“Oh,,Ternyata salah satu karyawanku ada yang akan menikah, siapa ?”
^^^
Jalal memperhatikan undangan cantik itu, tertera nama SURYA sebagai calon
pengantin pria sedangkan nama untuk calon pengantin wanita nya tertutupi oleh
pita besar bewarna ungu, perlahan Jalal menggeser pita itu dan membuka nya dan
terlihat lah nama sang calon pengantin wanita, sebuah nama yang sangat di
kenalnya, nama yang selama beberapa hari ini sudah memenuhi pikiran dan
hatinya, sebuah nama yang sudah terukir indah di hatinya entah sejak kapan dan
sebuah nama itu adalah JODHA AURORA, cintanya.
Ya itu adalah
wedding invitations dari SURYA PRATAP SHARMA dan JODHA AURORA
Waktu seolah
berhenti berputar dan bumi bagai bergejolak, Jalal syok dan tidak menyangka
dengan apa yang dilihatnya bahkan untuk bernafas pun terasa begitu sulit
baginya sekarang.
Dengan tangan
terkepal dan rahang mengeras menahan emosi Jalal beranjak keluar dari
ruangan nya, satu tangan nya masih memegang
undangan itu. Saat Jalal sudah keluar dari ruangannya ia masih tidak menemukan sosok
Jodha di tempatnya, Jalal berusaha untuk tidak mengeluarkan amarahnya yang
sudah mencapai ubun-ubun, dengan sekuat tenaga ia menahan diri untuk tidak
berteriak dan mengamuk saat ini juga.
Jalal mulai
mencari Jodha di semua tempat yang di lewatinya di The Worlds, beberapa
karyawan yang melihatnya menatap Jalal takut, sangat terlihat sekali bos mereka
saat ini sedang dalam emosi dan siap menumpahkan amarahnya kapan saja dan pada
siapa saja, mereka hanya menunduk hormat saat Jalal berlalu di hadapan mereka,
beberapa dari karyawan itu juga bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan
bos mereka.
Sekitar hampir
dua jam berlalu dan berputar mengelilingi The Worlds mencari Jodha, akhirnya Jalal
bertemu juga dengan Jodha tepat pada saat Jodha hendak keluar dari lift,
secepat angin Jalal langsung menghampiri Jodha dan mendorong nya kembali masuk
kedalam lift, kebetulan lift sedang dalam keadaan kosong sekarang jadi hanya
mereka berdua yang berada didalamnya.
Jalal membuang
nafas kasar dan jantung nya berdebar tak menentu begitu pun dengan Jodha,
lututnya terasa lemas, orang yang selama beberapa hari ini di acuhkan nya
sekaligus dirindukan nya sekarang sudah berada tepat di hadapan nya, ingin
Jodha memeluk erat Jalal dan menangis sepuasnya dalam pelukan hangat Jalal tapi
ia merasa tidak pantas, Jodha bukanlah siapa-siapa Jalal walaupun mereka cukup
dekat selama ini tapi tidak ada hubungan yang mengikat antara mereka lagipula
air mata Jodha seperti nya sudah mengering karena ia terus-terusan menangis
beberapa hari ini tepatnya setelah pertemuan pertamanya dengan manusia licik
bernama Surya.
Setelah beberapa
saat mereka masih sama-sama diam dalam pikiran masing-masing, Jalal yang daritadi
sangat ingin menemui Jodha dan menanyakan banyak pertanyaan padanya sekarang hanya
diam setelah ia bertemu Jodha, dilihatnya Jodha juga diam saja dan menunduk
tidak berani menatap kearahnya, diperhatikan nya tubuh Jodha sedikit bergetar
membuat Jalal tidak tega untuk meluapkan amarah yang sedari di pendamnya pada
Jodha, perlahan Jalal mendekati Jodha tapi tak disangka Jodha bergerak mundur
saat Jalal mendekatinya.
Tiba-tiba pintu
lift terbuka, kini mereka sudah berada di lantai dasar gedung The Worlds,
beberapa karyawan hendak masuk saat pintu lift terbuka namun menyadari tatapan tajam
dan membunuh dari Jalal seketika mereka semua mengurungkan niatnya dan menunduk
hormat pada Jalal. Setelah pintu lift tertutup kembali Jalal menekan tombol yang
akan membawa dirinya dan Jodha kembali naik, ia menekan angka menuju lantai
teratas The Worlds karena ia akan membutuhkan banyak waktu untuk berbicara pada
Jodha saat ini karena jika mereka sudah keluar dari lift pasti akan sulit lagi baginya
mengajak Jodha berbicara.
