Setelah menidurkan anak-anak, kini Javeda dan Bhaksi sudah berada di kamar
mereka dan sedang mendengarkan cerita Jodha tentu saja mengenai Jalal
“Sepertinya kau akan dekat nya Jodha?” Kata Bhaksi sesaat setelah Jodha
bercerita
“Hhmm,,, Menurut ku tidak juga Bhaksi, lagipula aku hanya perlu memastikan saja
bukan mencampuri urusan cintanya, tapi aku berharap Jalal segera bertemu dengan
gadis itu siapapun dia pasti aku akan sangat berterima kasih padanya” Kata
Jodha tulus
“Hey,,,Kenapa tidak kau saja Jodha yang coba menaklukan Jalal?” Celetuk Javeda
seperti biasa
“HAH?” Kata Jodha dan Bhaksi bersamaan dan melihat kearah Javeda yang senyam
senyum
“Baiklah,, Baiklah,,, Lupakan pertanyaan ku barusan guys, Hufh” Sungut Javeda
“Tapi menurutku juga tidak ada salahnya, mungkin kau bisa mencoba nya Jodha”
Lanjut Bhaksi
“Apa-apaan sih kalian, kenapa jadi aku?? Herannn” Kata Jodha kesal
“Ayolah Jodha,, tidak ada salahnya mencoba, lagipula kau dan dia sama-sama
single. Jodoh seseorang kan tidak ada yang tahu. Kenapa harus mencari jauh-jauh
kalau ternyata Tuhan sudah menyiapkan nya di hadapan kita? Ya kan Bhaksi” Kata
Javeda antusias sambil melirik Bhaksi mencari dukungan
Dan Bhaksi juga mengangguk setuju atas ucapan Javeda pada Jodha
“Aaahh,,, Sudahlah,, hentikan ucapan bodoh kalian.. Aku mau tidur saja,..” Kata
Jodha lalu menarik selimut menutup seluruh tubuhnya hingga kepala
“Heeyyy,,, Jangan marah begitu nona Jodha. Baiklah, kami minta maaf lagipula
tadi kami hanya bercanda,, hehee,,,” Kata Bhaksi dan Javeda yang kini ikut
berbaring di sebelah kiri dan kanan Jodha
Jodha membuka selimut yang menutupi kepalanya dan tersenyum bergantian kearah Bhaksi
dan Javeda
“Aku tidak marah, kalian sahabat-sahabat tersayang ku. Ayo kita tidur
sekarang,, hmm..” Ajak Jodha
“Aku dengan Jalal? Jodha dan Jalal?
Hhmm,, Sepertinya cocok juga,, Astaga,, Apa yang ku fikirkan”
Gumam Jodha dalam hati sesaat setelah ia memejamkan mata
^^^
Tak terasa sudah
4 bulan Jodha bekerja sebagai staff khusus CEO, tidak ada hambatan berarti yang
dirasakan Jodha selama bekerja dengan Jalal, semua baik-baik saja. Juga
hubungan Jalal dan Jodha semakin membaik dan walaupun belum begitu akrab
(menurut mereka), tapi itu sudah cukup untuk Jodha, setidaknya hubungan mereka tidak
sedingin dulu dan jujur saja ia cukup menikmati kedekatan nya dengan Jalal. Mengenai
siapa gadis yang dekat dengan Jalal saat ini Jodha masih belum tahu, Jalal masih
belum mengenalkan seorang gadispun padanya sampai sekarang. Jodha juga tidak
ingin menanyakan nya terus menerus pada Jalal, Jodha berfikir biarkan waktu
yang akan menjawabnya nanti. Lagipula ia masih ingin menikmati kebersamaan nya
dengan Jalal saat ini sebagai teman.
Tidak ubahnya
dengan Jodha, Jalal juga merasakan hal yang sama, ia sangat menikmati kedekatan
nya dengan Jodha, Jodha yang sekarang sudah menjelma menjadi seorang bidadari
baginya tidak hanya paras cantik nya yang membuat Jalal mengagumi Jodha tapi
karakter dan pembawaan Jodha yang jauh berbeda dengan Jodha yang dia kenal dulu
semakin membuatnya senang untuk terus dekat dengan Jodha dan dengan senang hati
pula ia menjaga Jodha seperti pesan bibi Anga padanya beberapa waktu lalu, tanpa
ada yang meminta pun ia tetap akan menjaga Jodha, selalu dan sepenuh hatinya.
