“Aku,” Jalal menunjuk dirinya
“Kau,” Jalal menunjuk Jodha
“Kita,” Jalal menunjuk dirinya dan Jo bergantian
“Memang tak ada yang tahu
bagaimana kehidupan yang akan datang. Tapi yang aku tahu, kau tetap akan
bersamaku”
“Egois! Itu namanya Egois! Kau menafsirkan hidupmu
sendiri. Aku tak suka itu”
Setelah terjadi keheningan beberapa saat
.
.
.
.
.
Jo langsung mendekat dan berbisik di telinga Jalal
“Aktingku bagus kan?”
Datanglah Arkan, Askana, Ulfah dan Fikri.
Mereka mulai melantunkan lagu Selamat Ulang Tahun - Jamrud dengan semarak dan berjalan mendekati Jalal.
Hari ini, hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun usiamu bahagialah kamu.
Yang ku beri bukan jam dan cincin.
Bukan seikat bunga, atau puisi, juga kalung hati.
Maaf, bukannya pelit. Atau nggak mau bermodal
dikit.
Yang ingin aku beri padamu. Doa stulus hati.
Semoga Tuhan, melindungi kamu.
Serta tercapai semua angan dan cita-citamu.
Mudah-mudahan diberi umur panjang. Sehat selama-lamanya.
“Selamat Ulang Tahun Jalal Zavier” ucap mereka bersamaan
“Jadi ini semua cuma sandiwara kalian untuk mengerjaiku?”tanya
Jalal.
“Iya, ini perintah dari kekasihmu itu. Kami dipaksa
menjalankan rencananya tanpa diizinkan untuk menolak” jawab Fikri memelas.
"Tadi ekspresimu itu lucu sekali Jalal. Hampir
saja aku tertawa dan membuat semua rencana ini gagal total. Tapi aku tak
menyangka seorang penyanyi Jalal Zavier hampir meneteskan air mata dihadapan
kekasihnya” gelak Jo sambil memegangi perut nya yang sakit.
Dan yang lain hanya
memandang bingung dengan tingkah Jo.
“Perkataanmu tadi tidak selucu itu Jo. Aku bersyukur itu
hanya sebuah sandiwara” jawab Jalal sedatar mungkin.
“Oke maafkan aku, sekarang aku serius. Didalam ulang
tahun pasti ada hadiah, seperti puluhan bahkan ratusan kado yang ada disamping
tempat tidurmu” Jo menunjuk kado-kado yang tersusun rapih mungkin dari
penggemar Jalal, ya siapa lagi.
“Aku juga akan memberinya” ucap Jo sambil
menyodorkan sebuah kotak kecil yang terbungkus rapih.
Perlahan Jalal membukanya, keluarlah benda seperti buku
warna putih bertuliskan memories of JJ di sampulnya.
Sebuah album yang
berisikan foto mereka setahun terakhir bahkan terdapat foto Jalal kecil yang Jo
minta dari Arkan.
“Aku tak menyangka gadis tomboy sepertimu, memiliki ide
bagus untuk hadiah ini” Jalal meledek Jo.
“Apa maksudmu? Aku juga wanita, lagian aku malas membeli
barang-barang mahal yang tentu kau dengan mudah mendapatnya? Atau salah satu
fans-mu itu? bisa saja memberikannya.”
Jalal mengacak-acak rambut Jo “Gadis pintar”
#FLASHBACK
2 hari lagi adalah hari jadi Jalal, sekarang aku tengah
sibuk berpikir apa yang akan kulakukan nanti bersama Ulfah.
Ya, kini Ulfah dinas
di Jakarta, karena kinerjanya yang baik dan meningkat ia dipindahkan ke
Ibukota. Kalian bisa bayangkan betapa bahagianya wanita ini saat mendengar
kabar itu.
Satu lagi Ulfah dan Fikri, mereka telah menjadi sepasang kekasih.
Mengejutkan bukan? Tentu, semua bisa terjadi atas kehendaknya mana ada yang
tahu. Fikri melamarnya saat pergi ke Jogja
Bagaimana aku tahu,? tentu saja
Ulfah yang menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat. Semenjak ia tinggal
di sebelah apartemen ku, gadis ini tidak pernah absen mengunjungi apart ku
hanya sekedar curhat atau ya kalian tahu lah apa yang dibicarakan dua orang
gadis ketika saling bertemu.
