Jalal langsung
membopong Jodha keluar dari mobil dan para medis segera mengambil alih Jodha dan
membawa nya menuju ruang perawatan untuk segera di tangani.
Jalal meminta
Husen untuk memberitahu keadaan Jodha pada Bhaksi dan Javeda serta anak-anak
yang sudah mereka selamatkan sebelumnya karena bagaimana pun ini adalah kabar
yang melegakan semua pihak karena akhirnya Jodha terbebas dari kungkungan Surya
dan ayahnya.
Sudah satu jam
berlalu, namun para dokter yang menangani Jodha belum ada yang keluar dan itu
semakin membuat Jalal cemas, ingin rasanya ia menerobos masuk kedalam dan
melihat secara langsung bagaimana keadaan Jodha sekarang. Saat Jalal dan Husen
menunggu Jodha, mereka kedatangan Bhaksi dan Javeda yang segera datang kesini
setelah diberi tahu Husen tadi.
“Bagaimana
keadaannya Jalal?” Tanya Bhaksi dan Javeda setelah mereka berada di hadapan
Jalal
“Belum tahu, sejak tadi tidak ada dokter yang keluar memberi tahu bagaimana
keadaan Jodha sekarang, aku harap dia baik-baik saja dan cidera yang di alami
nya saat jatuh dari tangga tadi tidak membahayakan untuk nya” Jawab Jalal, di
matanya tersirat kekhawatiran yang mendalam
“Aamiin,,,” Jawab mereka hampir bersamaan
“Jalal, terima kasih banyak atas semua bantuan mu pada kami, entah bagaimana
keadaan kami semua saat ini jika kau dan sepupu kembar mu ini tidak membantu
kami” Kata Bhaksi tulus
“Iya, kami tidak akan melupakan semua kebaikan mu Jalal. Tapi aku dan Bhaksi
penasaran darimana kau bisa tahu apa yang terjadi pada kami padahal sebelumnya
baik aku dan Bhaksi belum memberitahu mu, bukan kami tidak mencoba tapi saat
itu nomer handphone mu tidak bisa dihubungi” Kata Javeda panjang lebar
“Kekasihmu yang memberi tahu ku disaat yang tepat, aku sangat berterima kasih
padanya” Kata Jalal berteka teki pada Javeda
“Ke-kekasih?”
Kata Javeda pura-pura tidak tahu siapa yang dimaksud Jalal sedangkan Bhaksi
hanya geleng-geleng kepala melihat reaksi Javeda
“Ya” Jawab Jalal singkat dan ia kembali melihat ke dalam ruangan Jodha melalui
kaca yang berada di pintu
“Jalal,,, Apa kau sudah memberi tahu Paman Khaibar dan Bibi Anga mengenai
keadaan Jodha saat ini” Tanya Bhaksi
“Astaga,, Aku lupa. Baiklah aku akan menghubungi mereka sekarang” Kata Jalal
dan ia segera menyambungkan telephone nya pada Tn Khaibar
“Halo paman, ini
aku Jalal” Sapa Jalal
“Ya Jalal, ada apa?” Balas Tn Khaibar
“Begini paman,,,,” Jalal mengatakan semua yang terjadi pada Tn Khaibar tanpa
ada yang ditutupi nya sama sekali termasuk keadaan Jodha yang masih tidak
sadarkan diri dan sedang dalam perawatan para dokter.
“Ya Tuhan, putri ku” Desah Tn Khaibar di seberang sana
“Ada apa suamiku?” Tanya Ny Anga pada suaminya, Jalal bisa mendengar suara Ny
Anga yang sepertinya baru bergabung dengan Tn Khaibar disana, panggilan
telephone antara Jalal dan Tn Khaibar masih terus berlangsung, Tn Khaibar
menyuruh istrinya mendekat padanya.
“Kita harus segera berangkat ke Spanyol untuk menjenguk Jodha istriku”
“Kenapa? Ada apa? Ada apa dengan Jodha, putri ku” Tanya Ny Anga penasaran
Tn Khaibar lalu men-loud speaker panggilan nya
“Jalal, kami akan berangkat kesana secepatnya, tolong kau jaga Jodha disana dan
terima kasih banyak kau sudah menyelamatkan nya”
“Baiklah paman kami akan menunggu mu disini, ini sudah tanggung jawab ku
menjaga Jodha disini dan maaf kalau aku membuat kalian khawatir dengan memberi
kabar seperti ini” Kata Jalal menyesal
“Sebenarnya ada apa ini, apa yang terjadi dengan Jodha, mana Jodha, kenapa aku
tidak mendengar suaranya sejak tadi,, Jodha,,Jodha,,kau dimana nak. Jalal,,
katakan pada bibi nak ada apa dengan Jodha” Kata Ny Anga dan mulai panic
“Bibi,,,Jodha dia,,,” Jalal hendak menjawab tapi paman Khaibar sudah lebih dulu
memotongnya
“Kau akan tahu saat kita sudah berada disana istriku, ayo sekarang kita bersiap
dan Jalal aku matikan dulu panggilan nya, sekali lagi terima kasih Jalal” Kata
Tn Khaibar dan ia mematikan ponsel nya.
Ia sengaja
memotong ucapan Jalal tadi yang hendak menceritakan kembali apa yang tengah
menimpa Jodha pada istrinya, karena jika istrinya tahu pasti ia akan sangat
sedih dan histeris, istrinya begitu menyayangi Jodha sama seperti dirinya tapi
setidaknya dia lebih bisa mengendalikan emosi dan perasaan nya tidak seperti
istrinya yang mudah rapuh dan terpuruk dengan kabar-kabar buruk seperti ini,
lebih baik istrinya mengetahui apa yang terjadi pada Jodha nanti saja setelah mereka
sampai disana, itu jauh lebih baik dan lebih jelas.
Jalal merasa
bersalah pada Paman Khaibar dan Bibi Anga, mereka sudah mewanti-wanti dirinya
dari dulu untuk menjaga Jodha bahkan Jalal pun menyanggupi itu, ia berjanji
bahwa dia akan selalu menjaga dan melindungi Jodha tapi apa yang sekarang terjadi.
“Mungkin inilah yang selama ini
ditakutkan oleh Paman Khaibar dan Bibi Anga tentang Jodha, maafkan aku telah
mengecewakan kalian tapi aku pastikan ini adalah terakhir kalinya Surya dan
ayahnya atau siapapun itu mengusik Jodha” Batin Jalal
^^^
Jalal duduk di kursi di sebelah ranjang Jodha yang masih tertidur, dia sudah
melewati masa kritis nya 15 menit yang lalu, sejak dibawa ke rumah sakit Jodha
masih belum sadarkan diri.
*Flashback
Setelah panggilan Jalal pada Tn Khaibar terputus, seorang dokter keluar dari ruangan
Jodha
“Bagaimana keadaan nya dok, apa dia baik-baik saja?” Tanya Jalal di ikuti oleh
Bhaksi dan Javeda
“Keadaannya saat dibawa kesini sangat memprihatinkan Mister, benturan di
kepalanya cukup keras tapi semoga itu tidak menganggu saraf otaknya, kita akan
lihat hasil test nya besok. Tapi,,”
“Tapi ?” Sergah Jalal tidak sabar
“Memar di pergelangan kakinya cukup parah, juga beberapa tulang di kakinya
retak. Jadi pasien harus memakai kursi roda untuk membantunya berjalan karena
kaki nya sudah kami gips, jangan paksa kan kakinya untuk berjalan setidakya
dalam satu minggu ini” Jelas dokter pada Jalal
“Ba-Baiklah dok. Apa kami sudah bisa menemuinya sekarang?”
