Sebelumnya saya minta bagi readers yang merasa bosan dengan cerita saya ini lebih baik jangan dilanjutkan membacanya dan tolong jangan memberi comment yang membuat penulis jadi malas melanjutkan tulisan nya. Silahkan baca cerita lain yang lebih menarik dari ff amatir saya ini. Terima kasih.
Selamat membaca bagi yang readers tersayang yang masih menunggu dan selalu menanyakan ff ini.
------------------------------------
“Seperti ini saja” Kata Jodha cepat dan ia
kembali memeluk Jalal, dan tanpa menunggu Belanda menyerang pun Jalal langsung
membalas pelukan Jodha
“Itu,,Semua itu,,A-Aku,,,,”
^^^
TOKK,,TOKK,, Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Jodha
Jalal dan Jodha nampak terkejut, Jalal segera merenggangkan pelukan nya pada Jodha
“Mungkin itu Paman Khaibar dan Bibi Anga yang sudah datang, biar aku melihatnya
dulu” Kata Jalal sambil berdiri dan menuju pintu
“Aku mencintaimu” Kata Jodha pelan menatap Jalal yang saat ini sudah
membelakangi nya
Jalal yang mendengar pernyataan cinta Jodha yang tiba-tiba reflek membuat ia
menghentikan langkah kakinya, segera Jalal membalikan tubuhnya kembali dan
melihat Jodha yang kini tersenyum manis padanya
“Bisa kau ulangi kata-katamu barusan” Pinta Jalal, seolah ia ingin menegaskan
sekali lagi, ah mungkin tidak hanya sekali tapi Jalal ingin mendengar kata
cinta dari Jodha berkali-kali padanya
“Hmm,,Sayangnya tidak ada siaran ulang Tuan. Lebih baik kau segera hampiri Paman
Khaibar yang sudah menunggu diluar sana” Kata Jodha menggoda, sedangkan Jalal
membalas dengan senyuman
“Baiklah nona, tapi urusan kita belum selesai” Balas Jalal menyeringai pada
Jodha
^^^
Jalal membuka pintu dan benar saja diluar sana sudah berdiri Paman Khaibar
serta Bibi Anga, tamu yang sangat di tunggu-tunggu oleh Jodha sejak tadi
Jalal langsung
menyalami mereka
“Kenapa lama sekali membuka pintunya nak?” Tanya Ny Anga pada Jalal
“Eemm,,Maaf Bibi,,Tadi,,Ah ya,, Tadi aku sedang menyuapi Jodha makanan dulu”
Bohong Jalal pada Bibi Anga
Ia langsung
mempersilahkan Tn Khaibar dan Ny Anga masuk kedalam kamar Jodha.
“Anak ku,,,” Kata Bibi Anga sesaat setelah ia masuk dan melihat Jodha yang saat
ini juga tengah melihatnya
“Bibi,,,” Tangan Jodha mengulurkan tangan nya
Setelah cukup dekat, Ny Anga langsung memeluk Jodha dengan erat, betapa ia
sangat merindukan gadis nakal yang sudah seperti putri kandung nya ini dan
begitupun dengan Jodha ia begitu merindukan pelukan hangat yang penuh kasih
sayang seorang ibu dari Bibi Anga nya ini
“Paman,,” Lirih Jodha pada Tn Khaibar yang sejak tadi hanya memperhatikan nya
Ny Anga melepaskan pelukan nya dan bergeser sedikit memberi ruang pada suaminya
untuk menyapa Jodha
Tn Khaibar mendekat pada Jodha dan tersenyum hangat padanya, ia mencium kening
Jodha
“Paman merindukan mu gadis keras kepala” Kata Tn Khaibar
“Pamaann,,” Jodha merajuk manja, ia tidak rela di katai gadis keras kepala
walaupun itu benar
“Kenapa? Kau tidak suka paman menjuluki mu gadis keras kepala? Siapa yang selama
ini menolak tidak mau dijaga dan menolak semua bantuan yang kami berikan. Kau
tahu beginilah jadinya” Kata Tn Khaibar mengingatkan, Jodha lupa walaupun dia
laki-laki tapi Paman Khaibar memang lebih cerewet
“Ahh,,Sudah,,Kau ini,,Baru bertemu sudah menceramahinya,,” Tegur Ny Anga pada
suaminya
“Paman hanya tidak ingin sesuatu terjadi padamu sayang, kami tidak ingin
kehilangan putri kami lagi untuk kedua kalinya” Kata Tn Khaibar lagi dengan
mengelus puncak kepala Jodha dengan sayang
“Aku sayang paman” Kata Jodha lalu memeluk Tn Khaibar
“Paman lebih menyayangimu Nak” Balas nya pada Jodha
“Yah,,Begitulah,,anggap saja aku tidak disini” Sindir Ny Anga pada Jodha dan
suaminya
“Hahhaa,,Paman,,sepertinya istrimu sedang menyindir kita” Kata Jodha cekikikan
“Aku juga sayang padamu bi, sangat sayanggg” Kata Jodha
Mereka bertiga pun berpelukan, benar-benar seperti keluarga kecil yang bahagia
Jalal yang
sedari tadi memperhatikan mereka ikut bahagia, betapa sederhananya kebahagiaan
dalam sebuah keluarga. Saling berbagi pelukan penuh kasih sayang sudah sangat
cukup membuat kita bahagia
^^^
Malam harinya, mereka kedatangan Bhaksi dan Javeda serta anak-anak mereka
menjenguk Jodha.
Bhaksi dan Javeda melepas rindu dengan Tn Khaibar dan Ny Anga dengan berbincang
dan mengenang masa lalu, anak-anak yang awalnya agak takut pada mereka sekarang
malah akrab dan menempel terus dengan Tn Khaibar dan Ny Anga yang kini mereka
panggil dengan sebutan Opa dan Oma, begitu tulus kasih sayang yang di tunjukan
Tn Khaibar dan Ny Anga pada anak-anak membuat Jodha, Javeda dan Bhaksi ikut
senang.
Saat mereka
semua sibuk, Jalal menghampiri Jodha yang tengah menatap haru anak-anak nya
“Sayang” Bisik Jalal mesra pada Jodha
Jodha yang tidak menyadari kehadiran Jalal disampingnya tiba-tiba terlonjak kaget
membuat Jalal tersenyum menahan tawa melihat reaksi berlebihan gadisnya
“Jangan memanggilku seperti itu” Kata Jodha pada Jalal
“Kenapa?” Tanya Jalal tidak mengerti, ia pikir Jodha suka dengan panggilan nya
karena setiap kali ia memanggil Jodha dengan sebutan itu, wajah gadisnya ini
selalu merona, seperti saat ini walau mata gadis itu kini melotot padanya tapi
tetap saja pipi chubby nya merona, manis sekali.
“Aku malu kalau ada orang lain yang mendengar” Jawab Jodha pelan
“Ohh,,Jadi kalau kita sedang berdua saja tidak apa-apa kan?” Kata Jalal
Jodha mengagguk malu-malu, sungguh jika tidak ada orang lain di kamar ini Jalal
akan mendekap erat tubuh Jodha saat ini
“Baiklah, tapi aku akan segera meresmikan hubungan kita agar aku bisa memanggil
dan melakukan apa saja padamu sesuka hatiku” Kata Jalal berteka teki dan
menyeringai jahil
“Maksudmu?”
