“Tu,, Tunggu dulu” Balas Jodha dan entah sadar
atau tidak tangan kanan Jodha juga
meraih handle pintu yang saat ini sedang dipegang oleh Jalal, jadilah kedua
tangan saling mereka bersentuhan, yang satu dengan Jalal yang menggenggam erat
tangan kiri Jodha dan satu lagi tangan kanan Jodha yang berada diatas tangan
Jalal yang berada di handle pintu, mereka terdiam sejenak dan merasakan
desiran-desiran aneh yang tiba-tiba menyeruak di hati keduanya. “Apa ini,, mengapa sekarang aku jadi gugup?
Kenapa susah sekali mengeluarkan kata-kata saat ini?” Batin Jodha
(Mungkin butuh
kursus merangkai kata untuk bicara,,,,)
^^^
Tidak ada yang
memulai pembicaraan diantara keduanya, hanya kontak mata mereka yang
seakan-akan sudah menceritakan isi hati masing-masing, tanpa di komando Jalal
perlahan mendekat kearah Jodha, dekat hingga semakin dekat dan kini wajah
mereka cukup dekat, mengikuti kata hatinya Jodha memejamkan matanya, Jalal
sempat tersenyum melihat Jodha yang memejamkan matanya dan ia menganggap Jodha
sudah mengizinkan nya untuk melakukan itu
padanya.
Perlahan Jalal memiringkan kepala nya dan mendekatkan wajahnya pada wajah
Jodha, semakin dekat hingga hembusan nafas Jodha sudah menerpa wajah Jalal
begitupun sebaliknya, kini hidung mereka sudah mulai bersentuhan tinggal
sedikit lagi bibir mereka juga bersentuhan,,, dan tiba-tiba suara ketukan di
pintu menyadarkan keduanya dan mereka tampak kikuk dengan keadaan sekarang.
Jodha melepaskan
tangan mereka yang masih saling menggenggam satu sama lain, ketukan di pintu
kembali terdengar dengan kesal dan sedikit kasar Jalal membukanya, dia ingin
tahu siapa yang sudah mengganggu waktu nya berdua dengan Jodha sekarang.
“Benazir, ada apa?!” Kata Jalal tegas seperti biasanya
Benazir langsung tersenyum sumringah melihat Jalal tapi saat ia menyadari
tatapan tajam Jalal padanya seketika membuat ia menciut dan takut, ia juga
melirik kesamping Jalal dan melihat Jodha yang sedang menunduk “Cih,, Kenapa dia sering sekali sih bersama
dengan Jalal di ruangan nya” Umpat Benazir dalam hati
“Apa kau mengetuk pintu ruangan ku hanya untuk diam saja seperti itu Benazir?”
Kata Jalal agak keras
“Ah,, Ti,, Tidak Mister,, Saya hanya ingin memberitahu anda bahwa Sir Alexander
dari Inggris sudah menunggu anda di ruang meeting sekarang”
“Baiklah,, aku akan segera kesana sebentar lagi sementara kau temani saja dia
dulu di ruang meeting” Kata Jalal dan ia mengalihkan pandangan nya kearah
Jodha, sedari tadi Jodha diam saja.
“Jodha, kau
tunggu di ruanganku dulu ya” Nada bicara Jalal langsung berubah lembut saat
bicara pada Jodha dan Benazir yang melihat itu mendecak kesal pada Jodha, Jalal
menyadari bahwa Benazir masih berada disana.
“Kau tidak
mendengar ucapan ku padamu tadi nona Benazir? Kenapa kau masih disini?” Tegas
Jalal
“Maaf Mister,, saya permisi” Benazir pun langsung pergi menuju ruang meeting
dengan perasaan kesal
“Hey,, nona” Kata Jalal lagi pada Jodha
“Jal,, em, Mister,,itu,, tadi” Kata Jodha gugup, ia masih malu menatap Jalal
sekarang setelah kejadian barusan yang hampir saja eheemm,,
“Tadi apa?” Jalal menggoda Jodha, ia tidak perduli dengan beberapa staff nya
yang melirik penuh tanya kearah mereka
Jodha mengangkat kepala nya dan melihat Jalal “Kau, kenapa senang sekali sih
menggodaku?”
“Karena aku menyukainya, itu sudah jadi kebiasaan ku nona, jangan berfikir
untuk menghentikan ku” Jawab Jalal santai
“Jalal jaga bicaramu, apa kau tidak sadar daritadi banyak yang memperhatikan
dan menatap curiga pada kita” Omel Jodha
Jalal lalu melihat sekitarnya dan dengan cuek ia kembali mengajak Jodha masuk
ke ruangan nya
(woii,,meeting dulu kelesss,,,,
*Tepokjidat,,,hahaha)
“Jalaallll”
Teriak Jodha sesaat setelah mereka kembali masuk keruangan Jalal dan Jalal
menutup pintunya.
