Usai pertemuannya dengan Hamida, Jalal
melangkah cepat menuju ruangan Jodha dan secara pribadi menyampaikan berita itu
pada Reva. Selama enam bulan itu Jalal memperhatikan Reva juga dalam kondisi
yang sama seperti dirinya. Ketika Reva mendengar bahwa Shahenshah akhirnya
menemukan Jodha... Mulanya dia shock... Suaranya tercekat di tenggorokannya..
Dia tak bisa berkata-kata. Dia tercekat karena kebahagiaan yang tiada tara,
lalu air mata mulai membanjiri wajahnya. Dia menangkupkan tangan sebagai
ungkapan syukurnya... Pertama kali Jalal menyadari kekhawatirannya... Pelan-pelan
Jalal meletakkan tangannya di kepala Reva dan berkata, “Reva mulailah berkemas,
kita harus segera pergi untuk membawa kembali pengantinku sekaligus sahabatmu
kembali ke istana...”
Lalu Jalal berjalan menuju kuil Kanha
dan menatap ke arah diya selama beberapa menit seakan dia sedang berkomunikasi
dengan Tuhan... Perlahan airmata bergulir dari matanya... Dia menangkupkan
tangannya dan membungkuk hormat untuk bersyukur pada Dewa Krishna. Hatinya yang
terluka merasakan kebahagiaan kembali... Setelah bertahun-tahun akhirnya
perasaannya merasa tenang dan damai.
Dalam waktu yang singkat seluruh
istana bergema dengan suka cita, tawa dan gembira. Semua pelayan, prajurit,
pejabat dan bahkan para Begum sibuk menyebarkan berita bahagia ini pada semua
orang. Mendadak istana yang sunyi, sepi dan suram terisi kembali dengan irama
kegembiraan. Setelah bersyukur pada Tuhan, Jalal bergegas menuju ruangan Salima
Begum, tapi sebelum Jalal menyampaikan berita itu, mata Salima sudah dipenuhi
dengan airmata haru dan bahagia. Kebahagiaan terlihat jelas di wajahnya... Jalal
mendekat dan mengecup keningnya. Dengan bahagia Salima mengucapkan selamat pada
Jalal.
Mirza... Maan Singh... Bhaksi Bano... Atgah
Sahib.. Raja Todarmal, setiap orang bahagia dengan kabar tersebut. Rahim
melompat dan memeluk Jalal mendegar Choti Ammi-nya akan segera kembali
bersamanya. Wajah Jalal bersinar bak bintang. Perasaannya terungkap dari sinar
matanya... langkahnya... kata-katanya... dan suaranya yang keras. Dia peluk
setiap orang yang berpapasan dengannya untuk mengungkapkan kebahagiaannya. Di
atas Istana, genderang ditabuh dengan riang dan kencang hari ini. Dalam waktu
satu jam, ribuan orang berkumpul di luar istana. Jalal dengan suara kerasnya
mengumumkan berita bahagia itu pada rakyatnya. Suaranya penuh dengan emosi suka
cita dan matanya lembab karena air mata. Rakyat memperhatikan wajah Raja mereka
yang bersinar dan bersyukur pada Allah dan Ishwar atas karunianya. Semua rakyat
Agra bahagia.
Jalal mengadakan rapat darurat di
Diwan E-Khaas dan mengumumkan dengan bangga bahwa dia sudah menemukan Malika
E-Hindustan Jodha Begum dan mereka akan menikah ulang di Amer lengkap dengan
semua adat dan ritualnya. Lalu dia juga mengundang semua orang menghadiri pesta
pernikahannya.
Semua orang di istana gembira kecuali
dua orang, Maham dan Rukaiya. Mereka terbakar amarah balas dendam. Mereka tetap
berdiam di pondok mereka dengan pintu tertutup.
Hindu Pandit mengambil Panchang untuk
menentukan hari baik untuk meninggalkan istana. Kali ini Jalal juga ingin
mematuhi setiap ritual dengan benar. Jalal memutuskan segera pergi tanpa
menunggu undangan resmi dari Raja Bharmal, namun dia mengirimkan surat pada
Raja Bharmal mengabarkan bahwa mereka sedang dalam perjalanan menuju Amer untuk
pernikahan. Pandit menentukan esok pagi-pagi sekali adalah waktu terbaik untuk
pergi.
