“I miss you, Sayang”
“I miss you too, Mas”
Mereka berbicara tanpa bersuara karena takut ketahuan oleh yang lainnya, namun
yang sebenarnya adalah keluarga mereka hanya berpura-pura tidak tahu dan
menahan senyum melihat tingkah berlebihan Rajatha dan Faridha. Mereka
bertingkah seolah-olah akan dipisahkan selamanya, lagipula mana mungkin mereka
tidak jadi menikah padahal Jodha sendirilah yang paling antusias akan pernikahan
mereka sejak awal. Hahaa
^^^
Acara pertunangan antara Rajatha dan Faridha pun selesai, kini kedua keluarga
sudah bersiap kembali ke rumah masing-masing.
“Ma, boleh aku berbicara sebentar dengan Faridha. Sebentar saja” Mohon Rajatha
pada Jodha yang sudah menyuruh-nya masuk kedalam mobil sejak tadi
“Tidak boleh. Cepat masuk dan kita segera pulang” Jawab Jodha jutek
“Dua menit, please” Rajatha masih memohon
“Temui Faridha selama dua menit maka pernikahan kalian Mama undur sampai dua
bulan lagi” Kata Jodha sok ketus, didalam hati-nya ia geli sendiri sudah
menggoda anak-nya.
Tanpa membantah apapun lagi, Rajatha segera masuk kedalam
mobil. Tentu saja ia tidak mau pernikahan-nya diundur, Mama-nya ini memang
menyeramkan dan tidak terduga. Sedangkan Jalal yang berada disamping Jodha
hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol istri-nya yang
membuat Rajatha ketar-ketir karena-nya.
“Sebenar-nya
siapa yang mau menikah? Aku atau Mama?!” Gerutu Rajatha dalam hati,
tentu saja. Mana mungkin dia berani bicara seperti itu pada Jodha.
^^^
Sedangkan di mobil lain-nya, Faridha yang berada di kursi belakang juga
terlihat resah dan sibuk dengan handphone-nya.
“Eem,, Mbak, apa saling menyapa lewat telepon juga tidak boleh?” Tanya Faridha
takut, entah kenapa sejak Jodha memutuskan untuk memisahkan Rajatha dan Faridha
selama dua minggu kedepan, Lavina jadi sangat protektif dan agak galak padanya.
Seperti-nya ia sudah menjadi “Teman baik” calon mertua-nya.
“Kalau kalian masih saling menghubungi, lalu apa beda-nya Faridha. Nanti
setelah sampai rumah berikan handphone dan laptop-mu padaku” Tegas Lavina
“Sayang,,” Panggil Ardhan pada Lavina yang berada disebelah-nya
Lavina menatap-nya sekilas “Kakak menyetir saja, jangan ikut campur urusan kami
para wanita” Kata Lavina pada suami-nya
Ardhan-pun menyerah dan memilih kembali fokus pada jalan didepan-nya.
“Mbak,,” Rengek Faridha lagi
“Turuti atau tidak sama sekali. Sudahlah, aku mau lelah ingin tidur, jangan
bicara lagi kalau hanya untuk bertanya hal tidak penting seperti itu” Putus
Lavina, lalu mengatur senderan kursi-nya agar lebih nyaman untuk dia tidur
Faridha melongo tidak percaya mendengar kata-kata Lavina “Tidak penting?? Oh my God… Bahkan ini
sangat genting! Baru saja menjadi sepasang kekasih tapi sudah tidak boleh
bertemu? Hufhhh,, Mama, tega nian kau” Keluh Jodha pasrah
Faridha melihat kearah Lavina yang tampak-nya sudah mulai
memejam-kan matanya, ia lalu melirik kearah Ardhan melalui kaca spion tengah
dengan wajah memelas-nya seolah meminta pertolongan padanya, namun Ardhan hanya
mengangkat kedua bahu-nya tanda ia tidak ingin ikut campur, Faridha memanyunkan
bibir-nya dan menatap keluar jendela dengan kesal, Ardhan terkikik geli
melihat-nya.
