^^^
“Tidak perlu,
untuk apa aku duduk disana sedangkan sebentar lagi kau akan menendang ku keluar
dari perusahaan ini, lebih baik sekarang aku kembali ke meja ku untuk membuat
surat pengunduran diri dan membereskan barang-barang ku. Permisi” Jodha kembali
berbalik menuju pintu keluar tapi tak diduga Jalal sudah berdiri di belakang
Jodha dan menahannya dengan memegang lengan Jodha.
“Bukankah aku menyuruhmu
duduk Jodha, kemarilah” Kata Jalal lembut sambil menuntun Jodha menuju sofa,
Jodha hanya menurut tidak tahu kenapa ia tidak menolak. Tidak menolak atau
tidak bisa menolak sebenarnya, entahlah..
Setelah mereka
duduk Jalal melepaskan lengan Jodha “Oke,
kurasa sudah cukup bermain dengan nya, bisa-bisa dia akan menangis disini kalau
aku terus melanjutkannya” Batin
Jalal
“Baiklah Jodha,
sekarang beritahu aku apa kau benar-benar membutuhkan pekerjaan ini untuk
mencukupi kehidupanmu dan anakmu?”
Jodha menatap Jalal tidak percaya, cepat sekali Jalal berubah. Tadi dia dengan
mudahnya mengatakan akan memecatku tapi sekarang ia seakan-akan mengkhawatirkan
kehidupan ku. “Kenapa dia” Batin Jodha
“Eem,, Sebelum aku menjawab nya, aku ingin menjelaskan sesuatu padamu. Aku rasa
kau salah paham tentang anak-anak ku” Kata Jodha akhirnya
“Kalau begitu ceritakan padaku. Kebetulan aku tidak ada jadwal apa-apa lagi
setelah ini” Kata Jalal santai. Ini adalah hal yang tidak pernah Jalal lakukan
pada karyawan nya yang lain yaitu membicarakan masalah pribadi dengan karyawan
wanita di jam kerja dan itu di ruangan nya. Tapi dengan Jodha ia sama sekali
tidak merasa enggan bahkan sebenarnya ia ingin berlama-lama berbicara dengan
Jodha (modus,,!)
“Anak-anak yang
kau maksud, mereka bukanlah anak kandungku, mereka adalah anak-anak yang kurang
beruntung dan kami hanya ingin membuat mereka merasa tidak sendiri hidup di
dunia ini, semua anak-anak berhak mendapatkan kasih sayang dan kebahagiaan nya,
mereka tidak pantas menerima perlakuan semena-mena, di umur mereka yang masih
kecil tidak seharusnya mereka mencari uang apalagi uang itu bukan untuk diri
mereka sendiri, tugas mereka hanya belajar, bermain lalu bahagia. Aku tidak
ingin melihat anak-anak asuhku meneteskan air mata kesedihan” Kata Jodha
panjang lebar, tanpa Jodha sadari ia bisa berbicara dengan begitu terbuka nya
pada Jalal.
Jalal
mengangguk-anggukan kepala karena ia sudah tahu semua itu dari bibi Anga
semalam
“Lalu, selain mendapatkan penghasilan dari The Worlds apalagi yang membuat mu
ingin bekerja disini?” Tanya Jalal pada Jodha
Jodha tampak diam, dia agak ragu untuk mengatakan nya
“Sebelumnya aku hanya ingin bekerja disini, ini adalah perusahaan impian ku
dari dulu, mungkin jika hanya bekerja sebagai office girl disinipun aku sudah
sangat senang tapi ternyata Tuhan begitu baik padaku, aku bekerja disini
sebagai assistant manager dari Sir Adam bahkan sekarang hanya dalam beberapa
bulan aku sudah menjadi salah satu staff khusus CEO” Kata Jodha melirik Jalal
Jodha kembali melanjutkan
“Tapi,,, Tapi kemarin saat aku tahu bahwa kau adalah CEO baru The Worlds, aku
yakin umur ku bekerja disini tidak akan panjang, hubungan kita di masa lalu
tidak begitu baik bahkan sangat buruk, aku tahu kau masih sangat menyalahkan ku
atas meninggalnya tunanganmu Rukayah yang juga merupakan sahabat terbaik ku,
jika saja bukan karena kelalaian ku pasti kau sudah hidup bahagia dengan Ruk
sebagai suami-istri. Jadi karena itu menurutku cepat atau lambat kau pasti akan
memecatku, tapi tidak kusangka akan secepat ini bahkan aku belum sempat meminta
maaf padamu”
“Jodha ingin meminta maaf padaku?
Bukankah seharusnya aku yang meminta maaf padanya. Baiklah Jalal, ikuti saja” Kata Jalal dalam hati
“Jadi karena
waktu ku sudah tidak banyak lagi disini, aku ingin meminta maaf padamu Jalal
atas segala keburukan dan kelalaian ku di masalalu padamu. Mulai dari pertemuan
pertama kita yang membuatmu marah karena aku dengan sengaja menyiram kemeja mu
dengan jus dan mencoret-coret mobil mahal mu hingga kesalahan fatal-ku
karena,,, karena,,, hikss,,,” Akhirnya pertahanan Jodha luntur, air mata yang
sedari tadi ditahannya keluar juga.
Jalal melihat
itu menjadi panic dan berusaha menenangkan Jodha tapi ia tidak tahu harus
melakukan apa. Haruskah ia memeluknya, tidak,,, tidak boleh. Akhirnya Jalal
hanya mengambilkan tissue yang ada di meja dan memberikannya pada Jodha
“Ini” Kata Jalal singkat sambil memberikan tissue pada Jodha
“Terima kasih” Jodha mengambil tissue yang diberikan Jalal, ia berusaha
meredakan tangisnya
“Eem,,, Lalu kau berharap aku memaafkan mu Jodha?” Tanya Jalal
Jodha mengangguk lemah “Ya, tapi aku sangat sadar bahwa kesalahan ku tidak
mudah untuk dimaafkan. Tapi sungguh untuk saat ini seuntai harapanku hanyalah mendapatkan
maaf darimu Jalal, tidak lebih. Jika kau masih berkenan, tolong izinkan aku
untuk tetap bekerja disini setidaknya hingga aku mendapatkan maaf darimu, akan ku
tunjukan padamu bahwa aku bukan Jodha yang dulu” Kata Jodha sesegukan, air mata
nya sudah mulai berhenti mengalir sekarang.
“Baiklah jika
itu mau mu, aku tidak akan memecatmu. Selama kau bekerja dengan baik dan
mengikuti aturan The Worlds, aku tidak akan memecatmu. Sekarang bersihkanlah
wajahmu terlebih dulu setelah itu kembali lah bekerja” Kata Jalal lembut “Bagaimana mungkin aku memecatmu sedangkan
aku sudah berjanji pada bibi Anga untuk menjaga mu. Dan seuntai harapanku
adalah ingin dekat dengan mu Jodha, bisakah?” Lanjut Jalal dalam hati
(Akhirnyaaa,,,,
Keluar juga itu kata-kata pamungkas “Seuntai Harapanku” di ff ini.. prikitiww,,*abaikan)
“Terima kasih
banyak Jalal, aku kembali ke meja ku dulu” Kata Jodha
Jalal mengangguk dan sedikit tersenyum padanya
Ditengah
langkahnya menuju pintu, jodha berfikir “Sepertinya
dia sudah tidak marah padaku, apa aku tanyakan saja padanya sekarang. Melihat
mood nya yang sedang bagus saat ini, Yup lebih baik aku tanyakan sekarang
padanya” Kata Jodha dalam hati. Jodha pun berbalik kembali menatap Jalal
“Eemm,,,,boleh aku menanyakan sesuatu padamu,
tapi sebelumnya aku minta maaf karena akan menyinggung masalah pribadimu”
“Masalah pribadi? Ku harap kau tidak lupa bahwa kita sedang berada di kantor
Nona Jodha, jangan mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan. Bersikaplah
professional. Sekarang kembalilah bekerja” Kata Jalal tegas pada Jodha, kini
Jalal sudah kembali ke meja kerjanya dan mulai berkutat dengan laptop nya
“Hah??? Apa yang dikatakan nya? Kenapa
dia seperti bunglon, daritadi cepat sekali berubah-ubah. Lagipula bukankah dari
tadi kami juga tidak membicarakan masalah pekerjaan sama sekali disini. Bahkan
dia yang lebih dulu memulainya, sebenarnya siapa sih yang tidak professional”
Rutuk Jodha dalam hati
“Maaf, saya permisi Mister” Kata Jodha kembali bersikap formal pada Jalal
Tidak bisa
dibohongi kalau Jalal juga ingin tahu apa yang akan ditanyakan Jodha padanya
“Katakan Jodha?” Kata Jalal akhirnya sebelum Jodha benar-benar keluar dari
ruangan nya
“Apa?” Jawab Jodha bingung
“Katakan apa yang ingin kau tanyakan padaku tadi”
“WHAATTT??? Benar-benar bunglon,, Fixed”
Kesal Jodha dalam hati. Lalu ia berjalan menuju meja Jalal dengan wajah yang kelihatan
menahan kesal
“Cepat tanyakan sebelum aku berubah pikiran lagi” Kata Jalal tenang, wajahnya
masih terus menatap laptop yang ada dihadapan nya
“Aneh” Desis Jodha
Jalal menatap Jodha lalu berkata “Aku mendengar gumam-an mu nona”
Jodha menghembuskan nafasnya kasar dan berusaha menahan sedikit emosi di
dadanya
“Okehh,,, Aku ingin bertanya padamu. Apa,, Apa,, Kau sudah,,, Menikah Jalal?”
