Jodha
bertanya dengan tidak sabar “apa yang telah terjadi tiba tiba Reva?”
Reva
menjawab dengan semangat “ hari ini bibi
Savitri dan gangga didi pergi menemui ratu ruqaiya untuk meminta cuti libur
untuk merayakan hari Karva chauth…. Tapi seperti biasa ratu ruqaiya menolak
dengan kasar permintaan mereka, dan ia lalu berteriak kepada semua pelayan
hindu… untungnya pada saat itu ia sedang berada di ruangan shahensyah…
shahensyah yang melihat perilaku kejam dan kasar nya lalu meminta semua pelayan
untuk menunggu di luar…. Setelah beberapa saat ia lalu keluar dengan ratu Ruqaiya dan lalu dirinya mengumumkan
bahwa hari ini semua permintaan cuti libur diberikan untuk semua pelayan hindu yang
ingin merayakan hari Karva Chauth…
mendengar itu gangga didi sangat bahagia sampai mengeluarkan air mata
kebahagiaan...
ini adalah pertama
kalinya dalam sejarah bahwa shahensyah sendiri lah yang mengambil keputusan
untuk harem dan menentang keinginan ratu ruqaiya …. Wajah ratu ruq jelas
menunjukan kemarahan dan kekecewaan terhadap keputusan Jalal.”
Jodha
yang mendengar hal ini, kagum sekaligus terkejut dengan perubahan pada diri Jalal,
dia tidak pernah terlibat dalam masalah harem sebelumnya. Tapi hari ini ia menentang keputusan ratu ruq, denngan
mengizinkan para pelayan hindu untuk merayakan karva chauth… hal ini juga
mengejutkan buat Jodha…. Sebuah senyum yang lebar merekah di wajah Jodha… ia
berkata pada dirinya sendiri… “shahensyah kau telah memulai perjalananmu untuk memenangkan hatiku,” dan matanya melukiskan kebahagiaan dsana.
Melihat
wajahnya yang penuh kebahagiaan dan senyumnya yang lebar, Jalal merasa sangat
bahagia. Ia tetap berdiri dsana untuk mendengarkan percakapan mereka selanjutnya.
Lalu
Reva dengan gembira bertanya “ohh Jodha… hari ini adalah puasa karva chauth
pertamamu juga.”
Jodha
lalu mengambil napas dalam dalam dan lalu mengeluarkannya dan menjawab dengan
sedih, “Hmm .. Yepp… saya juga berpuasa… tapi bahkan orang
yang aku berpuasa untuknya bahkan tidak tahu apa arti
karva chauth dan bahkan aku juga
tidak ingin untuk menceritakan tentang
puasa yang aku telah
lakukan untuk nya… Kau tau Reva… sejak kecil aku sudah memimpikan datangnya hari ini… aku telah melihat babhisa dan masa ku berpusa untuk baisha dan bapusa. Sepanjang
hari babhusa dan baisa secara diam diam datang untuk melihat semua ritual yang
masa dan babhisa lakukan… hari itu terasa seperti hari perayaan besar… setiap
wanita yang sudah menikah berpakaian seperti pengantin baru .. mereka
menghabiskan waktu berjam jam untuk menghias diri mereka… tapi takdir setiap
orang tidak lah sama… aku tidak
menyalahkan shahensyah untuk itu, karna dia bahkan tidak tau betapa pentingnya
hari ini untuk wanita hindu yang sudah menikah… ini takdir ku Reva dan aku ingin berhenti berharap kepada semua hal
tersebut dan menyerahkan diriku pada kanha.” Tiba tiba
setelah mengatakan itu wajah Jodha berubah menjadi sangat pucat dan sedih.
Jalal
yang mendengar kata kata Jodha, tiba
tiba merasa kepedihan yang sangat dalam dihatinya…
Reva
dengan hati hati bertanya “Jodha, jika kau tidak keberatan aku ingin bertanya… apakah kau masih marah dengan shahensyah? “
Jodha
dengan sedih dan suara yang lirih menjawab “ Reva sebenarnya aku juga tidak yakin dengan apa yang aku rasakan… mungkin hatiku telah memaafkannya…
tapi fikiranku masih tidak mengizinkan ku untuk percaya kepadanya lagi… Aku bahkan bisa meresa gemetar dan ketakutan yang
amat sangat bahkan hanya dengan memikirkan bila dia melakukan hal itu lagi… kau
tau Reva, setiap kali aku melihat
kedalam matanya, aku melihat
cinta yang sangat besar untukku dan penyesalan yang dalam ,, melihat itu semua sakit hati dan kebencianku padanya menghilang… aku tau betul betapa ia mencintaiku….hati
nya berdetak hanya untuk ku… dia mencintaiku lebih dari hidupnya… tapi kali ini
hatiku benar benar terluka dengan sangat
parah … aku bahkan tidak tahu apakah hatiku akan bisa pulih lagi seperti sedia
kala… berdekatan dengannya memberikan kedamaian mutlak bagiku tapi pada saat yang bersamaan aku merasa terluka parah. Cintaku kepadanya telah memerangkap diriku dan membuat aku menjadi
lemah didalam… hatiku sakit
ketika melihat dia merasa sakit. Reva, sekarang dia baik baik saja sehingga aku mengatakan kepadanya bahwa aku tidak akan menemui dia lagi… aku akan tinggal jauh darinya.”