Beberapa
karyawan di kantor bahkan menggosipkan Jalal dan Jodha mempunyai hubungan
special, karena CEO mereka tidak pernah terlihat dekat dengan gadis selain
Jodha begitu pun sebaliknya, walaupun menurut Jalal dan Jodha mereka tidak
terlalu dekat tapi tidak dengan orang sekeliling yang melihat kedekatan mereka,
terutama Salima yang merupakan teman dekat Jodha di kantor yang juga merupakan sekretaris
Jalal. Tapi tetap saja setiap kali Salima menanyakan nya pada Jodha, Jodha
tidak pernah memberi jawaban yang memuaskan.
Sebenarnya cinta
sudah menelusup ke hati keduanya semakin dalam dan dalam setiap detiknya, namun
sayangnya mereka masih belum mengerti perasaan apa yang mereka rasakan,
walaupun mereka sudah dewasa tapi untuk urusan cinta Jalal dan Jodha bukanlah
ahlinya (Ckckck). Hingga hanya sangkalan dan sangkalan yang terucap saat hati
mereka mulai meminta dan mengatakan sesuatu yang “aneh” disaat mereka sedang bersama.
^^^
Kini sudah tiga hari
Jalal melakukan perjalanan bisnis ke beberapa Negara Asia, ini adalah pertama
kalinya Jalal melakukan perjalanan bisnis keluar negeri selama menjabat sebagai
CEO The Worlds, rencananya ia akan melakukan perjalanan bisnis selama satu minggu.
Dan selama tiga hari ini pula Jalal tidak pernah absen memantau Jodha, baik itu
melalui sms atau telpon. Dihari pertama Jalal melakukan itu Jodha nampak risih
dengan semua sms dan telpon dari Jalal yang menurutnya sangat berlebihan tapi
kemudian Jodha sudah mulai terbiasa dengan semua perhatian Jalal padanya,
bahkan ia akan merasa kurang jika Jalal belum menanyakan kabarnya seperti
sekarang, entahlah apa yang dirasakan Jodha saat ini yang jelas ia menikmati
hubungan nya dengan Jalal yang jauh lebih baik dari dulu saat mereka di
Indonesia. Jodha kembali teringat saat sebelum keberangkatan Jalal,..
Satu hari sebelum
keberangkatan Jalal ia memanggil Jodha ke ruangan nya
*Flashback
“Masuk” Terdengar suara Jalal dari dalam sesaat Jodha mengetuk pintu ruangan nya
“Selamat siang, anda memanggil saya Mister?” Sapa Jodha seperti biasanya pada
Jalal
“Ya, silahkan duduk nona Jodha” Jodha lalu duduk di kursi yang di depan meja
kerja Jalal.
Jalal melanjutkan “Eem,, Ada yang ingin aku sampaikan padamu, besok aku akan
melakukan perjalanan bisnis selama satu minggu ke beberapa negara di Asia”
“Ya, saya tahu. Salima sudah memberitahukan nya pada kami para staff khususmu,
dia juga sudah meminta kami menyiapkan beberapa document untuk anda bawa kesana.
Apa ada lagi yang anda perlukan mister, biar saya segera menyiapkan nya
sekarang mengingat besok pagi anda sudah harus berangkat”
“Ahh,, Tidak, Tidak,, Bukan itu maksud ku”
“Lalu?” Tanya Jodha bingung
“Astaga,, Bagaimana aku mengatakan
padanya kalau aku sangat khawatir meninggalkan ia disini sendiri tanpa aku bisa
melihatnya setiap hari, bagaimana jika yang dikatakan bibi Anga benar bahwa ada
orang dari masa lalu Jodha yang masih mencari dan mungkin membahayakan nya,
walaupun aku tidak begitu paham siapa dan apa yang diinginkan orang itu dari
Jodha tapi ku rasa bibi Anga dan paman Khaibar tidak main-main, mereka bahkan
sempat mengirimkan seseorang kesini untuk mengawasi Jodha dulu walau akhirnya
Jodha tidak menyetujuinya, sekarang aku yang dipercaya mereka untuk menjaga Jodha
disini, jika terjadi sesuatu padanya saat aku tidak disini bagaimana?. Aku
tidak mungkin membawa nya ikut bersama ku, tidak ada alasan kuat untuk ku
membawa nya, Salima yang sebagai sekretaris ku saja aku tidak mengajaknya ikut apalagi
dia yang hanya seorang staff.” Pikir Jalal dalam hati
“Mister?” Panggil Jodha yang melihat daritadi Jalal hanya diam saja. “Anda
