Jalal dan Jodha
sudah berada di The Worlds, tadi mereka berangkat bersama dan tentu saja
mengundang beberapa pertanyaan dari para karyawan yang melihat mereka, walaupun
sebelumnya Jalal dan Jodha memang dekat tapi kali ini terasa berbeda apalagi
selama satu minggu kemarin mereka sama-sama tidak terlihat di kantor, Jalal
tidak menggubris tatapan para karyawan nya ia dengan santainya tetap
menggenggam mesra tangan istrinya, sedangkan Jodha ia hanya menunduk berusaha
menghindari tatapan penuh tanya mereka.
Jodha yang
memang meminta Jalal untuk tidak memberitahukan kalau mereka sudah menikah
sampai acara pengangkatan Jalal lusa nanti, ia ingin semua orang ikut
berpartisipasi dalam mempersiapkan acara itu tanpa sibuk bergosip ria tentang
dirinya juga Jalal, nanti setelah acara itu selesai terserah Jalal kapan ingin
mengungkapkan nya.
“Jalal” Panggil
Jodha saat mereka sudah berada di dalam ruangan Jalal
Jalal diam saja tidak menghiraukan panggilan Jodha, ia berjalan menuju meja
kerja dan membuka laptopnya, Jodha melongo tidak percaya tumben sekali Jalal
cuek padanya seperti ini
“Ja,,,” Jodha teringat sesuatu, ia menggigit bibir bawahnya
“Ehmm,, Say,,yang” Panggil Jodha akhirnya
Jalal tersenyum dalam hati, tapi ia tetap masih diam
Jodha menghampiri Jalal dan berdiri disamping kursi kebesaran suaminya, dengan
sedikit kaku Jodha memberanikan diri untuk duduk di pangkuan suaminya yang
seketika membuat Jalal kaget namun tidak lama karena setelah itu wajahnya
terlihat sumringah dengan apa yang dilakukan istrinya sekarang
“Sayang” Panggil Jodha lagi, ya dia memang harus membiasakan lidahnya untuk
mengucapkan kata itu, bukankah ia juga senang saat Jalal memanggilnya dengan
sebutan sayang, maka sudah selayaknya suaminya juga merasakan hal yang sama
dengan dirinya
“Ada apa sayang” Kata Jalal, tangannya melingkar di pinggang ramping istrinya
“Eumm,, Saat kita di Alaska, kau pernah mengatakan padaku kalau untuk resepsi
pernikahan kita nanti semua aku yang mengaturnya”
“Ya, lalu?”
“Begini,, aku,,” Jodha tiba-tiba diam, dia jadi ragu untuk menyampaikannya pada
Jalal
“Katakan saja sayang, jangan sungkan pada suamimu sendiri,,hmm” Kata Jalal dan
ia mencium sekilas kening istrinya yang terlihat berkerut karena sedang
memikirkan sesuatu
“Aku,, Aku,, ingin kita merayakan resepsi pernikahan kita di,,di Indonesia, aku
rindu Negeri kita juga kota kelahiranku,
Bali, bagaimana?”
“Benarkah, kau merindukan Indonesia? Kau sudah ingin kesana”
“Iya,, Bagaimanapun aku orang Indonesia, biarpun aku jauh dari Negaraku tapi
aku selalu merindukannya, memang aku sempat takut untuk kembali kesana karena
akan teringat segala kenangan buruk selama disana, namun sebenarnya tidak semua
buruk, banyak juga hal-hal indah yang kualami disana, apalagi saat-saat aku
masih tinggal di Bali bersama ayah dan ibu, eemm,, satu hal lagi yang tidak
bisa kupungkiri aku untuk pertama kalinya bertemu dengan pria yang kucintai juga
disana dan kini pria itu sudah menjadi suamiku yang selalu menghujaniku dengan
cinta dan kebahagiaan”
Jalal tersenyum
lebar mendengarnya, hatinya berbunga-bunga mendengar pernyataan istrinya
barusan, ia membawa Jodha semakin dalam kepelukannya.
