mso 9]>
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
“Hai” Sapa gadis itu
“Kau?” Kata Jalal pada gadis itu
^^^
“Selamat pagi
Mister, Salima” Sapa gadis itu pada Jalal dan Salima
Salima membalas dengan anggukan dan tersenyum sedangkan Jalal masih menatap tak
percaya pada seseorang yang ia lihat sekarang. “Bukan Jodha? Jadi kau menolak tawaranku” Batinnya
Salima lalu
menyuruh gadis itu kembali duduk dan mempersilahkan Jalal juga untuk duduk
“Mister, ini adalah sekretaris baru yang akan menggantikan saya, namanya…”
“Benazir” Kata gadis itu cepat memotong ucapan Salima. Ia lalu melanjutkan “Hai
Jalal, lama tidak bertemu. Apa kabarmu sekarang? Kau masih mengenaliku, aku
sahabat Ruk tunanganmu dulu”
(Masih pada ingat kah dengan Benazir, jikalau ada yang lupa bisa dilihat di
part-part awal ya)
“Ya, tentu saja aku masih mengenalmu, kalian dulu selalu bersama bukan. Kabarku
baik. Bagaimana kabarmu?” Tanya Jalal balik
“Seperti yang kau lihat, aku juga baik bahkan sangat baik saat mengetahui kau
menerima ku sebagai sekretaris mu ku dengar dari Salima kau sudah menolak
puluhan orang yang melamar sebagai sekretaris mu, aku merasa beruntung ternyata
kau memilihku” Kata Benazir panjang lebar dan dengan bangganya
“Ya” Balas Jalal singkat. “Lalu pergi
kemana dia, aku tidak melihatnya tadi” Pikiran Jalal tidak focus dengan apa
yang dikatakan Benazir, sedari tadi fikiran nya hanya tentang Jodha, Jodha dan
Jodha.
Benazir sudah akan
berbicara lagi namun Jalal lebih dulu menyela “Salima, kau ajak nona Benazir ke
ruanganmu sekarang dan ajarkan dia apa-apa saja yang harus dilakukan nya
sebagai sekretarisku”
Benazir yang sebenarnya masih ingin berlama-lama di ruangan Jalal akhirnya harus
kecewa, jujur saja saat pertama tadi ia melihat Jalal, ia sudah terpesona
dengan pria ini tidak ada yang tidak menarik dari Jalal. “Kau semakin mempesona Jalal” Bisiknya dalam hati
“Dan suruh Jodha menemui ku sekarang” Kata Jalal lagi pada Salima
“Jodha? Sial,,,Si pembunuh arrogant
itukah?” Batin Benazir, seketika raut kebencian akan nama itu
“Baik Mister, kami permisi” Kata Salima
Setelah keluar
dari ruangan Jalal, Salima tidak melihat Jodha di meja kerjanya, ia lalu
meminta Benazir untuk masuk ke ruangan nya terlebih dahulu, sedangkan ia akan
mencari Jodha dulu sekarang.
^^^
*Flashback (Kemarin di ruangan Salima)
“Aku menunggu profile mu Jodha, untuk aku serahkan pada Mister secepatnya. Kau
menerima tawaran itu kan” Kata Salima
“Eem,, Salima”
“Ya, kenapa Jodha?”
“Sepertinya aku tidak bisa menerima tawaran Mister untuk menjadi sekretaris
barunya”
“Kenapa tidak bisa?”
“Seperti yang aku katakan padamu kemarin, aku merasa tidak pantas menjadi
sekretaris dan pekerjaan ini bukan main-main Salima, aku belum siap” Jelas
Jodha
“Hhmm,, Kau keras kepala sekali, ini tidak sesulit dan serumit yang kau
bayangkan Jodha, kau hanya belum terbiasa, seiring berjalan nya waktu kau akan
menikmati pekerjaan ini dan pasti Mister akan senang kalau kau yang menjadi
sekretarisnya karena kalian sudah akrab selama ini”
“Itu yang ku takutkan Salima, aku takut
keakraban ini. Sejak kejadian dia memeluk ku kemarin, aku merasakan sesuatu
yang terjadi di hatiku (kuch kuch hota hai), jujur aku menikmati pelukan itu”
Batin Jodha
“Jodha,, Hey,, Kau melamun?”