Jalal hanya tersenyum memperhatikan wajah Jodha yang merengut sekarang
“Kenapa kau mengajak ku masuk lagi, kau harus segera meeting kan, sudah sana
cepat temui mereka dan aku juga bisa segera melanjutkan pekerjaan ku lagi,
gara-gara ke konyolan mu hari ini semua perkerjaan ku tertunda dan semakin
menumpuk” Oceh Jodha panjang lebar pada Jalal
“Sudah puas marah-marah nya nona? Sekarang diamlah disini dan jangan
kemana-mana, aku akan menghadiri meeting sialan itu dan kembali kesini segera,,
okey” Kata Jalal lembut, di akhir ucapan nya Jalal mengedipkan sebelah matanya
pada Jodha dan sukses membuat jantung Jodha berdetak tak beraturan seperti saat
tadi mereka begitu dekat sebelum kedatangan Benazir. Tanpa menunggu jawaban
Jodha, Jalal berbalik meninggalkan ruangan nya tapi Jodha menghentikan nya
sebelum Jalal benar-benar keluar dari ruangan nya
“Hey,, Siapa yang mau menunggumu disini sendirian, aku mau kembali ke meja ku
dan menyelesaikan pekerjaan ku” Ketus Jodha dan kini ia sudah berada di hadapan
Jalal
“Hhmm,,, Dasar
nona keras kepala, dengarkan aku Jodha Aurora,,,” Jalal menahan kata-katanya,
ia ingin melihat reaksi Jodha saat ia mengucapkan nama lengkap gadis itu, ia
pernah di beritahu oleh bibi Anga kalau Jodha sangat suka jika seseorang
mengucapkan nama lengkapnya dan sekarang ia mencoba nya untuk pertama kali, benar
saja seketika wajah Jodha yang tadinya sangat galak kini langsung melunak dan
menyunggingkan senyum tipis nya, Jodha menundukan kepalanya yang memerah karena
tersipu oleh panggilan Jalal padanya barusan, melihat itu Jalal menjadi gemas
ingin rasanya ia meraih wajah cantik yang sedang merona itu ke dadanya.
(Meeting?? – Kelaut aje dah,,,, ckckck)
Jalal meraih
meraih wajah Jodha untuk menghadap kearahnya
“Kenapa kau kelihatan senang setelah aku mengucapkan nama lengkapmu nona?” Kata
Jalal pura-pura tidak tahu
“Ahh,, Itu,, Aku,,mmm” Jodha canggung menjelaskan nya pada Jalal
“Kau senang aku mengucapkan nama lengkapmu?”
Jodha tidak menjawab ia hanya menganggukan kepala nya dengan malu dan tersenyum
manis pada Jalal,, hmm,, begitu lah Jodha, ia akan merasa senang jika orang
terdekatnya memanggil ia dengan nama lengkapnya, bahkan saat ia ingin
menghindari Ruk dulu, seketika ia langsung luluh saat Ruk memanggilnya dengan
Jodha Aurora.
“Sekarang kau
mau mendengarkan perkataan ku?”
Jodha kembali mengangguk
“Selama aku meeting tunggulah aku disini, jangan kemana-mana, aku sudah
menyuruh staff ku yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan mu, jadi tetaplah
disini aku janji tidak akan lama, nanti aku ingin mengajakmu ke suatu tempat”
“Hah,, Ke,,kemana?”
“Nanti juga kau akan tahu, sekarang diamlah disini ya, tunggu aku kembali”
Jalal mengusap lembut kepala Jodha dan mengecup pucuk kepala Jodha singkat,
setelah itu ia benar-benar meniggalkan Jodha dan menuju ruang meeting.
Perkataan Jalal
tadi benar-benar telah menghipnotis Jodha, sekarang Jodha menuruti kata-kata
Jalal yaitu menunggu Jalal di ruangan nya, Jodha tidak berani menyentuh file
atau document yang ada di ruangan ini tanpa seijin Jalal karena pasti semua itu
sangat berharga baginya, akhirnya untuk mengusir kebosanan nya Jodha kembali ke
meja kerjanya dan mengambil handphone miliknya dan masuk kembali ke ruangan
Jalal. Jodha memutuskan untuk menelphon Bibi Anga melalui skype di handphone
nya.
