“Bukan
urusan mu SUGENG” Nada bicaraku sedikit menekan saat menyebutkan namanya dan
aku pun beranjak pergi dengan menghentak-hentak kan kakiku karena kesal pada
makhluk bernama Sugeng yang kepo nya minta ampun itu. Menyebalkan !
Author
POV
Sugeng
menggeleng dan terseyum simpul melihat tingkah jutek gadis yang baru di kenal
nya beberapa menit lalu.
Acara dansa berpasangan sudah selesai, Jihan kembali bergabung dengan para
sahabat nya dan tentu saja para kekasih mereka juga.
“Jadi obat nyamuk, obat nyamuk dah disini daripada disono ama si kepo
Sugeng,,,ihhh” Batin Jihan geli
“Eh,
kayaknya acara lempar bunga pengantin sekarang deh, tuh udah pada rame” Seru
Azel
“Yuk kesana yuk” Balas Resta dan dibalas anggukan oleh yang lain nya
“Ok,
sekarang acara yang paling ditunggu-tunggu oleh muda mudi kita yang hadir
disini, yaps.. Lempar bunga. For your information guys,, di dalam bunga ini ada
kalung emas putih lengkap dengan liontin cantiknya, WOW”
Ucapan
dari sang MC barusan di sambut riuh teriakan dan tepuk tangan seluruh tamu
undangan
“Girls,,
pokoknya tuh bunga harus jatuh di tangan salah satu di antara kita, kan yang
nikah sahabat kita, masa tuh bunga jatuh ke tangan yang lain, kagak rela
dah,,,,haha” Seru Azel pada ketiga sahabatnya, mereka pun tertawa bersama
menyadari betapa serakah nya mereka
Sedang
ketiga kekasih mereka hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala sambil
menggaruk tengkuk malu atas ucapan spontan gadis-gadis ini
“Iya,,,
yok kita nyebar kalo gitu” Timpal Jihan tidak kalah bersemangatnya
Mereka
berempat pun menyebar dan berdesakan dengan tamu lain yang ikut menunggu
pengantin melempar bunganya, mereka tidak perduli gaun mereka kusut atau
dandanan mereka rusak karena berdesakan dengan tamu yang lain.
“Are
you ready guys,..” Seru sang MC lagi
“Readyyyyy,,,” Jawab seluruh tamu undangan
“Three”
“Two”
“One,,,
Yeahhh”
Semua
tamu langsung menyerbu dan berlarian kearah bunga dilempar, semua heboh dan
“HAP” seorang gadis berhasil menangkap bunga tersebut dan karena dorongan di
sekitarnya ia terjatuh hingga seperti orang bersujud, bunga tersebut masih
berada erat dalam dekapan nya, nampak ia sedikit meringis kesakitan namun
melihat bunga yang ia dapatkan seketika senyum nya kembali mengembang dan
melupakan sakit di kakinya yang tidak seberapa itu.
“Kamu
baik-baik saja?” Tanya seorang pria, dia tampak melindungi gadis itu dengan
menjadikan tubuhnya sebagai tameng
“Su-Sugeng?”
“Ya. Kamu baik-baik saja Jihan?”
Terntaya gadis yang berhasil mendapatkan bunga tersebut adalah Jihan dan pria
yang melindunginya adalah Sugeng
“Eh,,i-iya” Jawab Jihan masih terkejut, ia tidak menyadari sejak kapan pria itu
sudah ikut berjongkok di belakangnya
“Ayo berdiri, semua tamu sudah menjauh” Kata Sugeng
“Thanks” Kata Jihan tulus namun raut wajah nya tetap datar pada Sugeng
Sugeng
membalas nya dengan anggukan dan senyuman
Sugeng
membantu Jihan berdiri, Jihan merapikan rambut dan gaun nya yang sedikit berantakan.
Sugeng memperhatikan semua gerak gerik Jihan dan mengulum senyum.
“Jihaannnn”
Teriak ketiga sahabatnya, mereka langsung menghampiri Jihan dan memeluk nya
“Weee,,, Ternyata kamu yang dapetin bunga nya,, Selamat yaaaa” Kata Alsha
senang
“Akhirnya bunga itu jatuh ke tangan salah satu diantara kita,, Selamat ya,,
senangnya. Buruan di pake kalungnya Neng” Timpal Azel dan Resta tak kalah
senang nya
Jihan
langsung memeriksa bunga nya dan mengambil kalung yang melingkar di salah satu
tangai bunga tersebut dan memakainya.