^^^
Kediaman Ardhan.
Setelah dua malam lalu Lavina menyita ponsel dan laptop-nya, Faridha sibuk mengurung
diri di-kamar. Lavina melaporkan aksi ngambek Faridha pada Jodha dan disambut
kekehan saja oleh Jodha, akhir-nya Lavina pun tetap melanjutkan aksi-nya,
ternyata menyenangkan juga menggoda si calon pengantin seperti ini atau mungkin
bayi yang berada didalam kandungan-nya inilah yang senang menggoda Faridha,
entahlah.
“Apa Faridha sudah memakan sarapan-nya Sayang?” Tanya Ardhan
sambil menikmati sarapan buatan istri tercinta-nya itu
“Sudah Kak” Jawab Lavina santai
“Benarkah? Jadi dia sudah tidak merajuk lagi sekarang?” Tanya Ardhan lagi
“Siapa bilang”
“Maksud-nya?”
“Calon pengantin kita itu masih merajuk dikamar-nya, tadi dia menghabiskan
sarapan-nya karena aku memaksa dan menunggui dia makan hingga selesai. Lucu
sekali melihat Tante-mu merengut seperti itu, ya kan Nak” Kata Lavina dengan
ceria sembari mengelus perut-nya.
“Hhmm,, Sudahlah aku tidak ingin ikut campur urusan kalian para wanita. Oh ya,
hari ini mungkin aku akan pulang larut malam, jangan menunggu-ku ya.” Kata Ardhan
menyudahi acara sarapan-nya
“Memang-nya ada apa sampai harus pulang larut malam? Aku kan tidak bisa tidur
kalau tidak dipeluk oleh-mu” Manja Lavina
Ardhan mendekati Lavina, mengecup kening istri-nya lembut
dan mengelus perut-nya dengan sayang.
“Hari ini setelah makan siang om Jalal mengundang-ku secara khusus untuk
meeting bersama para client-nya. Biasa sayang, urusan bisnis dan semoga saja ini
pertanda baik bagi perusahaan kita. Aku akan pulang secepat-nya setelah meeting-nya
selesai nanti. Oke” Kata Ardhan, Lavina-pun mengangguk mengerti lalu mencium
bibir suami-nya kilat
“Jangan menggoda-ku Sayang, atau aku akan membatalkan semua meeting penting-ku
hari ini” Kata Ardhan yang mulai tergoda oleh ciuman istri-nya barusan
“Maka cepat-lah pulang kalau begitu”
“Hhhh,,, Yasudah aku berangkat sekarang”
“Kakak tidak pamitan dengan Faridha dulu?”
“Oh ya, aku lupa. Godaan-mu membuatku lupa segala-nya Sayang” Kata Ardhan
mengedipkan sebelah mata-nya pada Lavina sebelum ia menuju kamar Faridha
“Dik,, Faridha” Panggil Ardhan begitu ia sampai di depan
pintu kamar Faridha
Ceklekk,.. Faridha membuka pintu kamar-nya, Ardhan menahan tawa-nya melihat
penampilan kacau Faridha
“Astaga,, Sejak kapan Dik Faridha-ku memelihara Medusa di kamar-nya ini” Kata
Ardhan yang mulai kembali mengejek Faridha
“KAKAK !!!!” Teriak Faridha jengkel pada Ardhan, dia sudah akan menutup kembali
pintu kamar-nya namun Ardhan lebih dulu menghalangi-nya
Lavina yang mendengar teriakan Faridha ikut terkikik geli
sebelum berlalu menuju dapur untuk membuat susu hamil-nya.
“Heyy,,, Kakak bercanda. Sudah jangan merajuk lagi” Bujuk
Ardhan
Faridha diam saja, ia mulai merapikan rambut-nya yang terlihat berantakan
akibat ulah-nya yang hanya tidur-tiduran saja sejak tadi.