baik-baik saja?” Lanjut Jodha lagi
“Emm,, Ya,, Saya baik-baik saja. Begini Jodha, dengarkan perkataan ku
baik-baik. Selama aku pergi seminggu ini jangan pergi ketempat-tempat asing,
jangan mudah percaya dengan orang yang baru saja kau kenal dan satu lagi dan
paling penting jangan mengabaikan sms atau panggilan ku padamu nanti. Kau
mengerti?” Kata Jalal serius sedang Jodha mengernyit bingung mendengar semua
pesan Jalal yang sangat tidak biasa menurut nya, melihat Jodha hanya diam saja
Jalal kembali mengulang kembali “Kau mengerti Jodha, jawab aku jangan diam saja
aku tidak main-main dengan perkataan ku tadi padamu”
“A,, Aku
mengerti Jalal tapi aku hanya bingung kenapa kau mengatakan hal seperti itu
padaku seolah-olah aku adalah seorang gadis kecil yang akan ditinggal pergi
paman-nya” Kata Jodha masih bingung
“Terserah, anggap saja begitu. Sekarang kau bisa kembali bekerja dan jangan
pernah lupa semua perkataan ku tadi Jodha” Tekan Jalal sekali lagi, nampak
sekali kekhawatiran di wajahnya
“Iya, aku akan mengingatnya. Sekarang aku permisi dulu” Ucap Jodha lalu
beranjak dari kursi dan menuju pintu keluar di ruangan Jalal
“Aku mohon, jaga dirimu Jodha” Kata Jalal pelan dan Jodha bisa mendengarnya
tapi ia berpura-pura tidak mendengar dan melanjutkan langkahnya menuju pintu
*Flashback off
Sudah jam makan siang di The Worlds sekarang,
tampak Salima menuju meja kerja Jodha untuk mengajaknya makan siang bersama
“Hey cantik,,,” Sapa Salima ceria seperti biasanya pada Jodha
“Hey Salima, kau sudah makan?” Tanya Jodha
“Belum, justru aku kemari ingin mengajakmu makan bersama,, ayoo”
“Ah,, Tidak. Aku sedang tidak nafsu makan” Kata Jodha lemah
“Kenapa? Apa kau sakit? Bahkan tadi pagi aku juga tidak melihatmu sarapan”
Tanya Salima khawatir
“Jodha?” Panggil Salima lagi
Sebenarnya Jodha bukan tidak nafsu makan tapi semenjak kemarin malam Jalal sama
sekali belum menghubunginya, bolak balik Jodha mengecek handphone nya namun
tidak satu pun notifikasi dari orang yang ia tunggu-tunggubaik itu berupa sms
atau pun telpon.
“Jodha..!!” Panggil Salima dengan kencang pada Jodha
“Aww,,, Jangan berteriak Salima, hufhh,, kau tahu bahkan bayi yang ada
diperutmu pasti ikut kaget mendengar teriakan mu barusan,,” Kesal Jodha pada
Salima
“Bagaimana aku tidak berteriak padamu, aku mengkhawatirkan dan memanggilmu dari
tadi tapi kau tidak menggubrisnya. Hhmm,, Maafkan Mommy ya sayang kalau kau
kaget didalam sana, salahkan tantemu ini jika kau kesal,, Hihihihi” Jawab
Salima sambil mengelus-ngelus lembut perutnya yang sudah sangat besar, ini
adalah bulan kedelapan kandungan nya
“Hhm,, Ya,, ya,, Maafkan aku. Tapi Salima aku benar-benar malas makan sekarang,
kau saja yang makan ya” Jawab Jodha
“Hufh,, Yasudah kalau begitu, aku makan siang sendiri saja hari ini. Kau mau
pesan apa, biar aku bawakan untukmu?” Tanya Salima pada Jodha, tapi Jodha hanya
menjawab Salima dengan gelengan kepala dan ia kembali menatap handphone nya
sedangkan Salima pun sudah meninggalkan Jodha.
“Kemana sih? Apa
kau bosan terus menerus menghubungiku? Baiklah,, Lupakan saja” Kata Jodha kesal
sambil menatap handphone nya
Jodha lalu mengalihkan pandangan nya kembali ke computer, ia benar-benar malas
untuk makan saat ini, secara tidak langsung perhatian intens Jalal padanya
selama tiga hari ini cukup membolak-balikan hatinya yang selama ini cukup
tenang di tempatnya. Tak lama handphone Jodha berdering, seketika ia segera
mengalihkan pandangan ke handphone nya tapi setelah melihat nama pemanggil membuat
ia sedikit kecewa, tapi ia tetap mengangkatnya karena itu panggilan dari Javeda
“Halo Javeda?”