“Hah,,, Ah,, Aku”
“Sudahlah, kalau kau memang tidak mau menerima tawaran ini tidak apa aku tidak
bisa memaksamu,, hmm,,, Sekarang aku akan me-review lagi beberapa pelamar ini
dan aku berharap segera menemukan pengganti ku karena aku sudah sangat lelah,
janin ku semakin aktif saja sekarang dan itu membuat ku cepat lelah”
“Maaf ya Salima”
“Tidak apa-apa Jodha, sekarang kembali lah ke meja mu”
Salima kembali me-review lagi beberapa profile pelamar di meja kerjanya, hingga
matanya tertuju pada salah satu map yang tertera nama Benazir, Salima lalu
membuka dan membaca serta memeriksa dengan teliti isi nya, Benazir salah satu
lulusan terbaik di angkatan nya dan ia juga pernah menjadi sekretaris di salah
satu perusahaan di New York dan ia berasal dari Indonesia, itulah salah satu
yang membuat Salima tertarik membaca profile Benazir, mungkin Jalal akan cocok
dengan nya karena sama-sama berasal dari Indonesia, tapi jika tidak ya tidak apa-apa, bukankah sudah biasa ia menolak
profile-profile para pelamar ini. Akhirnya Salima menghubungi Jalal dan
memberitahukan bahwa ia sudah menemukan calon sekretaris untuk Jalal dan tanpa
di duga ternyata Jalal menerimanya.
*Flashback off
^^^
Salima akhirnya menemukan Jodha yang saat ini sedang berbicara dengan salah
satu staff khusus CEO
“Jodha” Panggil Salima, Jodha langsung menoleh kearah Salima lalu berjalan
menuju kearahnya
“Ya Salima, ada apa”
“Kau kemana saja, dari tadi aku tidak melihatmu”
“Aku tadi sedang mengecek beberapa proposal ini di ruangan meeting bersama
beberapa staff lain”
Jelas Jodha sambil menunjukan tumpukan kertas yang ada di tangan nya
“Ohh,, Sekarang kau serahkan dulu proposal itu pada yang lain, mister
memanggilmu, kau temui dulu dia di ruangannya sekarang”
“Ok” Jodha melangkah menuju ruangan Jalal. “Hhm,,,
bersikap lah normal Jodha, please..” Kata Jodha dalam hati pada dirinya
sendiri
Jodha mengetuk ruangan Jalal dan terdengar suara di dalam sana menyuruhnya
masuk
^^^
Dan Salima kembali masuk keruangan nya, ia mulai menjelaskan apa saja yang
harus dikerjakan Benazir sebagai sekretaris Jalal, Salima awalnya merasa
baik-baik saja dengan Benazir tapi ia mulai kesal pada Benazir yang mulai tidak
memperhatikan apa yang dia katakan, Benazir justru sibuk dengan handphone yang
daritadi terus di genggam nya, benar-benar tidak bisa menghormati lawan bicara.
“Maaf nona Benazir, apa anda mendengarkan apa yang sudah saya jelaskan pada
anda tadi?” Tanya Salima masih berikap sopan, padahal daritadi hatinya terus
mengumpat melihat kelakuan Benazir yang sangat memuak-kan itu.
“Tentu saja dan sudahlah Salima, aku mulai bosan dengan semua yang kau katakan
itu. Aku pasti bisa meng-handle semua ini dan tentu saja pekerjaan sebagai
sekretaris sudah sangat biasa untuk ku. Lebih baik kau jelaskan saja padaku
mengenai Jalal, itu akan lebih menarik perhatian ku” Kata Benazir sombong
“Apa lagi yang ingin kau tau tentang dia?. Kita disini hanya sebagai sekretaris
nya, semua keperluan nya yang berhubungan dengan pekerjaan sudah aku jelaskan
tadi”
“Aku ingin tahu tentang kehidupan pribadinya, apa dia sudah memiliki kekasih?