“Sekarang Kakak pergi dulu, titip Mbak dan calon keponakan-mu ya. Dua minggu
menyeramkan-mu akan segera berlalu, santai saja dan nikmati semua proses-nya
Dik” Kata Ardhan lagi dan mencium kening Faridha seperti biasa-nya, Faridha
mengangguk dan tersenyum.
^^^
Keadaan-pun tidak jauh berbeda di kediaman Jalal
Kini Rajatha masih berusaha membujuk Jodha untuk menghubungi Faridha yang tentu
saja ditolak mentah-mentah oleh Jodha. Jalal yang berada diantara mereka hanya
diam saja memperhatikan perilaku tidak biasa jagoan-nya ini.
“Rajatha
memang berlebihan” Batin
Jalal
“Tapi
bagaimana jika hal itu terjadi pada-ku? Tidak bisa bertemu bahkan tidak bisa
mendengar suara Jodha selama dua minggu? Du-a-ming-gu?? Yang berarti 14 Hari?!!
Astaga,, Aku bahkan tidak berani untuk sekedar membayangkan-nya. Kalau begitu
Rajatha tidak berlebihan, pasti ia sudah sangat merindukan Faridha. Apa aku
harus membantu-nya dalam membujuk Jodha? Baiklah,,, Tapi,,, Ya Tuhan,,
Mengingat tatapan membunuh dari Jodha semalam yang mengatakan bahwa jangan
coba-coba membantu Rajatha atau,,, Huffhh.. Tidak. Tidak. Daripada aku harus
menerima amukan dari Jodha semalaman nanti dan tidur diluar selama seminggu,
lebih baik aku tidak usah ikut campur saja. Toh hanya dua minggu kan masa pingit-an
mereka, bersabarlah sedikit Jagoan” Jalal meracau dalam hati.
“Sayang,..” Panggil Jodha lembut dan mencium kening
suami-nya yang tampak berkerut seperti memikir-kan sesuatu
“Ah,,Ya” Jalal tersadar dari lamunan panjang tidak penting-nya
“Apa yang kau pikirkan sejak tadi, hm?” Tanya Jodha
“Tidak ada, kemana Jagoan?” Tanya Jalal mengalihkan pembicaraan
“Dia sudah berangkat Sayang, bukankah dia tadi sempat berpamitan padamu?”
“Oh,,ya ya. Kalau begitu, aku juga berangkat ya Sayang. Ada banyak sekali
meeting penting dan bertemu client hari ini” Kata Jalal bersiap
“Hhmm,, Kau seharus-nya jangan bekerja lagi Sayang, biarkan para pegawai-mu
yang mengurusi semua-nya, kau dirumah saja bersama-ku” Kata Jodha dengan manja
sambil memasangkan dasi untuk suami-nya, Jalal meraih pinggang istri-nya dan
mencium wajah Jodha bertubi-tubi
“Aku hanya mengawasi pekerjaan penting dan proyek besar dimana harus aku
sendiri yang turun tangan dalam menyelesaikan-nya, Sayang. Nanti setelah
waktu-nya tiba aku akan menyerahkan semua-nya pada Rajatha dan mungkin Ardhan”
Jawab Jalal sambil sesekali masih menciumi wajah Jodha
“Ardhan? Suami Lavina yang tinggal bersama Faridha?” Tanya Jodha yang seketika
mengehentikan “aktifitas” suami-nya
“Iya Sayang” Jalal mencubit hidung istri-nya gemas
“Aku lihat dia adalah tipe orang yang jujur,
pekerja keras dan bertanggung jawab. Hari ini aku mengajak-nya meeting
bersama dan menyerahkan sebuah proyek besar pada-nya, darisana aku bisa melihat
bagaimana cara-nya bekerja dan aku yakin dia tidak akan mengecewakan-ku. Dia
masih muda dan aku suka semangat-nya dalam bekerja. Dia bisa diandalkan untuk
membantu Rajatha meng-handle beberapa perusahaan kita nanti” Kata Jalal
semangat, Jodha mengangguk saja lagipula ia tidak terlalu mengerti tentang semua
hal itu.
^^^
Suasana di ruangan Rajatha begitu sepi, biasanya setiap pagi ada saja keributan
kecil antara dirinya dengan Faridha.
Tapi pagi ini yang ada hanya-lah sosok Rajatha yang serius
pada layar laptop-nya, tidak ada si cantik Faridha yang selalu setia
menemani-nya diruangan ini. Tentu saja semua ini karena ulah Yang Mulia Ratu
Jodha, tanpa berbicara pada-nya lebih dulu, Jodha mengatakan pada-nya kalau
Faridha cuti selama satu bulan dan itu berarti kekasih-nya baru akan kembali bekerja
setelah pernikahan mereka nanti, Faridha mengatakan ia masih ingin tetap
bekerja walau sudah menikah walaupun Jodha sudah melarang-nya waktu itu,
sebenar-nya Rajatha juga setuju dengan Mama-nya yang melarang Faridha untuk
tetap bekerja, tetapi baiklah lebih baik sekarang dia turuti dulu kemauan calon
istri-nya, semua itu bisa dibicarakan lagi nanti.
Rajatha mengalihkan pandangan-nya dari layar laptop yang
sangat membosankan dengan segala grafik dan angka rumit yang tertera disana,
ke-meja kerja Faridha dan beralih lagi pada meja-nya.
Tidak ada kopi spesial yang tersedia di meja-nya pagi ini.
Ya, sejak pertama ia meminum kopi buatan Faridha di kantor-nya, Rajatha tidak
pernah menyuruh orang lain untuk membuatkan-nya kopi selain Faridha.
“Masih tiga belas hari lagi. Kenapa rasa-nya lama sekali
waktu berjalan dan tidak ada yang bisa ku lakukan dalam membujuk Mama untuk
meringan-kan hukuman-nya. Huffhh” Rajatha memhembuskan napas kasar.
“Apa aku kabur saja darisini dan diam-diam kesana? Oke. Go”
Kata Rajatha bersemangat dan keluar dari ruangan-nya, namun baru saja ia keluar
Melanie sudah menghentikan-nya dan berkata kalau dia tidak boleh kemana-mana
jika memang tidak ada schedule keluar kantor, dan mulai hari ini juga akan ada
sopir yang mengantar-jemput kemana pun dirinya pergi. Astaga, Mama-nya
benar-benar mengerahkan segala kekuasaan-nya saat ini, dan seperti-nya kini
pemilik saham terbesar di perusahaan-nya adalah Mama-nya, karena para
pegawai-nya sendiri lebih patuh pada sang Mama daripada dirinya yang merupakan
pemilik perusahaan.
“Aku sangat MENCINTAIMU Mama-ku sayang” Kata Rajatha dengan
suara berat dan menekan-kan kata “Mencintaimu” lalu berbalik kembali masuk
kedalam ruangan-nya. Melanie menahan tawa-nya melihat kekesalan Presdir-nya
itu.
^^^
“Biar aku saja, Mbak” Kata Faridha setelah mendengar suara bel. Lavina
mengangguk dan melanjutkan acara masak-nya
“Mama” Sambut Faridha sumringah, setelah cipika-cipiki.
Faridha melihat-lihat kebelakang Jodha berharap ada seseorang juga yang ikut
datang
“Tentu saja Mama tidak mengajak anak itu, Faridha” Kata Jodha yang seolah tahu
siapa yang sedang dicari-cari Faridha
“Eh,, Hehe,, Silahkan masuk Mah” Kata Faridha malu-malu
“Siapa Faridha?” Tanya Lavina sedikit berteriak pada Faridha
karena ia sedang berada di dapur
“Mama Jodha, Mbak” Jawab Faridha
“Duduk Mah. Sebentar aku ambilkan minum dulu untuk Mama”
“Eh tidak usah repot-repot, Sayang. Apa itu tadi Lavina? Dimana dia?”