Jalal diam sejenak, nampak berfikir lalu menjawab pertanyaan Jodha. “Belum”
“Syukurlah kalau begitu” Kata Jodha lega, tidak sadar ia mengucapkan itu di
depan Jalal
Jalal mengerutkan keningnya merasa aneh dengan tanggapan Jodha akan jawaban nya
barusan
“Apa maksudmu?” Kata Jalal
“Eemm,, itu,, anu,, maksud ku,, emm”
“Tolong jangan berbelit-belit Jodha, kau terlihat senang mendengar ku belum
menikah. Kenapa?”
“Matilah,, Pasti ia memikirkan yang
tidak-tidak karena tanggapan ku barusan. Apa aku harus jujur?” Batin Jodha
“Eemm,,, Apa kau ingat apa saja yang Ruk katakan sebelum dia meninggal?” Kata
Jodha hati-hati
Jalal sedikit berfikir, ia tersenyum dan mengerti maksud Jodha. Tapi niat jahil
nya kembali muncul, ia akan berpura-pura tidak tahu dan melihat bagaimana cara
Jodha menjelaskan padanya.
“Oh ya..? Apa saja memang nya yang dikatakan Ruk saat itu, maaf aku tidak ingat
semuanya. Bisa kau katakan dengan jelas Jodha”
“Ya Tuhan.. Mulai darimana aku
menjelaskan padanya”
Gelisah Jodha dalam hati
“Baiklah… (Jodha kembali mengatur nafasnya agar lebih rileks). Saat itu Ruk
berkata padamu untuk menikah dengan seseorang yang tidak hanya mencintaimu tapi
kau juga mencintainya, singkatnya saling mencintai dan jika kau ingat Ruk
memintaku untuk memastikan bahwa kau kelak menikah dengan orang yang kau cintai
itu. Aku sudah berjanji padanya bahwa aku akan menuruti permintaannya itu,
jadi…”
“Kau terlihat pandai sekali dalam urusan cinta Jodha” Kata Jalal menyela ucapan
Jodha, Jodha hanya terdiam menatapnya, Jalal kembali melanjutkan “Apa kau sudah
memiliki kekasih?”
“Eem,, Belum” Kata Jodha singkat
“Wahh,, Kau sendiri bahkan belum memiliki kekasih tapi kau berani mencampuri percintaan
orang lain” Kata Jalal kemudian, sengaja
dengan sedikit mengejek
“Aku tidak akan
mencampuri urusan cinta mu tapi aku hanya perlu memastikan saja kalau kau tidak
melakukan hal seperti saat kau bersama Ruk dulu, maaf jika nanti aku membuatmu
terganggu tapi tolong mengerti aku hanya ingin menepati janji pada Almh
sahabatku” Kata Jodha lemah
Jodha sudah menduga sebelumnya tidak akan mudah baginya menepati janji yang
satu ini.
“Aku mengerti
permintaan Ruk dan janjimu padanya. Ruk gadis yang manis dan sangat baik, ia
bahkan masih memikirkan perasaan ku di saat-saat terakhirnya. Baiklah kalau
begitu apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengenalkan ku pada banyak gadis
dan berharap aku mencintai salah satu diantara mereka? Kalau itu rencanamu
lebih baik kau urungkan saja Jodha, aku sama sekali tidak tertarik dan tidak
ada waktu melakukan kencan buta sialan seperti itu” Kata Jalal tegas
“Tidak,, Tidak,,
Tentu saja aku tidak akan melakukan hal seperti itu, kau bisa tenang mengenai
itu. Aku akan membiarkan air mengalir dengan sendirinya” Jawab Jodha
“Maksud mu?” Kata Jalal tidak mengerti
“Ya,, Aku tidak akan memaksamu untuk mencintai seseorang, karena menurut film
dan novel cinta yang pernah ku lihat dan ku baca, cinta itu tidak bisa
dipaksakan atau diperintah, cinta akan mencari dan menemukan muaranya sendiri
tempat ia berlabuh, sama seperti air. Lagipula yang perlu aku lakukan hanyalah
memastikan bahwa kalian saling mencintai satu sama lain, itu saja tidak lebih.