“Kau tunggu saja Nona” Jawab Jalal
“Hhmm,,,”
“Jodha, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan padamu. Begini,,Mungkin selama
beberapa hari ini kedepan aku tidak bisa menemuimu dulu” Jalal menghentikan
ucapan nya dan melihat reaksi Jodha atas ucapan nya barusan
Jodha diam mendengar kata-kata Jalal barusan “Tidak bisa menemuiku? Tidak bisa atau tidak mau? Apa kau malu dengan
keadaan ku yang tidak bisa berjalan sekarang ini Jalal?” Jodha berprasangka dalam hati. Raut gelisah
begitu nampak di wajah cantiknya dan Jalal dengan mudah bisa menebak apa yang
tengah difikirkan gadis cantik nya saat ini.
“Jangan salah paham dulu saa,,ehm,,Jodha” Jalal lupa untuk tidak memanggil
Jodha dengan sayang, ia kembali melanjutkan
“Kau tahu kan sudah beberapa hari ini aku sudah tidak masuk kerja, tadi sore
beberapa staff khusus ku melaporkan kalau ada beberapa client dari America yang
ingin mendiskusikan bisnis langsung denganku juga ada beberapa iklan yang sudah
ku setujui sebelumnya dan membutuhkan tanda tangan ku segera untuk memulai
produksi iklan nya, jadi aku mohon pengertian mu ya dan jangan salah paham
padaku,,hhmm,,” Jalal memberi pengertian selembut mungkin pada Jodha
Tanpa mereka
sadari Tn Khaibar, Ny Anga serta Javeda dan Bhaksi sedari tadi memperhatikan
mereka dan mencuri dengar percakapan mereka dan saling melempar senyum satu
sama lain namun mereka berpura-pura tidak tahu jika melihat Jalal atau Jodha
melirik pada mereka. Mereka sengaja tetap berada di dalam kamar Jodha karena
ingin memastikan ada apa hubungan antara Jalal dan Jodha, dan ternyata benar
ada kedekatan khusus antara dua insan itu.
“Berapa lama?”
Jodha menanggapi penjelasan Jalal dengan sebuah pertanyaan, Jalal tersenyum
“Apa kau takut jika merindukan ku sayang?” Jawab Jalal menggoda Jodha
Jodha melirik tajam pada Jalal dan setelah itu matanya menatap pada orang-orang
yang berada di ruangan nya yang sepertinya sedang asyik satu sama lain. (Kagak
tau aje die,,,hahaa)
“Sorry” Kata Jalal lagi setelah mendapat tatapan membunuh dari Jodha
“Hufhh,,,” Jodha mendengus kesal
“Mungkin sekitar 3 atau 4 hari kedepan aku akan sangat sibuk, tapi aku janji
akan menyelesaikan semuanya secepat yang aku bisa agar aku bisa menemui mu
lagi,,Hhmm”
“Aku tidak mau seperti itu, jangan memforsir tenaga mu. Aku akan menunggumu
dengan sabar” Jawab Jodha
“Terima kasih” Kata Jalal dan dijawab senyuman manis oleh Jodha
Sebenarnya
setelah pernyataan cinta Jodha padanya tadi siang, Jalal belum sempat
membicarakan itu lagi pada Jodha, karena mereka tidak punya waktu untuk berbicara
secara pribadi berdua dan lagi pula sejak tadi Jodha sangat menempel pada bibi
Anga, Jalal sudah merencanakan bahwa ia akan mempersembahkan sesuatu yang
romantis untuk Jodha nanti.
^^^
Saat mereka sedang bercengkrama di dalam kamar perawatan Jodha, tiba-tiba terdengar
suara ketukan di pintu.. TOKK,,TOKK
Javeda yang
memang berada di dekat dengan pintu langsung membuka kan pintu, munculah sosok
yang sudah ditunggu-tunggu oleh Jalal daritadi, mereka adalahh Hasan dan Husen
“Selamat malam”
Sapa detektif kembar itu pada semua yang berada di kamar Jodha
“Selamat malam,,Masuklah Hasan Husen, aku sudah menunggu kalian dari tadi, mari
kenalkan ini adalah Paman Khaibar dan Bibi Anga yang baru datang dari Indonesia
tadi siang, Paman Bibi mereka adalah sepupu kembar saya, mereka yang membantu
saya menyelamatkan Jodha dan yang lain nya beberapa hari ini” Jalal mengenalkan
Hasan dan Husen pada Paman Khaibar dan Bibi Anga
“Terima kasih banyak nak atas semua bantuan nya dan maaf sudah merepotkan dan
mengganggu waktu kalian” Kata Tn Khaibar dan Ny Anga pada Hasan dan Husen
“Tidak apa-apa Paman Bibi, kami bahkan senang melakukan nya terutama jika musuh
itu adalah orang yang licik seperti Tn Pratap dan Surya” Jawab Hasan
“Terima kasih banyak Hasan Husen, hanya itu yang bisa aku ucapkan pada kalian
sekarang” Kali ini Jodha yang berbicara, ia benar-benar berterima kasih atas
keberanian dan kecerdikan mereka dalam menyelamatkan ia dan yang lain nya
“Sama-sama Jodha, bagaimana keadaan mu sekarang?” Jawab Hasan
“Aku jauh lebih baik hari ini daripada beberapa hari lalu dan ini semua berkat
kalian” Ucap Jodha tulus
“No problem cantik” Husen menimpali ucapan Jodha dengan mengerlingkan sebelah matanya
pada Jodha dan itu semua sukses membuat Jalal melirik tajam padanya, Husen
hanya tertawa melihat tingkah Jalal
“Jodha, kau istirahat saja jangan terlalu banyak berbicara mereka” Kata Jalal pada
Jodha
“Kalian urus dua manusia busuk itu?”
Kata Jalal lagi kali ini pada Hasan dan Husen
“Tenang saja men,,, Kita sudah mengirim mereka ke tempat yang cukup jauh dan
kita pastikan kalau mereka tidak akan bisa keluar darisana se-la-ma-nya” Kali
ini Husen yang menjawab dengan menekankan kata di akhir kalimatnya
Jalal mengangguk walau sebenarnya ia masih penasaran kemana Hasan dan Husen
mengirim mereka
“Mana surat perjanjian yang sudah di tanda tangani Tn Pratap” Kata Jalal lagi
Hasan segera menyerahkan surat nya, Jalal langsung mengambil surat tersebut
“Thanks my twins bro” Kata Jalal tulus pada Hasan dan Husen
“Ehm,,Lalu bagaimana dengan,,emm,,kau tau lah bro apa yang kami maksud” Kata
Hasan berusaha mengingatkan Jalal bahwa sebelumnya ia meminta Jalal membelikan
mobil sport untuk mereka
“Hahahaa,,,ya,ya,,aku tahu. Aku sudah menyiapkannya, dua unit Bugatti Veyron
untuk kalian sudah terpajang manis di rumah kalian sekarang” Jawab Jalal
“Bu-Bugatti Veyron??? WOWWW!!!!” Hasan dan Husen melonjak tidak percaya
mendengar jawaban Jalal, mereka tidak menyangka kalau Jalal akan membelikan
mobil super mewah itu untuk mereka berdua. Buggati Veyron,,!!!
Melihat reaksi keduanya membuat orang yang berada disana menggelengkan kepala
dan tersenyum, apa mereka tidak sadar kalau ini Rumah Sakit
“Hey,,,Jangan berlebihan, apa kalian lupa ini di rumah sakit. Sekarang
pulanglah dan nikmati mobil baru kalian”
“Oopss,,Sorry,,,Kau memang luar biasa Jalal,,Terima kasih banyak,,Ah..Lain kali
jangan sungkan menghubungi kami untuk membantu mu bro” Kata Hasan sumringah
pada Jalal
“Aku harap ini terakhir kalinya aku meminta bantuan kalian, demi mengabulkan permintaan
kalian aku rela tidak merasakan keuntungan dari proyek ku di Korea bulan ini”
Ketus Jalal pada Hasan dan Husen namun wajahnya tidak terlihat marah, tentu
saja ia hanya bercanda, ia bahkan rela jika tidak mencicipi keuntungan dari semua
proyeknya untuk menyelamatkan Jodha dari kepa*at itu.