“Iya, Mbak Lavina sedang memasak, Mah” Jawab Faridha
“Boleh Mama lihat?”
“Oh,, A-Ayo”
Faridha mengajak Jodha ke dapur, terlihat disana Lavina
tengah sibuk dengan adonan di depan-nya.
“Hai Tante” Sapa Lavina dengan ramah
“Kau masak sendiri, apa yang kau buat” Kata Jodha mendekati Lavina dan melihat-lihat
isi adonan yang dibuat Lavina
“Aku sedang ingin memakan makanan khas Jerman, Tante. Dan si cantik calon
pengantin kita ini tidak bisa membantu-ku dalam hal masak-memasak” Jawab Lavina
sambil melirik Faridha
“Mbaakkk” Faridha merengut tidak terima, walau memang apa yang diucapkan Lavina
adalah benar. Faridha lebih memilih membersihkan rumah daripada harus memasak,
bisa-bisa dapur kesayangan Lavina ini akan terlihat seperti kapal pecah jika
membiarkan dirinya yang memasak.
“Hehee,, Sini, biar Tante bantu” Kata Jodha antusias
“Eh,,Eh,, Tante, tidak usah”
“Jangan Mah”
Tolak Lavina dan Faridha yang merasa tidak enak
“Tidak apa-apa Faridha, Lavina. Sini, biarkan Tante
membantu-mu” Kata Jodha dan ia mencuci tangan-nya
“Apa yang ingin kau masak?” Tanya Jodha pada Lavina
“Eem,, Schwarzwalder Kirschtorte”
“Hah? Serius itu adalah nama makanan Mbak? Susah sekali” Celetuk Faridha yang
masih setia berada disana yang mengundang kekehan dari Lavina dan Jodha.
“Lalu?” Tanya Jodha lagi pada Lavina
“Aku sedang ingin makan yang manis-manis, apa Tante ada ide?”
“Yang manis-manis ya?” Jodha diam sesaat dan nampak berpikir
“Oh, bagaimana kalau Bienenstich atau Apfelstrudel” Usul Jodha
“Waahh,, Tante tahu semua makanan itu? Bagaimana kalau kita buat semua-nya saja”
Seru Lavina dengan girang
“Ya Tuhan,, Apa tidak ada yang lebih susah lagi nama makanan yang orang Jerman sana
ciptakan, jika memesan makanan di restaurant sana aku yakin sudah terkena maag
terlebih dahulu, baru bisa mengeja nama makanan-nya” Kata Faridha sembari
membayangkan dan menggeleng-gelengkan kepala-nya
“Hahahaha” Lavina dan Jodha tertawa mendengar ocehan Faridha
Seperti-nya tidak bertemu dengan Rajatha membuat Faridha
jadi seorang yang sangat sensitive, entahlah.
Setelah berkutat beberapa waktu, akhirnya Jodha dan Lavina
menyelesaikan acara masak-memasak mereka.
“Waaawww,,, Seperti-nya semua ini enak-enak ya” Kata Faridha
berbinar
“Tentu saja, ayo kita cicipi” Ajak Lavina pada Faridha dan Jodha
“Nanti setelah jadi keluarga, kita akan lebih sering
masak-masak seperti ini” Kata Jodha
“Benarkah, aku sangat senang bisa masak bersama chef handal seperti Tante
Jodha” Sahut Lavina antusias
“Iya, Sayang. Dan kau Faridha, Mama akan mengajari-mu memasak sampai bisa”
“Siap Mah, sebagai istri aku ingin membahagiakan suami-ku, salah satu-nya
dengan memasak dan memberi-nya makanan yang enak-enak setiap hari. Mas Rajatha
pasti suka” Kata Faridha yang sudah membayangkan hidup berumah tangga dengan Mas
Rajatha-nya, pipi-nya bersemu merah.
