Dear Readers “Seuntai Harapanku” ,,,
Sebelumnya saya mau ngucapin dulu “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436H, Mohon
maaf lahir dan bathin ya”.. Oke ini dilanjut lagi,.. Selamat membaca,,, ;)
Seuntai Harapanku Part 10 – By : Erinda
“Hemm,,
Apa kabar pria itu sekarang? Apa dia sudah menikah? Jika sudah, apa mereka
saling mencintai? Bagaimana jika tidak? Ya Tuhan,,, Bahkan aku sendiri malas
membahas hati dan cintaku apalagi pernikahan tapi aku justru harus memikirkan
cinta sejati orang lain,,,dan orang itu Jalal. Bahkan aku tidak tahu apa dia
sudah memaafkan aku atau belum” Kata Jodha setengah berbisik
---------
“Kau
belum tidur Jodha?” Kata Bhaksi dengan suara serak khas bangun tidur.
“Ah,,,
I,, Iyaa,, Aku belum mengantuk Bhaksi, apa kau terbangun karena terganggu
olehku?”
“Tidak
Jodha,,(Bhaksi lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur) Ada apa
Jodha, kau memikirkan sesuatu, berbagilah padaku,, bukankah kita bersahabat,,
hmmm”
“Aku,,
hanya merindukan Rukayah, sangat merindukan nya” Jawab Jodha
“Kau
merindukan Ruk atau kau teringat akan janjimu padanya?” Bhaksi menyenggol
lengan Jodha dengan sikunya
“Hahaa,,,
aku memang tidak bisa menyembunyikan apapun darimu dan Javeda, andai Javeda disini
pasti dia juga akan menggodaku sepertimu,, oh ya,, kapan Javeda kembali?”
“Katanya
besok pagi sebelum kita berangkat bekerja, jadi anak-anak sudah ada yang menjaga
saat kita berangkat bekerja,. Sudahlah Jodha,, kau boleh-boleh saja memikirkan janjimu
padanya tapi jangan sampai membebanimu, Jalal adalah pria dewasa yang tentu
tahu mana yang baik dan tidak untuk dirinya, jika sudah waktunya nanti kau
pasti akan bertemu dengannya dan kalian bisa membicarakan ini secara langsung.
Sekarang kau tidurlah,, bukankah besok dikantormu akan diadakan acara
penyambutan CEO baru, jangan sampai kau menunjukan wajah pucat kurang tidur mu
itu besok padanya,, hehee,, ayo tidurlah,, disini” Bhaksi menepuk bantal
menyuruh Jodha segera tidur.
Tak lama mereka pun terlelap dengan mimpi mereka masing-masing
Pagi sekali
Jodha sudah bangun dan bersiap, tak lupa ia membangunkan anak-anak untuk mandi
dan sarapan, tapi Jodha menyadari salah satu dari mereka belum keluar dari
kamar dan dia adalah Rahim, Jodha lalu menuju kamar Rahim. Terlihat Rahim masih
tertidur dibalik selimut tebalnya.
“Rahim,,
Kau belum bangun sayang” Kata Jodha menghampiri Rahim dan membelai kepalanya
tapi alangkah terkejutnya Jodha ketika ia merasakan kening Rahim sangat panas,
dia demam tubuhnya menggigil kedinginan, segera ia berteriak,, “Bhaksiiii…Kemariiii”
“Ada
apa Jodha, ada apa teriak pagi-pagi begini” Kata Bhaksi berlari menuju kamar
Rahim
“Rahim,,
Bhaksi,, di,,dia” Kata Jodha gugup
“Ada
apa dengan Rahim Jodha, kenapa dia?” Bhaksi cemas, ia juga menempelkan punggung
tangan nya ke kening Rahim “Ya Tuhan,, panas sekali,, dia demam Jodha, ayo,,
kita bawa dia ke rumah sakit sekarang” Kata Bhaksi panik begitu pun dengan Jodha. Jodha
menitipkan anak-anak yang lain pada Moti, seorang wanita paruh baya yang sudah
mengenal mereka dan anak-anak mereka dengan baik.
Kini
Jodha, Bhaksi dan Rahim sudah dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, beruntung
semalam Bhaksi membawa mobil kantor pulang sehingga mereka tidak perlu menunggu
bus atau taksi yang kadang lama untuk membawa Rahim ke Rumah sakit. Sesampainya
di Rumah sakit Rahim segera ditangani dokter di dalam sana, sedangkan Bhaksi
dan Jodha menunggu diluar dengan perasaan cemas, tiba-tiba ponsel Bhaksi berdering
Bhaksi
: “Halo madam,, Morning”
“(……….)”
Bhaksi : “Oh my God,, So sorry Madam. But I,,,”
“(……….)”
“Please don’t. Oke oke,, I will come there soon”
“(……….)”
Bhaksi : “Yes Madam, Bye”
“Ada
apa Bhaksi?” Kata Jodha sesaat setelah Bhaksi menutup panggilan di ponsel nya
“Jodha,,, Aku lupa, aku ada fashion show pagi ini, makanya semalam aku membawa
mobil kantor supaya tidak datang terlambat dan bisa langsung menuju lokasi, sekarang
para model dan designer yang lain sedang menunggu ku disana. Bos ku bahkan
mengancam tidak akan memakai hasil rancanganku lagi di event-event besar
seperti ini jika aku tidak datang.” Kata Bhaksi lemah
“Lalu apa
yang kau tunggu, cepatlah pergi kesana sekarang”
“Tapi
Jodha, bagaimana dengan Rahim? Siapa yang akan menjaganya disini, Javeda baru
akan kembali sore ini, tadi pagi dia mengabari ku bahwa dia tidak bisa pulang
pagi ini karena ada urusan mendadak di studio TV tempatnya bekerja, sedangkan
kau di kantormu ada acara penyambutan CEO barumu itu, kau sendiri yang bilang
bahwa semua karyawan THE WORLDS diwajibkan datang hari ini.” Kata Bhaksi
bingung.
Jodha
juga bingung, tapi tidak ada pilihan lain baginya saat ini. “Tidak mungkin aku meninggalkan Rahim sendiri
atau meminta Bhaksi membatalkan acara fashion show nya, lebih baik aku tidak
usah masuk kerja hari ini lagipula di kantor hanya acara penyambutan CEO baru
saja, itu tidak terlalu penting bukan? Toh besok aku juga akan bertemu dengan
nya dan bisa memperkenalkan diri langsung padanya” Batin Jodha
“Bhaksi,,
Tidak apa-apa, hari ini aku akan ijin tidak masuk kerja dulu, kau cepat
pergilah kesana” Kata Jodha kemudian pada Bhaksi
“Tapi
Jodha,,, Bagaimana kalau..”
“Tidak
apa-apa Bhaksi, aku akan mengurusnya besok dan untuk Rahim kau jangan khawatir
ada aku disini yang merawatnya” Kata Jodha menenangkan Bhaksi
“Baiklah,,, Aku pergi dulu sekarang, aku janji begitu acaranya selesai aku
segera kembali. Tolong kabari aku terus mengenai kondisi Rahim. Terima kasih
banyak Jodha”
Sesaat
setelah kepergian Bhaksi, dokter yang memeriksa Rahim keluar menemui Jodha
“Bagaimana dok? Sakit apa dia?” Tanya Jodha khawatir
“Dia
hanya demam biasa nona, mungkin karena perubahan cuaca mengakibatkan daya tahan
tubuhnya menurun, tidak terlalu serius. