Jalal membalikan tubuh Jodha, kini ia memeluk Jodha dari belakang dengan tangan
mereka bertaut mesra di atas perut rata Jodha, posisi yang sangat mereka sukai
bila sedang bersama (posisi kesukaan Jalal-Jodha atau khayalan si author?
Hahaha), untuk beberapa saat mereka sama-sama memejamkan mata menikmati
keintiman yang mereka ciptakan hingga Jodha lebih dulu berbicara pada Jalal
“Ada
apa Jalal?”
“Apanya?”
“Tadi kau,,,” Jodha tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena Jalal mencium
singkat pipi sebelah kanan Jodha, membuat Jodha menunduk malu hingga tanpa
sadar ia semakin meremas jemari Jalal yang bertaut juga dengan jarinya.
“Kau tampil begitu cantik malam ini sayang, itu membuat ku tidak baik-baik saja
jika tidak memiliki mu seutuhnya” Kata Jalal pelan setengah berbisik pada
telinga Jodha hingga membuatnya kegelian
“Ja,,lal,,” Lirih Jodha
“Finally,, Thanks God” Kata Jalal membuat Jodha memalingkan wajahnya kesamping
melihat Jalal
“Lihat keatas sayang, sangat Indah bukan” Lanjut Jalal lagi dan Jodha menurutinya
“Subhanallah,,, Au-Ro-Ra ? i-itu cahaya,,cahaya Aurora Jalal,,, Aaahhhhh” Jodha
berteriak kegirangan, betapa ia sangat menantikan untuk melihat cahaya ini
secara langsung seumur hidupnya
“Kau senang sayang?” Tanya Jalal
“Ya” Jawab Jodha dengan tatapan matanya yang tidak lepas menikmati cahaya indah
ciptaan Tuhan
“Bahagia?”
“Sangat”
“Apa kau menikmati menatap keindahan Aurora dengan berpelukan denganku seperti
ini” Jalal semakin mengeratkan pelukan hangatnya
“Pastinya”
“Menikahlah denganku”
“Tentu”
Jalal terkikik geli, sepertinya Jodha benar-benar terbius hingga tak begitu
menyadari apa yang di ucapkan Jalal padanya sejak tadi
“Baiklah,, Kalau begitu, ayo” Ajak Jalal
“Eh?”
“Menikah?”
“Oh,,,” Jodha ber-oh ria, sepertinya ia belum sepenuhnya sadar
“APA? ME-MENIKAH?!!!”Teriak Jodha reflek
“Ya, bukankah kau sudah menyetujui nya tadi. Ayo,, Semua sudah menunggu kita di
dalam” Jawab Jalal enteng dengan masih memamerkan senyum mautnya, tangannya
menarik lembut tangan Jodha untuk masuk kedalam resort mereka
“Aku setuju? Kapan kau melamarku bahkan kau tidak memberikan ku cincin seperti
yang biasa para pria lakukan saat mereka melamar gadisnya” Protes Jodha
Jalal menghentikan langkahnya, ia menghadap Jodha dan menggenggam kedua tangan
Jodha
“Aku sudah melamarmu sayang, aku juga sudah menyematkan cincin dijari manismu,
nih” Jalal menunjukan sebuah cincin cantik yang sudah melingkar di jari manis
Jodha dan mencium cincin tersebut
“Sejak,,, kapan?” Tanya Jodha tidak percaya, ia bahkan tidak sadar kapan cincin
itu tersemat di jarinya
“Would you be mine?” Jalal tidak menghiraukan pertanyaan Jodha
“Jalal,,, Apa kau serius? Menikah? Kita berada di Negara orang Jalal, kalaupun
aku mau menikah denganmu sekarang itu tidak akan bisa, kita harus mendapat izin
dari Negara ini dulu, aku tidak mau pernikahan kita ilegal”
“Gadis cerewet” Jalal menggoda membuat Jodha memanyunkan bibirnya karena tidak
terima dikatai cerewet oleh Jalal
“Jangan memikirkan hal-hal rumit seperti itu sayang, kau hanya perlu memberi
jawaban atas pertanyaanku dan semuanya akan terjadi seperti yang kau inginkan.
Disini, dibawah indahnya langit malam kota Fairbaks dengan guratan cahaya
Auora, aku meminta kesediaan mu untuk menjadi istriku yang akan terus
bersamaku, bersedia mendampingiku dalam keadaan apapun dan berbagi indahnya
cinta kita bersama hingga hanya maut yang dapat memisahkan, serta menjadi ibu
dari anak-anak ku,so would you be mine, Jodha Aurora?” W-O-W,,,WOW Jalal sendiri bahkan tidak menyangka
bagaimana kata-kata itu bisa dengan begitu lancarnya keluar dari mulutnya
sedangkan tadi ia sangat sulit merangkai kata-kata untuk Jodha. Jalal
berjongkok dihadapan Jodha menunggu jawaban
Mata
Jodha berkaca-kaca, ia terharu akan kata-kata pria yang ada di hadapannya saat
ini, pria yang bersedia berkomitmen dengannya, pria yang hampir sempurna yang
memilih dirinya yang bukan siapa-siapa untuk menjadi istrinya, pria yang dulu
sangat tinggi untuk ia jangkau kini bahkan pria itu berjongkok dibawahnya
menunggu jawaban atas lamaran terindahnya, bagaimana bisa ia berkata tidak
untuk itu semua.