“Apa kau tidak
keberatan?”
“Tentu saja aku tidak keberatan sayang, kapan kau ingin kita melaksanakan nya?”
“Bagaimana kalau akhir minggu ini, aku sudah sangat merindukan suasana disana”
“Baiklah sayang, nanti aku akan menghubungi orang-orang yang berkompeten untuk
membantu mu menyiapkan semuanya”
“Sayang,,” Panggil Jodha lagi
“Hhmm…”
“Tapi untuk kali ini, aku ingin kita sedikit lebih lama tinggal disana, tidak
apa-apa kan?”
“Wow,, Apa sekarang kau selalu ingin bersamaku istriku tanpa ada yang
menggangu?” Kata Jalal menggoda
“Jangan menggodaku” Rutuk Jodha
“Tapi benarkan” Jalal masih belum berhenti
“Terserah. Bisa atau tidak” Kata Jodha sedikit kesal
“As your wish madam, anything what you want, I am yours”
“I love you sayang” Kata Jodha akhirnya, ia mencium bibir Jalal yang dibalas
dengan penuh cinta oleh sang suami
***
Hari pengangkatan Jalal sebagai komisaris utama The Worlds, semua karyawan,
client dan wartawan sudah memenuhi The Worlds sejak pagi.
Tampak Jalal
sedang berdiri di sebuah podium, saat ini ia tengah memberikan kata sambutan
bukan sebagai seorang CEO namun sebagai Komisaris Utama The Worlds, tampak
kedua orang tua Jalal, sang istri Jodha duduk di barisan paling memperhatikan
dengan seksama apa yang sedang di sampaikan Jalal.
“Ok, last but
not least saya ingin menyampaikan bahwa saya sudah menikah dengan seorang gadis
cantik minggu lalu, Jodha Aurora. Kemarilah sayang” Jalal menatap Jodha mesra
dari atas podium, memang kata-kata Jalal dalam memperkenalkan Jodha sebagai
istrinya tampak begitu formal dan sangat singkat tapi begitulah Jalal, dia
tidak ingin orang yang tidak berkepentingan tahu bagaimana kehidupan
pribadinya, sudah cukup baginya orang tahu kalau ia sudah menikah, mereka tidak
perlu tahu alasan atau hal-hal lain di balik itu semua
Jodha melangkah
dengan anggun menuju podium dimana suaminya tengah menanti dengan gagahnya,
Jodha tersenyum manis pada semua karyawan yang menatapnya.
“Aku mencintaimu sayang, Selalu” Bisik Jalal dan mencium hangat kening
istrinya, dan riuh tepuk tangan dari para hadirin menggema di ruangan itu
***
“Bagaimana persiapan acara resepsi kita sayang” Tanya Jalal saat mereka sudah
berada di dalam jet pribadi Jalal, kini mereka sedang dalam perjalanan dari
Spanyol menuju Bali.
Jalal memang
tidak terlalu mengikuti persiapan resepsi pernikahannya karena Jodha juga tidak memberitahunya dan tidak ingin
mengganggu pekerjaan suaminya, Jodha sangat tahu dihari setelah Jalal menjabat
sebagai komisaris utama, suaminya itu sangat disibukan dengan beberapa proyek
besar baik di dalam maupun luar negeri dan karena memang kinerja Jalal yang
tidak diragukan lagi ia mampu menyelesaikan semua pekerjaannya kemarin sehingga
ia bisa membebaskan diri dari The Worlds untuk waktu yang cukup lama, sesuai
permintaan Jodha.