“Biar ku bantu” Tawar Sugeng yang sedari tadi diam saja sejak kedatangan para
sahabat Jihan
“Apaan
sih,, Emang aku gak bisa pasang sendiri apa!” Ketus Jihan pada Sugeng
“Woy,, kebiasaan banget tu mulut kalo ngomong ama orang baru rawit semua yang
keluar” Tegur Azel pada Jihan
“Biarin” Sahut Jihan, tangan nya masih berusaha mengaitkan kalung nya
“Eh tapi kamu siapa ya, kok bisa sama Jihan?” Tanya Resta pada Sugeng
“Ah kenalkan nama saya Sugeng. Saya juga baru berkenalan dengan Jihan tadi”
Kata Sugeng ramah dan mengulurkan tangan pada ketiga sahabat Jihan, mereka
semua pun berkenalan
Ternyata
Jihan masih belum bisa mengaitkan kalungnya, mungkin kaitan itu terlalu keras
dan kuku Jihan yang pendek sehingga susah baginya membuka dan menahan kaitan di
kalung itu, ketiga sahabatnya saling melirik dan tersenyum mengejek pada Jihan
sedangkan Sugeng terus memperhatikan nya, ingin ia menawarkan bantuan lagi pada
Jihan tapi pasti gadis itu akan menolak mentah-mentah lagi seperti tadi.
“Bisa
gak Jihan?” Tanya Azel akhirnya
“Hehehe,,,”
Jihan hanya nyengir kuda pada Azel
“Makan tuh cabe rawit, sini aku pasangin” Kata Alsha dan dengan mudah dia
memasangkan kalung Jihan
“Thank
you” Kata Jihan pada Alsha yang sudah memasangkan kalung nya
“Hhmm”
“Kamu
ngapain sih masih disini, pergi sana, kemana kek” Usir Jihan pada Sugeng
“Jihaaaannn” Tegur Azel, Alsha dan Resta berbarengan pada Jihan
Dan Jihan hanya memutar matanya sebal
^^^
“Stop,
berhenti disini” Suruh Jihan pada orang yang mengantarkan nya pulang dari acara
Zelwis
“Ok, itu rumah mu?”
“Rumah kontrakan lebih tepatnya” Jihan membenarkan
“Ohh”
“Baiklah, terima kasih”
“Nope, selamat malam Jihan”
“Emm,, Malam Sugeng”
Jihan
lalu masuk ke dalam rumah nya. Yah, Jihan pulang ke rumah kontrakan nya dengan
diantar Sugeng.
*Flashback
“Geng,
kamu pulang nya bareng Jihan ya, tolong anterin dia” Celetuk Alsha pada Sugeng
saat mereka sudah berada di luar hotel dan bersiap untuk pulang
“Alsha
apaan sih” Jihan melotot pada Alsha tapi Alsha seolah tidak perduli
“Boleh,
ayuk Jihan. Aku anterin kamu pulang” Kata Sugeng ramah
“Ogah” Jawab Jihan
Dan di detik selanjutnya kepala Jihan menerima jitakan dari ketiga sahabatnya
“Aaawwwhhh” Keluh Jihan sambil mengelus-ngelus kepala nya
“Jihan Amanda Anthony yang cantik jelita bak bidadari, ini udah jam satu malem,
ya kali ada angkutan umum, kalau masih ada juga kita gak bakal ngijinin kamu
pulang naik angkutan umum sendirian dini hari begini, so udah ya gak usah
ngelawan. Sekarang kamu pulang bareng Sugeng” Kini Resta yang berbicara pada
Jihan
“Tadi
juga aku berangkat sendiri, gak kenapa-napa tuh” Bela Jihan
Dan dibalas tatapan tajam dari ketiga sahabatnya “Hufhh,, Iya sih bahaya
pulang sendirian jam segini, tapi gak sama si Sugeng juga kali” Batin Jihan
“Bagaimana
Jihan?” Tanya Sugeng
“Ya
udah ayok, pulang sekarang” Jawab Jihan malas
“Titip Jihan ya Sugeng, hati-hati,, pastikan itu tuan putri selamat sampai
tujuan tanpa kurang satu apapun. Hehehe” Kata Azel menggoda
“Brisik
ah” Gerutu Jihan
*Flashback
off
Jihan
merebahkan tubuhnya di ranjang setelah ia berganti baju dan membersihkan diri,
ia melirik handphone nya berharap ada pesan balasan dari kekasihnya tapi
harapan tinggal harapan, tak ada satu pun pesan masuk ke handphone nya dari Mas
Bayu. Ada beberapa pesan dari sahabatnya yang menanyakan apa dia sudah sampai
di rumah atau belum, Jihan pun membalas pesan dari sahabat-sahabatnya dan
kembali meletakan handphone nya diatas meja.
