“Tentu saja kau harus ikut, kalau kau tidak ikut aku mau honeymoon dengan
siapa,, hmm” Kata Jalal dengan mencubit pipi Jodha dengan gemas
“Ya,, Ya,,,”
^^^
Hari ini adalah kepulangan Rajatha dan Faridha dari honeymoon mereka, begitupun
dengan Jalal dan Jodha.
Karena waktu tiba mereka di Bandara yang tidak berjauhan,
Jalal dan Jodha terlebih dulu mendarat memutuskan untuk menunggu Rajatha dan
Faridha untuk pulang bersama.
“Hai Mah, Pah” Sapa Rajatha dan Faridha pada Jalal dan Jodha
Keempatnya saling melepas rindu dengan memeluk satu sama lain
“Bagaimana honeymoon kalian selama satu minggu disana? Menyenangkan?” Tanya
Jodha
“Apa benar kami sudah pergi selama satu minggu Mah, kenapa rasanya waktu cepat
sekali berlalu. Terlalu sayang untuk diakhiri” Keluh Rajatha berlebihan,
Faridha yang berada disampingnya mencubit kecil perut Rajatha
Jalal dan Jodha hanya tersenyum saja menanggapi keluhan konyol Rajatha
“Oh ya. Kenapa Mama dan Papa yang menjemput kami di Bandara, dimana sopir kita?”
Tanya Rajatha
“Mama dan Papa juga baru mendarat disini dan memutuskan untuk menunggu kalian,
supaya kita bisa pulang bersama” Jawab Jalal
“Memang Mama dan Papa darimana?” Tanya Faridha, setahunya Jalal dan Jodha tidak
ada acara pergi kemana-mana selama satu bulan ini
“Hon,,,,”
“Sudah,,, Mama dan Papa tidak dari mana-mana, ayo kita pulang sekarang” Jodha
segera memotong ucapan suaminya dan mengajak Faridha serta Rajatha untuk masuk
mobil, jangan sampai Rajatha dan Faridha tahu kalau mereka juga baru kembali
dari honeymoon, bisa malu dia, sudah tua tapi kelakuan tidak mau kalah dengan
anak muda, walaupun dia juga senang dengan keromantisan suaminya yang tidak pernah
hilang sampai saat ini, tapi biar itu menjadi rahasia hati dan cinta mereka berdua.
Sebelum mereka sampai, Jalal sudah meminta sopir untuk
mengantarkan mobil mereka ke Bandara. Kini Rajatha dan Faridha sudah duduk di
kursi depan dengan Rajatha yang sudah siap di belakang kemudi, dan diikuti
Jalal dan Jodha di kursi belakang.
Rajatha mulai menjalankan mobil nya, sesekali mereka
bersenda gurau dan seperti biasa percakapan selalu di dominasi oleh para
perempuan, Jodha dan Faridha, sedangkan Jalal dan Rajatha hanya bertindak
sebagai pendengar yang baik dengan sesekali menimpali pembicaraan keduanya.
Saat Rajatha hendak membelokan kemudi mobil ke arah rumah mereka, Jodha segera
menginterupsinya.
“Eh,,Eh,, Kita lurus dulu saja Rajatha”
“Lurus? Bukankah kita akan pulang? Memangnya ini mau kemana dulu Mah?” Tanya
Rajatha bingung, walau begitu ia tetap menuruti titah sang Ratu
“Jalan saja dulu, nanti Mama beritahu lagi arah jalannya”
“Okelah”
Setelah beberapa saat, Faridha mulai mengenal arah jalan
ini, bahkan sangat mengenalnya, begitupun dengan Rajatha.
“Nah,, Masuk ke perumahan depan itu Rajatha” Instruksi Jodha
lagi
“Ki-Kita,, Mau ke rumah siapa Mah?” Kali ini Faridha bertanya
“Sabar ya, Sayang. Sebentar lagi kita sampai” Jawab Jodha sambil tersenyum
Hingga tak berapa lama, Jodha menyuruh Rajatha berhenti
tepat disebuah bangunan rumah cantik, mereka keluar bersama, rumah tersebut
tampak seperti baru di renovasi.
“Ma-Massss” Lirih Faridha dengan memeluk erat lengan
suaminya
Rajatha membalas menggenggam tangan Faridha yang berada di lengannya
“Ini,,, Maksudnya apa Mah, Pah?” Tanya Rajatha pada Jalal dan Jodha
“Biar Mama mu yang menyampaikannya Jagoan, dia yang selama ini sibuk mengurus
semua ini untuk kalian. Ayo Sayang” Kata Jalal
“Rajatha, Faridha. Mama berikan ruma ini sebagai hadiah pernikahan dari Mama
untuk kalian. Mama tidak merubah apapun
karena Mama sudah menyukai bentuk awalnya, Mama hanya memperbaiki dan
mengecet ulang semuanya agar terlihat lebih fresh dan nyaman untuk ditinggali, karena
sepertinya rumah ini cukup lama ditinggal oleh penghuni aslinya. Semoga kalian
menyukainya dan dapat membangun keluarga kecil yang bahagia di rumah ini” Kata
Jodha tulus
Faridha yang sejak tadi sudah tidak bisa menahan air matanya, langsung memeluk
Jodha dengan erat dan menumpahkan air matanya di sana, di dalam dekapan hangat
Jodha.
Rumah yang Jodha hadiahkan untuk mereka.
Adalah rumah dirampas secara paksa oleh Nora dari Faridha.
Rumah yang penuh dengan kenangan bersama Ayah dan Bundanya.
Dan kini, rumah itu akan kembali menjadi miliknya. Sungguh Faridha sangat
bersyukur atas segala nikmat yang ia terima, Tuhan memang selalu punya cara yang
tidak terduga bagi setiap umatnya.
Jodha membeli rumah itu dengan tidak sengaja saat ia
berkeliling ke daerah sini, Jodha akhirnya melihat-lihat rumah tersebut atas
izin dari seorang perantara yang sudah ditugaskan oleh sang pemilik rumah,
menurut perantara itu pemilik rumah yang sebenarnya saat itu sedang pergi jauh
dan tidak bisa di ganggu. Jadi saat membeli rumah itu Jodha tidak bertemu
langsung dengan Nora.
Pertama melihat rumah itu Jodha sudah jatuh cinta dan ia takut rumah itu akan
dibeli oleh orang lain kalau ia menunda untuk membelinya, akhirnya Jodha
memutuskan untuk membeli rumah tersebut hari itu juga bahkan ia tidak sempat
memberitahu Jalal terlebih dahulu.
“Kau baik-baik saja, Sayang?” Tanya Jodha khawatir, karena
sejak tadi Faridha terus menangis dan memeluknya dengan begitu erat
“Dia baik-baik saja Mah, dia hanya terlalu bahagia atas hadiah yang Mama
berikan” Kata Rajatha dan menatap haru pada istrinya, ia tahu bagaimana
perasaan Faridha saat ini.
“Ayo,,, Kita masuk dan melihat-lihat bagian dalamnya. Mama
mu sudah menyiapkan semua kebutuhan kalian di dalam sana” Kata Jalal membuat
Rajatha melongo mendengarnya. Ah yang benar saja, masa sampai urusan isi rumah
Mama juga sudah menyiapkan semuanya, lalu apa yang akan dia berikan untuk
istrinya.
“Jangan membuat Mama mu tersinggung dengan menolaknya,
Jagoan” Kata Jalal yang mengerti arti tatapan putranya
“Hhh,,, Tidak akan ada yang sanggup melakukan itu padanya Pah” Kata Rajatha
pasrah
Jalal tersenyum kemudian merangkul bahu Rajatha dan mengajaknya masuk kedalam
mengikuti Jodha dan Faridha yang sudah berjalan terlebih dulu.