“Jo, sekarang bagaimana? Apa yang mau kamu lakukan untuk
mengejutkan Jalal? Tanya Ulfah yang sudah berada di kamar Jo.
“Udah deh Fah, kamu tak perlu banyak tanya. Siapkan saja
semua yang aku butuhkan dan 2 hari lagi kamu bisa lihat apa itu tanpa harus aku
jelaskan”jawab Jo.
“Ya udah Jo, aku kan cuman mau tau aja apa sih yang ada
dipikiran wanita kayak kamu. Emang kamu yakin kejutan itu akan berhasil? Ehmm,
kayaknya gak deh”ledek Ulfah.
“ULFAH…jadi kamu ragu sama pikiran aku. Lihat aja nanti,
apa yang akan Jodha Ardani lakukan.” balas Jo.
1 Mei tepat hari jadi 25 tahun seorang Jalal Zavier.
Tentu saja semuanya telah Jo persiapkan dengan matang. Jo sengaja tidak
mengucapkan Happy Birthtday atau apalah itu saat ini.
Ia juga tahu kini Jalal
sedang bersama para fans untuk merayakan hari kelahirannya. Jalal baru bisa
pulang setelah maghrib, itu yang Fikri ucapkan pada Jodha.
Jodha akan datang ke
rumah Jalal, kalau Fikri sudah mengabarkannya nanti agar semuanya bisa
terkendali dan tidak gagal.
Dan disinilah ia kini, melakukan hal yang sangat konyol
bahkan bisa berakibat fatal bagi hubungannya kedepan. Bukan Jodha namanya jika
tak ingin mencoba sesuatu yang baru, begini lebih seru kan?
Daripada hanya
sekedar mengendap masuk ke kamar dan membangunkannya tepat pada pukul 00:00.
Lalu memberi surprise yang membuatnya terharu seperti kebanyakan orang lain.
Tapi sebelumnya, tentu saja semua telah Jo pertimbangkan matang-matang.
***
2 Bulan Kemudian
“Jo, ini untuk kamu?”ucap Ulfah yang masuk ke apart
sambil memberi sebuah kertas.
“Apa ini Fah?”
“Udahlah Jo, buka aja nanti kamu juga tau !”seru Ulfah.
Jo membuka lipatan kertas itu dan benar saja apa yang ia
duga, ini adalah undangan pernikahan tapi siapa yang menikah? Pertanyaan itu
terjawab saat di depan kertas terdapat tulisan
THE WEDDING 20 JULY
ULFAH DEFANDRA & ANANDA FIKRI
Jo dibuat tercengang dengan tulisan itu, sahabatnya,
teman seperjuangannya akan menikah?
Ini bukan mimpi kan?
Baru kemarin dia
memberitahuku bahwa ia dilamar dan sekarang ia akan menikah?
Oh, mungkin ini
hanya candaan Ulfah saja.
“Ulfah ini beneran? Kamu akan menikah sama Fikri? Kamu gak
bercanda kan?”tanya Jo, “Oh aku tahu..”
Ulfah bingung, “Tahu apa?”
“Ini pasti kamu yang edit sendiri ya, saking jomblonya.
Kamu berharap Fikri akan menikahimu” Jo menatap jenaka Ulfah.
Ulfah mengambil guling di dekatnya dan melempari Jo, “Sembarangan
kamu. Aku masih normal!”
“Lah kalau bukan editan, dengan kata lain ini asli dong?”
Jo terdiam.
“Kan sudah jelas tertulis disitu kalau aku sama Fikri
akan menikah minggu depan” jelas Ulfah.
“Tapi kenapa baru memberitahuku tentang rencana pernikahan
kalian? Kenapa kau dan Fikri menyembunyikannya dariku?”
“Sebenarnya aku tak sepenuhnya menyembuyikan darimu.
Rencana ini sudah lama, kau saja yang sibuk dengan tugasmu dan berlibur bersama
Jalal di Milan. Dan memang orang tuaku menyuruh menyembunyikan. Agar berhasil
katanya”
“Oh gitu, gak
nyangka baru kemarin kita latihan bareng dan sekarang kamu udah punya suami aja”
“Belum Jo baru calon suami” Ralat Ulfah.
