Jodha lalu memberi salam. Ruqaiya lngsung pergi setelah membalas salam Jodha. Jodha ingin mengatakan sesuatu, namun belum selesai bicara ia sudah menghambur ke pelukan Hamida.
Tampak Jodha msh di pelukan Hamida, namun kali ini Jodha sudah kembali k kamarnya sendiri dan sudah berganti pakaian. Hamida menasihati Jodha “ Jodha, jk pakaian sdah kotor, kita bs melihat bekas nodanya di pakaian tsb. namun, jk pakaiannya berwarna putih maka noda tsb akan trus terlihat bhkan setelah kau menyenuhnya. hatimu sangat tulus dan bersih, mulai dr skrg, aku mohon jngan lakukan apapun yg bs merendahkan kehormatanmu. kau harus member contoh yg baik bgi rakyat Amer, aku jg ingin kau menjaga kehormatanmu di masa depan”
Jodha menjawab “ ibu, aku akui aku telah berbuat salah, tp saat itu aku sngat tertekan dan tidak tahu harus berrbuat apa. aku merasa jk aku tdk pantas berada di Amer, dan aku merasa lebih baik jk aku mati”
Hamida kembali menasihati “terkadang, orang akan mengalami masa2 sulit, sering kali kita merasa tdk punya tjuan untuk hidup. aku jg pernah mengalami hal yg sama, itu bkanlah tindakan yg berani bgi seorang putri Amer dan itu tdk pantas dilakukan oleh Ratu mughal, Jalal membawa mu kembali ke sini krna dia mengangapmu sbgai Ratunya. dan aku minta kau menjaga kehormatannya”
Jodha kemudian ingat untuk bertanya “ ibu, drman kau dan Ratu Ruqaiya tahu aku ada di kamar ini?”
Hamida menjawab ia tidak tahu Jodha ada di kamar ini, ia dtng krna hidup Jalal dlm bahaya. Jodha terkejut mendengarnya, Hamida kemudian memberitahu Jodha semua yg telah di ucapkan oleh Pir Allah Rakha. selesai bercerita Hamida berkata, tidak ada yg bs menentang kehendak Tuhan. ironisnya, Jodha ingin meninggalkan Jalal, namun kini Jodha hrus menemni Jalal ke ajmerr sharif. Jodha hendak menolak, namun Hamida berkata bkan dia yg memilih sudah menjadi takdir Jodha untuk perrgi, dan tidak ada orang yg bs menghindari takdir. Hamida bertanya apa yg di pikirkan Jodha? Hamida tahu jika Jodha dan Jalal sudah banyak mengalami masalah, namun sbgai ibu ia ingin… Jodha memotong ucapan Hamida, ia mau menemani Jalal.
Jodha pergi bkan hnya karna itu sdah di takdirkan, jg krna ia ingin membuat Hamida bahagia. Hamida senang mendengarnya, ia mengelus kepala Jodha, meminta Tuhan memberkatinya.
Jalal sedang mandi, melihat kedatangan Ruqaiya para pelayan yg tadinya membantu Jalal mandi bergegas pergi. Ruqaiya duduk lalu memijat Jalal. semakin lm pijatannya semakin keras. Jalal bertanya apakah Ruqaiya dtng untuk memberitahu jk ia marah? Ruqaiya beerkata Jalal sdah mengenalnya sejak kecil, masihkan ia harus memberitahu Jalal kapan ia sedih atw bhagia? Jalal menjawab ia bs membuat Ruqaiya bhagia, namun ia hrus tahu alas an kesedihan Ruqaiya. Ruqaiya kemudia menceritakan ucapan Phir Allah. Ruqaiya bertanya mengapa Jodha bs berada di kamar pertam di sayap timur? apakah itu krna Jalal ingin membawa Jodha ke ajmer? Ruqaiya menuntut penjelasan..
Jalal menjawab kemarahan Ruqaiya salah sasaran sebab ia hanya menyuruh Jodha menginap 2 malam dan ia pun tdk tahu tentang ramalan Phir Allah. Jalal akan merasa senang jk Ruqaiya lah yg menemani nya. jk Ruqaiya mau, Jalal akan membicarakan dengan ibunya..
Ruqaiya mulai sedikit tersenyum, ia berkata itu tdk perlu.
Salima dan Jodha sedang memberi makan burung di halaman, Salima senang krna Jodha baik2 saja dan mendapat kesempatan ke ajmer sharif bersama raja. Jodha menjawab ia mau pergi hanya dmi kebahagian Hamida. Salima memberitahu Jodha supaya tdk berkat bgitu, saat berdoa untuk seseorg, gunakan hati dan jiwamu sebab Tuhan hanya mendengar doa dr orang yg tulus. Salima menyarankan Jodha pergi ke ajmer sharif hanya apabila niatnya tulus bkan hnya untuk menyenangkan Hamida. Jalal datang, Salima member salam namun Jodha tdak, ia tetap member makan burung2. Jalal menanyakan kabar Salima, apakah rahim msh mengejeknya? Salima menjawab, dengan Berkah dari Tuhan semuanya baik2 saja.. Salima kemudian permisi. tinggal Jalal berdua dngan Jodha.
Jodha terus member makan burung, melihat itu Jalal berkata :” burung tdk hanya merrasa lapar, ia jg merasa haus” Jalal lalu mengambil palung dan mengisinya dengan air, benar saja burung2 mulai minum
mereka mulai saling mencela, Jalal berkata tdk ada yg bs menandingi Jodha dlm mencela. Jalal bertanya jk Jodha begitu jijik menatapnya, mengapa Jodha tdak menolak menemani ke ajmer sharif? Jodha menjawab “ibu ingin aku pergi bersama mu” Jalal kemudian menyindir Jodha “ aku mengerti, itu artinya kau tak akan melakukan appun tnpa seijin ibu? kalau bgtu sebelum kau kabur dan berniat bunuh diri, apakah kau meminta ijin nya?” Jodha hanya terdiam
Jalal berkata “ aku sangat menghargai ibuku, dan aku jg percaya ramalan Phir allah. tapi kau org terakhir yg ku harap mendoakanku, org yg memandang ku rendah, jadi aku ingin kau menolak untuk ikut bersama ku ke ajmer sharif” Jalal lalu pergi.
Jodha mencegahnya pergi “ kau adalah raja dr sebuah kerajaan besar, kau memiliki kekuatan. lalu mengapa kau butuh aku untuk membicarakan sesuatu yg mudah dngan ibumu? mengapa tidak kau beri tahu ibu mu apa yg kau rasakan? “
Jalal menjawab “apa kau pikir aku bs menghadapi ibuku?” Jodha kemudian menjawab “ aku tidak tahu kau, tp aku tdk bs menolak ibu. jk berdoa dengan tuluslah yg diinginkanya, tentu aku akan melakukannya. itu krna aku merasa jk kaisar sehat dan selamat maka rakyat nya pun akan bhagia dan selamat. sebagai seorang Ratu tentu ia akan mendoakan kebaikan rakyatku”