“Hay Jodha,,” Sapa Javeda di seberang sana
“Ada apa?” Tanya Jodha langsung dengan sedikit malas
“Heyy,, Kenapa suara mu terdengar lesu sekali nona, kau baik-baik saja. Kau
sudah makan siang belum?”
“Walaupun aku makan, aku tidak yakin kalau aku tidak akan lesu lagi” Jawab
Jodha
“Hahaaa,,, Jangan bercanda Jodha, katakan ada apa sahabatku?” Tanya Javeda
lembut
Jodha bingung apa dia harus menceritakannya pada Javeda tentang apa yang ia
rasakan sekarang, tapi pasti nanti Javeda akan semakin menggodanya,, lebih baik
jangan dulu
“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. By the way, ada apa kau menelpon ku nona?”
Tanya Jodha balik
“Jangan berbohong padaku Jodha, aku tahu kau tidak baik-baik saja sekarang.
Baiklah, kalau kau tidak ingin mengatakan nya sekarang tidak apa-apa, aku dan
Bhaksi akan menunggumu sampai kau siap bercerita pada kami. Aku menelpon mu
karena aku ingin bilang padamu kalau malam ini aku tidak bisa kembali ke
appartement, karena aku harus menemani salah satu turis dari asia, dia baru
akan tiba di Bandara sore ini dan katanya dia ingin menikmati suasana malam
kota Madrid” Jelas Javeda
“Wow,, Pasti akan sangat menyenangkan Javeda. Baiklah,, kau hati-hati ya..Bye”
Balas Jodha
“Bye cantik” Javeda lalu menutup panggilan nya pada Jodha
Tak lama
handphone Jodha kembali berdering “Pasti
Javeda lagi” Batin Jodha lalu menerima panggilan di telephone tanpa melihat
siapa orang yang menelphon nya karena pasti Javeda yang kembali menelphon nya
“Ya, ada apa lagi Javeda?” Sapa Jodha datar pada seseorang yang dianggapnya
Javeda
“Javeda?” Jawab seseorang di seberang sana, suara seorang pria dan tentu saja
itu bukan Javeda
Jodha mengernyitkan kening nya mendengar suara sahutan dari hp nya, suara
seseorang yang cukup ia kenal dan mungkin ia rindukan saat ini walau tetap saja
Jodha tidak mau mengakuinya. Jodha lalu melihat layar hp nya untuk memastikan apakah
si pemilik suara ini adalah Jalal dan ternyata,,,, BENAR… Seketika batin nya
berteriak, ingin rasanya Jodha menjerit dan melonjak kegirangan saat itu juga.
Berlebihan? Biar saja, hati memang tidak pernah berdusta. Jodha berusaha
mengatur deru nafasnya supaya tidak mengundang kecurigaan dari Jalal, bisa-bisa
Jodha malu untuk bertemu dengan Jalal seumur hidupnya jika saja Jalal tahu apa
yang ia rasakan sekarang. Sesaat ia lupa bahwa sekarang harusnya ia kesal
dengan Jalal karena sudah tidak menghubunginya dari semalam
“Halo,, Jodha..
Kau disana?” Sapa Jalal pada Jodha, yang sedari tadi diam saja
“I,, Iya,,, Tentu saja aku masih disini” Jawab Jodha agak gugup dan masih
berusaha mengatur debaran jantung nya yang sedari tadi berdetak tidak seperti
biasanya
“Apa aku mengganggu makan siang mu?” Tanya Jalal
“Ah tidak, bahkan aku belum makan siang”
“Kenapa? Bukankah sudah waktunya makan siang disana sekarang?”
“Tapi aku sedang tidak nafsu” Jawab Jodha singkat dan kesal teringat Jalal yang
menurutnya tiba-tiba menghilang tidak ada kabar seperti biasanya, padahal Jalal
baru tidak menghubunginya dari kemarin malam, bukan berabad-abad lalu.
“Hhmm,, Maaf aku sangat sibuk semalam, hingga tidak sempat menghubungi atau
mengabarimu sedikitpun” Kata Jalal lembut seolah ia tahu alasan mengapa nada
bicara Jodha berubah jadi kesal padanya
“Tidak perlu, untuk apa minta maaf. Lagipula untuk apa kau menghubungiku terus
menerus seperti kemarin-kemarin, kau fikir aku tidak terganggu dengan semua itu
hah” Jodha mengatakan sesuatu yang sangat berlawanan dengan yang hatinya
rasakan. Ohh,, C’mon Jodha
“Begitu ya?”