“Hahhaaa,,,” Hasan dan Husen hanya tertawa menanggapi ucapan Jalal
“Oke,,Kalau begitu kami permisi. Kami sudah tidak sabar untuk segera test
drive” Pamit Hasan dan Husen pada semua yang ada disana
“Tunggu dulu” Panggil Jalal lagi
“Sebenarnya kemana kalian mengirim mereka” Jalal hanya ingin
Hasan dan Husen saling pandang dan tersenyum, mereka menjawa serempak pada
Jalal
“Zimbabwe”
“Hah” Semua yang mendengar seolah tidak percaya dengan apa yang diucapkan si
kembar ini barusan
“Ka-kalian Serius?” Tanya Javeda
“Yap,,dan mereka tidak akan bisa keluar dari Negara itu karena kami sudah mengurus
mereka untuk menjadi warga Negara Zimbabwe hari ini juga dan semua negara sudah
mem-blacklist passport mereka so they can not go out from there” Jelas Hasan
(SUKURIN dah tuh,,,Hahaha)
Jalal mengangguk mengerti, sepupu kembar nya ini memang sangat pintar dan licik
di waktu yang bersamaan
“Bagaimana kalian melakukan nya? Bukan kah itu sangat rumit” Bhaksi menimpali
“Bagi mereka hal seperti itu biasa Bhaksi, sudah seperti makanan hari-hari”
Jalal menjawab rasa penasaran Bhaksi dan yang lain nya
Setelah itu Hasan dan Husen meninggalkan kamar perawatan Jodha
^^^
Tidak lama setelah kepergian Hasan dan Husen, Jalal pun pamit pulang karena
besok dia sudah ada meeting pagi-pagi sekali, setelah berbasa-basi dan
berpamitan pada semua Jalal kembali menghampiri Jodha di tempat tidurnya yang
kini tengah menatapnya sayu
“Hey,,Tersenyumlah Nona” Hibur Jalal pada Jodha
Sebenarnya yang membuat Jodha khawatir bukan karena Jalal yang akan sibuk
dengan pekerjaaan nya, dia sangat mengerti bagaimana pekerjaan Jalal dan
tanggung jawab nya pada perusahaan nya, yang Jodha khawatirkan adalah Benazir
si ular betina itu, dia tidak bisa membayangkan Benazir menggoda Jalal.
“Jodha” Panggil Jalal lembut melihat Jodha yang hanya diam tampak memikirkan
sesuatu, sesekali kepalanya menggeleng yang nampak lucu dimata Jalal
“Eh,,,Ya,,Kau pulanglah. Hati-hati” Kata Jodha akhirnya
“Rasanya aku ingin memelukmu sebagai penyemangat untuk mulai bekerja
besok” Kata Jalal setengah berbisik pada
Jodha
“Nanti setelah kau selesai dengan urusanmu itu” Jawab Jodha lembut
“Tapi ada syaratny” Kata Jodha lagi
“Syarat? Apa itu?” Tanya Jalal
“Kau harus menjaga jarak dengan sekretaris mu itu”
“Kau cemburu Nona?” Goda Jalal, ia senang Jodha cemburu padanya,,Ahh,,Tidak
bisakah ia punya waktu berdua dulu dengan Jodha sebentar saja
“Jaga jarak dengan nya atau kau tidak bisa memeluk ku saat kita bertemu lagi
nanti” Ancam Jodha tanpa menjawab pertanyaan Jalal padanya
“As you wish Jodha,,Aku pergi dulu”
^^^
Dua hari setelah kedatangan Paman Khaibar dan Bibi Anga, Jodha sudah
diperbolehkan pulang, ia harus menggunakan kursi roda karena ia masih belum
boleh berjalan, kini ia sudah berada di appartement nya, appartement mereka
semakin ramai dengan kedatangan paman Khaibar dan Bibi Anga, Jodha tidak
mengizinkan mereka untuk menginap di hotel karena ia merasa appartement nya
masih cukup untuk menampung mereka berdua, ia tidak mau berjauhan dengan Paman
Khaibar dan Bibi Anga selama mereka disini.