“Sudah selesai
semua” Jawab Jodha singkat, ia mulai memejamkan matanya karena mengantuk dan
lelah akan persiapan yang dilakukannya beberapa hari ini, memang waktunya
sangat mepet namun Jalal benar-benar menyiapkan orang yang berkompeten di
bidangnya dalam membantu Jodha hingga ia bisa menyelesaikannya tepat waktu
“Kau mengantuk” Tanya Jalal, dengan membelai lembut kepala Jodha yang berada di
atas dadanya
Jodha hanya mengangguk lemah sebagai jawaban atas pertanyaan Jalal
“Tidurlah” Kata Jalal lembut, ia pun ikut tertidur bersama istrinya
“Sayang” Panggil
Jodha, kini Jodha sudah terbiasa memanggil suaminya dengan sebutan sayang
“Eegghhh” Jalal menggeliat dengan tangan yang tidak lepas memeluk Jodha
“Sebentar lagi kita sampai sayang, bangunlah” Kata Jodha lagi
Jalal bergeming, ia masih memejamkan matanya dan bergumam tidak jelas dalam
tidurnya membuat Jodha tersenyum geli melihat tingkah suaminya
Jodha mendekatkan wajahnya ke wajah Jalal, dengan malu-malu ia mencium lembut wajah
suaminya membuat Jalal akhirnya membuka mata dan tersenyum melihat wajah yang
selama hampir dua minggu ini menjadi wajah pertama yang ia lihat saat bangun
dari tidur
“Kau mencuri
ciuman dariku lagi sayang” Goda Jalal dengan suara serak khas bangun tidurnya
“Mau bagaimana lagi, kau sangat susah dibangunkan”
“Hahaha,,”
“Ya sudah, bersiaplah sayang sebentar lagi kita akan mendarat”
***
Malam resepsi,..
Tamu undangan mulai berdatangan menghadiri acara resepsi pernikahan Jalal dan
Jodha, termasuk semua anggota keluarga juga sahabat dari kedua belah pihak
telah hadir disana, tenyata Jodha tidak memilih untuk merayakan acaranya di
sebuah gedung atau hotel namun ia memilih untuk merayakan acaranya di pinggir
pantai, pantai Nusa Dua Bali tepatnya. Pantai yang sudah disulap seperti kebun
bunga semakin menambah kesan romantis bagi siapa saja yang melihatnya
Bukan tanpa
alasan Jodha memilih pantai ini untuk tempat resepsinya, tempat ini memiliki
sejuta kenangan indah masa kecilnya saat ia masih berada di Bali, hidup dengan
penuh kasih sayang dari kedua orang tua yang harmonis serta memiliki banyak teman
juga seorang sahabat tercinta yang tidak akan pernah dilupakan nya, Rukayah.
Pantai ini seringkali menjadi tempat tujuan kedua orang tua Jodha dan orang tua
Ruk untuk mengisi liburan mereka, pantai ini tidak kalah cantiknya dengan Kuta
Bali yang sudah lebih dulu tersohor di dunia, selain itu pantai ini sangat
bersih.
Jalal dan Jodha
sudah berada di pelaminan mewah diatas pasir putih, tampak wajah kedua mempelai
ini sangat bahagia diatas pelaminan cantik yang bernuansa Pink dan Putih itu,
di sela-sela mereka menyalami para tamu undangan, Jodha sesekali mencuri
pandang kearah suaminya, Jalal memang selalu terlihat tampan, tapi malam ini
demi apapun Jalal begitu mempesonanya hingga terkadang Jodha was-was jika Jalal bersalaman dengan para tamu
undangan wanita yang menatapnya penuh minat.
“Menikmati
ketampananku Nona? Suami mu ini memang tampan sayang” Kata Jalal yang akhirnya
menangkap basah Jodha yang sedang menatap lekat padanya
“Eeumm,,, itu,, hanya,, aku hanya,,,” Gugup Jodha
CUP
Jalal mencium cepat bibir Jodha, tak disangka ternyata ciuman singkat Jalal
tersebut mengundang sorakan riuh dari para tamu undangan, mereka pun menggoda
pasangan pengantin yang sekarang terlihat malu-malu.