“Oh iya hahaha, muka kamu merah tuh”
“Dan kamu harus bersyukur karena aku membagikan undangan ini
pertama kalinya hanya untuk kamu. Agar pikiran
kamu terbuka dengan cepat-cepat melepas masa lajangmu, kasihan Jalal sudah lama
menunggu dalam penantian”canda Ulfah.
“Fah udah lah aku paling malas bahas masalah ini. Kamu
kan tahu tugasku masih banyak. Aku ingin tenang dan tidak memikirkan tugas saat
menikah dengan Jalal nantinya”
“Terserah kau sajalah Jo” Ulfah paling malas membicarakan
pernikahan Jo dan Jalal. Lihat saja, sedikit disindir langsung ngambek.
Sebenarnya Jo ingin segera menikah dengan Jalal. Jo tak mau
munafik walau orang melihatnya kuat tetap saja ia seorang wanita, tapi Jo rasa
ini bukan saat yang tepat.
Padahal Jalal sudah sering membicarakan rencana
pernikahan mereka. Tapi ia selalu menolak, tentu saja Jalal kecewa. Tapi entah
lah, Jo belum yakin saat ini. Mungkin beberapa waktu kedepan, yang pastinya pun
Jo juga tak tahu.
***
Waktu terus berlalu, 2 hari lagi sahabat konyolku itu
akan menikah. Sekarang ia lagi di pingit dan melalui berbagai macam tradisi
Jawa, entah aku juga tak tahu apa saja macamnya.
Itu lah salah satu alasanku
menunda pernikahan, melalui bermacam-macam proses yang tiada henti, ibu bilang akan
menjadi kenangan tersendiri suatu saat tapi tetap saja aku tak suka dengan
semua itu.
Mereka akan menikah di Solo, karena aku dan Jalal sahabat yang baik.
Hari ini kita terbang ke Solo bersama Helen, Astrid dan Genaya yang juga rekan
kerja Ulfah, karena yang lain sibuk mereka hanya titip salam ke pengantin.
Juga
teman Fikri yang telah tiba duluan di Solo kata Jalal tadi.
Ulfah sangat cantik dengan Busana Solo Putri nya yang
terdiri dari kebaya berbahan beludru hitam panjang hingga lutut dan kain batik
bermotif Sido Mukti, rambutnya di konde ada kembang goyang lengkap dengan
melati putih.
Sedangkan Fikri mengenakan busana beludru hitam serasi dengan
Ulfah, keris Ladrang bertengger di pingganya.
Sebelum tadi pagi mereka
mengadakan Ijab Qobul di kediaman Ulfah dan malam ini berada di hotel untuk
mengadakan resepsi.
“Ya ampun Fah, kamu cantik banget. Sampai pangling
lihatnya tadi, dikira ada Keraton Solo lewat tenyata pengantin baru hahaha” goda
Jo yang ada di pelaminan mengucapkan selamat.
“Iyalah Jo, hari ini kan Ulfah dan Fikri akan menjadi
Raja Ratu semalam di Keratonan Solo wkwkwk” canda Ulfah.
“Selamat Fik, harusnya gue dulu yang datang ke pernikahan
lo bawa istri. Dan sekarang malah lo yang lebih dulu ada di pelaminan ini” ucap
Jalal menyindir seseorang.
“Ehm, tanya calonnya tuh mau atau gak dinikahin.” Kata
Fikri “Ya gak Jo?”lanjutnya dengan suara yang lebih besar.
“Apa?”jawab Jo tak mengerti yang Fikri tanyakan.
“Eh lo apa-apaan sih.
Kalau urusan itu mah gampang, lo kan tau Jodha masih sibuk jadi tunggu lah
waktu yang tepat” balas Jalal.
***
13 September
Jo melihat ke sekeliling ruangan, ada banyak orang disini
tak terkecuali orang tua Jalal dan ayah serta ibunya.
“Tapi untuk apa mereka berkumpul disini?” gumam Jo
“Pertanyaan
bodoh, tentu saja untuk melamarmu” rutuk batin Jo.
Secepat inikah, aku belum
mau menikah. Bukan karena belum siap, ada satu tugas penting PATERATA yang
belum Jo selesaikan rencananya seminggu lagi Jo akan kembali ke Papua.