Aku yakin dia belum menikah kan saat ini”
“Maaf itu bukan area ku mencampuri urusan pribadi Mister, kalau kau memang
ingin tahu, lebih baik kau tanya langsung saja padanya, bukan kah tadi kau
bilang kalau kau merupakan sahabat dari tunangan nya dulu” Kata Salima dengan
sedikit menyindir, dan ia baru ingat dulu Jodha pernah menceritakan padanya
bahwa Jodha juga merupakan sahabat dari tunangan Jalal dulu tapi justru banyak
orang yang menyalahkan nya sebagai pembunuh dari sahabatnya sendiri, mengingat
itu Salima menggeleng-gelengkan kepalanya, semua ini sangat kebetulan dan tiba-tiba
saja Salima merasa khawatir pada Jodha. Benazir melihat kearah Salima yang
sedang melamun dan tampak memikirkan sesuatu “Hey,, kenapa kau menggeleng
seperti itu, kau mengejek ku?” Ketus Benazir tidak suka
Salima sudah
benar-benar kesal pada Benazir saat ini, ia sungguh menyesal kenapa bisa dia
memilih orang ini untuk diajukan sebagai sekretaris baru Bos nya
“Tidak ada apa-apa, aku permisi dulu ada hal yang harus aku lakukan” Kata
Salima, ia lalu segera keluar dari ruangan nya. “Lebih baik aku tidak dekat-dekat dengan nya, ucapan nya selalu membuat
aku kesal, aku akan memberitahu Jodha siapa orang yang menggantikan aku supaya
dia tidak kaget lagi dan bersiap-siap dengan orang model seperti itu,,,Hufhhh..
Menyebalkan. Ah ya aku lupa tadi Mister memanggil Jodha ke ruangan nya,,hhmm…”
Batin Salima, ia lalu mengurungkan
niatnya untuk memberi tahu Jodha, karena dia tahu Jalal jika sudah memanggil
Jodha ke ruangan nya tidak akan pernah sebentar, terkadang Salima bingung apa
saja yang mereka bicarakan didalam sana, Salima tersenyum mengingat itu. Ia berjalan
menuju meja kerja staff yang lain untuk mengecek pekerjaan mereka “Disini lebih nyaman daripada didalam sana
bersama gadis sombong itu”
^^^
“Permisi Mister, anda memanggil saya” Sapa Jodha pada Jalal
Jalal hanya mengangguk dan menyuruh Jodha duduk di kursi di depan meja kerjanya
“Darimana saja kau Jodha?”
“Aku? Maksudmu? Daritadi aku ada disini” Tanya Jodha balik tidak mengerti
“Sudahlah,, lupakan. Kenapa kau menolak tawaran ku?” Tanya Jalal langsung pada
Jodha
Jodha menghela nafas sejenak sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan Jalal
“Aku tidak pantas Jalal, mengertilah,, dan tolong jangan tanyakan ini lagi
padaku”
Mendengar jawaban Jodha membuat Jalal kecewa, ia yakin bukan hanya itu alasan
Jodha menolak tawaran nya, tapi karena Jodha meminta untuk tidak menanyakan
pertanyaan itu lagi akhirnya Jalal menyerah dan mengangguk walaupun ia tidak
setuju dengan jawaban Jodha
“Baiklah aku tidak akan menanyakan itu lagi padamu”
“Terima kasih” Jawab Jodha singkat
“Jodha”
“Ya”
“Apa kau sudah bertemu dengan sekretaris baru ku?” Tanya Jalal, terbesit
kekhawatiran dari pertanyaan Jalal, ia khawatir akan ada sesuatu yang terjadi
jika Benazir bertemu dengan Jodha, Jalal masih ingat beberapa tahun lalu di
depan rumah Ruk, Benazir dan beberapa teman Ruk yang lain melabrak Jodha dan
menghakiminya sebagai pembunuh Ruk.