Jodha
meminta Jalal berdiri, Jalal masih menunggu jawaban dari Jodha.
Jodha hanya mampu menganggukkan kepalanya, ia tidak sanggup mengatakan apa-apa,
bahkan cahaya Aurora saat ini kalah indah jika dibandingkan dengan kata-kata Jalal
tadi padanya. Jodha memeluk Jalal erat, Jalal yang mengerti maksud Jodha
langsung membalas pelukan Jodha tidak kalah erat nya dan mengecup ubun-ubun
Jodha berkali-kali
“Aku mau Jalal, aku mau menjadi istrimu, aku mau mendampingimu selalu saling
berbagi rasa dan cinta hingga maut memisahkan, aku mau menjadi ibu dari
anak-anakmu, aku mau Jalal,, aku mau” Kata Jodha yang masih berada dalam
pelukan Jalal
“Terima kasih sayang”
^^^
Jalal dan Jodha sudah masuk kedalam resort mereka, Jalal menutup mata Jodha dengan
sapu tangan nya, Jalal melakukan itu tepat saat mereka berada di depan pintu
resort tadi
“Jalal,, Apa aku sudah bisa membuka ini? Aku ingin melihatmu” Kata Jodha manja
pada Jalal
“Sebentar lagi ya sayang”
Jodha mengangguk patuh, sesaat ia mendengar suara-suara di sekelilingnya namun
ia tidak mengkhawatirkan nya karena Jalal berada di sampingnya saat ini, jadi
tidak ada yang perlu di takutkan
“Kau sudah siap sayang?” Bisik Jalal
“Ya”
Jalal melepaskan ikatan sapu tangan tersebut, Jodha mengerjap-ngerjapkan
matanya.
Jodha tersenyum, matanya mulai melihat sekeliling, ia seperti penasaran
suara-suara berisik darimana yang tadi di dengarnya
“Keluarlah”
Kata Jalal cukup keras, Jodha mengalihkan pandangannya pada Jalal dan menatap
bingung kearahnya
“Lihatlah ke pintu itu sayang” Kata Jalal lagi sambil menunjuk pintu dari
sebuah ruangan yang berada di depannya
Tak
berselang lama, pintu tersebut terbuka dan keluarlah orang-orang yang
dikenalnya, sangat dikenalnya. Mulai dari kedua orang tua Jalal –Tn Humayun dan
Ny Hamidah-, Bibi Anga dan Paman Khaibar, Bhaksi Javeda yang hadir bersama
suami mereka, Sepuluh anak-anak asuhnya, Tn Adam dan istrinya, Salima dan
suaminya, Hasan dan Husen. Mereka semua hadir disini, Jodha terkejut namun ia
begitu bahagia, segera Jodha menghampiri mereka dan melepas rindu.
Setelah
beberapa saat
“Ayo nak, ikut bibi keatas. Kau harus mengganti bajumu, waktunya sudah hampir
tiba” Ajak Bibi Anga pada Jodha
“Waktu apa Bi? Kenapa aku harus berganti baju, bahkan baju ini saja aku baru
memakainya beberapa jam yang lalu” Tanya Jodha tidak mengerti
Namun pertanyaan Jodha tidak ditanggapi, ia segera diajak menuju sebuah ruangan
untuk mengganti bajunya oleh Bibi Anga dan Ny. Hamidah.
“Ada apa ini sebenarnya? Pria itu, kenapa
dia senang sekali membuat ku terkejut dengan hal-hal tak terduga yang di
lakukannya, apalagi sekarang?”Batin Jodha
Jodha
sudah berganti baju, kini ia memakai gaun pengantin yang cukup simple tapi
elegan, juga terdapat kalung berlian yang sangat pas di lehernya yang juga satu
set dengan anting-anting yang dipakainya. Bibi Anga dan Ny Hamidah hanya
mengganti pakaian Jodha dan memasangkan beberapa accessories saja pada Jodha,
karena untuk riasan di wajah Jodha semuanya masih sempurna, tidak ada yang perlu
di perbaiki lagi.