“Berada
jauh dariku… bagaimana kau bisa mengartakan hal itu
padaku Jodha? Kehadiran mu lah yang membuat aku tetap hidup… senyummu adalah alasan kebahagiaan ku… bagaimana kau bisa
ingin meninggalkanku seperti ini?” Jalal bergumam pada dirinya
sendiri… “aku tidak akan membiarkan kau pergi dariku… aku akan membuat kau
segera kembali lagi padaku…” ia berkata pada dirinya sendiri dengan percaya diri…
Reva
lalu melanjutkan bicara “Jodha saya rasa anda harus memaafkannya…. Dia telah
menyadari kesalahannya dan merasa bersalah tentang hal itu juga…
Jodha
dengan wajah sedih berkata “Tidak Reva, kali ini aku tidak bisa memaafkannya kali ini… ketika dia
marah, dia lupa segalanya… kemarannya telah mengambil alih akalnya… dan kali
ini saya bahkan tidak tahu apa kesalahan saya … tanpa alas an apapun dia telah
memberikan hukuman berat dan menyakitkan seperti itu… dia adalah hidup saya dan
saya sangat mencintai nya… tapi kali ini dia telah benar benar melukai harga
diri saya yang saya tidak bisa lagi mentolelirnya … dia telah menghina saya di
depan seluruh pengadilan… saya tidak bisa dengan mudah memaafkannya… tak terasa
air mata bergulir dipipi Jodha saat ia menyuarakan sakit isi hatinya itu. Dengan terisak ia menambahkan “mengapa saya
bgitu tidak berdaya di depan hatiku? mengapa kehadirannya membuat saya lupa
segalanya? mungkin karna saya mencintainya lebih dari saya menghargai diri saya
sendiri… hati saya telah memaafkannya…. Saya menginginkan dia tapi saya tidak
akan pernah bisa mempercayai dia lagi… saya memiliki rasa takut dalam hati saya
bahwa segera ia akan melupakan segalanya dan kemudian memperlakukan saya sama kembali. .. ketakutan saya akan
penghianatan nya seolah membuat sya tidak akan pernah membiarkan dia untuk
datang dan mendekati saya lagi… saya tidak dapat berfikir bahwa saya akan bisa
percaya kepdanya lagi… tapi ketika saya
melihat rasa bersalah matanya yang seperti berbicara untuk memohon maaf…
perasaan ini seperti membunuh saya…. Saya tidak ingin melihat dia lagi… saya
tidak ingin lagi melihat matanya yang penuh kesedihan. krishna bawalah aku dalam pelukan anda lagi
..saya tidak bisa menahan rasa sakit ini lagi, katanya dalam………….
Reva
juga merasa lemah dan sedih melihat rasa sakit dan cinta Jodha pada Jalal. Di
matanya juga tergenang air mata dan terlihat kesedihan disana. Reva lalu
memeluknya dan berkata “Jodha itu adalah hal yang mustahil bagi saya untuk
memahami cinta anda, dan selanjutnya ia menambahkan “ Ohh tuhan berkatilah Jodha
saya dengan kedamaian “ dan lalu ia meninggalkan kamarnya.
Jalal
mendengar seluruh percakapan mereka, dia tau perilaku dan tindakan kejamnya
telah menyakiti Jodha bgitu banyak, tapi dia tidak tau kalau kata katanya telah
berdampak menyakitinya bgitu dalam. Setelah mendengar perkataan Jodha, hati Jalal
mulai menangis mendalam, dia tidak punya sisa kekuatan lagi untuk bisa
menghadapi Jodha. Hatinya bergemuruh di dalam sementara pikirannya terus
mengutuk dirinya untuk perilaku nya yang tidak berperasaan itu.