^^^
“Ternyata ini rumah mu yang direbut paksa oleh mantan ibu tirimu itu?” Kata
Jodha setelah mereka berkeliling sambil Rajatha menceritakan semuanya
“Sekarang rumah ini resmi menjadi milikmu, Sayang. Tidak akan ada yang berani
mengambilnya atau kecuali jika ingin berurusan dengan Jalaludin Akbar” Kata
Jalal meyakinkan
“Terima kasih Pah, Mah. Aku beruntung sekali bertemu dengan orang-orang baik
seperti kalian. Aku sangat mencintai Mama dan Papa” Kata Faridha tulus
“Lalu aku tidak?” Sahut Rajatha dan merusak moment haru antara Faridha, Jalal
dan Jodha. Menyebalkan
“Tidak,,, Weee” Faridha menjulurkan lidahnya mengejek pada Rajatha membuat Jalal
dan Jodha tertawa melihat wajah Rajatha yang pura-pura kesal karena godaan
istrinya.
Dan mulai hari itu juga, Rajatha dan Faridha memutuskan
untuk menempati rumah tersebut.
^^^
Kini sudah beberapa bulan usia pernikahan Rajatha dan Faridha, semua nampak
baik-baik saja bahkan Hasan dan Melanie sudah melangsungkan pernikahan sejak
dua bulan lalu dan kini Melanie tengah hamil muda.
“Mas” Panggil Faridha dengan manja pada Rajatha. Mereka
sedang berada di tempat tidur saat ini, dengan posisi saling berpelukan
“Ya sayang”
“Aunty Melanie yang bahkan baru saja menikah dengan Paman Hasan sudah hamil
tiga minggu” Sejak menikah dengan Hasan, Melanie tidak ingin dipanggil “Bibi”
oleh Rajatha dan Faridha, karena menurutnya panggilan itu terlalu kuno, ia
ingin di panggil “Aunty”, yah walaupun jika disandingkan “Paman-Aunty” itu
kurang pas tapi Melanie tidak perduli
“Lalu?”
“Sedangkan aku,,,, Kita bahkan sudah menikah lebih dulu tapi sepertinya belum
ada tanda-tanda,,,”
“Ssstt,,, Bersabarlah Sayang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bukankah menurut
dokter kita dalam keadaan sehat dan siap. Mungkin kita masih diberi waktu lebih
lama untuk berpacaran,,,hmm” Bujuk Rajatha
“Begitu ya?”
“Ya” Rajatha mencium kening Faridha dengan sayang dan memeluknya erat
Rajatha sudah hampir memejamkan matanya saat Faridha kembali
memanggilnya
“Mas”
“Hhmm” Sahut Rajatha yang sudah mengantuk sebenarnya
“Dulu aku dan Audrey pernah melihat Papa membuat segelas susu hangat, tadinya
aku pikir susu itu untuk Papa sendiri, tapi ternyata,,,”
“Ternyata apa?” Rajatha sebenarnya sudah tahu kebiasaan kedua orang tuanya itu
sejak dulu, tapi ia tetap bertanya pada Faridha, rasa kantuk nya tiba-tiba hilang
mendengar celotehan istrinya ini
“Ternyata susu itu dibuat Papa untuk diminum bersama dengan Mama, katanya minum
bersama dalam satu gelas rasanya lebih nikmat dan romantis. Hhmm,, Papa
romantis sekali ya Mas, Seperti apa ya rasanya diperlakukan dengan manis
seperti itu?” Kata Faridha, di akhir kalimat ia sengaja bertanya berharap
Rajatha mengerti keinginan-nya
“Mungkin kau bisa menanyakan-nya besok pada Mama, Sayang” Jawab Rajatha dengan
polos, membuat Faridha mencebik kesal dan memutar tubuhnya memunggungi Rajatha
Rajatha yang tidak mengerti kenapa tiba-tiba Faridha marah,
jadi bingung dan mencoba mengulang-ngulang kembali percakapan mereka. Hhmm,,
Sepertinya tidak ada yang salah, tapi kenapa mood istrinya langsung berubah
seperti ini
“Sayang,,,” Panggil Rajatha dan mendekat pada Faridha
“Tidurlah Mas, aku mengantuk” Ketus Faridha dan menutup selimut ke wajahnya
“Hhmm,,, Apa Mas ada salah bicara,
Sayang?”
