Flashback:
Jalal
kecil mengacari Mirza kecil cara menggunakan pedang. Jalal mengatakan
pada Mirza bahwa ia akan sangat senang jika Mirza berhsil berdiri di
medan perang dengan gagah dan penuh percaya diri. Ia juga berjanji akan
membuat Mirza siap untuk pernikahan. Mirza jadi bingung, “Apa maksudmu?
Aku akan bediri di medan perang terlebih dahulu atau menikah terlebih
dahulu?” Jalal mengatakan, “Aku tidak tahu. Tapi aku akan membuatmu siap
untuk pernikahan.”
Flashback End
Mirza
berdiri dan memeluk Jalal. Jalal terlalu pendek sehingga Mirza harus
menunduk dan Jalal mendongak. Jalal mengatakan bahwa ia akan memberi
jabatan kepada Mirza di suatu tempat yang dekat dengan Agra, dan itu
adalah sebagai hadiah pernikahan.
Jodha meminta moti untuk tetap besama dengan Nenek. Shivani mengatakan Kau merasa sangat puas? Jodha mengatakan ya aku akan ke mandir
dengan adikku untuk terakhir kali. Lalu aku akan pergi dengan devrani
ku. Aku senang bahwa pernikahanmu didasarkan pada cinta. Shivani berdoa
kepada kahna, “Apakah aku melakukan sesuatu yang tepat?”
Jodha
dan Shivani datang di luar dimana jalal dan Mirza juga ada disana.
Shivani menyembunyikan wajahnya. Bukan Jalal namanya jika tidak selalu
menggoda Jodha, “Kemarin ia menjadi Ratu Mughal dan hari ini kembali
menjadi rajvanshi.” Mirza membela Jodha, “Dalam pakaian apapun, dia
tetap tampak cantik.” Namun matanya menatap Shivani.
Jodha
memuji Mirza, “Kau sangat tampan. Berlian di mahkotamu menambah
pesonamu.” Mirza mengatakan bahwa Jalal membantunya bersiap hari ini.
Jalal mengucapkan terima kasih, “Kau tidak melupakan hal itu dan
memujinya.” Jodha menjawab, “Mengapa tidak, jika ia layak untuk dipuji,
maka aku melakukannya.” Jalal menimpali, “Maka aku harus memberitahumu.
Kau sangat cantik dengan pakaian Mughal.” Mereka bedua saling
berpandangan.
Jodha
mengatakan pada Jalal bahwa Shivani ingin pergi ke Mandir sebelum
pernikahan dan ia akan ikut serta bersamanya. Jalal awalnya merasa
curiga dan kemudian tersenyum, “Mengapa tidak.” Jodha berkata kepada
Mirza, “Kali ini kau harus menunggu lebih lama. Setelah pernikahan
kalian, maka dia menjadi tanggung jawabmu. Kau harus menemaninya
kemanapun dia pergi.” Jodha memberi salam. Kemudian mereka melangkah ke
tempat tujuan masing-masing.
Jodha dan Shivani sampai di luar istana. Shivani berpikir, “Babusa tolong Maafkan aku tapi aku tahu Kau tidak akan menyukai Tejwan. Namun aku tidak bisa hidup tanpa Tejwan.”
Shivani
mulai menangis. Jodha menghampirinya, “Mengapa kau menangis? Ini bukan
waktunya untuk perpisahan.” Shivani mengatakan jika ia berpikir tentang
meninggalkan mereka, itu membuatnya menangis. Jodha memeluknya dan
kemudian menghapus air matanya. Ia kemudian mengajak Shivani pergi.
Jodha
dan Shivani tiba di mandir. Jodha berkata, “Kita sampai pada saat yang
tepat, aarti belum dimulai. Kau akan mengambil berkat untuk hidup
barumu.” Mereka datang dalam mandir dimana Tejwan juga hadir disana.
Jodha menyanyikan bhajan, Shivani melihat Tejwan yang memberi isyarat
untuk segera pergi. Shivani mengangguk.
Di
Istana semua siap dan menunggu untuk pernikahan. Hamidah bertanya pada
dasi (Pelayan) dimana Jodha dan Shivani, dia mengatakan bahwa mereka
pergi ke Mandir. Maham Anga tersenyum sinis, “Sekarang akan menajdi menarik. Shivani kekuil bersama Jodha. Aku akan mengambil keuntungan itu.”
Shivani
menemui Tejwan di tempat lain. Tejwan membantu Shivani naik ke kuda
dengan mengulurkan tangannya. Shivani sudah naik diatas kuda dengan
Tejwan yang mengendalikan kudanya. Dan mereka berdua meninggalkan
Mandir. Seorang Dasi melihat hal itu dan mencoba menghentikan Shivani
namun ia tidak sanggup karena kuda Tejwan sudah melaju dengan cepat.
Di
istana, imam menyuruh memanggil pengantin wanita. Jalal mengatakan
Pengantin pergi ke mandir dan meminta mereka menunggu. Imam mengangguk.
Di
mandir, bhajan berakhir dan jodha melihat Shivani hilang, dasi
memberitahu kepadanya bahwa Shivani duduk di atas kuda dan pergi dengan
seseorang. Jodha langsung berlari keluar dan memanggil Shivani berulang
kali. Jodha tegang, “Ya Tuhan, apa yang akan terjadi? Ini waktu pernikahannya, dengan siapa dia pergi?”