“Jadi benar sekarang Ardhan sudah menikah lagi? Lalu kenapa
Faridha ikut tinggal bersamanya? Apa tidak ada rasa canggung diantara mereka
dan sepertinya Lavina sama sekali tidak masalah dengan semua itu? Tapi apapun
itu, bagiku ini sudah lebih dari cukup mengetahui Faridha yang tidak terikat
dengan siapapun. Sampai ketemu besok Nona-ku. Aku sudah tidak sabar” Kata
Rajatha lalu meninggalkan rumah tersebut dengan perasaan lega yang luar biasa.
^^^
Keesokan harinya Rajatha bangun tidur dengan semangat, biasanya Jodhalah yang
selalu membangungkannya namun pagi ini belum sempat Jodha mengetuk pintu
kamarnya, Rajatha sudah keluar dengan berpakaian lengkap dan rapih.
“Kau sudah bangun Nak?” Tanya Jodha pada Rajatha sambil
menyiapkan sarapan
“Pagi Mah,, Iya. Sarapan apa kita pagi ini?” Rajatha menyapa sang Mama dan
mencium pipi Jodha dan melihat masakan yang tengah disiapkan Mamanya
“Ada onigiri, roti bakar, oatmeal, sandwich dan salad buah. Kau tunggulah di
meja makan, Mama akan menyiapkan disana dan kita sarapan bersama-sama” Jawab
Jodha, semua makanan itu dia masak sendiri, seperti kebiasaanya selama ini.
“Wooww,,, Mama memang yang terbaik, aku mencintaimu Mah” Kata Rajatha takjub,
lalu bersiap menuju meja makan
“Siapa yang kau cintai Jagoan?” Belum sempat Jodha membalas ucapan cinta
putranya, sang suami yang juga telah berpakaian lengkap sudah mendahuluinya
“Eh Papa, Pagi Pah” Sapa Rajatha tanpa dosa
“Kau juga sudah rapih Sayang?” Tanya Jodha pada Jalal
“Tentu saja Sayang. Sudah, duduklah disini” Jawab Jalal dan menarik tangan
Jodha untuk duduk disampingnya
“Tapi masih ada menu yang lainnya di dapur, aku akan mengambilnya dulu” Kata
Jodha
“Dia saja yang mengambilnya, ayo Jagoan” Kata Jalal menyuruh Rajatha
“Siap Bosss”
“Kau bisa ikut Papa kan Rajatha” Kata Jalal memulai
pembicaraan di tengah sarapan mereka
“Ikut kemana Pah?” Tanya Rajatha bingung
“Menghadiri seminar yang diadakan client Papa di Bandung”
“Astagaaa” Rajatha sepertinya sempat terlupa akan hal itu
“Kau lupa Jagoan?”
“Ti-tidak. Ok, Rajatha bisa hadir disana bersama Papa hari ini”
“Aku sudah menyiapkan perlengkapanmu, kau menginap satu malam kan disana” Kali
ini Jodha berbicara pada suaminya
“Iya, kami akan menginap satu malam disana. Terima kasih sayang” Jalal mengecup
pipi Jodha mesra
“Bagaimana aku bisa lupa kalau hari ini
ada schedule ke Bandung bersama Papa. Hhhh,,, Faridha, bersabarlah sedikit lagi
Sayang” Batin Rajatha
^^^
Rajatha dan Jalal sudah sampai di Bandung sekarang, Jalal memilih untuk naik
pesawat karena acara seminar itu dimulai dari pagi dan ia tidak mau melewatkan sedikitpun
seminar itu.
Siang ini Jodha menuju perusahaan Rajatha tentunya setelah
mendapatkan izin dari suami posesif nya itu.
Begitu sampai, Jodha langsung menuju ruangan putranya
setelah sebelumnya tersenyum ramah pada Melanie, sekretaris Rajatha di kantor.
“Selamat siang Faridha,,,” Sapa Jodha setelah masuk kedalam,
Jodha tahu kalau Faridha ada didalam karena Rajatha pernah mengatakan padanya
kalau anaknya itu, sudah membuatkan tempat khusus untuk Faridha di ruangannya
dan baru hari ini Jodha sempat berkunjung kesini untuk melihatnya secara
langsung.