Saat ini juga
mereka kedatangan Ny Hamidah, ibu dari Jalal. Ya Ny Hamidah memang sering
menjenguk Jodha di rumah sakit beberapa hari ini, Ny Hamidah dan Ny Anga pun
akrab seperti biasanya setiap bertemu. Anak-anak juga semakin akrab, malam ini
Ny Hamidah ingin mengajak anak-anak menginap di rumah nya, ia kesepian karena
Jalal selalu pulang larut malam dan sudah pergi pagi-pagi sekali keesokan
harinya.
Dengan senang hati Jodha, Javeda dan Bhaksi mengizinkan anak-anak nya menginap
di rumah Ny Hamidah
^^^
“Kau tidak apa-apa kan Jodha aku tinggal dulu,
Bhaksi sebentar lagi akan pulang” Kata Javeda pada Jodha, ia sudah siap untuk
berangkat kerja tapi Bhaksi belum pulang, Javeda sebenarny tidak tega
meninggalkan Jodha sendirian dengan keadaan nya yang seperti ini tapi ia juga
harus segera pergi karena seperti biasa dia ada acara live membawakan berita
olahraga nanti.
“Aku
tidak apa-apa Javeda, pergilah. Lagipula sebentar lagi akan Bhaksi pulang kan”
Kata Jodha pada Javeda dan tersenyum lembut padanya
“Hhh,,Baiklah,
hati-hati ya, ingat pesanku baik-baik, jangan pergi ke dapur aku sudah
menyiapkan makanan dan obat mu disini dan jangan coba-coba untuk naik keatas,
jangan melakukan hal aneh-aneh yang bisa membahayakan dan menghambat kesembuhan
mu. Tunggu disini saja sampai Bhaksi kembali. Kau mengerti” Cerocos Javeda
tanpa henti pada Jodha
Jodha
tertawa kecil melihat kekhawatiran yang berlebihan dari sahabatnya ini
“Siap nona, aku mengerti” Jawab Jodha, sesekali ia masih tertawa kecil
“Ya Tuhan,, Aku serius Jodha jangan tertawa mengejek ku seperti itu, aku
benar-benar khawatir meninggalkan mu sendirian disini”
“Aku tidak mengejek mu Javeda, jangan khawatir,,aku baik-baik saja dan aku akan
menuruti semua kata-kata mutiara mu tadi”
“Ok kalau begitu, sekarang aku pergi dulu. Hati-hati ya” Pamit Javeda pada
Jodha
“Ya,,Kau juga hati-hati” Balas Jodha
^^^
Setelah
kepergian Javeda, Jodha menjalankan kursi roda nya menuju ruang tengah,
sebenarnya ia ingin tidur dikamarnya lagi tapi mengingat larangan Javeda tadi
ia mengurungkan niatnya, sebenarnya jika dipaksakan Jodha bisa saja menaiki
tangga tapi pasti nanti kakinya akan sakit dan kram berjam-jam setelahnya,
selama ini paman Khaibar lah yang selalu menggendongnya naik menuju kamar nya
yang berada dilantai 2 appartement nya dan sejak tadi pagi setelah menggendong
Jodha turun paman Khaibar sudah pergi keluar bersama dengan Bibi Anga, Paman
Khaibar katanya ada salah satu client nya disini yang ingin mengajak ia memulai
