Melihat rasa sakit di mata Jalal... Hati Jodha
menjadi hancur berkeping-keping... Jodha sadar akan kesalahannya saat dirinya
marah... Sebelum semuanya menjadi buruk, Jodha langsung memeluk Jalal dengan
erat dan dalam penyesalannya ia berkata, “Shahenshah... kumohon maafkan aku...
aku tidak bermaksud menyakitimu.”
Jalal terkejut dengan pelukan Jodha yang
tiba-tiba... tapi ucapan Jodha yang menyakitkan hatinya masih terus menggema di
telinganya. Jodha melepaskan pelukannya dan melingkarkan tangannya di leher
Jalal dan mencium pipinya. Pelukan dan ciuman Jodha melelehkan kemarahan Jalal
tapi dia menikmati pendekatan yang dilakukan Jodha, tapi dia memutuskan untuk
berpura-pura marah sedikit lebih lama... ia memalingkan wajahnya ke sisi lain.
Jodha menangkup wajah Jalal kemudian dengan
lembut berkata, “Shahenshah, kau benar-benar suka menggodaku tapi mengapa kau
selalu membawa ratu-ratumu yang lain diantara kita. Hanya memikirkan kau
bersama orang lain... hatiku dan seluruh
tubuhku terasa terbakar. Aku tidak bisa melihatmu dekat dengan ratumu yang
lain. Kau bisa melakukan apapun dengan ratumu yang lain, tetapi aku tidak ingin
mendengar apapun tentang hal itu.”
Jalal sadar seberapa besar Jodha mencintainya...
Ia merasa bersalah telah menggodanya secara berlebihan... Dengan perlahan Jodha
mencium bibir Jalal, namun tidak ada respon dari Jalal. Jodha merasa sangat
sedih dengan sikap Jalal, ia menarik mundur wajahnya, “Tolong maafkan aku
Shahenshah, aku pergi.”
Jalal tersadar... sebelum Jodha keluar dari
ruangannya, ia menarik Jodha dan berkata, “Jodha... Maafkan aku... Aku tidak
pernah berpikir tentang dampak ucapanku yang akan menyakiti hatimu... tapi pada
kenyataannya aku bahkan tidak berpikir tentang orang lain selain dirimu.
Setelah dekat denganmu... Aku bahkan tidak ingin menyentuh wanita lain selain
dirimu. Jodha masalahku adalah aku memiliki begitu banyak begums dan sekarang aku
tidak bisa berdiri pada salah satu dari mereka... Ketika mereka mencoba untuk
menyenangkan aku atau mendekati aku... Aku merasa jengkel dan kesal... Aku
tidak tahan siapa pun dekat denganku bahkan Rukaiya begum ketika ia datang aku
merasa bersalah. Aku begitu sangat mencintaimu... tidak hanya kehidupan ini... Aku
mencintaimu selama-lamanya...”
Dengan tenang Jodha menjawab, “Shahenshah, aku
tidak bermaksud untuk membuatmu jauh dari ratumu, mereka juga berhak untuk
memilikimu dan membuat mereka senang adalah tanggung jawabmu.”
Jalal dengan sedikit nada serius menjawab “Jodha,
Bisakah kita bicara tentang sesuatu yang lain.”
Jodha memandangnya dengan intens dan merasa
sangat beruntung memiliki dia...
Jalal tersenyum padanya dan berbisik “Hmmm...
jadi Jodha begum, aku pikir Kau hendak melakukan sesuatu untuk menyenangkan aku
maka mengapa Kau berhenti...” Jalal menyentuhkan jarinya pada bibir Jodha dan
meminta ciuman...
“Hmmm... Aku tidak mendapatkannya... apa
maksudmu shahenshah...” goda Jodha.
