Jodha yang bingung dengan reaksi kedua sahabatnya ini membuat perasaannya jadi
was-was “Apa jangan-jangan Jalal tidak
mencintaiku ya?” Batin Jodha
“Oke,,
Sepertinya kami harus pulang dulu Jodha, anak-anak belum makan dan mereka harus
tidur siang dan belajar” Kata Javeda mengalihkan pertanyaan “tak penting” Jodha
“Hey,,Kalian,, belum menjawab pertanyaan ku,, jawab dulu,,” Kata Jodha merajuk
“Hadehh,,,Javeda apa benar dia sahabatmu? Benar-benar payah” Tanya Bhaksi sengaja menyinggung Jodha
“Entahlah Bhaksi, aku pun malu mengakui nya sekarang” Balas Javeda semakin
membuat Jodha kesal
“KALIAN,,,!!!!”
“Haahhaahaaa,,,” Bhaksi dan Javeda tertawa lalu meninggalkan Jodha yang masih
dalam keadaan kesal didalam
^^^
Diluar Bhaksi dan Javeda bertemu dengan Jalal yang sudah selesai menelphon
seseorang.
“Kalian sudah mau pulang?” Tanya Jalal
“Iya. Titip Jodha ya dan ehm,, sepertinya “code” yang kau berikan padanya
kurang dimengerti oleh sahabat kami Tuan, tetaplah berusaha ya, kami
mendukungmu” Kata Javeda menggoda Jalal
“Code? Code apa” Tanya Jalal tidak mengerti
“Code cintamu” Kata Bhaksi dengan terkikik geli
Jalal jadi salah tingkah dan malu sendiri dengan ceplas ceplos nya Javeda dan
Bhaksi padanya
“Kalian menyadarinya?”
“Tentu saja, tapi sayangnya target mu itu belum menyadarinya”
“Hehehe,, Sepertinya aku tidak usah memberikan code apa-apa lagi sekarang,
mungkin aku harus benar-benar mengatakan padanya bahwa aku sangat mencintainya.
Tapi, aku minta pada kalian sebelum aku mengatakan itu padanya, kalian harus
berpura-pura tidak tahu kecuali jika dia sendiri yang menyadarinya. Oke”
Javeda dan Bhaksi serempak mengangguk setuju “Oke Boss”
“Terima kasih.
Oh ya, satu lagi baru saja paman Khaibar menelphon ku, mereka akan tiba disini
hari ini”
“Benarkah,, Ok, kami akan kemari lagi sore nanti, sekarang kami harus pulang
karena ada beberapa hal yang harus kami lakukan dulu”
“Oke,,Hati-hati”
^^^
Jalal kembali masuk kedalam ruangan Jodha, dilihatnya Jodha seperti sedang
memikirkan sesuatu, Jodha begitu asyik dengan dunia nya sendiri hingga tidak
menyadari kalau Jalal sudah duduk di ranjangnya dan menghadap padanya.
“Menyebalkan, memangnya apa yang salah dari pertanyaan ku tadi?” Tanya Jodha
pelan pada dirinya sendiri
“Pertanyaan apa?” Kata Jalal menanggapi ucapan Jodha
Jodha yang baru sadar kalau ada Jalal di hadapan nya saat ini, ia pun terlonjak
kaget dan malu setengah mati karena ia sedang memikirkan perasaan seseorang
padanya dan seseorang itu sudah ada di hadapannya, untung saja ia tidak
berbicara yang aneh-aneh atau menyebutkan namanya tadi.