Aku janji padamu”
“Film? Novel?” kata Jalal bingung
“Ahh,, Ya, Film dan Novel tentang,,,cinta” Jawab Jodha malu
“Jadi kau menjadikan ku sebagai objek imajinasi dari film dan novel cinta yang
pernah kau baca, begitu?” Tanya Jalal tidak percaya
“Mungkin,, Tidak,, Maksudku Tidak” Kata Jodha gugup dan salah tingkah
“Oke” Kata Jalal singkat
“Oke? Maksudmu?” Kata Jodha bingung
“Oke aku setuju dengan idemu bahwa kau tidak akan memaksaku. Aku akan
mengenalkan nya padamu jika aku bertemu dengan cintaku nanti” Jelas Jalal
akhirnya
“Baiklah, terima kasih atas pengertian mu Jalal”
“Satu lagi Jodha. Jangan memanggil ku dengan nama saat kita sedang membahas
pekerjaan. Ingat, aku ini atasanmu. Kau mengerti”
“Yap, aku sangat mengerti Jalal” Jawab Jodha
“Kau?”
“Apa? Bukankah sekarang kita sedang tidak membahas pekerjaan” Kata Jodha santai
“Terserah. Kembalilah bekerja”
^^^
Diluar sana Salima langsung menarik tangan Jodha sesaat ia keluar dari ruangan
bos nya dengan sedikit berlari kecil ia mengajak Jodha menuju ruangannya
“Hey,, Salima hati-hati jangan berlari seperti ini. Ingat kau sedang hamil muda
sekarang” Kata Jodha mengingatkan Salima
Setelah mereka
sampai di ruangan Salima, ia segera menutup pintunya dan mengintrogasi Jodha
“Ada apa Mister memanggil mu tadi? Kenapa lama sekali? Apa dia memarahimu
didalam sana? Kau tahu aku bahkan tidak berani mengganggunya tadi, sempat ada
beberapa telephon masuk untuknya semua aku alihkan” Nampak sekali Salima
penasaran dengan apa yang terjadi antara bos dan teman nya ini
“Kau bertanya padaku seakan-akan aku adalah seorang terpidana,, Ugh..” Kata
Jodha merengut
“Haaiihh,,, Katakan saja,, Ayo..” Kata Salima tidak sabaran
“Oke,, Oke,, Temanku yang manis, sebaiknya kau duduk disini, kau sedang hamil
jangan terlalu lelah” Kata Jodha sembari menarik lembut tangan Salima agar
duduk disebelahnya. Salima menurut. Jodha lalu melanjutkan “Aku akan ceritakan
padamu tapi kau harus berjanji padaku kalau kau tidak akan berbicara pada
siapapun, bagaimana?”
“Oke,,, Kau bisa percaya padaku, aku tidak akan berbicara pada siapa pun” Kata
Salima meyakinkan
“Bos mu itu, aku sudah mengenal nya dulu sewaktu masih di Indonesia, ia adalah
tunangan dari Almarhumah sahabatku. Karena kelalaian ku menyebabkan sahabatku
yang tidak lain adalah tunangan nya kecelakaan hingga akhirnya ia meninggal di
hari itu juga” Jodha menghentikan ucapan nya, Salima yang mendengar itu
terlonjak kaget dan menutup mulutnya tak percaya, Jodha kembali melanjutkan
“Bukan hanya itu saja, bahkan dulu aku dikenal sebagai gadis arrogant, biang
kerok, rusuh dimana ada aku pasti ada saja hal-hal menyebalkan yang ku lakukan,
dan itu membuat Jalal tidak menyukaiku hingga puncaknya kecelakaan naas itu
terjadi yang merenggut nyawa tunangan nya”
“Benarkah? Aku tidak percaya kau seperti itu Jodha” Kata Salima
“Ya, semua itu benar Salima. Apa kau menyesal dan menjauhi ku karena tahu dulu
aku seperti apa?” Tanya Jodha lemah pada Salima
“Tidak,, Tidak akan. Kau temanku, jangan berbicara seperti itu Jodha”
“Terima kasih, kau memang teman yang baik”
“Lalu,, Apa mister memecatmu?” Tanya Salima hati-hati
“Hampir”
“Maksudmu?”
“Dia hampir memecatku tadi, tapi akhirnya tidak jadi karena ada sesuatu yang
belum selesai antara aku dan dia, dan maaf aku tidak bisa memberitahukan nya
padamu Salima”
“Tidak apa-apa Jodha, baiklah aku mengerti. Aku berharap hubungan mu dengan
mister bisa lebih baik”
“Aku harap begitu”
“Yasudah, sekarang kita kembali bekerja sebelum karyawan lain memandang curiga
pada kita,, hehehe”
^^^