Jalal kembali
mendekati Jodha, kini Jodha hanya pasrah ia tidak bisa menghindar lagi
sekarang, tubuhnya sudah bersandar pada dinding lift dengan Jalal yang mulai
menghimpitnya sekarang.
“Jangan
menghindar lagi Jodha, sekarang katakan apa semua ini benar?” Jalal membuka
suaranya, ia berusaha menekan suaranya agar tidak terdengar menyeramkan untuk
Jodha, Jalal menunjukan undangan itu di hadapan Jodha, tapi ternyata Jodha masih
tetap diam dan terus menunduk
“Lihat aku Jodha” Kata Jalal lagi
Dengan takut-takut Jodha coba mengangkat wajahnya dan menatap mata Jalal,
matanya memerah dan berkaca-kaca.
Jalal terenyuh
dan hatinya sakit melihat keadaan Jodha sekarang, wajahnya nampak pucat dan
aura kesedihan sangat jelas terlihat di wajah cantik nya, Jodha begitu rapuh
sekarang.
Jalal melupakan semua pertanyaan yang sejak tadi memenuhi kepalanya, amarah dan
emosinya menguap begitu saja hanya karena melihat air mata yang mulai
menggenang di mata indah Jodha.
Jalal membuang
dengan kasar undangan sialan itu ke lantai lift, Jalal langsung menarik Jodha
kedalam pelukannya mendekapnya erat penuh cinta, ingin ia mengangkat semua
masalah yang sedang dialami gadis yang dicintainya ini, tapi apa masalah itu?
Jalal tidak
berkata apapun lagi pada Jodha sekarang, ia mengelus punggung dan kepala Jodha
dengan sayang, sentuhan-sentuhan Jalal membuat pertahanan Jodha runtuh ia
membalas pelukan Jalal tidak kalah eratnya dan membenamkan wajahnya di dada
Jalal, air mata yang dengan sekuat tenaga ia tahan dari tadi akhirnya tumpah
sudah, Jodha menangis meluapkan segala kesedihan dan ketakutan nya di dada
Jalal, cukup lama mereka dengan posisi seperti itu sesekali Jalal juga mengecup
pucuk kepala Jodha, dalam hati ia bersumpah untuk menghancurkan siapa saja yang
membuat Jodha tampak menderita seperti ini.
Setelah beberapa
saat dan dirasa tangis Jodha mulai mereda, Jalal menguraikan pelukan mereka
tapi tetap tangan Jalal berada di pinggang Jodha dengan posesif. Satu tangan
Jalal mengusap sisa-sisa air mata di
wajah sayu Jodha, Jalal berusaha tersenyum padanya.
“Jangan menikah
dengan nya atau siapapun itu Jodha” Sebuah pernyataan tegas keluar dari Jalal
pada Jodha
“Maaf,,a-aku tidak bisa Jalal,,,, tolong mengertilah,,, aku harus menikah,,,,
dengan nya, besok hari pernikahan ku dengan,,,, Surya. Kami harap,, kau
bersedia menyempatkan,,, waktumu untuk,,,, datang” Jawab Jodha dengan sedikit
terbata-bata, ia berusaha menampakan wajah bahagia pada Jalal walaupun itu
gagal total di hadapan Jalal
“Jangan bergurau Jodha, baru saja kau menangis tersedu-sedu, aku yakin ada yang
tidak beres dengan semua ini. Tapi apapun itu, aku minta padamu batalkan
pernikahan mu dengan nya, aku akan bertanggung jawab atas semuanya dan juga aku
akan mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi selama aku tidak berada disini”
Jawab Jalal tegas dengan sedikit keras
“Tidak,,, Tidak ada apapun yang terjadi selama kau pergi, semua baik-baik saja
dan berjalan seperti biasanya, aku menikah karena sudah waktunya aku untuk
menikah, apa itu salah?” Balas Jodha kembali berusaha menutupi apa yang
sebenarnya terjadi pada Jalal
“Ya, SALAH!!,, Sangat salah. Kau tidak boleh menikah dengan nya, kau tidak
mencintainya”
“Siapa bilang aku tidak mencintainya, aku mau menikah dengannya karena aku
mencintai Surya”
“Ck,,, Tapi yang ku lihat dimata mu hanya ada kebencian saat kau menyebutkan
namanya” Balas Jalal tidak mau kalah
“Kau tidak pernah mengerti apa itu cinta Jalal dan jangan mempermainkan cinta
jika kau sendiri tidak tahu apa itu cinta”
“Kau lah yang sedang mempermainkan cinta Jodha. Aku tahu apa itu cinta walaupun
aku baru menyadari bahwa aku jatuh cinta pada seseorang sekarang”
Jodha diam mendengar kata-kata Jalal, apa benar Jalal sedang jatuh cinta pada
seseorang, siapa? Kenapa hatinya sakit mengetahui ini semua, mengetahui bahwa
Jalal tengah mencintai seorang gadis.