“Silahkan Mr, tapi jangan masuk sekaligus dan tetaplah tenang didalam, pasien
masih berada dalam pengaruh obat bius”
“Terima kasih dok” Jawab Jalal, Bhaksi, Javeda serta Hasan dan Husen
Jalal
mempersilahkan Bhaksi dan Javeda untuk masuk terlebih dulu karena sejak
mendengar penjelasan dokter tadi, kedua gadis itu menangis dan memohon pada
Jalal untuk menjenguk Jodha duluan.
“Kalian
pulanglah” Kata Jalal pada Bhaksi dan Javeda setelah mereka keluar dari ruangan
Jodha
“Tapi Jalal, kami ingin ikut menjaganya disini” Tolak Javeda sambil masih
sesegukan menahan tangisnya
“Tidak, kalian harus pulang. Aku tahu kalian juga lelah dan sangat butuh
istirahat terutama setelah kejadian yang kalian alami akhir-akhir ini. Pulang
dan istirahatlah, anak-anak juga pasti sudah sangat merindukan kalian” Jalal
dengan lembut memberi pengertian pada mereka
“Ya Tuhan,, Aku bahkan melupakan mereka, bintang-bintang ku” Kata Bhaksi lemah
dan memeluk Javeda, mereka berdua saling menenangkan
“Dimana mereka Jalal, anak-anak kami” Tanya Javeda
“Mereka ada di tempat yang aman, Hasan dan Husen akan mengantar kalian kesana,
jadi sebaiknya kalian pulang sekarang dan beristirahatlah, mereka sudah menunggu
kalian disana. Besok bawalah mereka kemari, karena pasti mereka juga menanyakan
dimana keberadaan Aunty Jo nya”
“Iya baiklah, kami titip Jodha. Terima kasih banyak Jalal, kami permisi dulu”
Pamit Bhaksi dan Javeda dengan di ikuti Hasan dan Husen
“Ya. Hati-hati”
*Flashback off
^^^
Jalal dengan setia berada di samping tubuh Jodha yang lemah, di tubuhnya
terdapat banyak luka memar dan lebam seperti di kening, sudut bibir, lengan dan
kakinya. Begitu sakitnya yang Jodha rasakan saat ini, melihat keadaan Jodha
kembali membangkitkan amarah di diri Jalal pada Surya dan ayahnya, ia bersumpah
tidak akan pernah membiarkan kedua manusia brengs*k itu hidup dengan tenang di
dunia ini.
Jalal mencium
hangat kening Jodha, ia memegang tangan Jodha dan menciumnya dengan lembut.
“Maafkan aku Jodha yang terlambat menolongmu,,hhmm,, Istirahat dan tidurlah dengan
nyenyak sayang, aku akan menjagamu, tidak akan ada menyakiti atau mengancam mu
lagi sekarang. Aku janji” Sesaat Jalal teringat akan ucapan Jodha sebelum dia
tak sadarkan diri semalam “Aku
mencintaimu Jalal”, Jalal tersenyum senang mengingat itu, ternyata benar
apa yang dikatakan ibunya padanya beberapa waktu lalu bahwa Jodha juga
mempunyai perasaan yang sama dengan nya, Jalal tidak akan menyia-nyiakan semua
ini, ia akan segera menjadikan Jodha miliknya seutuhnya. Dia pun mengelus
kepala Jodha dengan sayang dan ikut tertidur dengan posisi masih duduk di kursi
samping ranjang Jodha dengan menggenggam tangan Jodha. (Nyari kesempatan trus nih si abang,,,ckckck)
^^^
Pagi harinya nampak Jalal sudah lebih segar dari sebelumnya, ia baru saja mandi
menggunakan kamar mandi yang berada di ruang perawatan Jodha, ia pun sudah
memakai baju ganti yang tadi dibawakan ibunya sekalian menjenguk Jodha tadi.
Tiba-tiba handphone Jalal berdering, ia melihat ke layar ponsel nya ternyata
panggilan dari Tn Khaibar, Jalal segera mengangkatnya.