Jawab Jalal singkat
Mendengar Jalal hanya menjawab seperti itu padanya membuat Jodha merasa tidak
enak
“Jalal?” Panggilnya
“Makanlah” Kata Jalal lagi pada Jodha
“Apa kau tersinggung?” Tanya Jodha pelan, ia mengacuhkan perkataan Jalal
barusan yang menyuruhnya makan
“Tidak” Jawab Jalal singkat
“Jalal,, please..” Kata Jodha sedikit merajuk, jujur saja ia takut Jalal
benar-benar tersinggung padanya dan tidak mau menghubunginya lagi hanya karena
ucapan bodohnya barusan
“Apa?” Kata Jalal masih tetap tenang.
“Apa kau benar-benar tidak akan menghubungiku lagi nanti?” Baiklah, menurunkan
sedikit harga diri demi kesalahan yang dilakukan diri sendiri tidak ada
salahnya kan
“Ya, kenapa? Bukankah kau yang mengatakan kalau aku sudah mengganggumu?”
“Tidak,, Tidak sama sekali” Jawab Jodha cepat seraya menggelengkan kepalanya,
walaupun Jalal tidak akan bisa melihat gelengan kepala lucu nya itu sekarang
“Hahaa,,,” Jalal akhirnya tertawa di seberang sana, Jodha bingung
“Kau, kenapa tertawa?”
Jalal masih tertawa, ia berusaha menenangkan dirinya dan menjawab pertanyaan
Jodha
“Nona Jodha, sadarkah dirimu… Seringkali kau mengutarakan sesuatu yang tidak
sesuai dan berlawanan dengan hatimu. Kau ingat, saat kau pertama kali bertemu
denganku sebagai CEO saat itu kau bahkan mengatakan bahwa aku akan memecatmu
tapi saat aku meng-iya-kan perkataanmu kau kelihatan khawatir dan sekarang pun
begitu. Baiklah,,, setidaknya aku mulai memahami kebiasaan aneh salah satu
staff ku ini sekarang” Kata Jalal panjang lebar pada Jodha.
Mendengar ucapan Jalal, membuat ia malu setengah mati. Pipinya merona menahan
malu, sekali lagi ia bersyukur Jalal tidak ada di depan nya dan melihatnya saat
ini
“Jadi,, Tadi anda hanya menggodaku MISTER JALALLUDIN?” Kata Jodha sok tegas
menutupi rasa malunya
“Tidak, aku hanya ingin memastikan saja dan ternyata dugaanku benar,, hahaha”
“Terserah” Jawab Jodha pasrah
“Sekarang makanlah Jodha” Jalal kembali mengingatkan
“Tentu saja, aku pasti akan makan SANGAT BANYAK, berbicara sebentar dengan mu sudah
membuat ku lapar”
“Wow,, Begitu besar kah efek suaraku padamu, baru saja kau mengatakan tidak
nafsu makan tapi sekarang kau sudah kelaparan,, hahaha” Ejek Jalal
“Emm,, Kapan aku mengatakan begitu, aku memang sudah lapar daritadi. Sudahlah..
Bye” Jodha segera menutup telpon nya tanpa menunggu jawaban dari Jalal, ia
sudah sangat malu sekali hari ini
(Masih mau nyangkal Jalal-Jodha?,,, Ughh)
^^^
Saat Jodha
beranjak dari kursinya ia melihat Salima yang baru saja keluar dari lift tampak
ia membawa sesuatu ditangan nya, Salima lalu menghampiri Jodha
“Hey,, Nih aku bawakan pizza untuk makan siang mu. Makanlah, masih ada waktu 10
menit lagi untuk makan siang, kali ini kau jangan menolak Jodha, ingat bahkan
dari pagi pun kau belum makan” Kata Salima dengan sedikit mengancam pada Jodha
“So sweet honey,,, Thank you” Jawab Jodha dengan tersenyum senang
“You’re welcome dear” Jawab Salima dan segera berlalu menuju ruangan nya
Entah dari pintu
ajaib mana tiba-tiba nafsu makan Jodha datang, pizza ukuran Large sanggup ia
habiskan hanya dalam waktu 10 menit saja, SEPULUH-MENIT. Terdengar mustahil memang, apalagi sebelumnya
ia sama sekali tidak ada keinginan untuk menyentuh makanan, mungkin benar
begitu besarnya efek suara Jalal pada mood Jodha siang ini.
^^^
-To Be Continued-