“Salam Bibi” Sapa Jodha
“Salam anak ku, apa kabar sayang” Balas Bibi Anga lembut
“Hahaha,, Aku baik-baik saja Bi, baru saja kemarin malam Bibi menanyakan
kabarku. Jangan khawatir Bi, anak gadis mu ini akan baik-baik saja, jangan
terlalu mengkhawatirkan ku,, hmm”
“Tidak ada orang tua yang tidak mengkhawatirkan anak nya Jodha, sedang apa kau
disana nak, seperti nya kau tidak sedang berada di appartement mu sekarang”
Tanya Bibi Anga dan melihat-lihat tempat sekitar Jodha yang tampak di layar
handphone nya
“Ya Bi, aku sedang di kantor sekarang,, mm,, tepatnya di ruangan Jalal”
“Oohh,, Kau sendirian disana? Kemana Jalal”
“Jalal sedang mee,,,”
“Aku disini Bibi” Jalal memotong ucapan Jodha lalu duduk di sebelahnya dan
membuat Jodha kaget akan kehadiran Jalal yang tiba-tiba.
“Salam Bibi,,, Apa kabar? Bagaimana dengan Paman Khaibar?” Sapa Jalal ramah
“Salam Jalal, Alhamdullillah kami baik-baik saja”
“Kau sudah kembali Jalal?” Tanya Jodha bingung pada Jalal
“Iya seperti yang kau lihat Jodha, apa aku terlalu lama meninggalkan mu disini,
hmm”
“Apa meeting nya sudah selesai? Cepat sekali”
“Untuk apa berlama-lama di ruang meeting yang membosankan itu sedangkan ada hal
lain yang lebih menarik untuk ku di ruangan ini” Kata Jalal dan menatap Jodha
penuh arti
“Ma,, Maksudmu” Tanya Jodha gugup “Astaga,
sudah berapa kali ia membuat ku gugup hari ini” Batin Jodha
“Ehem,, Ehem,,, Apa kalian melupakan Bibi tua yang masih disini” Goda Bibi Anga
pada Jalal dan Jodha yang sedari tadi asik sendiri seolah melupakan kehadiran
nya
Sontak ucapan Bibi Anga menyadarkan Jodha bahwa daritadi Bibi Anga
memperhatikan mereka, entah apa yang di fikirkan Bibi Anga tentang nya nanti
“Bibi,, Maaf,,” Jawab Jodha malu pada Bibi Anga sedangkan Jalal hanya tersenyum
“Sudahlah tidak apa-apa sayang. Oh ya,, Jodha Jalal, nanti kita lanjutkan lagi
ya sekarang Bibi harus bersiap-siap dulu”
“Bibi mau kemana?” Tanya Jodha
“Menemani paman mu menghadiri launching terbaru produk perusahaan nya sayang”
“Oh,, Baiklah Bi,, Sampaikan salam rindu ku pada paman ku yang selalu sibuk
itu”
“Hehehe,, Iya sayang, jaga dirimu baik-baik disana nak”
Jodha lalu memutuskan panggilan skype nya
“Kau merindukan
nya?” Tanya Jalal setelah Jodha mematikan panggilan skype nya
“Sangat” Jawab Jodha singkat sambil matanya terus menatap layar handphone nya
“Hhmm,, Apa bibi dan paman pernah datang kemari untuk mengunjungi mu?”
“Tidak,.. (Jodha diam sejenak mengalihkan pandangan nya lurus kedepan), setiap
mereka berkata ingin mengunjungiku kemari aku selalu menolak nya secara halus,
aku tidak ingin merepotkan mereka apalagi paman sangat sibuk dengan
perusahaan-perusahaan nya dan aku sendiri belum ada keberanian untuk kesana, ke
kota itu,,, Jakarta, kota yang mengingatkan semua masa lalu ku yang kelam dan
menyedihkan, semua orang yang ku sayangi meninggalkan ku untuk selama-lamanya
di kota itu Jalal” Jodha menundukan kepalanya, matanya memanas hendak
mengeluarkan air mata
Jalal mengerti
keadaan Jodha, ia meraih pundak Jodha untuk bersandar ke bahu nya
“Tidak apa-apa,
jika kau belum siap kesana sekarang, tapi aku minta padamu jangan
berlarut-larut meratapi masa lalu mu, jika kau masih takut untuk kesana kau
bisa memintaku untuk menemani mu, aku sama sekali tidak keberatan dan aku akan
membuat mu menyukai kota Jakarta kembali” Kata Jalal seraya mengelus sayang
kepala Jodha
“Hhmm,, aku akan mencobanya. Terima kasih” Jodha mengangkat kepala nya dari
bahu Jalal dan tersenyum manis padanya
“Baiklah, jika kau sudah merasa lebih baik, ikut dengan ku sekarang?” Kata
Jalal lalu berdiri
“Kemana?”
“Rumah ku”
“Hah? Untuk apa?”