“Eemm,, aku belum sempat bertemu dengan nya, nanti aku akan,,,”
“Jangan terlalu dekat nya jika bukan urusan pekerjaan” Potong Jalal
Jodha heran dengan jawaban Jalal, kenapa ia tidak boleh dekat-dekat dengan
sekretaris barunya
“Memangnya kenapa aku tidak boleh dekat dengan nya, aku pasti akan dekat dengan
nya sama seperti aku dekat dengan Salima selama ini” Jawab Jodha
“Pokoknya tidak boleh”
“Iya kenapa?” Tanya Jodha gemas karena permintaan Jalal kali ini sangat tidak
beralasan menurutnya.
Jalal beranjak dari kursi lalu memutari setengah meja kerjanya dan berdiri di
samping Jodha yang masih duduk manis dan tengah melihatnya dengan tatapan yang
membuat Jalal rasanya ingin tenggelam dalam mata bulat indah itu.
“Kau akan tahu setelah nanti bertemu dengan nya, menurut lah padaku,, hhmm”
Kata Jalal setengah membungkuk-kan badan nya agar sejajar dengan posisi Jodha
saat ini
“Hufh,, Terserah kau saja. Sekarang aku permisi dulu” Kata Jodha dan berusaha
menghindari Jalal yang lagi-lagi saat ini posisi mereka begitu dekat “Bahaya” Batin Jodha
“Tidak adakah senyum untuk ku hari ini nona?” Kata Jalal masih dengan posisi
yang sama, ia sama sekali tidak merubah posisi tubuhnya, Jalal bahkan kelihatan
nyaman-nyaman saja tidak seperti Jodha yang mulai gelisah
“Bisa anda minggir sedikit Mister, tidak kah anda sadar sebesar apa badan anda
ini” Kata Jodha agak kesal karena Jalal sama sekali tidak mengerti kalau ia
tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini
“Tidak, sebelum kau tersenyum padaku, kemana perginya senyuman manismu itu nona?”
Kata Jalal dengan terus menggoda Jodha
Jodha akhirnya pasrah, ia lalu terpaksa tersenyum kearah Jalal dengan mata yang
melotot
“No,,, Bukan seperti itu nona”
Jalal lalu mengangkat kedua tangan nya dan menyentuh kedua sudut atas bibir
Jodha dengan ibu jarinya hingga membentuk senyum di bibir Jodha, senyum yang
sangat ingin ia lihat daritadi. Jodha yang menerima perlakuan tidak terduga dari
Jalal, tampak diam membeku ia sibuk mengatur deru nafas yang mulai tidak
beraturan serta debaran jantung yang terus bergemuruh.
“Nah,, seperti ini nona” Kata Jalal lembut sambil tersenyum dengan menatap
intens ke arah mata Jodha
Jodha akhirnya ikut tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan Jalal, kata-kata
Jalal membuat pipi nya kembali merona dan itu membuat ia semakin cantik saja di
mata Jalal
“Terima kasih untuk senyum mu Jodha, sekarang kembali lah bekerja” Kata Jalal
seraya menarik tangan nya dari pipi Jodha
“Sa,, Saya permisi Mister” Kata Jodha gugup dan segera meninggalkan ruangan
Jalal
“Andai aku tahu
jika orang itu Benazir, aku tidak akan menerimanya Jodha. Aku malah akan tetap
memaksamu menjadi sekretarisku tapi aku tidak bisa menarik kembali ucapan ku
kemarin dan membatalkan kontrak kerja secara sepihak. Semoga dia tidak mencari
gara-gara denganmu nantinya. Aku ingin selalu melihatmu tersenyum seperti tadi
Jodha” Kata jalal setelah Jodha keluar dari ruangan nya
^^^
To Be Continue,..