“Bibi,
sejak kapan tiba disini?”Tanya Jodha
“Sejak kemarin, kami lebih cepat sampai daripada kalian, bahkan kami Bibi
bersama ibu Jalal memasak makanan untuk kalian tadi siang”
“Benarkah? Pantas saja rasanya begitu enak dan seperti ku kenal, itu
mengingatkan aku pada masakan ibuku dulu” Kata Jodha menunduk, berusaha
menyembunyikan kerinduannya pada sang ibu
“Kau cantik sekali sayang, berbahagialah nak?” Ucap Ny Hamidah tulus dan
berusaha mengalihkan Jodha agar tidak larut dalam kesedihan
“Kau akan menikah anakku, jadilah istri yang selalu membahagiakan suami, do’a
kami selalu menyertaimu putriku” Bibi Anga ikut menimpali, ia pun jadi teringat
Rukayah.
Kini
Jodha tahu, ternyata benar Jalal akan menikahinya malam ini juga, seperti yang
dikatakan nya tadi, apapun jawaban Jodha maka itulah yang akan terjadi, tak
dapat di lukiskan betapa bahagia dirinya saat ini. Semua tampak seperti mimpi
baginya, bahkan ia tak pernah berani membayangkan hal-hal indah seperti ini
sebelumnya, dia sudah tidak sabar ingin menemui kekasihnya dibawah sana.
“Kau
sudah siap nak?” Tanya Ny Hamidah dan Bibi Anga
“Iya”
Jalal
sudah siap dibawah sana, Jalal juga ternyata mengganti tuxedo nya dengan warna
Grey, Jalal mengikat sebagian rambut gondrong nya agar terlihat lebih rapih dan
errghh,,,
Jalal sudah duduk di depan seorang penghulu, dia benar-benar sudah menyiapkan
semuanya dengan matang, semua izin dari kedutaan setempat untuk melangsungkan
pernikahan dengan Jodha sudah didapatkannya, tentu saja tidak lepas dari bantuan
sepupu intelnya Hasan dan Husen. Hanya tinggal menunggu Jalal mengucapkan ijab
kabul maka pernikahan ini resmi di mata hukum dan agama, dan Negara akan mengakui
pernikahannya.
Jodha
di tuntun Bibi Anga untuk duduk di kursi yang berada di samping Jalal, mata
Jalal tidak pernah lepas memperhatikan wajah cantik gadisnya ini hingga ia
duduk tepat disamping dirinya sekarang.
“Kau
terkejut” Kata Jalal berbisik
“Bahkan kau hampir membuat ku terkena serangan jantung Tuan” Balas Jodha
“Maaf”
“Terima kasih”
Mereka tersenyum bersama
“Bagaimana,
sudah siap?” Tanya sang penghulu pada Jalal dan dibalas dengan mantap oleh
Jalal, ia sudah sangat siap sekarang (Sangat siap apa bang?!,,,, hohoho)
Dan
dengan lantangnya Jalal mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas saja
tanpa tersendat sedikitpun
“Bagaimana
saksi?” Tanya penghulu
“SAH,,,”
“SAH,,,”
“SAAAHHH,,,,”
“Alhamdullilah” Semua yang hadir serentak mengucap syukur
Jalal
dan Jodha berdiri, Jodha mencium tangan sang suami sebagai tanda baktinya, Jalal
membalas dengan mengecup penuh cinta kening istrinya, ya,, sekarang mereka
telah resmi menjadi pasangan suami-istri yang SAH, pasangan yang sudah di
halalkan oleh Allah untuk mereka miliki seutuhnya.
Mereka
menerima ucapan selamat dan do’a dari para keluarga dan sahabat yang hadir,
pernikahan ini memang dibuat sangat
ekslusif hanya untuk orang terdekat mereka saja, untuk resepsi nanti Jalal akan
menyerahkan sepenuhnya pada Jodha, karena sejak mulai dari lamaran hingga
pernikahan ini Jalal melakukannya sendiri tanpa meminta pendapat Jodha, jadi ia
ingin di resepsi pernikahan mereka nanti biar semua Jodha yang mengatur sesuai
selera istri cantiknya ini.
“Ah,, Menyenangkan sekali menyebut dia
sebagai istriku” Batin Jalal bangga
“Hey
Man,, Apa kau tidak lelah, sejak tadi senyam senyum terus” Goda Hasan pada
Jalal
Kini mereka semua tengah menikmati hidangan makan malam bersama
Jalal melirik tajam pada Hasan dan mengacuhkannya membuat Hasan dan yang lain
semakin senang menggoda pasangan pengantin baru ini.
Malam
semakin larut, para keluarga dan sahabat sudah meninggalkan pasangan pengantin
baru ini di resort mereka, sebelumnya Jodha meminta beberapa dari mereka untuk
menginap disini karena jujur ia merasa canggung untuk tinggal berdua saja
dengan Jalal, suaminya.