Jodha sekarang sendirian di kamarnya, ia berdiri di dekat jendela, angin
dingin bertiup dan menghembuskan rambutnya. Perlahan lahan dengan rasa sakit yang
dalam dihati dan air mata yang mengalir di pipi dia mulai menyanyikan sebuah
lagu dengan suara merdunya “hmmm….mmm…
dil ke armaan aansuon mein beh gaye
(Hati saya ingin bisa mengeluarkan kepedihan ini lewat air mata)
hum wafa karke bhi tanha reh gaye
(Bahkan setelah saya menjadi setia kepadamu kekasih hati
dan memberikan hati saya kepadamu, saya masih ditinggal sendirian)
dil ke armaan aansuon mein beh gaye
(Hati saya ingin bisa mengeluarkan kepedihan ini lewat air mata)
Mendengar
suara merdu Jodha tiba tiba jantung Jalal berdetak dengan kencang, seluruh tub
uhnya menjadi gemetar. Dia tau Jodha tidak memaafkannya, tapi dia belum baenar
benar melihat betapa kacau perasaan batinnya. Setiap kata kata dari syair
lagunya sedikit demi sedikit mulai menuangkan cuka di pedih luka hatinya, suara
merdunya yang indah itu telah memberikan rasa sakit yang begitu besar hari ini.
zindagi ek pyaas ban kar reh gai
(Hidup menjadi haus tak terpadamkan)
pyaar ke kisse adhoore rah gaye
(Bahkan kisah cinta kita ditinggalkan dengan tidak lengkap)
hum wafa karke bhi tanha reh gaye
(Bahkan setellah saya menjadi setia kepadamu kekasih hati
dan memberikan hati saya kepadamu, saya masih ditinggal sendirian)
dil ke armaan aansuon mein beh gaye
(Hati saya ingin bisa mengeluarkan kepedihan ini lewat air mata)
Matanya
mulai basah dengan air mata, setiap kata yang keluar dr mulut Jodha telah
memberikan Jalal perasaan tercekik. Sekarang air mata dan suaranya sama
sama seperti terjebak di tenggorokannya
shaayad unka aakhri ho yeh sitam
(Mungkin ini akan menjadi kekejaman terakhirnya)
har sitam, yeh soch kar hum seh gaye
(Ini adalah hal yang saya fikir waktunya untuk saling menahan)
hum wafa karke bhi tanha reh gaye
(Bahkan setellah saya menjadi setia kepadamu kekasih hati
dan memberikan hati saya kepadamu, saya masih ditinggal sendirian)
dil ke armaan aansuon mein beh gaye
(Hati saya ingin bisa mengeluarkan kepedihan ini lewat air mata)
Begitu
mendengar kata kata nya begitu
menusuk hatinya, seluruh tubuhnya terasa kebas. Ia tidak sanggup lagi untuk
mendengarkan lebih banyak lagi, tapi Jalal juga seperti tidak mempunyai
kekuatan lagi untuk bisa melangkah lebih lanjut. Jalal merasa seperti ada
beberapa kekuatan yang tidak terlihat seperti mengikat tubuhnya disana sehingga
membuatnya tidak bisa bergerak.
khud ko bhi hum ne mita daala magar
(Saya bahkan telah
mengenyampingkan diriku sendiri)
faasle jo darmiyaan the rah gaye
(Tapi meskipun demikian jarak diantara kami masih tetap sama)
hum wafa karke bhi tanha reh gaye
(Bahkan setellah saya menjadi setia kepadamu kekasih hati
dan memberikan hati saya kepadamu, saya masih ditinggal sendirian)
dil ke armaan aansuon mein beh gaye
(Hati saya ingin bisa mengeluarkan kepedihan ini lewat air mata)
Jalal
akhirnya kehilangan semua energinya. Dia bertekuk lutut jatuh kebawah dan terduduk di lantai sambil
melihat ke langit dengan air mata di matanya. Dia bisa merasakan rasa sakit Jodha
di hatinya sendiri dengan setiap kata dari syair yang Jodha nyanyikan. Dia
mengangkat mata dan tangannya mengarah kelangit, dan berdoa “Yaa khuda… tolong beri Jodhaku kedamaian…
jangan menghukumnya seperti ini… beri aku semua kesedihannya dan mandikanlah
semua kebahagiaan kepadanya.. buat hatinya merekah indah dengan harmoni …
jangan hukum dia karna dosa dosa saya… ambillah hidup saya tapi sebagai
gantinya hindarkan lah dia dari kemarahan Mu ...
