ia sangat bahagai
akhirnya mereka bisa bersma lagi. Tak terasa hari sudah mulai senja.
“Ruk, aku harus segera
kembali, aku harus bekerja. Kau juga harus segera pulang” Ucap Jodha pada Ruk
sambil menarik tangan Ruk membantunya untuk berdiri
“Apa? Kau bekerja,,
malam-malam begini? Kau bekerja apa? Apa jangan-jangan,,,,” Ruk memicingkan
matanya dan curiga pada pekerjaan Jodha
“Hahaha,, memangnya apa
yang kau pikirkan dengan perkerjaan ku Ruk?”
“Kau,,, katakan kau tidak
bekerja yang aneh-aneh”
“Menurutmu?” Jodha masih
menggoda Ruk
“Jodhaaaaaa…..!!!!!”
Pekik Ruk kesal
“Woho,,, Baiklah nona,
aku jelaskan padamu. Aku bekerja di salah satu restaurant, aku sebagai salah
satu head chef disana, aku memang bekerja malam hari karena siang aku harus
kuliah dan pemilik restaurant pun tidak keberatan sama sekali dengan jam kerja
ku itu. Kau PUAS sekarang?” Tukasnya pada Ruk sambil menoel pipi nya
“Ohh,, kenapa tidak
bilang saja dari tadi kalau kau seorang head chef di sebuah restaurant itu.
Bodoh,, aku memikirkan hal aneh-aneh tentangmu barusan.. hufh” Ruk melanjutkan
“Aku tidak menyangka kau yang sekarang
terkenal biang kerok bisa bekerja dan menjadi head chef?? Waahh,, kau hebat
nona”
“Asal kau tahu saja Ruk,
tidak ada seorangpun yang tahu kalu aku berkerja sebagai head chef disana. Bahkan
di tempatku berkerja aku terkenal pendiam tidak banyak ulah, karena tujuan ku
cuma satu disana yaitu bekerja agar aku bisa menyelesaikan kuliahku, cukup di
kampus saja aku menyalurkan kebiasaan dan hoby ku menjahili orang lain,,
heheee” Ujar Jodha cengengesan
“Tidak boleh tahu, mulai
sekarang kau harus berubah, tidak boleh menjahili orang lain lagi. Kau harus
kembali menjadi Jodha sahabatku yang ku kenal dulu, JOD-HA AU-RO-RA” Tegas Ruk pada Jodha
“Haihhh,, permintaan mu
banyak sekali nona, pertama kau meminta ku menjadi pendamping mu besok, lalu
kau meminta ku tinggal di rumah mu dan terakhir kau meminta ku berubah. Hufh,,,”
Keluh Jodha pada Rukayah
“Ya,, kau benar Jodha,
anggaplah semua itu permintaan terakhir ku, setelah itu aku tidak akan meminta
apapun lagi padamu. Sudah,, ayo aku antarkan kau tempat kerjamu”
“Ahh,, Tidak usah Ruk,
kau harus segera pulang, bibi Anga pasti sudah sangat mengkhawatirkan mu
dirumah, pulanglah segera dan jangan ngebut” Jodha menolak tawaran Ruk untuk
mengantarkan nya.
“Baiklah,, Baiklah,, sekarang
kau menyeberang lah duluan, mobil ku ada disini, setelah kau naik bis aku juga
akan masuk mobil ku dan segera pulang” Ujar Ruk pada Jodha
“Oke” Jodha pun mulai
melangkah meninggalkan Ruk, entah mengapa Jodha merasa aneh dengan Ruk.