Jalal tersenyum, “Biarkan aku jelaskan apa yang aku
maksud.” Secara tiba-tiba Jalal
mendorong Jodha ke dinding. Ia memandang Jodha dengan tatapan memuja... Wajah
Jodha langsung merona mendapatkan tatapan seintens itu dari Jalal... Beberapa
helai rambut berterbangan di wajahnya yang membuat Jodha semakin manis... Jalal
meniup helaian rambut yang ada di wajah Jodha dan membuat Jodha semakin
bergetar... Jalal membelai pipi Jodha dan menyelipkan wambut Jodha ke belakang
telinganya.
Tiba-tiba jari Jalal berhenti dan dengan jengkel
berkata, “Apakah kau tahu Jodha, siapa musuh terbesarku?” Jodha terkejut dan
langsung membuka matanya yang semula terpejam karena sentuhan dari Jalal.
Kemudian dengan nada bercanda Jalal berkata,
“Perhiasanmu... Selalu ada diantara kita.”
Dengan terkekeh Jodha menjawab... “Shahenshah
Jangan salahkan perhiasanku... Sepertinya niatmu tidak begitu baik...”
Jalal tersenyum dan berbisik, “Junglee billi, akan
kutunjukkan niatku malam ini... Kau tidak akan bisa lari, jadi bersiaplah...”
Jodha balik menantang Jalal, “Kau adalah orang
yang seharusnya khawatir... Selamatkan dirimu lebih dulu, Shahenshah.”
Tanggapannya menciptakan kegembiraan yang intens
dalam diri Jalal, ia menjawab sensual nada di telinga Jodha... “Mari kita lihat
siapa yang menang... Percayalah... Kau tidak akan mampu berjalan dengan baik di
pagi hari... “
Jodha tersipu berat...
Jalal mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha...
Dengan lembut Jalal melepaskan cincin hidung Jodha dan kemudian mencecap bibir
manis Jodha... Jalal melanjutkan aksinya ke telinga Jodha setelah melepaskan
anting Jodha... Jalal semakin menggila, ditanggalkannya kalung Jodha yang
menghambat aksinya untuk mencecap leher Jodha... Jodha semakin mendesah dengan
apa yang dilakukan bibir Jalal kepadanya...
“Jodha... Sudah hampir lebih dari sebulan, aku tidak
bisa tinggal terpisah darimu lagi tetapi aku memiliki terlalu banyak pertemuan
hari ini,” kata Jalal dalam gumaman sangat mendalam... Keduanya memiliki
keinginan yang berapi-api pada satu sama lain... Dia menatap wajahnya sekali
lagi, ia melihat blush di wajahnya dan keinginan untuk ciuman... ia tersenyum...
Jalal berpindah mencium bibir Jodha dengan lembut... Kemudian mereka saling
berpandangan dan hendak melanjutkan aksi mereka... Namun sebelum niat mereka
terlaksana, mereka mendengar ada yang berjalan ke kamar mereka. Serta merta
Jodha mendorong Jalal sehingga membuat Jalal terkejut.
Maaf,
translate di bawah ini hasil translate dari mesin translate... karena
keterbatasan waktu Arum untuk menerjemahkan.
Atas
pengertiannya Arum ucapkan terima kasih...
Pembantu berjalan di ruang dengan kepalanya
diturunkan... Jalal annoyedly menatap dia dan berteriak “Apa?”
Jawabnya gugup “Tolong Maafkan aku Shahenshah...
Ji Vajire Aliya Maham Anga ingin melihat Kau...”
Jalal tak berdaya melirik Jodha dan menjawab
pembantu “Tell Badi Ami aku akan melihatnya di ruang nya dalam beberapa menit.”
Sebagai pembantu kiri, Jalal menangkupkan Jodha
di wajah “Hmmm... Jadi... Mana yang kami???”
Jodha terkekeh “Mari Kutunjukkan kepadamu...”
dia kembali dia dan mendorongnya dengan bahunya dan berkata “Kau dapat pergi
sekarang... Jangan lupa Kau adalah raja... Shahenshah E Hindustan”