Akhirnya
Jihan tertidur dengan kembali memendam kekecewaan pada Mas Bayu, kekecewaan
yang ia telan sendiri setiap kali sang kekasih mengabaikan nya seperti saat
ini, tampak air mata mengalir di sudut matanya yang kini sudah terpejam. Inilah
yang membuat sahabat-sahabatnya tidak suka Jihan berhubungan dengan Bayu,
hubungan yang hanya menyakiti Jihan berulang kali dan membuatnya menangis
diam-diam dalam kesendirian.
Jihan
terbangun karena alarm di handphone nya yang menandakan sekarang sudah waktunya
Subuh, ia pun bergegas menuju kamar mandi dan melaksanakan kewajiban nya sholat
Subuh.
Setelah
selesai sholat, Jihan kembali melanjutkan tidur nya di kamar, ia masih merasa
mengantuk karena semalam ia tidur sudah sangat larut lagipula hari ini dia
libur bekerja jadi bisa lah sedikit bermalas-malasan dulu.
Pukul
09.30 pagi Jihan kembali membuka matanya, sepertinya ia sudah cukup puas
mengistirahatkan matanya, kini saatnya ia bangun dan bersih-bersih.
Jihan
tinggal di sebuah komplek perumahan, sejak melihat rumah ini untuk pertama
kalinya ia sudah sangat suka namun saat menanyakan harga rumah ini ia pun mengurungkan
niatnya karena uang tabungan yang dimilikinya masih jauh dari kata cukup untuk
membeli rumah ini, tapi beberapa hari kemudian sang pemilik rumah itu bersedia
menyewakan rumah nya untuk Jihan, tentu saja Jihan dengan senang hati
menyanggupinya dan yang lebih membuatnya senang lagi adalah saat ia mengatakan
pada kakaknya yang berada di Amerika bahwa ia akan menyewa sebuah rumah, tanpa
di duga sang kakak berkata bahwa ia akan membayar sewa rumah itu selama Jihan
menempati rumah itu, bahkan sang kakak awalnya berniat ingin membelikan rumah
itu untuk Jihan namun Jihan menolak karena jika pada akhirnya ia ingin membeli
rumah itu ia ingin membelinya dengan uangnya sendiri nanti.
Rumah
tersebut sebenarnya cukup besar jika hanya ditinggali untuk satu orang, tapi
entah mengapa Jihan mempunyai keyakinan dalam hatinya bahwa rumah itu akan
menjadi rumah masa depan nya bersama keluarga kecilnya kelak.
Jihan
POV
Aku
sudah terbiasa hidup sendiri dan melakukan semuanya sendiri, terlebih setelah
meninggalnya papa, saat itu aku baru lulus SMA sedangkan mama aku tidak pernah
merasakan kasih sayangnya tapi aku mendapatkan nya dari papa, untuk mama,..
entah seperti apa rupa wajah mu tapi seperti yang sering diceritakan oleh papa
dan kakak, aku yakin engkau adalah wanita tercantik dan pasti mama adalah
wanita lembut yang penuh cinta dan kasih sayang untuk keluarganya, itu terbukti
dengan mama yang tetap memilih mempertahankan aku daripada keselamatan nya
sendiri, di usia nya yang tidak muda lagi aku hadir dalam rahim mama setelah 25
tahun sejak kelahiran kakak bahkan kakak pun sudah memiliki anak saat itu.