“Tidak ada”
“Lalu, kenapa kau tiba-tiba,,,”
“Tidak. Tidak ada apa-apa. Percuma.. Huffhh”
Rajatha berpikir sejenak kemudian tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan
kepalanya tidak percaya
“Benarkah itu yang diinginkan Faridha?”
Batin Rajatha
Rajatha kemudian beranjak dari tempat tidur mereka dan
melangkah keluar kamar, Faridha yang merasa ditinggalkan oleh Rajatha saat dirinya
tengah merajuk semakin bertambah kesal hingga membuatnya menangis, entah kenapa
dia begitu sensitive dan mudah tersinggung akhir-akhir ini.
“Ughh,, Istri sedang merajuk bukan di bujuk atau dirayu-rayu
tapi malah ditinggalkan begitu saja,, Menyebalkan sekali dirimu Mas” Keluh Faridha
dengan menghapus air matanya
Hingga tidak lama kemudian, Rajatha masuk kedalam kamar
dengan membawa segelas susu hangat di tangan-nya dan segera menghampiri
istrinya, Rajatha duduk di ranjang dan meletakan susu diatas nakas sebelah
ranjang mereka.
“Sayang, lihat apa yang aku bawa untukmu” Kata Rajatha
sambil berusaha menarik selimut yang menutupi wajah Faridha
“Sayang,,,,”
“Aku mengantuk” Kata Faridha dengan memejamkan matanya, selimut sudah tidak
menutupi wajahnya lagi sekarang
Rajatha menciumi wajah istrinya dengan masih ada sisa-sisa air mata disana,
lama-lama Faridha membuka matanya, pipi nya merona akibat perlakuan Rajatha
padanya barusan.
Rajatha meminta Faridha untuk duduk kemudian ia mengambil
segelas susu yang sudah disiapkan-nya.
“Minumlah, Sayang. Kau ingin tahu bagaimana nikmat dan romantis nya jika minum
susu dalam gelas yang sama kan? Maaf aku kurang peka dan agak terlambat
menyadari keinginanmu tadi. Sekarang minumlah” Bujuk Rajatha dengan menatap
mata bulat istrinya penuh cinta dan kasih sayang
(Aaauuuwww,,, Adek melting kalau begini caranya Bang!)
Faridha tersenyum bahagia, hatinya bersorak bahagia melihat
kesungguhan Rajatha
“Aku mau Mas duluan yang minum, setelah itu baru aku” Pinta Faridha manja
“Aku duluan?”
“Iya, ayo Mas minum dulu”
“Baiklah” Rajatha pun meminum susu tersebut setengahnya kemudian ia mengarahkan
gelasnya pada Faridha, Faridha mengatur posisi gelasnya agar ia meminum dari
tempat dimana tadi Rajatha meminumnya, Rajatha tersenyum melihatnya dengan
tetap memegang gelasnya dan meminumkan-nya pada Faridha, kedua tangan Faridha
melingkar di pinggang Rajatha. Setelah Faridha meminumnya masih ada lagi sisa
sedikit susu di gelas tersebut, Rajatha segera menghabiskan-nya di tempat tadi
dimana dirinya dan Faridha minum.
“Sudah tahu bagaimana rasa nikmatnya sekarang, Sayang?”
Tanya Rajatha
Faridha mengangguk malu-malu, Rajatha meletakan kembali gelas diatas nakas
kemudian ia mendorong pelan tubuh istrinya untuk rebah di ranjang mereka
“Apa kau juga tahu kalau ada “hal lain” lagi yang jauh lebih nikmat dari
sekedar minum susu bersama?” Tanya Rajatha menggoda, wajah mereka sudah sangat
dekat, Faridha semakin mengeratkan pelukan-nya di pinggang Rajatha sebagai
jawaban atas pertanyaan Rajatha, dan “hal lain” yang seperti malam-malam
kemarin pun kembali terjadi, lagi dan lagi.