bisnis baru sedangkan Bibi Anga ia pergi ke rumah Ny Hamidah untuk menjemput
anak-anak sekaligus mengajak mereka jalan-jalan di kota Madrid
Jodha
melihat makanan dan obat nya yang sudah disiapkan Javeda di atas meja
“Aku
sangat beruntung memiliki kalian sahabat-sahabatku, baiklah,,nanti aku akan
memakan nya. Aku ingin mendengarkan lagu terbaru dari idola ku dulu sekarang”
Kata Jodha pada dirinya sendiri, ia mengambil hp nya dan memutar lagu
Alunan
musik dari hp Jodha mulai terdengar, Jodha memejamkan mata menikmati lagu yang
sedang diputar nya
Tapi
ketika di bait pertama lagu tersebut, Jodha mendengar suara lain yang juga ikut
bernyanyi, suara yang sangat dikenalnya sedang duduk di depan kursi roda yang
didudukinya
(Men's
part)
Dhoop Se Nikal Ke
setelah keluar dari terik matahari
Chhanv Se Phisal Ke
Tergelincir jauh dari tempat bernaung
“Jalal”
Lirih Jodha, sesaat setelah ia membuka matanya
Tatapan mata penuh cinta dari Jalal begitu intens menatap Jodha, bibirnya masih
bergerak mengikuti lirik lagu romantis yang tengah mengalun indah tersebut.
Hum Mile Jahaan Par Lamha Tham Gaya
Tempat dimana kita bertemu . Waktupun berhenti disana
(Women's part)
Aasmaan Pighal Ke Sheeshe Mein Dhal
Ke
Langit itupun melebur dan berubah menjadi kaca
Jam Gaya To Tera Chehra Ban Gaya
Dan saat (langit yang berubah menjadi kaca) itu membeku ia membentuk bayangan
wajahmu
Disaat
part wanita Jodha hanya diam padahal sebelumnya Jalal sudah memberinya kode
untuk ikut bernyanyi bersama meneruskan lagu nya, Jodha masih terkejut atau
lebih tepatnya terpesona pada sosok tampan di hadapan nya yang ternyata hapal
lagu romantis yang sangat disukainya saat ini.
(Mens
Part)
Duniya Bhula Ke Tum Se Mila Hoon
aku melupakan dunia ini setelah bertemu denganmu
Nikli Hai Dil Se Yeh Duaa
Ini adalah doa yang terlontar dari dalam hati
Rang De Tu Mohe Gerua
Warnailah aku dengan warna cintamu
Raanjhe Ki Dil Se Hai Duaa
Ini adalah doa dari dalam hati seorang kekasih
Rang De Tu Mohe Gerua
warnailah aku dengan warna cintamu
(Women’s part)
Haa,,,Nikli Hai Dil Se Yeh Duaa
Ini adalah doa yang terlontar dari dalam hati
Jodha
masih diam, senyum mengembang di wajah cantiknya
(Men’s
Part)
Hoo,,,Rang De Tu Mohe Gerua
Warnailah aku dengan warna cintamu
“Sejak
kapan?” Tanya Jodha
“Baru saja” Jalal mengerling nakal pada Jodha dan mendekatkan hidungnya pada
hidung Jodha
Sudah
pasti hal itu membuat pipi Jodha merona dan tersipu malu namun sedetik kemudian
ia tersenyum malu-malu pada Jalal membuatnya semakin gemas.