“Baiklah,, Para
hadirin sekalian, perkenalkan nama saya Bhaksi, wanita cantik yang sedang
berbahagia di pelaminan itu adalah sahabatku. Jodha, biarkan aku menyanyikan
sebuah lagu untukmu malam ini, lagu lama yang mungkin akan mengingatkan mu pada
kenangan manis mu sewaktu kecil. Semoga kau menyukainya sahabatku” Kata Bhaksi
mengakhiri basa-basi nya sebelum ia mulai bernyanyi, sekilas ia melirik kearah
Jodha tersenyum dan dibalas senyuman pula oleh Jodha
“Lagu apa itu
sayang?” Tanya Jalal penasaran
“Entahlah, Mungkin Balonku” Jawab Jodha bergurau pada suaminya
Saat musik mulai
mengalun, barulah Jodha menyadari lagu apa yang akan dinyanyikan Bhaksi. Yah, Bhaksi
benar lagu itu adalah lagu kenangan nya sewaktu kecil, itu lagu berbahasa
inggris pertama yang Jodha dan Ruk tahu bahkan mereka langsung hafal lagu
tersebut hanya dalam waktu dua hari walaupun pada saat itu mereka tidak tahu
apa artinya, lagu itu sangat popular di zaman nya terutama di Bali sendiri,
hanya orang tertentu saja yang sangat tahu Jodha menyukai lagu itu, ia melihat
sekitar dan melihat Bibi Anga tersenyum padanya. “Terima kasih” Kata Jodha
pelan pada bibi Anga, pasti bibi Anga yang sudah memberitahu pada Bhaksi.
Lagu mulai
memasuki bait pertama (DenpasarMoon – Maribeth)
Denpasar moon, shining on an empty street
I returned to the place we used to meet
Denpasar moon, shine your light and let me see
That my love is still waiting there for me
“DenpasarMoon?”
Tanya Jalal pada Jodha yang tampak sangat menikmati bait demi bait lagu yang
tengah dinyanyikan sahabatnya
“Ya” Jawab Jodha singkat, sesekali Jodha memejamkan matanya, ia mencoba memutar
ulang memori kenangan-kenangan manis yang masih diingatnya
“Aku sangat menyukai lagu ini, sayang” Kata Jodha lagi
“Kau teringat masa lalu mu?” Tanya Jalal lagi
“Ya, masa lalu yang indah saat masih disini” Kata Jodha menatap Jalal, matanya
mulai berkaca-kaca
Jalal mengangguk, ia mencium tangan Jodha yang berada di genggaman nya
I saw you standing there
Through the rain I saw you turn and smile
Were you waving to me
Through the rain I ran across the street.
“Aku baru tahu
ternyata suara Bhaksi bagus juga” Kata Jalal lagi
“Dia memang penyanyi, menyanyi adalah pekerjaan paruh waktunya saat kami masih
hidup bersama di Spanyol” Jodha menjelaskan
But you were gone, there was no one
You had vanished with my dreams.
Tiba-tiba Bhaksi
sudah berada diatas pelaminan, ia tampak memberikan microfon pada Jodha
mengajaknya untuk berduet bersama menyanyikan lagu tersebut, dan dibawah
terangnya sinar bulan kota Denpasar Jodha bernyanyi.
Denpasar moon, shining on an empty street
I returned to the place we used to meet
Denpasar moon, shine you light and let me see
That my love is still waiting there for me
But you were gone, there was no one
You were gone, flying homeward
You were gone, there was no one
You had vanished with my dreams
Denpasar moon, shining on an empty street
I returned to the place we used to meet
Denpasar moon, shine your light and let me see
That my love is still waiting there for me
That my love is still waiting there for me
Denpasar moon,,,
***
Satu tahun kemudian,..
Oeekk,,,Oeekk
Tangisan bayi terdengar dari dalam box bayi yang berada disamping tempat tidur
besar kamar itu, tampak seorang wanita bergegas menghampiri bayi tersebut lalu
menggendongnya dengan sayang.