^^^
Selama pernikahan mereka, setiap akhir pekan Rajatha dan Faridha selalu menginap
di rumah Jalal-Jodha.
Seperti hari ini, setelah menjenguk Lavina yang baru saja melahirkan putri
pertamanya, Rajatha dan Faridha langsung pergi menuju rumah Jalal dan Jodha,
walau mereka bertemu hampir setiap minggu tapi mereka selalu merindukan Jalal
dan Jodha. Terutama Faridha, akhir-akhir ini ia sangat manja pada Jalal dan
Jodha, sebentar-sebentar ia menelpon dan membicarakan semua hal yang dialaminya
seharian pada mereka.
“Apa tidak bisa sedikit lebih cepat Mas, lama sekali
jalannya dari tadi” Keluh Faridha pada Rajatha, dia merasa sejak tadi mobil
yang dikemudikan Rajatha tidak sampai-sampai
“Aku menyetir seperti biasanya, Sayang. Sabar ya, sebentar lagi kita sampai
kerumah Mama” Sahut Rajatha
“Huffhh,, Sini, aku saja yang mengemudikan mobilnya” Kata Faridha kemudian
“Ehh,,Ehh,, Sayang”
“Stop di depan sana Mas, biar aku yang menggantikan Mas menyetir, aku sudah
tidak sabar, sejak tadi tidak sampai-sampai” Kata Faridha dengan gemas
“O,,okee” Rajatha menurut, baginya tidak perlu ribut-ribut untuk masalah sepele
apalagi saat sedang berada di jalanan seperti ini
Kini Faridha yang sudah menyetir, wajahnya terlihat
sumringah. Memang, sejak menikah Rajatha jarang mengizinkan Faridha untuk
menyetir sendiri.
“Pelan-pelan, Sayang” Tegur Rajatha saat dirasanya kecepatan
mobil mereka semakin kencang saja
“Mas-ku Sayang, diam saja ya” Kata Faridha sambil menepuk-nepuk lengan Rajatha,
kemudian ia kembali berkonsentrasi lagi dengan jalanan di depannya
Dengan jarak yang seharusnya dicapai dalam waktu 30 menit
lagi dengan kecepatan normal, maka Faridha hanya membutuhkan waktu kurang lebih
15 menit saja untuk sampai kerumah Jalal dan Jodha.
“Tidak ada lagi menyetir sendiri untuk lain kali, Sayang” Putus
Rajatha setelah mereka sampai di halaman rumah, berbahaya membiarkan istrinya
menyetir sendiri
“Benarkah? Memangnya kau bisa menolak keinginan istrimu ini, Mas ku Sayang”
Bisik Faridha di telinga Rajatha dan mencium sekilas bibir suaminya
“Ya
Tuhan. Kenapa Kau ciptakan wanita dengan kemampuan menggodanya yang sangat
sulit ditolak oleh pria. Ternyata begini yang dirasakan Papa selama ini, pantas
saja Papa tidak pernah bisa menolak semua keinginan Mama” Pikir
Rajatha dalam hati dan menggelengkan kepalanya.
^^^
“Hi Sayang, kalian sudah sampai. Ayo masuk Nak” Sambut Jodha pada anak dan
menantunya
“Kita makan malam bersama dulu ya, Mama sudah masak istimewa
untuk kita malam ini” Ajak Jodha semangat, Faridha mengikuti Jodha ke dapur
dengan senang hati
“Sepertinya menantu Papa lebih gemuk, Jagoan” Kata Jalal pada Rajatha
“Oh ya? Sepertinya sama saja Pah”
“Mas, Pah… Makanan nya sudah siap, ayo kita makan dulu” Ajak
Faridha pada Rajatha dan Jalal menuju meja makan
“Oke, Sayang. Ayo Jagoan”
Jodha mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk suaminya,
begitupun dengan Faridha, dengan telaten ia melayani suaminya, walau terkadang
makanan yang ia ambil jatuh kembali karena gerakannya yang belum se-luwes sang
Ratu, tapi Rajatha sudah sangat senang melihat istrinya yang selalu berusaha
dengan baik melayani dirinya.