Allah
kembali mempercayakan mama dan papa memiliki anak lagi yang tidak lain adalah
aku sendiri, tapi karena saat itu usia mama yang sudah menginjak 45 tahun,
dokter pun menganjurkan untuk menggugurkan janin nya saat itu karena takut
membahayakan keselamatan mama saat nanti proses melahirkan, namun mama dengan
kekeuh dan keras kepalanya mama tetap mempertahankan aku untuk terus tumbuh dan
berkembang di dalam rahim nya.
Hingga
hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, aku dilahirkan mama melalui proses caesar
dikarenakan mama yang sudah tidak kuat lagi untuk melahirkan secara normal dan
hal yang paling ditakutkan pun terjadi, tepat satu jam setelah mama sadar mama
menghembuskan nafas terakhirnya dengan aku yang tertidur nyenyak dalam pelukan
penuh cinta mama saat itu.
Itulah
cerita yang aku dengar dari papa dan kakak selama ini tentang mama ku tercinta,
terima kasih mama atas segala cinta dan kasih sayangmu, terima kasih sudah
memberi ku kesempatan untuk hidup dengan mempertaruhkan nyawamu sendiri, semoga
engkau bahagia disisiNYA bersama papa disana, aku sangat mencintai kalian mah,
pah. Aku akan selalu mendo'a kan kalian dalam setiap sujud ku.
I'm
so lonely broken Angel,, I'm so lonely listen to my heart
Terdengar
lagu Arash ft Helena dari handphone ku menandakan ada panggilan masuk, segera
ku raih handphone dan tersenyum senang melihat siapa yang menelphon, segera ku
tekan tombol hijau di layar
“Halo
Assalamu'alaikum Mas Bayu” Sapa ku pada kekasih ku
“Walaikum salam, Jihan” Balas nya
“Mas
apa kabar, Mas kemana saja, kenapa tidak membalas pesanku dari kemarin” Cerocos
ku padanya dengan manja
“Maaf Jihan, sejak aku tiba disini seminggu lalu aku sangat sibuk dan aku baru
bisa menghubungimu sekarang. Sekarang katakan kamu sedang apa dan kamu mau aku
bawakan oleh-oleh apa dari sini?” Rayunya dan membuat semburat merah di pipiku
“Aku
sedang bersih-bersih rumah karena hari ini aku libur. Hhmm,, Aku mau Mas
bawakan semua yang bisa Mas bawa dari sana kemari, aku tunggu” Kataku tidak
tahu malu, biar saja toh dia juga sudah tahu kalau aku memang selalu minta
oleh-oleh yang banyak setiap dia bepergian
“Baiklah,
kamu tunggu aku disana ya. Aku akan segera kembali setelah semua selesai nanti”
“Ok, cepatlah pulang. Aku merindukan mu. Wassalamu'alaikum”
“Ya,
walaikum salam” Balas nya dan dia mematikan sambungan telephone kami
“Hhm,,
Dia mengabaikan kata rinduku padanya, lagi. Apa dia tidak merindukan ku
disana?”
Sudahlah,
jangan berfikir yang negatif Jihan karena itu akan menyakiti dirimu sendiri.
Ok, sebaiknya aku memasak saja sekarang, sudah hampir jam 11 siang dan aku
belum makan apapun.
Kemampuan
ku dalam memasak memang tidak sehebat Farah Queen atau Chef Marinka, tapi
menurut papa dulu masakan ku lah yang terbaik setelah masakan mama dan aku
anggap itu sebagai pujian. Thanks Papa
^^^
Hari
ini aku kembali bekerja seperti biasanya, aku bekerja di sebuah boutique milik
Lawrence dia adalah seorang designer terkenal di Indonesia, aku memanggil nya
Mami Law sedang yang lain memanggilnya Mrs Law, dia sangat baik padaku tapi
jika aku melakukan kesalahan tetap saja dia memarahiku seperti karyawan nya
yang lain, tidak apa justru dari situ lah aku belajar dimana letak kesalahanku,
Luph you Mami Law.
“Morning
Mami” Sapaku padanya sesaat aku masuk kedalam boutique dan menuju lantai dua
tempat ruang kerjaku berada
“Morning
sweety” Balasnya dan tersenyum manis seperti biasa, sweety adalah panggilan
sayang nya untuk ku sedangkan kalau sudah marah ia memanggil ku dengan nama
lengkapku, Jihan Amanda Anthony. So, aku harus berhati-hati jika dia sudah
menyebut nama panjangku, Hahaaa.