“Heyy,,, anak mama yang tampan, kenapa sayang,,hhmm,,,” Kata sang wanita dengan
menimang-nimang sang buah hati untuk menenangkannya
“Apa jagoanku terbangun sayang?” Tanya seorang pria yang baru saja keluar dari
kamar mandi, ia langsung menghampiri anak dan istrinya, permata hati yang
paling berharga dalam hidupnya
“Sini sayang sama papa ya nak” Pria itu mengambil alih sang bayi kedalam
gendongannya
Tak berapa lama bayi tersebut diam dan kembali tertidur dalam gendongan sang
ayah
Bayi tampan itu sudah di letakan lagi kedalam box bayi agar bisa tidur lebih
nyaman
Yah, mereka adalah pasangan muda Jalaludin Akbar dan Jodha Aurora,
serta buah hati mereka yang baru berusia dua bulan bernama Rajatha Putra Akbar
“Hhh,,, Dia memang anakmu, begitu kau menggendongnya sebentar dia
langsung diam dan tidur lagi” Kata Jodha pada Jalal saat Rajatha sudah diletakan
kedalam box bayi
Jalal menggeleng dan tersenyum mendengar perkataan Jodha, ia pun menghampiri
istrinya yang kini telah berada di balkon kamar mereka
“Kau ini lucu sekali sayang, kalau dia bukan anak ku lalu dia anak siapa,,hmm”
Balas Jalal yang kini tengah memeluk Jodha dari belakang
“Dia juga anak ku, sepertinya dia lebih sayang padamu” Kata Jodha tidak mau
kalah
“Hahaha,, Jadi kau cemburu pada putramu sendiri sayang? Ya Tuhan” Kata Jalal dan
akhirnya mereka pun tertawa bersama menyadari pembicaraan konyol mereka barusan
tentang bayi mereka.
Jodha menolehkan wajahnya kesamping melihat suaminya, Jalal
menundukan wajahnya untuk juga melihat wajah istrinya, semakin dekat hingga
deru nafas saling menerpa kulit wajah, mereka memejamkan mata menikmati
keintiman yang terjadi saat ini, sesekali Jalal dan Jodha tersenyum dalam
ciuman penuh cinta yang mereka ciptakan.
“Apa sudah boleh?” Tanya Jalal sesaat setelah dia melepaskan
ciuman nya
Jodha yang mengerti maksud suaminya, membalikan tubuhnya menghadap Jalal dan
mengangguk sebagai jawabannya
Dibawah sinar rembulan malam ini wajah Jodha semakin terlihat cantik dan
membuat Jalal tidak sabar untuk segera membawa istrinya ke peraduan cinta
mereka dan memadu kasih bersama
“Sayang” Panggil Jodha sesaat setelah mereka melakukan “kegiatan”
barusan
“Hhmm” Jawab Jalal sambil menyelipkan rambut Jodha ke belakang telinganya
“Jika aku mengingat waktu pertama kali kita bertemu rasanya tidak
mungkin sekarang kita bisa terikat menjadi sebuah keluarga kecil yang bahagia
seperti ini, maafkan atas kebodohan ku dulu sayang” Kata Jodha tulus dengan
semakin merapatkan tubuhnya dalam dekapan posesif sang suami, Jodha kembali
meneruskan “Kisah kita dimulai dengan sebuah kekacauan sayang dan saat kita
bertemu lagi seuntai harapanku waktu itu hanyalah mendapatkan maaf darimu
dan,,,”
“Dan kau tidak hanya mendapat seuntai maaf tapi kau juga mendapatkan
serangkaian cinta yang tidak akan pernah putus dariku Jodha Aurora, Sayangku”
Jalal memotong kata-kata istrinya
“Aku mencintaimu Jodha-ku”
“Aku juga mencintaimu Jalal-ku”
======================================
Dengan adanya extra part ini maka FF Seuntai Harapanku Selesai Habis Tamat Kelar Rampung Berakhir Tuntas disini. Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua dukungannya. Muachh,,,