“Ka-kau,, Sejak kapan kau,,disitu” Tanya Jodha kikuk
“Baru saja, boleh aku tahu pertanyaan apa yang tadi kau maksud. Mungkin aku
bisa bantu menjawabnya”
“Ahh,,i-itu,,emmh,, Tidak ada. Lupakan. Hanya pertanyaan bodoh” Kata Jodha
menutupi “Lebih baik suntik mati saja aku
daripada harus menanyakan pertanyaan itu padanya” Batin Jodha
“Ooh,,”
“Eem,, Kau tidak bekerja Jalal?” Kata Jodha berusaha mengalihkan pembicaraan
“Tidak, Aku ingin menungguimu disini”
“Tapi, kau kan,,,”
“Ssstt,, Diam dan istirahatlah supaya kau cepat sembuh dan bisa kembali bekerja
padaku dan aku akan menganggap itu sebagai ucapan terima kasih mu..Okey”
Jodha tersenyum mendengarnya, ia pun berbaring. Jalal bangkit dari duduknya dan
menyelimuti Jodha dan ia pindah duduk di kursi disamping ranjang Jodha
“Jalal” Panggil Jodha pelan
“Hhmm,,”
“Maaf”
“Maaf untuk apalagi sekarang nona?” Tanya Jalal lembut
“Maaf, aku pasti
tidak akan masuk kerja dalam waktu lama, kau jangan memecatku ya. Please,,,”
Kata Jodha memohon dan tampak raut kekhawatiran di wajahnya, sedangkan Jalal
hanya menggeleng dan tersenyum mendengar perkataan Jodha
“Tidak akan ada yang memecatmu Jodha, sudahlah jangan memikirkan pekerjaan dulu
sekarang”
“Terima kasih” Kata Jodha tapi ia masih belum lega, ok pekerjaan di The Worlds
tidak masalah karena Jalal tidak akan memecatnya tapi bagaimana dengan
pekerjaan nya sebagai chef di Wellingtone Hotel, ia juga tidak mau dipecat
darisana, memasak adalah hoby nya dan juga ia sudah terlanjur menyukai dan
merasa nyaman di tempat bekerjanya itu, tidak mudah untuk bisa bekerja disana.
“Ada apa Jodha, apalagi yang kau fikirkan,,hhmm,,?” Tanya Jalal yang menyadari
raut wajah gelisah Jodha
“Eemm,, ituuu”
“Apa?”
“Aku juga tidak mau di pecat sebagai chef di Wellingtone Hotel, tapi aku tahu
bos ku disana sangat disiplin dan pasti kehilangan satu chef dalam waktu yang
cukup lama akan sangat berpengaruh, bos pasti akan segera mencari penggantiku”
Jalal menarik kursi nya untuk lebih mendekat lagi pada Jodha, ia mengelus
sayang kepala Jodha. Jodha awalnya terkejut tapi ia berusaha meredam nya dan
menikmati sentuhan-sentuhan sayang Jalal
“Apa kau sangat suka bekerja disana?” Tanya Jalal dengan tangan nya masih
mengelus kepala Jodha
Jodha mengangguk seperti anak kecil yang sedang ditanya oleh ayahnya
“Kau tidak mau berhenti bekerja sebagai chef disana?”
Jodha kembali mengangguk
“Baiklah,, Kalau begitu kau juga tidak akan dipecat disana, kembali lah bekerja
disana saat kau sudah benar-benar sembuh nanti” Kata Jalal
“Hah?? Maksudmu? Tapi kan,,”
“Apa kau ingat dulu aku pernah mengatakan padamu kalau akan memikirkan untuk
membeli Wellingtone Hotel” Jawab Jalal dan tersenyum penuh arti pada Jodha
Jodha diam sejenak, berusaha mengingat-ingat dan mencerna apa yang dikatakan Jalal. Hingga
akhirnya ia mengerti
“Astaga Jalal,, Ja-Jadi,, Kau,,benar-benar membeli Wellingtone Hotel????” Tanya
Jodha, tangan nya menutup mulut nya karena tidak percaya
“Ya,, dan CUP” Jawab Jalal dan dengan
tenang ia mengecup pipi Jodha sebagai jawaban nya yang tentu saja akibat dari ulahnya
barusan membuat wajah Jodha tersipu malu dan memerah
“Ahh,,Sudahlah,,
aku mau tidur” Kata Jodha ketus berusaha menutupi gemuruh di dadanya setelah ciuman
Jalal di pipinya barusan
Jalal tersenyum
melihatnya, ia berdiri membenarkan selimut Jodha, mata Jodha sudah terpejam
walaupun ia belum benar-benar tidur, Perlahan Jalal mendekat ke wajah Jodha dan
mencium keningnya dengan penuh cinta lalu mengusap lembut kepala Jodha.
“Tidurlah
sayang, aku tinggal keluar sebentar ya” Kata Jalal dan berlalu pergi dari kamar
Jodha
Setelah Jalal keluar, Jodha membuka matanya dan memegang dadanya
“Dia memanggilku sayang lagi dan mencium keningku,,hhmm,,senangnya,,” Jodha
tersenyum dan satu tangan nya memegang keningnya sendiri, Jodha memejamkan
matanya untuk merasakan kembali ciuman Jalal tadi padanya tapi sedetik kemudian
ia kembali membuka matanya dengan cepat dan berkata pada dirinya sendiri “Wait,,Apa
itu artinya dia mencintaiku?”
(Gubraaaaakkkkksss,,,,Sett
daah,, masih nanya juga,,ckckck)