“Halo paman” Sapa Jalal
“Halo Jalal, Paman hanya ingin menyampaikan padamu mungkin kami akan tiba
disana siang ini.”
“Oke paman, kami akan menunggu kalian”
“Bagaimana keadaan Jodha. Sudah lebih baik?”
“Sejak semalam ia masih belum sadar paman”
“Ya Tuhan,, Semoga anak itu segera sadar dan sehat seperti sebelumnya. Paman
dan bibi sangat merindukan nya”
“Iya paman. Bagaimana dengan Bibi Paman? Apa dia sudah tahu apa yang sudah
terjadi pada Jodha?”
“Belum, paman belum memberitahukan padanya, nanti saja setelah kami sampai
disana dan semoga nanti keadaan Jodha sudah jauh lebih baik jadi bibi tidak
terlalu sedih”
“Aamiin,, Hati-hati paman dan salam untuk bibi”
^^^
Jalal kembali mendekati Jodha
“Apa kau tidak bosan sayang terus tertidur dari semalam,,hmm,, Buka mata
indahmu ini dan bangunlah sayang. Oh ya,, Kau tahu, Paman Khaibar dan Bibi Anga
akan datang kemari siang ini hanya untuk menjenguk mu, anak-anak asuh mu nanti
juga akan datang kemari bersama Bhaksi dan Javeda. Apa kau tidak merindukan
mereka? Sadarlah sayang, aku juga menunggumu dan aku sangat merindukan mu”
Jalal mengajak Jodha berbicara dengan sesekali mengecup mesra kening Jodha.
Jalal baru saja
kembali setelah membeli makanan dan buah-buahan untuk Jodha setelah ia sadar
nanti.
Dari sudut
matanya, Jalal melihat ujung jemari Jodha bergerak-gerak, demi memastikan
keadaan Jodha Jalal langsung menghampiri nya dan benar saja sepertinya Jodha
mulai sadar, ia menggerak-gerakan kelopak matanya, Jalal menatap Jodha bahagia,
sayup Jalal mendengar Jodha menggumamkan sesuatu
“Rukh,,kha,,yahhhh” Kata Jodha lirih
Jalal tidak terlalu memikirkan Jodha menyebut nama Rukayah, saat ini ia terlalu
senang melihat Jodha yang mulai bereaksi
“Jodha, kau sadar sayang” Panggil Jalal pelan dan mengusap pipi Jodha dengan
lembut berusaha membuatnya segera sadar dan membuka matanya
“Jodha,,,” Panggil Jalal lagi
Tak berapa lama Jodha pun sadar dan membuka matanya, ia mengerjap-ngerjapkan
matanya menyesuaikan dengan cahaya lampu di sekitarnya.
Bukan main
betapa senang nya hati Jalal melihat gadisnya kembali sadar dengan dia berada
disampingnya
“Kau sadar sayang, ok,,,aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu, tunggu
sebentar ya” Kata Jalal dan Jodha hanya mengangguk lemah dan membiarkan Jalal
yang sangat semangat keluar untuk memanggil dokter
“Dia memanggilku sayang?” Tanya Jodha
dalam hati dan tanpa sadar membuat senyum tipis terukir di bibirnya, kepalanya
masih terasa sedikit pusing.
^^^
Beberapa menit kemudian, dokter yang menangani Jodha masuk dengan di iringi
Jalal di belakangnya, dokter itu pun langsung memeriksa keadaan Jodha
“Apa kepala mu masih pusing nona?” Tanya sang dokter dengan ramah pada Jodha
“Iya, sedikit pusing dan juga kenapa kaki ku di perban dan dipasang gips
seperti ini, aku,,aku tidak apa-apa kan dok” Tanya Jodha, sejak ia sadar tadi
Jodha baru menyadari bahwa kakinya penuh dengan perban dan sudah terpasang gips
yang membuat ia ngeri melihat kakinya sendiri.