Jalal
menyadari kehadirannya akan membuat Jodha merasa lebih sakit hati lagi… dia
tidak bisa lagi memberikannya kehangatan setelah membuat penghianatan yang
kejam dan menghilangkan kepercayaannya…
Jodha
terisak keras sambil
bergumam “huhmmm hmmm hmmm….” Ia lalu
berteriak keras. Setelah selama beberapa hari ia diam, sekarang ia secara
terbuka membicarakan masalah perasaannya kepada Reva… hatinya kembali kewaktu
dimana ia suka berbicara tentang Jalal lagi… tapi Jodha tidak menyadari bahwa
membicarakan Jalal akan membuka lagi luka hatinya. Dan menyembunyikan luikanya
hanya akan membawa air mata baginya.
Perlahan
Jalal mengumpulkan kembali semua kekuatannya dan mulai berjalan kembali
kekamarnya. Dia merasa sangat tertekan dan pada saat yang sama dia juga merasa
bingung dan sangat kehilangan… dia tidak tau bagaimana cara menghibur Jodha,
dan bagaimana cara untuk mengeluarkannya dari rasa sakit nya. Ketika ia melihat
betapa dalam luka hatinya… rasa bersalah telah sepenuhnya mengambil nyawanya,
hatinya mulai merasa tercabik cabik tidak berdaya, sehingga akhirnya ia memutuskan
untuk pergi ketepi danau untuk mendapatkan ketenangan hati dan kejernihan
fikiran.
Patah
hatinya tersembunyi dan kesengsaraan benar benar telah menghancurkannya dengan
penyesalan yang sangat. Murung ia duduk sendirian ditepi danau dan mulai melemparkan
batu ke dalamnya. Semua pemandangan damai dan suara yang menenangkan hanya
berdampak buruk baginya … perasaan lapar
sedikit demi sedikit mulai mempengaruhi tubuhnya… ia tidak pernah berpuasa
sebelumnya selama hidupnya. Apalagi ia mempunyai kebiasaan makan setiap 2 jam
sekali, ini membuatnya lebih merasa kelaparan lagi. Ia menyadari bahwa sangat
sulit baginya untuk berpuasa, tapi tekadnya kuat dan juga ada kesadaran dalam
dirinya bahwa ia ingin menghukum dirinya atas perbuatannya pada Jodha.
Di
tengah kesepian jiwanya… disuasana tenang dan damai nya danau telah membawanya
kembali kemasa lalu… ia teringat ketika Jodha berpuasa setelah pernikahan
mereka untuk menghukum kanha selama 3 hari tanpa air dan makanan hanya untuk
menghukum dewanya dengan cara menghukum dirinya sendiri. Wajah ilahi yang lugu
pun terbayang di depan matanya… perlahan masa lalunya mulai mendatangi
fikirannya … ia ingat kekejamannya, pada hari ketiga puasa, ia membuatnya masak
untuk seratus orang. Lalu ia Mengingat kejadian
mengerikan ini, saat Ia sendiri telah merasa seperti monster ketika ia mencoba untuk memaksa dirinya pada
diri Jodha karna ia telah terbutakan oleh nafsu yang disebabkan karna
kecantikan Jodha.
Berfikir
tentang tindakan mengerikan dan kejam yang sudah ia lakukan membuatnya merasa
menggigil di sumsum tulang belakangnya. Di paksanya otaknya untuk
menghapus semua peristiwa mengerikan itu… tapi semua kenangan pahit dan
perbuatan jahat yang mengerikan itu tetap saja datang kedalam bayangannya…
bgaimana cara jahatnya untuk menikahinya, bagaimana ia telah menghinanya
berkali kali di depan orang banyak untuk menyembunyikan emosi dan perasaannya
sendiri untuknya. Akhirnya kata katanya sendiri bergema keras memekakkan
telinganya dan membuat jantungnya berdebar P***c*r ,,… kata ini telah benar
benar membuat tenggorokannya tercekat
Dalam
penyesalan dan rasa malu tubuhnya bergetar dan berkeringat. Tenggorokannya
serasa tercekik dan tersedak dengan rasa bersalah. Ia lalu berteriak dengan sangat keras “Jodhaaa… sehingga membuat seluruh danau
bergetar dengan gaung gema suara teriakkannya. Dia merasa seperti ia ingin
menghilangkan perasaan yang mengerikan ini…. Jalal berlari dan terus berlari
sampai ia benar benar kehabisan energy dan seluruh nafasnya. Ia lalu menangis
dan menangis dengan keras, matanya akhirnya bisa mengeluarkan air mata yang
mengalirkan semua kesedihan yang mencekik tenggorokannya. Seluruh hutan pun ikut menangis menyaksikan kondisinya yang
sangat rentan. Hati dan fikirannya Jalal di tawan oleh rasa sakitnya. Dia
merasa sangat lemah baik secara fisik maupun mental karena rasa bersalah dan rasa laparnya.