“Tante Jodha? Selamat siang Tante” Sapa Faridha dan tersenyum
“Kau sedang mengepel,,,?” Tanya Jodha seraya mengernyitkan keningnya, bukan apa
yang dilakukan Faridha saat ini yang membuat Jodha heran, tapi cara Faridha
mengepel lah yang membuat Jodha merasa aneh.
Lihat saja, Faridha mengepel dari arah luar kedalam jadi
lantai yang sudah dia pel diinjak lagi oleh kakinya sendiri dan meninggalkan
jejak halus yang ditimbulkan oleh sepatu yang dikenakannya, mengepel yang benar
adalah dari arah dalam ke luar (seperti berjalan mundur), agar lantai yang
masih basah karena sudah di pel tidak terinjak lagi oleh kaki kita.
“Iya Tante” Jawab Faridha dan masih serius dengan gagang pel
dan lantai
Jodha tersenyum geli dan menggelengkan kepalanya melihat
cara Faridha mengepel.
“Sini berikan pada Tante, biar Tante ajarkan cara mengepel
yang benar” Jodha mendekat pada Faridha dan meraih gagang pel tersebut
“Ehh,, Tidak,,,Tidak boleh Tante” Faridha menolak dan merasa tidak enak
“Tidak apa-apa, sini berikan pada Tante”
“Tapi nanti Bapak Rajatha akan,,,”
“Sshh,,, Diamlah dan sekarang perhatikan ini” Kata Jodha lalu menunjukan pada
Faridha cara mengepel yang benar, Faridha tidak menyangka kalau Jodha bisa
melakukan hal seperti ini, Jodha yang merupakan ibu dari seorang pemilik
perusahaan besar ternyata sangat luwes melakukan hal-hal seperti ini
“Tante tidak hanya cantik wajahnya tapi jiwa dan hati tante
juga sangat cantik” Puji Faridha dengan tulus, Jodha hanya tersenyum manis pada
Faridha
“Nah sekarang sudah selesai” Kata Jodha tak berapa lama dan ia menyuruh Melanie
untuk memanggil OG lain untuk membawa keluar alat-alat mengepel tersebut
“Sekarang kau sudah tahu bagaimana cara mengepel yang benar Faridha?” Tanya Jodha
layaknya seorang guru pada muridnya
“I-iya Tante” Jawab Faridha malu, sungguh di umurnya yang cukup dewasa Faridha
tidak tahu apa-apa dalam hal beres-berberes (bahasa
apa ini? Harap maklum ya readers,,hihi) apalagi masak-memasak
“Tante mau minum apa, biar saya buatkan” Tawar Faridha
“Apa saja yang bisa kau buat, tante akan meminumnya” Jawab Jodha, ia tahu
Faridha bukanlah gadis yang ahli dalam hal itu
“Silahkan Tante, diminum jus jeruknya” Kata Faridha
meletakan segelas minuman di depan Jodha, Jodha meminumnya dan ia mengernyitkan
kening sesaat setelah meminumnya membuat Faridha was-was
“A-ada apa Tante? Tidak enak ya?” Faridha memberanikan diri bertanya. Yang
benar saja Faridha, apa yang sudah kau lakukan sebenarnya. Dia ibu dari Bos mu!
“Eemm,,, Apa kau tidak memasukan gula? Rasanya asam sekali Faridha” Kata Jodha,
nada bicaranya masih lembut seperti biasa, membuat Faridha merasa tidak terlalu
tegang lagi, ia benar-benar takut kalau Jodha marah.
“Tadi saya memasukan gula Tante, sekitar dua sendok” Jawab Faridha
Jodha lalu melirik kearah gelasnya dan tertawa kecil, melihat itu membuat
Faridha jadi bingung
“Tante? Apa ada yang salah?”
“Faridha sayang, gula yang kau masukan tadi tidak tercampur dengan minumannya,
lihat ini. Pasti kau langsung menuangkan air dingin tadi,, Hehee”
“Eeemm,,,, Itu,,”
“Sudahlah,,, Ayo, ikut Tante” Ajak Jodha
“Eh,, kemana Tante? Tapi saya masih harus bekerja”
“Tidak apa-apa, bukankah kau hanya bekerja untuk Rajatha. Hari ini kan dia
tidak datang, jadi lebih baik kau ikut Tante saja. Ayo”
“Mm,,, Baiklah” Kata Faridha pasrah
^^^
“Ini rumah siapa Tante?” Tanya Faridha sesaat mereka sampai di sebuah rumah
mewah
“Rumah kami. Ayo masuk” Ajak Jodha pada Faridha
Masuk keruang tamu, Faridha menemukan banyak photo-photo besar yang dipajang
disana, ada Rajatha, Tante Jodha dan suaminya. “Ternyata Pak Rajatha sangat mirip dengan ayahnya, seperti duplikat
ayahnya waktu muda” Batin Faridha dan tanpa sadar ia tersenyum
“Hey,, Apa kau mengagumi suami Tante?” Kata Jodha menggoda Faridha
“Eh?”