“Si-siapa gadis itu” Akhirnya karena rasa penasaran nya Jodha menanyakannya
juga pada Jalal
Jalal menatap Jodha dalam, ia belum menjawab pertanyaan Jodha, ia berharap
tatapan matanya ini bisa memberi tahu bahwa gadis yang dicintainya adalah Jodha
sendiri bukan gadis lain dan tidak akan pernah ada tempat untuk gadis lain
untuk cintanya.
Jodha juga menatap Jalal dan ikut tenggelam dalam tatapan cinta Jalal, hatinya
kembali berdesir.
“Tatapan nya,,,,Apakah gadis yang
dicintainya aku? Ah,, kau terlalu berharap Jodha” Tanya Jodha dalam hati
“Ya Jodha, aku mencintaimmmpphhh” Jalal sudah akan mengatakan bahwa gadis yang
dicintainya adalah Jodha, tapi belum selesai Jalal mengatakan nya, Jodha dengan
tiba-tiba mencium bibir Jalal.
Entah keberanian
darimana Jodha mencium Jalal tepat di bibirnya, Jodha menekan bibir Jalal
dengan bibirnya berusaha menghentikan ucapan Jalal, Jodha tidak mau mendengar
siapa gadis yang tengah dicintai Jalal saat ini, ia terlalu takut untuk
mendengar kenyataan jika Jalal mencintai gadis lain,tapi setelah menekan bibir
Jalal dengan bibirnya Jodha tidak tahu harus melakukan apalagi, Jalal juga kaget
dan tidak menyangka atas tindakan berani Jodha padanya hingga membuat Jalal diam
saja tidak membalas apa yang dilakukan Jodha, ini adalah ciuman pertama untuk
Jodha juga Jalal.
Perlahan Jodha
menarik wajahnya dari wajah Jalal, dan juga menarik tangan nya yang mengalung
di leher Jalal, tapi sebelum Jodha menjauh dari Jalal dengan tiba-tiba Jalal kembali
memeluk pinggang Jodha dan satu tangannya menarik tengkuk Jodha, kali ini Jalal
yang mencium bibir Jodha dan giliran Jodha yang kaget dengan yang dilakukan
Jalal padanya, awalnya ciuman mereka tampak kaku namun akhirnya baik Jalal
maupun Jodha mulai mengikuti satu sama lain dan menikmati luapan cinta yang
belum sempat terucap dari keduanya dan kini tangan Jodha kembali melingkar di
leher Jalal.
“Tuhan,, Biarkan aku sejenak menikmatinya
dari pria yang sangat kucintai ini”
“Aku mencintaimu Jodha, sangat
mencintaimu”
Batin Jodha dan Jalal di tengah-tengah ciuman mereka
Jodha melepaskan
ciuman mereka saat pintu lift terbuka dan berusaha tersenyum menatap Jalal
“Selamat tinggal dan lupakan yang baru saja terjadi antara kita Jalal” Kata
Jodha pelan dan
“Jodha” Lirih Jalal
“Please,,,” Jawab Jodha dan segera berlalu keluar lift meninggalkan Jalal
^^^
Jodha segera
meninggalkan The Worlds, tampak di luar sebuah mobil mewah telah menunggunya.
“Kau lama sekali Honey, baru saja aku akan menjemput mu kedalam” Kata Surya
sesaat setelah Jodha masuk ke dalam mobil nya
“Bukan urusan mu” Jawab Jodha ketus
Surya mulai menjalankan mobil nya menuju hotel yang akan menjadi tempat
pernikahannya dengan Jodha besok.
“Kenapa kau ketus sekali pada calon suami ini, hmm,, Harusnya kau berbicara
lembut padaku honey, karena kemurahan hatiku aku mengizinkan mu bekerja hari
ini padahal besok kita sudah harus menikah dan setelah kita menikah pun aku
masih mengizinkan mu bekerja disini”
Jodha tidak berniat menanggapi perkataan pria licik disamping nya ini, pikiran
nya melayang entah kemana, mengapa hidup terasa begitu berat bagi Jodha
sekarang, seakan semua pintu menuju kebahagiaan tertutup rapat untuknya setelah
ia bertemu dengan Surya.
Jodha mendesah
pelan, ia kembali teringat kejadian beberapa hari lalu antara dirinya dengan
Surya
^^^
*Flashback on,,
“Bhaksi,,,Javeda,,, Ny.Anga,,, Tn.Khaibar,,, dan sepuluh anak asuh mu. Kau
tentu sangat menyayangi mereka bukan? Apa kau rela sesuatu terjadi pada mereka?