Namun mereka menolak, tentu saja mereka tidak ingin menganggu kebahagiaan
pengantin baru ini, akhirnya merekapun kembali ke hotel tempat mereka menginap
sebelumnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari resort ini.
^^^
Jodha sedang membersihkan make up nya di depan meja rias di kamar pengantinnya,
setelah selesai ia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti
gaunnya dengan piyama. Saat keluar Jodha masih belum melihat Jalal.
“Mungkin dia masih diluar” Batin Jodha
Jodha
berjalan ke jendela kaca yang cukup besar, begitu banyak kebahagiaan datang
bertubi-tubi padanya hari ini membuat Jodha tidak lupa untuk terus bersyukur,
sempat Jodha menitikan air mata karena teringat kedua orang tuanya dan juga
sahabat sejatinya, Ruk. Andai mereka juga hadir disini, di moment paling sakral
dalam hidupku, aku merindukan kalian, sangat.
“Kau
belum tidur sayang?” Kata Jalal tiba-tiba dan merengkuh tubuhnya dari belakang
“Be-belum”
Kata Jodha sedikit gugup, sudah seringkali bahkan Jalal memeluknya namun selalu
seperti ini reaksi awal yang ditunjukan Jodha, gugup.
“Terima kasih sudah mau menerimaku sayang, Terima kasih. Aku akan berusaha
untuk menjadi suami dan ayah baik untuk keluarga kita”
Jodha mengangguk dalam dekapan Jalal, dan membalikan tubuhnya menghadap Jalal
Ia menangkup wajah Jalal dengan kedua tangannya, ia mendongakan wajahnya pada
wajah Jalal dengan sedikit berjinjit
“Aku mencintaimu Jalal, jadikanlah aku istrimu yang sesungguhnya malam ini dan
malam-malam seterusnya sayang” Kata Jodha pelan dandengan berani mencium lembut
bibir Jalal lebih dulu
Jalal
bukan main terkejut dengan perkataan Jodha, belum sadar dari keterkejutannya
Jodha sudah mencium bibirnya dengan lembut, untuk beberapa detik Jalal tidak
melakukan apa-apa namun setelah sadar dengan keadaan, Jalal ikut membalas
ciuman penuh cinta istrinya, mereka tersenyum dalam ciuman yang memabukan itu,
dengan terpaksa Jalal melepas ciuman mereka untuk menghirup udara
sebanyak-banyaknya
“Bisa kau katakan sekali lagi istriku?”
“Katakan apa?”
“Kata-kata mu yang tadi”
“Jadikan aku istrimu yang seutuhnya malam ini dan malam-malam seterusnya?”
Ulang Jodha dengan nada seperti bertanya, Jalal tersenyum
“Setelahnya, tadi kau memanggilku apa?”
Jodha merona malu, ia ingat tadi ia memanggil Jalal dengan sebutan sayang, ini adalah
pertama kali Jodha memanggil Jalal seperti itu
“Sa,,,say,,yang” Kata Jodha terbata
“Aku senang kau memanggilku dengan sebutan itu sayang”
“Baiklah, aku akan membiasakan diri untuk memanggilmu seperti itu, sayang” Kata
Jodha mengedipkan sebelah matanya dan tangan nya mulai melingkar erat di leher
Jalal
“Kau menggodaku Nona?”
“Menurutmu Tuan?” Tantang Jodha tidak mau kalah
“Kau benar-benar membuatku gila sayang” Dan Jalal membopong Jodha menuju
peraduan mereka yang di penuhi kelopak mawar merah yang menebarkan aroma
semerbak ke setiap sudut kamar pengantin yang semakin mendukung suasana
romantis untuk pasangan pengantin baru ini,
Jalal
merebahkan dengan lembut Jodha di ranjang mereka, setengah berbisik Jalal
melafalkan do’a di telinga Jodha yang di Aamiin-kan oleh Jodha setelahnya dan
yang terjadi selanjutnya di malam itu adalah penyatuan cinta antara dua anak
manusia yang telah di halalkan oleh Allah untuk bersatu dalam sebuah ikatan
suci bernama pernikahan, malam itu mereka beribadah bersama
dalam naungan kasih dan cinta-NYA
THE
END
Note : Jodha memakai dress putih tangan panjang saat ia melihat Aurora, dan gaun pengantinnya adalah foto atas yang bersama Jalal.
-------------------------------------------------------
Finally,, Cerita ini END juga,,, Buat mbak Chusnianti, makasih banyak udah dikasih kesempatan memperbolehkan saya memposting cerita amatir saya ini dan makasih juga buat readers tersayang buat dukungan dan semangatnya selama ini,, muach,,muach,, ;)
Ehem,,,, Test Test Satu Dua Tiga.... Gak ada yang minta extra part kan ya. ALHAMDULLILLAH...