Saat sudah sore hari dan puas mengobrol, akhirnya Jodha
berpamitan pada Lavina dan Faridha.
“Jaga kesehatan dan kandungan-mu ya” Kata Jodha pada Lavina dengan mengelus
perut-nya dengan sayang
Jodha mendekati Faridha dan tersenyum pada-nya, belum Jodha
berbicara Faridha sudah memeluk-nya lebih dulu, Jodha-pun balas memeluk
Faridha.
“Terlalu merindukan-nya?” Tanya Jodha, Faridha yang dalam dekapan hangat Jodha mengangguk
pelan dengan terus menikmati pelukan sayang calon mertua-nya.
“Dia baik-baik saja kan?” Tanya Faridha
“Dia harus baik-baik saja, memang-nya dia mau pernikahan-nya diundur kalau
terjadi apa-apa dengan-nya” Kata Jodha membuat Faridha tersenyum mendengar-nya
Jodha melepas pelukan-nya dan mencium kening Faridha sambil
berbisik
“Mama ada hadiah untuk-mu, tanyakan pada Lavina nanti malam” Kata Jodha
misterius
“Hadiah? Apa Mah? Mbak?” Tanya Faridha bingung pada Jodha dan Lavina
“Sudah, nanti malam kau tanyakan pada Mbak-mu. Sekarang Mama pamit dulu, sopir
sudah menunggu Mama daritadi” Kata Jodha dan berlalu
“Mbak?” Faridha menghampiri Lavina
“Nanti malam Faridha sayang. Sebaik-nya kau mandi dulu, ini sudah sore” Kata
Lavina, Faridha semakin penasaran dibuat-nya
^^^
Sejak tadi Jodha senyum-senyum memperhatikan wajah datar Rajatha yang menonton
TV bersama mereka diruang tengah.
“Ada apa?” Tanya Jalal pada istri-nya
“Siapkan handphone-mu Sayang, sebentar lagi calon menantu kita akan menelpon.
Handphone sedang di charge di kamar” Kata Jodha
“Oh ya,,, Kenapa Faridha menelponku? Apa ada sesuatu yang gawat?”
“Tidak ada, siapkan saja” Jawab Jodha
Dan tak berapa lama, benar saja handphone Jalal berdering.
Dengan isyarat-nya Jodha menyuruh Jalal untuk segera mengangkat-nya
“Assalamu’alaikum, Halo”
“,,,,,,,,,,”
“Ada apa Nak?” Tanya Jalal ramah pada Faridha
Rajatha yang belum tahu apa yang terjadi hanya melirik
sekilas pada Papa-nya dan kembali menatap layar TV
“Benarkah? Tapi istri cantik-ku ini tidak mengatakan apa-apa
padaku sebelum-nya” Kata Jalal lagi yang mulai mengerti arah permainan
istri-nya, Jodha tertawa kecil melihat-nya
“,,,,,,,,,,”
“Maaf sekali Sayang. Papa takut jika membiarkan-mu berbicara pada Rajatha, maka
Papa juga akan dapat hukuman darinya” Kata Jalal sambil tersenyum dan mengelus
kepala Jodha yang bersandar di dada-nya
“,,,,,,,,,,”
Rajatha yang merasa nama-nya disebut kembali menatap kearah
Jalal, dan bertanya dengan isyarat pada Jodha siapa yang menelpon namun Jodha
hanya menggeleng.