Hhm,, Tapi aku yakin calon istriku yang cantik ini pasti tidak akan membiarkan
orang-orang yang disayanginya menderita” Kata Surya dan sukses membuat Jodha
kembali membalikan badan nya menatap Surya penuh amarah dan kebencian.
“Kau,,,?” Tanya Jodha tertahan
“Bukan kah sudah ku katakan bahwa aku cukup tahu seperti apa kehidupan mu
disini honey. So,, penuhi perjanjian antara ayahku dan ayah tirimu dengan
menjadi istriku dan aku menjamin kehidupan orang-orang itu selamat tanpa kurang
satu apapun”
“Dasar iblis,, Apa yang kau fikirkan hah? Kau mengancamku dengan mencelakakan
orang-orang yang tidak bersalah, begitu? Dimana hatimu Tuan Surya?! Teriak
Jodha marah
“Hahahaa,,, Aku
tidak perduli, dari dulu aku sudah biasa mencelakakan orang lain demi
mendapatkan apa yang aku mau, jadi ini bukan hal baru bagiku honey. Jadi aku
sarankan padamu untuk menerimaku dan pernikahan kita akan diadakan minggu
depan, tidak perlu khawatir aku sudah menyiapkan semuanya, kau hanya bilang YA
maka pernikahan indah antara kita akan segera terjadi”
“Kau gila !!” Bentak Jodha
“Ya,, Aku gila karena mu honey, tidak ku sangka ternyata kau sangat cantik dan
menggairahkan” Kata Surya dengan seringai mesum nya dan berjalan mendekati
Jodha
“Stop!! Jangan mendekat. Jangan menyentuhku. Aku tidak mau tertular penyakit
mu” Kesal Jodha dengan suara yang semakin kencang
“Wowww,,, Jangan terlalu keras mengatakan kalau aku punya penyakit honey, kau bisa
mempermalukan ku disini. Baiklah,, Aku tidak akan menyentuhmu sekarang tapi
setelah kita menikah KAU HARUS MENURUTI SEMUA YANG KU INGINKAN, SEMUANYA dan jangan
coba-coba membantahku atau kau tahu sendiri apa yang akan terjadi” Kata Surya
dan berlalu meninggalkan Jodha yang sudah mengeluarkan air matanya
Sebelum Surya benar-benar keluar, ia berbalik dan kembali berkata pada Jodha
“Oh ya,, Sebenarnya aku sama sekali tidak butuh persetujuanmu untuk pernikahan
kita karena dengan atau tanpa persetujuan mu pernikahan kita akan dilaksanakan
minggu depan, sebaiknya kau persiapkan dirimu dengan baik jangan membuatku
kecewa dan kau harus ingat aku tidak pernah main-main dengan ancamanku nona”
*Flashback off
^^^
“Kita sudah sampai Honey, ayo turun” Perkataan Surya membuyarkan lamunan nya,
tidak terasa ternyata mereka sudah sampai di tempat tujuan, hotel mewah dimana
akan menjadi tempat pernikahan antara dirinya dengan Surya.
Jodha sekarang sudah berada di salah satu kamar hotel yang disiapkan Surya
untuk dirinya, kamar yang ternyata bersebelahan juga dengan kamar Surya, Jodha
langsung menutup pintu kamarnya dengan keras dan menguncinya dari dalam, Surya yang
sempat melihat itu tersenyum sinis penuh kemenangan.
Handphone Jodha
berdering, ia meliriknya sekilas dan melihat nama Bhaksi tertera disana, segera
Jodha mengangkatnya
“Halo”
“Jodha, kami sudah dalam perjalanan menuju hotel tempatmu menginap. Oh ya,,
kamarmu dilantai berapa?” Tanya Bhaksi di ujung sana, Jodha pun memberi tahu
keberadaan nya pada Bhaksi
Saat menunggu kedatangan Bhaksi dan Javeda, Jodha kembali teringat bagaimana
kedua sahabatnya itu sangat terkejut saat ia memberi tahu bahwa ia akan menikah
dengan Surya.
^^^
“p.s : Saya mau tanya dong pendapat dari
readers yang mengikuti cerita amatir ini, menurut kalian cerita ini membosankan
gak? Apalagi cerita ini udah berjalan beberapa bulan dan gak selesai-selesai
lagi, hehee,,,. Jadi daripada terlalu lama gak selesai-selesai apa mau segera
di END kan saja atau biarkan cerita ini mengalir sesuai imajinasi saya?. Tolong
pendapatnya ya,,, Terima Kasih,, “