“Bagaimana ini? Apa yang harus aku
lakukan? Bagaimana jika mereka telah menentukan tanggal pernikahanku? Apa yang
harus kukatakan?”
Pantas saja dari tadi ibu sibuk memaksa Jo agar berdandan
dan memakai baju ini. Kemarin ibu menyuruhnya ke Bandung karena rindu dengan Jo
tanpa ada maksud lain.
“Ternyata ini yang
mereka lakukan tapi kenapa aku sampai tak tahu dan Jalal? Dia juga tak
memberitahuku. Tapi dimana Jalal sekarang?”
“Jo sini kenapa kau termenung disitu” ucap ibu yang
berada di atas kursi depan meja makan.
“Eh, iya bu” balas Jo langsung turun dan duduk disebelah
ibu.
Perbincangan pun terjadi antara ibu ayah dan orang tua
Jalal beberapa kali diselingi dengan tawa canda disaat itu juga Jo merasa
seperti orang asing disini.
Ia agak canggung dengan Orang tua Jalal walaupun
ini bukan pertama kali pertemuan mereka.
Jo tahu ayah telah menerima lamarannya dan sekarang
mereka membicarakan tanggal pernikahan. Dari tadi Jo mencari Jalal, ini hari
untuk mereka kenapa hanya aku sendiri disini.
“Jo apa kau punya tanggal bagus untuk pernikahanmu?”
akhirnya pertanyaan yang Jo takutkan terlontar juga dari mulut ayah.
Pasalnya Jo
bukan takut untuk menjawab, sampai saat ini pun ia juga tak tahu kapan tugasnya
itu akan selesai. Tanggung jawabnya cukup berat untuk meringkus pemberontak
kelas kakap.
Apa yang akan Jo jawab kali ini….
“Ya Tuhan bantu aku”gumamannya dalam hati.
“Kalau tanggal Jo serahkan pada kalian tapi apa boleh
acara itu dilakukan 3 bulan lagi?” jawab Jo ragu.
“Apakah itu tidak terlalu lama Jo? Mama ingin segera
melihat anak itu menikah karena jujur saja, ia tak pernah membawa satupun
perempuan bahkan saat kami menjodohkannya ia menolak mentah-mentah tawaran kami"ucap Ny.Arum Ningtyas yang tak lain adalah Mama Jalal.
"Dan saat mama tahu dia ingin melamarmu. Mama
sangat senang, bolehkah satu bulan lagi Jo? Jujur saja mama telah menyiapkan
pernikahan kalian sejak Jalal memberi tahu mama bahwa ia ingin kami datang ke
rumahmu.” lanjutnya.
Jo tahu betul, perjodohan dengan siapa yang Jalal tolak
mentah-mentah.
Tentu saja dengan Lavina gadis yang Jo jumpai saat pernikahan
Kak Arkan dan Askana dulu. Jo bersyukur kalau Jalal menolak mentah-mentah,
jujur Jo memang senang.
Terdengar jahat sih, bahagia diatas penderitaan orang
lain. Tapi jika bukan seperti itu, apa mungkin ada persiapan pernikahan antara Jalal & Jodha?
“Apa?
1 bulan lagi, tidak mungkin aku takkan punya waktu untuk itu. Aku takut jika
tugasku belum selesai dalam waktu 1 bulan” teriak batin Jo.
“Apa itu tidak terlalu berlebihan Rum ? Kau menyiapkannya
sendiri. Tapi Jo benar kata Arum 3 bulan terlalu lama nak” tanya ibu pada Ny.
Arum
“Tentu saja tidak Far aku sangat senang mendengar kabar
membahagiakan dari Jalal dan maafkan aku tentang itu. Kita akan menyiapkannya
bersama dengan Jodha. Bagaimana jika 13 Oktober?” ucap Ny Arum.
“Tanggal bagus dan Jo kau harus mengosongkan jadwalmu 1
minggu sebelum pernikahan itu berlangsung” perintah ibu pada Jo.
Mungkin saat ini Jo takkan bisa menolak semua berharap
penuh padanya dengan tak yakin Jo menganggukan kepalanya.
"Baik bu, Jo terima semua keputusannya"
Semua senang atas hasil ini.