“Hey,,, Jangan kecewa begitu Sayang. Nah sekarang bicara-lah
pada Jagoan Papa yang nakal ini, Faridha” Kata Jalal dan spontan membuat
Rajatha melompat kearah-nya. Jalal dan Jodha tertawa melihat-nya
“Faridha?” Tanya Rajatha tidak percaya pada kedua orang
tua-nya
“Iya, Sayang” Jawab Jodha dan memberikan handphone Jalal pada Rajatha
Rajatha segera menyambar handphone itu dari Jodha
“Ha-Halo,, Sayang” Dan Rajatha segera berlalu darisana menuju kamar-nya untuk
berbicara dengan kekasih tercinta.
“Nakal sekali istri-ku sekarang” Jalal dan Jodha tertawa
bersama.
Ternyata itu-lah hadiah yang dimaksud Jodha tadi sore pada Faridha, sebenar-nya
tujuan ia datang kerumah Lavina hari ini adalah ingin menemui Jodha, dan
melihat keadaan-nya apa sama seperti putera-nya yang terjangkit demam
malarindu. Ckckck
Setelah bertemu Faridha yang terlihat juga sangat merindukan
Rajatha, akhir-nya Jodha membiarkan mereka berdua saling melepas rindu mala
mini, walau hanya lewat telepon, dan mungkin mereka akan saling menelpon sampai
pagi, biarlah.
^^^
“Hai,, Apa kabar Sayang?” Tanya Rajatha saat ia sudah sampai dikamar-nya
“Baik, Mas sendiri bagaimana?”
“Aku bahkan merasa jauh lebih baik dan lebih hidup hanya dengan mendengar
suara-mu” Jawab Rajatha dengan gombal-nya
“Mas,, Em,, Aku masih bingung kenapa Mama memperbolehkan kita ber-telpon-an
malam ini”
“Mungkin Mama kasihan melihat kita yang seperti kucing kehilangan kumis-nya
jika tidak bertemu” Jawab Rajatha ngelantur
“Apa sih Mas,,”
“Hhaahaa, Aku juga tidak mengerti, Sayang. Memang seperti apa kucing yang
kehilangan kumis-nya ya. Anyway,, Apa kau senang mendengar suara seksi
kekasih-mu ini, hm?”
“Masss” Kesal Faridha namun kedua pipi-nya nampak bersemu merah saat ini
“Hahahaa,,,, I love you, Faridha Anggun-ku, belahan jiwa-ku”
“I love you, too” Jawab Faridha pelan setengah berbisik
“Ya Tuhan. Bisakah handphone tidak hanya mengirim suara tapi juga mengirim
orang-nya” Oceh Rajatha
“Apalagi itu? Jangan berlebihan Mas”
“Mendengar suara-mu yang menjawab pernyataan cinta-ku, rasa-nya aku ingin
berada dihadapan-mu, melihat wajah cantik-mu yang kini pasti tengah tersipu malu,
dan mencubit kedua pipi-mu yang selalu bersemu merah saat aku menggoda-mu”
Rajatha semakin gencar menggoda Faridha
“Ti-tidak. Siapa bilang pipi-ku bersemu merah, biasa aja” Elak Faridha yang
tentu saja tidak dipercaya Rajatha.
Dan malam itu pun mereka habiskan untuk saling melepas rindu
satu sama lain, karena rasa kantuk yang
mendera-nya akhirnya Faridha tertidur lebih dulu, tak berapa lama Rajatha-pun
tertidur dan memutuskan telepon-nya.
----------------------------
- To Be Continue -
***
Hai Hai,,, Saya mau ngucapin selamat menjalankan ibadah
puasa ya bagi kita yang menjalankan. Mari berlomba dalam kebaikan di bulan yang
penuh berkah ini dan insha Allah terus berlanjut di bulan-bulan setelahnya. Semoga
segala kebaikan yang kita lakukan dicatat sebagai pahala oleh-NYA. Aamiin,..
Dan Saya mau pengumuman sedikit nih, mungkin selama bulan ramadhan ini saya gak
post dulu ya, tapi tapi tapi jikalau misalkan seandainya bilamana saya ada
waktu luang, saya akan coba lanjut tapi jangan terlalu berharap ya,, Hehehe