Saat
aku sedang sibuk bekerja dan mencorat-coret membuat sketsa sebuah gaun malam di
kertas putih polos dengan pensil ku, ada seseorang yang memanggilku.
“Jihan”
Panggil Tiara
“Ya”
Aku menghentikan aktifitas corat-coret ku
Tiara
adalah teman dekatku di boutique ini, dia termasuk senior disini, dia sudah
pernah menikah tapi bercerai tahun lalu dan dia mempunyai seorang anak dari
pernikahan nya.
“Mrs
Law tadi menyuruh kita untuk menyerahkan hasil design-design ini ke client
siang nanti”
“Ok, siapa client kita kali ini dan dimana bertemunya?”
“Seorang pemilik rumah produksi dari sebuah TV swasta, dia ingin melihat-lihat
koleksi design dari brand Lawrence untuk dipakai oleh artis mereka pada
launching untuk acara terbaru TV tersebut. Kita akan bertemu dengan dia di
kantor nya sendiri” Jelas Tiara
“Baiklah,
kita siapkan semuanya sekarang”
“Ok”
Author
POV
Setelah
makan siang, Jihan dan Tiara menuju kantor sang client yang diketahui mereka
bernama Mr Clark.
Dua
jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke kantor tersebut dan setelah menunggu
sekitar 10 menit akhirnya mereka sekarang sudah dibolehkan menemui Mr Clark di
ruangan nya.
“Selamat
siang Mr Clark” Sapa Tiara terlebih dahulu, sedangkan Jihan sibuk membenahi
file-file design yang ada ditangan nya dengan mengekor berjalan di belakang
Tiara
“Selamat siang, silahkan duduk” Balas Mr Clark ramah
“Suara
itu, kayak kenal deh”
Batin Jihan dan dengan cepat ia mengangkat kepala nya melihat siapa pemilik
suara yang tidak asing baginya itu dan “GUBRAK,,,” semua kertas file yang
berada di tangan nya jatuh berhamburan ke lantai karena ia terkejut dengan pria
yang berada di depan nya
“Sugeng”
Kata Jihan pelan
Sugeng
tersenyum ramah ke arah Jihan, ia berjongkok meraih kertas-kertas yang
berjatuhan di lantai
“Ti-tidak
usah Mr Clark, biar saya saja” Cegah Tiara merasa tidak enak
“Tidak
apa-apa”
Sedangkan
Jihan masih berdiri mematung di tempatnya, matanya melihat sekilas pada papan
nama yang tertera di atas meja di depan nya, terukir nama Mr Sugeng Clark
disana.
“Itu
nama lengkapnya?”
Tanya Jihan dalam hati
“Jihan”
Bisik Tiara pada Jihan dan menyerahkan file itu kembali pada Jihan
“Ah,,I-iya,,
Sorry” Kata Jihan dan ia menundukan kepalanya
“Tidak
usah seperti itu Jihan, bersikaplah seperti biasanya” Kata Sugeng yang
menyadari mungkin Jihan merasa malu atau mungkin saja Jihan merasa tidak enak
atas sikap kasarnya dua hari lalu padanya
“Kau
sudah mengenalnya Jihan?” Tanya Tiara
“Iya,
kami baru saling kenal dua hari lalu di pernikahan sepupu ku, Mike. Benar kan
Jihan”
“Iya”
“Baiklah,
silahkan duduk. Kita mulai saja meeting nya sekarang” Sugeng mempersilahkan
tamu nya duduk
Sepanjang
meeting berlangsung, Jihan tidak banyak bicara atau berpromosi tentang design
mereka, karena jujur saja ia gugup dan merasa tidak enak pada Sugeng, mengingat
kata-kata ketus nya pada Sugeng dua hari lalu semakin membuatnya tidak berani
menatap wajah Sugeng dan berbicara padanya, untung saja ada Tiara.
Kalau
tidak, mungkin nanti saat pulang Mami Law akan memarahi nya habis-habisan
karena tidak bekerja secara profesional dan menyia-nyiakan client besar seperti
ini, terlebih ini adalah kerjasama mereka yang pertama dengan perusahaan ini.