Jalal
melanjutkan bernyanyi lagi memuja gadisnya
(Mens
part)
Tum Se Shuru, Tum Pe Fanaa
Bermula darimu, berakhir padamu
Hai Sufiyana Yeh Dastaan
Kisah yang suci ini
Main Kaarvaan, Manzil Ho Tum
Aku adalah kafilah, kau tempat tujuannya
Jaata Jahaan Ko Har Raasta
Setiap jalan mengarah ke tempatmu
“Bernyanyilah
sayang” Bisik Jalal
Jodha
mengangguk dan mulai bernyanyi
(Womens
part)
Tum Se Juraa Jo Dil Zara Sambhal Ke
Setelah kupulihkan hati ini dengan bersatu denganmu
Dard Ka Woh Saara Kohra Chhan Gaya
Seluruh kabut derita itu akhirnya memudar
(Mens part)
Duniya Bhula Ke Tum Se Mila Hoon
Aku melupakan dunia ini setelah bertemu denganmu
Nikli Hai Dil Se Yeh Duaa
Ini adalah doa yang terlontar dari dalam hati
Rang De Tu Mohe Gerua
Warnailah aku dengan warna cintamu
Raanjhe Ki Dil Se Hai Duaa
Ini adalah doa dari dalam hati seorang kekasih
Rang De Tu Mohe Gerua
warnailah aku dengan warna cintamu
Jalal
berdiri dan duduk di sofa, ia menarik kursi roda Jodha mendekat dan berhadapan
dengan nya,
Jalal menggenggam erat kedua tangan Jodha, matanya tidak lepas menatap mesra
pada Jodha. Senyum keduanya mengembang
Mereka
kembali melanjutkan bait demi bait dari lagu yang masih mengalun dari handphone
Jodha
(Men’s Part)
Hoo
Veeraan Tha Dil Ka Jahaan
Dulu ruang hatiku begitu hampa
Jis Din Se Tu Daakhil Hua
Namun semenjak kau mengisi hatiku
Ik Jism Se Ik Jaan Ka
dari satu tubuh hingga menjadi satu jiwa
Darja Mujhe Haasil Hua
Aku telah mencapai tahap itu
(Women’s
Part)
Haan.. Pheeke Hain Saare Naate Jahaan Ke
Ya, seluruh warna hubungan di dunia ini tampak pudar
Tere Saath Rishta Gehra Ban Gaya
Namun bersamamu warna hubungan itu menjadi lebih pekat
(Mens
part – Tapi di bagian ini Jalal dan Jodha menyanyikan nya bersama)
Duniya Bhula Ke Tum Se Mila Hoon
Aku melupakan dunia ini setelah bertemu denganmu
Nikli Hai Dil Se Yeh Duaa
Ini adalah doa yang terlontar dari dalam hati
Rang De Tu Mohe Gerua
Warnailah aku dengan warna cintamu
Raanjhe Ki Dil Se Hai Duaa
Ini adalah doa dari dalam hati seorang kekasih
Rang De Tu Mohe Gerua
warnailah aku dengan warna
cintamu
Lagu
pun berakhir, tanpa sadar Jodha menitikan air mata bahagia, ia benar-benar
tidak menyangka pria yang selalu dirindukan nya beberapa hari ini kini sudah
berada tepat didepan nya memandangnya penuh cinta dan baru saja mereka
bernyanyi bersama, hal kecil namun berdampak besar di hati keduanya,
menumbuhkan cinta yang semakin lama semakin tumbuh subur
Jalal
menghapus air mata yang mengalir di pipi mulus Jodha, ia mengelus lembut pipi
Jodha dan mengecup keningnya cukup lama seolah mengalirkan seluruh cinta yang
ia miliki hanya untuk gadisnya ini.
“Jalal”
Panggil Jodha pelan
“Hhmm”
Gumam Jalal, ia masih belum melepaskan Jodha, Jalal menurunkan ciuman nya dari
kening Jodha menuju kedua matanya, pipinya dan,,,
“Aku lapar” Kata Jodha pelan
Jalal mendengus kesal karena ucapan Jodha sontak membuatnya menghentikan
kegiatan nya
“Tidak
bisakah kau lebih merusak moment romantis ini Nona?” Jalal melepaskan tangan
nya dari wajah Jodha, Jodha hanya menyengir tanpa dosa pada Jalal.
- To Be Continue -