“Hehehe,, Daritadi kau tersenyum-senyum sendiri melihat photo suamiku”
“Ohh,, Maaf Tante. Melihat photo suami Tante mengingatkan saya pada Pak
Rajatha, mereka sangat-sangat mirip”
“Hhmm,,, Rajatha memang anak Papanya, semuanya mengikuti Papanya, untung dia
lahir dari rahim Tante jadi Tante masih merasa dia kalau dia juga anak Tante,,
Hihihi” Jawab Jodha sambil bercanda membuat Faridha juga ikut tertawa
bersamanya
“Oh,, Sekarang sudah waktunya makan siang. Ayo, temani Tante
kedapur memasak untuk makan siang kita” Kata Jodha menarik sebelah tangan
Faridha
Sesampainya di dapur, Faridha bingung tidak tahu harus
melakukan apa sedangkan Jodha dengan gesit menyiapkan bahan-bahan yang akan
dimasaknya
“Mau Tante ajari memasak Faridha?” Tanya Jodha
“Iya, sangat mau Tante” Jawab Faridha bersemangat, Jodha tersenyum melihatnya
“Sekarang tolong kau iris halus semua bahan ini ya, ini pisau dan talenan nya”
Jodha mulai mengarahkan
Memang tidak mudah mengajari Faridha, dia masih kaku bahkan
dia tidak tahu nama-nama bumbu dapur yang diminta Jodha, tapi Jodha dengan
sabar mengajarinya, tidak terlihat keberatan malah ia merasa senang
mengajarinya.
Mereka mengenakan celemek dengan warna yang sama dan terlihat cukup kompak,
Faridha berusaha untuk mengingat semua yang dikatakan Jodha tadi, dengan begitu Jodha terlihat seperti seorang
ibu yang tengah mengajari anak gadisnya memasak.
Sekitar satu jam, beberapa menu sudah selesai mereka masak,
kini Faridha membawa dan menata makanan di meja makan.
“Ayo sayang, dimakan” Ajak Jodha
“Kita berdua saja Tante, eemm,, Suami Tante?
“Dia pergi bersama Rajatha menemui client di Bandung hari ini dan baru kembali
besok”
“Oohh,,,”
Jodha dan Faridha mulai mengambil nasi dan lauk pauk ke piring mereka
“Waww,,,,” Seru Faridha tiba-tiba
“Kenapa Faridha, tidak enak ya?” Tanya Jodha yang kaget
“Ini,, Enak sekali Tante, Saya seperti memakan makanan dari restaurant mahal
yang dibuat oleh chef ahli” Puji Faridha dengan berbinar
“Kau ini, mengagetkan saja” Kata Jodha tersenyum, tidak salah memang Faridha
memuji masakan Jodha, karena ia adalah seorang chef dulunya
“Tante,, Kok bisa masak seenak ini sih? Rasanya benar-benar “Mahal”. Kalau
Tante buka restaurant pasti setiap hari akan banyak pengunjung yang datang dan
rela membayar lebih untuk mencicipi masakan Tante” Kata Faridha lagi, ia seakan
belum puas memuji masakan Jodha
“Hehehe,, Sayangnya suami dan anak Tante hanya ingin masakan Tante dimakan oleh
mereka” Kata Jodha dan Faridha mengangguk-anggukan kepala dengan terus menyuapkan
makanan kedalam mulutnya.