“Tidak makan sepiring berdua, Sayang?” Tanya Rajatha
setengah berbisik pada Faridha, ini adalah salah satu kebiasaan baru lagi dari istrinya.
Setiap makan bersama dengan Rajatha, ia selalu ingin makan sepiring berdua dan
disuapi oleh suaminya. Tapi jika tidak ada Rajatha disampingnya, Faridha mau-mau
saja makan sendiri.
“Mau sih Mas, tapi malu sama Mama dan Papa” Balas Faridha dengan setengah
berbisik pula
Jodha yang menyadari sejak tadi Rajatha dan Faridha belum
menyentuh makanannya dan hanya berbisik-bisik, membuatnya gatal untuk bertanya
“Ada apa Nak, makanan-nya tidak membuat kalian selera ya?”
“Tidak-Tidak Mah, hanya saja,,,” Jawab Faridha cepat, siapa yang tidak akan berselera
dengan masakan lezat buatan Mama mertuanya ini, apalagi bagi dirinya yang masih
belum terlalu pandai memasak sampai saat ini.
“Hanya saja,,,,?”
“Eeuum,,,,”
“Ehm,, Apa Mama dan Papa tidak keberatan jika kami makan sepiring berdua dan
suap-suapan disini” Kata Rajatha langsung, membuat Faridha menggigit bibirnya
karena malu
“Oww,, Tentu saja boleh, Faridha ingin makan sepiring berdua dengan Mas
Rajatha, Nak?” Tanya Jodha lembut, Faridha mengangguk malu-malu
Rajatha pun menukar piringnya dengan yang sedikit lebih
besar dan memindahkan makanan yang berada di piringnya dan piring Faridha
kesana.
Jadilah, mereka makan seperti itu dengan Rajatha menyuapi
Faridha langsung dengan tangannya. Jalal dan Jodha yang memperhatikan ikut
senang melihat keharmonisan rumah tangga anaknya.
Selama acara makan malam romantis antara dirinya dengan
Rajatha, Faridha terus menyunggingkan senyum manisnya.
“Jika sudah seperti ini rasanya aku tidak ingin waktu cepat
berlalu Mas” Bisik Faridha di sela-sela kunyahan-nya. Rajatha hanya tersenyum
menanggapi ucapan istrinya.
^^^
Setelah acara makan malam selesai, mereka bersantai di ruang keluarga
“Karena malam ini kau menginap disini, besok kita berangkat bersama saja ke
Singapore” Kata Jalal pada Rajatha
“Oke Pah. Tapi, bagaimana dengan Ardhan, apa dia bisa ikut dengan kita kesana,
istrinya baru saja melahirkan pagi tadi” Kata Rajatha
“Papa sudah mengatakan padanya untuk tidak ikut bersama kita besok, tapi baru
saja dia mengabari Papa kalau dia memutuskan untuk ikut. Anak itu, dia sangat
bersemangat dengan proyek ini” Kata Jalal. Rajatha mengangguk setuju
Yah, besok adalah jadwal keberangkatan Jalal, Rajatha dan
Ardhan ke Singapore, dan mereka akan tinggal disana sekitar satu minggu.
“Lalu Mbak Lavina tinggal bersama dengan siapa nanti?” Tanya
Faridha
“Eemm,,, Bagaimana kalau kita mengajaknya kemari saja, kalau dia sudah bisa
pulang, besok juga kita akan menjemputnya” Usul Jodha
“Ya Mah, Faridha setuju”
^^^
“Aku sudah mengetahuinya Mami, besok suami Faridha akan ikut menghadiri meeting
di Singapore bersama dengan Ayahnya dan Ardhan, para “suami idaman” itu akan
meninggalkan istri mereka cukup lama. Salah satu orang suruhan kita
menyampaikannya padaku sore tadi”
“Bagus! Kita singkirkan saja secepatnya pengganggu itu. Mami sudah sangat muak
melihatnya”
______________________________
- To Be Continue -