Setelah
meeting mereka selesai, meeting yang lebih di dominasi oleh Tiara dan Sugeng
sebenarnya dan syukurlah menghasilkan kerja sama yang menguntungkan antara
kedua belah pihak.
“Baiklah
Mr Clark, kami permisi dulu. Kami akan menyampaikan hasil ini pada Mrs Lawrence
besok pagi karena sekarang hari sudah sore jadi kami tidak kembali lagi ke
Boutique nanti, kami akan mengabari anda segera hasil nya Mister” Pamit Tiara
dan ia mengajak Jihan untuk meninggalkan ruangan tersebut
“Emm,,
Tiara, kau bisa pulang duluan. Aku masih ada keperluan pada Jihan, kalian tidak
akan kembali ke Boutique lagi kan”
“Ah,,Iya.
Baiklah kalau begitu. Jihan, aku pulang duluan ya. Sampai ketemu besok” Tiara
meninggalkan Jihan bersama Sugeng di ruangan nya
“A-ada
apa?” Tanya Jihan langsung pada Sugeng setelah Tiara meninggalkan mereka
“Hehe,,
Santai saja Jihan, kenapa kamu jadi gugup seperti ini sekarang. Kemana perginya
Jihan yang dua hari lalu sangat ketus dan jutek padaku” Goda Sugeng pada Jihan
Jihan
masih tetap diam, tatapan matanya berusaha menghindari Sugeng yang berada di
depan nya
“Hey,,
Kamu kenapa,,Hmm...” Kata Sugeng lagi
“Dich,,
Ada juga situ kali yang kenapa, ada keperluan apa sih emang nya sampe gak
ngebolehin aku pulang. Dah sore nih” Jawab Jihan akhirnya
“Jangan
khawatir, nanti aku yang anterin kamu pulang. Boleh kita ngobrol sebentar.
Hhmm... Aku cuma pengen lebih mengenal kamu aja, kamu gak keberatan kan?”
“Eem,,
Tapi jangan macem-macem ya Mr Clark, ingat aku ini udah punya pacar” Jihan
menegaskan
“Hahaa,,
Aku ingat Jihan, Oh ya jangan memanggilku seperti itu Jihan, panggil saja aku
Sugeng seperti kita berkenalan kemarin”
“Kenapa
emang nya?”
“Sudah
terlalu banyak yang memanggil ku seperti itu dan aku ingin kamu memanggilku
Sugeng saja, bisa?”
“He'em”
Kata Jihan singkat
“Baiklah,
ayo aku antar kamu pulang. Kita bisa mengobrol di jalan nanti atau kamu mau
kita makan dulu?”
“Enggak
usah, langsung pulang aja”
“Ok”
Selama
di perjalanan Sugeng dan Jihan membicarakan banyak hal, lebih tepatnya Sugeng
yang banyak bertanya tentang Jihan dan kadang Jihan juga balik bertanya, tanpa
Jihan sadari kini nada bicara nya pada Sugeng sudah tidak ketus lagi, pembawaan
Sugeng yang sabar dan menyenangkan membuat Jihan nyaman meladeni Sugeng
berbicara.
Dan
begitupun dengan Sugeng, ini adalah pertama kali baginya berbicara cukup intens
dengan seorang wanita, selama ini dia seringkali menghindari para wanita yang
mendekatinya karena ia merasa terganggu dengan tingkah berlebihan dan manja
mereka. Tapi pada Jihan justru ia yang penasaran bahkan dialah yang memulai
berkenalan dengan gadis itu saat pertemuan pertama mereka, suatu hal yang belum
pernah di lakukan nya pada gadis manapun selama ini.
“Sudah
sampai” Kata Jihan kemudian
“Ok”
“Mau
mampir dulu gak Geng?” Tawar Jihan setelah ia keluar dari mobil Sugeng
“Gak
usah, udah malem, lain kali aja”
“Oke
deh,, hati-hati ya. Bye”
“Bye”
Mereka
berdua saling melemparkan senyuman manis
Mobil
Sugeng pun meninggalkan rumah Jihan
^^^^^^^^^^^^^^
- TBC -