^^^
Hari sudah mulai beranjak sore ketika Faridha berpamitan untuk pulang
“Apa kau tidak menginap disini saja malam ini Faridha?” Tanya Jodha dengan
tatapan yang membuat Faridha tak sanggup menolaknya
“Eemm,, Tapi Tante, aku tidak membawa baju ganti”
“Tante punya banyak baju disini, bahkan beberapa baju Tante sewaktu masih muda
ada yang belum dipakai, kau bisa memakainya”
“Tapi Kakak dan Mbak ku, mereka tidak,,,,,”
“Tante pamitkan pada mereka?” Jodha langsung menyela
“Em,,, Baiklah. Aku akan menghubungi mereka sebentar” Kata Faridha akhirnya
Faridha menelphon Ardhan untuk meminta izin menginap disana,
Faridha lalu memberikan handphonenya pada Jodha. Jodha mengatakan bahwa Faridha
akan menginap dirumahnya selama dua malam karena besok Sabtu adalah hari libur,
Jodha beralasan ia ingin mengajari Faridha banyak hal lagi. Dan tak disangka
Ardhan dan Lavina memberikan izin dengan mudahnya bahkan mereka jadi cepat
akrab dengan Jodha.
^^^
“Tante”
“Hhmm”
“Aku beruntung sekali bisa bertemu dengan Tante. Terima kasih banyak atas
semuanya Tante”
“Sama-sama sayang, kau bisa datang kemari kapanpun kau mau dan sepertinya kita
akan semakin akrab nanti. Tante menyayangimu Nak”
“Aku juga sayang sama Tante, terima kasih”
“Sudah malam, tidurlah. Itu kamarmu. Selamat malam Nak” Kata Jodha lalu
mengecup kening Faridha dengan sayang.
^^^
“Sudah tidur Sayang” Sapa Jalal diseberang sana pada Jodha, mereka melakukan
video call malam ini
“Tadinya iya, tapi kau menelphone menganggu tidurku saja” Rajuk Jodha
“Hhhh,,, Jangan memasang ekspresi seperti itu sekarang Sayang, kau bisa
membuatku uring-uringan semalaman membayangkanmu dan tidak bisa menyentuhmu,, hmm”
“Hehehee” Kali ini Jodha tertawa melihat ekspresi suaminya yang seperti abg
sedang galau
“Kau dan Rajatha sudah makan?” Tanya Jodha
“Sudah Sayang”
“Bagus,,, Karena dimanapun dan sesibuk ap,,,,”
“Sesibuk apapun jangan sampai tidak meluangkan waktu untuk makan. Begitu kan Yang
Mulia Ratu?” Kata Jalal menyela ucapan istrinya sekaligus menggodanya
“Huuffhh”
“Aku mencintaimu Sayang. Sangat mencintaimu”
“Aku tidak” Jawab Jodha cuek
“Begitu eh? Tunggu sampai aku pulang Sayang, kau akan mendapatkan hukumannya”
“Cepatlah pulang kalau begitu, aku jadi tidak sabar menerima hukumanmu” Goda
Jodha pada suaminya
“Astagaa,,, Sayangnya aku tidak membawa jet pribadiku kemari, kalau aku
membawanya aku akan langsung terbang kesana dan menerkam mu sekarang juga
Sayang” Kata Jalal menyeringai
“Yang benar saja dari Bandung ke Jakarta kau memakai Jet pribadi”
“Aku tidak perduli”
“Hahahaa,,, Tidurlah suamiku dan segeralah kembali besok pagi. Aku merindukan
mu” Kata Jodha lembut
“Pasti sayang, aku akan pulang besok pagi”
“Oh ya, apa kau sudah ingatkan Rajatha untuk menjemput Audrey besok di Bandara”
“Iya, aku sudah menyampaikannya tadi”
“Aku sudah lama tidak bertemu anak itu, pasti dia semakin mirip saja dengan
Bhaksi sekarang” Kata Jodha menerawang sambil membayangkan anak sahabatnya itu,
ya Audrey adalah putri Bhaksi. Dia akan ke Indonesia untuk berlibur, kedua
orang tuanya tidak bisa menemani karena sedang ada urusan, jadi Bhaksi
menitipkannya pada Jalal dan Jodha yang tentu saja mereka tidak akan keberatan
sama sekali.
“Iya, dia pasti sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik
sekarang, mungkin Jagoan kita akan menyukainya nanti” Kata Jalal
“Hehee,, Sudahlah. Kau tidurlah, aku juga mau melanjutkan tidurku lagi” Jawab
Jodha, sejak tadi sebenarnya ia sudah menguap beberapa kali
“Tidurlah Sayang tapi jangan dimatikan video call nya, aku mau melihat mu tertidur”
“Kau ini,, seperti anak muda saja”
“Masa bodo”
“Hhhmm,,, Terserah kau saja” Akhirnya Jodha memejamkan matanya, sedangkan Jalal
masih terus memperhatikan layar handphonenya yang memperlihatkan wajah manis
istrinya yang mulai tertidur hingga tak lama ia pun ikut tertidur.