“Memotong rumput”
“Jalaaaalllll”
“Hahahhaa,, Jangan banyak bertanya, kita berangkat sekarang, ayo” Ajak Jalal
kemudian
^^^
Kini mereka
sudah berada di dalam mobil Jalal, saat Jalal baru menyalakan mesin mobilnya
tiba-tiba Jodha ingat sesuatu
“Jalal,, tunggu dulu aku melupakan sesuatu” Pekik Jodha
“Hhmm,,,” Jawab Jalal cuek dan tanpa memperdulikan perkataan Jodha ia melajukan
mobil nya
“Jalalllll,,,, Tunggu dulu kenapa kau terus melajukan mobil mu hah” Kata Jodha
kesal
“Sebaiknya kau pasang sabuk pengaman mu nona,,,”
“Astagaaaa,,,,” Jodha menggeram kesal karena Jalal daritadi tidak menggubris
perkataan nya sama sekali, namun ia tetap memasang sabuk pengaman nya kemudian
memalingkan wajahnya kearah jendela dengan cemberut, ia malas berbicara apa-apa
lagi pada Jalal sekarang.
Jalal yang
melihat itu tersenyum puas dan berusaha menahan tawanya, kenapa ia suka sekali
membuat gadis di samping nya ini kesal dengan selalu menggodanya, akhirnya
Jalal mengambil sesuatu di jok belakang mobilnya dan menyerahkan nya pada
Jodha.
“Itu kah yang
kau lupakan” Kata Jalal setelah ia menyerahkan sesuatu itu pada Jodha sedangkan
Jodha melihatnya tidak percaya, wajahnya yang tadi cemberut menjadi berbinar
dan senang
“Ka,, Kau,, yang membawa nya kemari?” Tanya Jodha tak percaya, ia lalu memeluk
tas kerjanya itu, ternyata sesuatu yang dilupakan Jodha adalah tas kerja nya
“Kau senang?” Tanya Jalal
“Tentu saja” Jawab Jodha sumringah
“Apa kalian para wanita selalu seperti itu, tidak bisa jika tidak membawa tas?
Tidak bisa kah kalian hanya menggunakan dompet saja seperti kami para lelaki,
bukan kah itu jauh lebih simple dan tidak merepotkan”
“Huhh,, Kalian memang tidak akan mengerti kami para wanita, ada banyak benda
yang diperlukan wanita hingga ia memerlukan lebih dari sekedar dompet yang
hanya menyimpan uang, apa perlu ku sebutkan satu persatu?”
“Ckck,, tidak perlu, kami memang tidak akan mengerti”
“Hhehee,, Baiklah,, Tapi kau belum menjawab pertanyaan ku tadi. Apa kau yang
membawa tas ku ke mobilmu? Kapan kau membawanya?” Tanya jodha ingin tahu
“Bukan” Kata Jalal singkat
“Apa maksudmu bukan? Bukan kau yang membawa nya? La,, Lalu siapa?” Kata Jodha
penasaran
“Benazir”
“WHATT,,,!!!” Teriak Jodha tanpa sadar dan sukses membuat Jalal kaget olehnya
“Astaga Jodha,,, Kau ingin membuat ku tuli?” Gerutu Jalal
“Ap,, Apa benar sekretaris sialan mu itu yang membawa tas ku,, upsss,,,” Jodha
segera menutup mulutnya, ia menyadari tanpa sengaja telah mengatai orang lain
Sedangkan Jalal melirik Jodha dan tersenyum kecil kearahnya, ia tidak terganggu
sama sekali dengan perkataan Jodha barusan
“Kau tidak menyukai nya?” Tanya Jalal akhirnya pada Jodha
“Eem,, Maaf,, Aku tidak bermaksud,,,” Kata Jodha gugup
“Aku juga tidak menyukainya” Potong Jalal
“Hah?”
“Entahlah,, aku rasa dia punya niat yang lain dengan bekerja di The Worlds
sebagai sekretarisku, kau boleh menganggap ku terlalu percaya diri Jodha tapi
aku merasa dia sama seperti wanita-wanita lain yang sengaja menarik perhatian
ku dan juga uang ku dengan kecantikan dan tubuh mereka. Apa mereka tidak sadar
bahwa itu hanya membuang-buang waktu mereka saja”
“Ohh” Balas
Jodha singkat, ia tampak mencerna setiap ucapan Jalal barusan padanya, ada rasa
lega melingkupi hatinya mengetahui Jalal tidak menyukai Benazir dan
wanita-wanita yang satu spesies dengan nya,,
“Dan ya aku yang
membawa tas mu ke mobil ku sebelum meeting tadi”
Jodha menolehkan kepalanya kearah Jalal “Terima kasih
^^^
Jalal
menghentikan mobil nya di sebuah tempat tapi itu bukanlah rumah Jalal
“Jalal? Tadi kau bilang akan mengajak ku ke rumah mu, tapi ini,,,?” Tanya Jodha
bingung