“Anda tidak apa-apa nona, hanya saja untuk sementara waktu kaki anda tidak
boleh berjalan dulu. Mulai lah pelan-pelan untuk berjalan di minggu kedua
nanti” Kata dokter memberi pengertian
Jodha hanya
terdiam, dokter itu kembali memeriksa memar di tubuh Jodha dan setelah itu ia
permisi dan berlalu pergi.
Jalal yang
sedari tadi hanya memperhatikan saja, setelah dokter itu keluar ia baru
mendekati Jodha lagi dan duduk di ranjang Jodha menghadapnya, andai Jodha tahu
betapa ingin nya Jalal memeluk Jodha saat ini.
“Hai” Sapa Jalal
dengan senyum maut nya serta tatapan mata penuh cintanya
“Ha-hai” Jawab Jodha gugup, entah mengapa ia merasa gugup dengan tatapan serta
senyuman Jalal ini
“Aku tahu kau tidak baik-baik saja jadi aku tidak akan menanyakan kabar mu. Apa
kau butuh sesuatu?” Tanya Jalal dengan tatapan nya yang tidak lepas dari Jodha,
sangat terlihat sekali bahwa dia begitu merindukan gadis dihadapan nya ini
“Maaf” Kata Jodha pelan dan menunduk, ia tidak menghiraukan pertanyaan Jalal
barusan padanya
“Maaf ?” Tanya Jalal balik pada Jodha
Jodha mengangkat kepalanya dan menatap Jalal
“Iya,, Maaf karena akhir-akhir ini aku sangat merepotkan mu. Tidak seharusnya
kau terlibat dalam masalah ku Jalal hingga membuat wajah mu lebam-lebam begini”
Kata Jodha dengan memperhatikan wajah Jalal yang nampak kebiruan akibat ia
berkelahi dengan anak buah Surya semalam
“Apa aku tidak terlihat tampan lagi karena lebam di sekitar wajahku ini,,hmm”
Jalal berusaha menghibur Jodha dengan godaan nya
“Jalaaaallll,,, Bukan itu maksudku. Aku benar-benar minta maaf padamu,,hufh”
Gerutu Jodha, bisa-bisa nya Jalal bercanda disaat ia merasa sangat bersalah
padanya
“Hheheee,,, Baiklah,,Baiklah. Jadi kau mau aku memaafkan mu?” Tanya Jalal mulai
serius
Jodha tidak menjawab, ia hanya mengangguk pelan
“Kemarilah” Kata Jalal lagi
“Untuk apa? Aku susah bergerak Jalal, kau saja yang lebih mendekat padaku”
Jalal pun semakin mendekatkan tubuhnya pada Jodha, hingga jarak mereka sudah
cukup dekat Jalal tersenyum lembut pada Jodha dan langsung merengkuh tubuh
Jodha kedalam pelukan nya, Jalal merasakan tubuh Jodha menegang dalam pelukan
nya namun ia hanya tersenyum dan mengelus kepala serta punggung Jodha
membuatnya lebih rileks dan menikmati pelukan cintanya. (Uhhuuyyy)
“Jalal” Panggil
Jodha yang masih berada dalam pelukan Jalal
“Hhmm,,,”
“Kau sudah memaafkan ku”
“Dengar Jodha, kau sama sekali tidak merepotkan ku dan luka di wajahku tidak
seberapa jadi jangan terus menerus menyalahkan dirimu, seharusnya aku lah yang
meminta maaf padamu karena jika saja aku lebih cepat membawa mu pasti kau tidak
akan mengalami semua ini. Maafkan aku ya” Kata jalal dengan masih dalam keadaan
memeluk Jodha
“Diamlah, kau tidak salah apapun” Kata Jodha dan dia pun membalas pelukan Jalal
“Terima kasih” Kata Jalal akhirnya
Jodha hanya menangguk dalam pelukan Jalal, ia memejamkan matanya menikmati
kebersamaan dengan pria yang dicintainya ini.