^^^
Pagi ini Jodha mengajak Faridha untuk merawat bunga-bunganya di taman belakang
rumah, untuk yang satu ini Faridha cukup mahir dan bisa diandalkan karena ia
juga menyukai bunga, dulu ia selalu merawat sendiri bunga-bunga yang
ditanamnya, Bik Min hanya sesekali saja membantunya. Bunga apapun yang Faridha
tanam pasti akan tumbuh subur, ia “gadis bertangan dingin” begitulah dulu kata
sang Bunda pernah menjulukinya.
Setelah selesai dengan bunga-bunga itu, Jodha dan Faridha masuk
kedalam dan kembali memasak, kali ini cukup banyak menu yang mereka sajikan, saat
sudah selesai Faridha bertanya. “Apa akan ada tamu Tante, masaknya banyak
sekali”
“Hari ini Rajatha dan ayahnya akan pulang, juga ada Audrey datang. Dia gadis
yang manis, kalian pasti akan cepat berteman nanti” Jawab Jodha
“Ohh,,,,”
Tak berapa lama Jalal pun tiba dirumahnya, Jodha langsung
menyambutnya, ia sudah mandi dan berdandan cantik untuk menyambut kedatangan suaminya,
Jodha mencium tangan Jalal. Jalal tersenyum bahagia, inilah yang selalu
membuatnya tak betah berlama-lama berada jauh dari istrinya. Ia lalu mencium
kening Jodha turun ke hidung dan akhirnya berlabuh di bibir manis istrinya.
Faridha yang berada tidak jauh darisana memalingkan wajahnya
yang memerah dan merasa malu sendiri. “Ya
Tuhan,,, Jika dirumah ada Kak Ardhan dan Mbak Lavina yang selalu bermesraan dan
disini ada Tante Jodha dan suaminya. Memang seperti apa sih rasanya, eh?” Batin Jodha mulai tidak beres.
Jodha yang baru tersadar kalau ada Faridha disekitar mereka
akhirnya melepaskan ciuman suaminya.
“Kau ini, ada orang lain disini,,, huffhh” Gerutu Jodha pada Jalal
“Hahaa,, Kau membuatku tidak bisa melihat orang lain lagi saat ada kau
dihadapanku” Bisik Jalal tidak menghiraukan gerutuan istrinya membuat wajah
Jodha merona karenanya, namun ia segera menguasai diri mengingat ada Faridha di
dekat mereka.
“Faridha,,, Kenalkan ini Om Jalal, suami Tante ayah dari
Boss mu” Jodha mengenalkan Faridha
“Dan Sayang, ini Faridha, gadis manis yang selama ini aku ceritakan padamu itu”
“Faridha Om”
“Jalal”
Kini mereka sudah duduk bersama di ruang tamu
“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Jalal pada Faridha yang sukses membuat Faridha
dan Jodha tidak mengerti apa maksud pertanyaan Jalal itu
“Saya,,, Baik-baik saja Om” Walau bingung Faridha tetap menjawab
“Baguslah, Om hanya khawatir kalau kau kenapa-napa, selama ini pasti Tante
Jodhamu itu seringkali memaksa-maksamu kan. Kau tahu, dia itu hobby sekali
memaksakan kehendaknya. Hati-hati saja Faridha” Kata Jalal dan tertawa melihat
Jodha yang melotot padanya, Faridha tersenyum kecil melihat mereka, ternyata
Jalal hanya menggoda istrinya saja, sungguh romantis sekali mereka di usia yang
sudah tidak muda lagi.
“Aku bahkan merasa sangat beruntung dipertemukan dengan Tante Jodha dan
sekarang Om Jalal. Terima kasih banyak Om Tante” Kata Faridha
“Jangan sungkan Faridha” Jawab Jalal sambil merangkul mesra bahu istrinya
^^^
Jalal, Jodha dan Faridha sudah selesai makan, mereka tidak menunggu Rajatha dan
Audrey karena Rajatha mengatakan pesawat Audrey delay jadi mungkin mereka
berdua baru akan tiba dirumah agak telat.