Di Amer, tidak berbeda dengan apa yang
dirasakan di istana Agra. Istana Amer juga diliputi dengan kebahagiaan dan
keharuan. Raja Bharmal dan Mainavati, mereka berdua memeluk Jodha sambil
menangis bahagia. Mereka berdua memarahi Jodha karena tidak pulang ke Amer saat
dia kesulitan, malah lebih memilih bersembunyi di hutan.
Jodha meminta maaf dan memberikan
pengertian dari sudut pandang dirinya. Dadisa adalah orang yang paling bahagia
melihat Jodha ceria dan penuh kebahagiaan. Semua merasa lega melihat Jodha
selamat, sehat dan bahagia.
Jodha menceritakan pada keluarganya
bagaimana Jalal bisa menemukannya dan menceritakan bahwa kepergiannya ke Amer
tanpa pemebritahuan pada Jalal dan hanya meninggalkan sepucuk surat. Dia juga
menyampaikan keinginannya pada semua orang untuk pernikahan ulang antara
dirinya dan Jalal dan menjelaskan alasan kenapa dia ingin memulai kehidupannya
sekali lagi.
Mendengar cerita Jodha yang
menggebu-gebu, Mainavati memarahinya, “Jodha, bagaimana bisa kau meninggalkan
suamimu seperti itu dan membuat keputusan sendiri??? Bagaimana jika Shahenshah
kecewa padamu...”
“Ohhh Masa... Kau tidak berubah sama
sekali.... Kenapa kau selalu cemas sepanjang waktu???? Aku yakin Shahenshah
tidak akan kecewa padaku...” Jodha menjawab dengan enteng.
Semua orang penasaran mendengar
penjelasannya. Semua saudara laki-lakinya bersemangat soal itu. Segera saja
mereka merancang acara pernikahannya. Sukanya dan Shivani melompat gembira
bertemu lagi dengan Jodha. Raja Bharmal mengumumkan dengan bangga pernikahan
ulang antara Jalal dan Jodha.
Persiapan upacara pernikahan yang
megah telah mulai di Amer. Setelah setahun hubungan Raja Bharmal dengan semua
wilayah Rajvanshi mulai membaik. Pada hari itu juga undangan pernikahan
disebar. Perjalanan dari Agra ke Amer membutuhkan waktu 5-6 hari. Jadi, mereka
punya cukup waktu untuk merencanakan dan mempersiapkan semuanya sesuai
keinginan mereka.
Jalal sedang duduk di ayunan sambil
memandang bulan, dia bicara pada dirinya sendiri, “Jodha, aku tidak bisa lagi
jauh darimu.... Mataku tidak sabar melihat senyum indahmu lagi dan telingaku
tidak sabar mendengar tawa renyahmu, tak diragukan kau telah mempesonaku dengan
mantramu, tapi kali ini aku tidak akan mudah memaafkanmu... Caramu membuatku
mendambakanmu, aku akan membuatmu lebih mendambakan aku hingga kau memohon
untuk bicara padaku... Kau akan dihukum karena menguji cintaku...”
Beberapa detik kemudian, Jalal
tersenyum mesra sambil berpikir... “Tapi mana mungkin aku bisa berlama-lama
marah padamu... Mana mungkin aku bisa tahan tidak bicara dan mengacuhkanmu....
Kurasa aku tidak akan berhasil mengacuhkanmu dalam waktu lama. Junglee Billi...
Aku tidak akan melepaskanmu kali ini..”
Jodha juga memandang bulan dan bicara
pada dirinya sendiri pada waktu yang sama, “Aku mengenalmu dengan baik
Shahenshah, apa yang kau rencanakan dan kau pikirkan dalam otakmu yang penuh
perhitungan itu. Kita lihat berapa lama kau akan tahan dari mantra cintaku...”
Jodha tersipu berat saat membayangkan hal itu.
* * * * * * *
* * * * *