Jalal sedang beristirahat dikamarnya, Jodha mengajak Faridha
ke ruang karaoke dirumahnya. “Kau boleh bernyanyi sesukamu disini Sayang, Tante
menemani Om Jalal dulu ya, sebentar lagi Rajatha dan Audrey datang kau bisa
bernyanyi bersama mereka nanti” Kata Jodha pada Faridha
Dan benar saja, tak lama kemudian Rajatha dan Audrey pun
datang, Rajatha membantu membawa koper Audrey masuk kedalam rumah, Rajatha
mengajak Audrey menemui kedua orang tuanya terlebih dulu, setelah mereka
berbicara sebentar Rajatha menunjukan Audrey kamar tamu untuknya beristirahat.
“Istirahatlah disini Audrey, anggap saja rumahmu sendiri” Kata Rajatha
“Terima kasih Kak” Jawab Audrey lalu mengecup sekilas pipi Rajatha.
Dulu saat mereka kecil Audrey memang sering sekali mencium pipi Rajatha, tapi
setelah mereka dewasa ini adalah pertama kalinya dan Rajatha merasa itu sudah
tidak wajar lagi, tapi dia juga tidak enak untuk menegurnya takut Audrey
tersinggung, mereka sudah berteman sejak dulu apalagi kedua orang tua mereka
bersahabat, Rajatha tidak ingin hanya karena hal sepele hubungan mereka menjadi
renggang, mungkin sekarang dia sedikit lebih hati-hati saja.
“Sama-sama” Kata Rajatha tersenyum, sekilas ia melihat sebuah tas kerja wanita
yang berada di kamar tamu, rasanya ia tidak asing dengan tas itu.
“Apa ada orang lain disini? Tapi tadi
Mama menyuruh Audrey tidur di kamar ini” Batin Rajatha
Rajatha berjalan menuju kamarnya, namun samar-samar ia
mendengar suara musik dari ruang karaoke yang sedang dilewatinya, ruangan itu
sebenarnya kedap suara tapi karena pintunya setengah terbuka jadi suara musik
dari dalam sana terdengar hingga keluar. Karena rasa penasarannya Rajatha
memutuskan untuk melihat kedalam.
“Faridha?” Kata Rajatha pelan, ia seperti tidak percaya
dengan apa yang dilihatnya sekarang, ia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam
dan menutup pintu dibelakangnya.
Ruang karaoke yang memang redup yang hanya mengandalkan
cahaya dari lampu mini laser saja sepertinya membuat Faridha tidak menyadari
keberadan orang lain disana. Rajatha semakin mendekat dan memutuskan untuk
duduk di ujung sofa memperhatikan Faridha yang saat ini duduk di tengah-tengah
menghadap pada layar.
“Putra. Aku merindukanmu. Ya Tuhan,
bahkan aku mencium aroma parfume nya disini sekarang, mustahil sekali”
Batin Faridha sambil memejamkan matanya
Lagu yang Jodha pilih pun mengalun dan ia mulai bersiap
untuk bernyanyi.
(Siti
Nurhaliza – Aku Cinta Padamu)
Andainya
engkau ku miliki. Terdahulu, sebelumnya
Andai ku curah rasa hati. Mungkin kini, ku kan tenang di samping mu
Belum
puas ku menikmati. Kesan kasih sayang
Kau terpaksa pergi,,, Ingin kuterus di cintai
Walau bisikanmu. Azimat berduri
Bila
Cinta berbunga Jadi air mata dijariku
Betapa
ku cinta padamu. Katakanlah kau cinta padaku
Sematkanlah ku di hatimu. Walau dimana berada
Ingat ku dalam do’a mu
Hiasilah
hati dengan cinta suci. Selamanya....
Bila
Cinta berbunga Jadi air mata dijariku
Betapa
ku cinta padamu. Katakanlah, kau cinta padaku
Sematkanlah ku di hatimu. Walau dimana berada
Ingat ku dalam doa mu
Gemerlapkan
jiwa. Semikanlah cinta
Smoga kau dan aku,,, Akhirnya bersama
Aku kan menunggu walaupun seribu tahun lagi,,,Ohh
Diakhir lagu, tanpa terasa
Faridha menitikan air matanya. Lagu yang baru saja dinyanyikannya sangat
mencerminkan apa yang dia rasakannya saat ini.
“Aku mencintaimu,,,, Putra” Lirih Faridha namun bisa didengar cukup jelas oleh
Rajatha
“Nona” Panggil Rajatha lembut yang kini sudah berada disamping Faridha
“Pu-Putra??”
_______________________________
- To Be Continue -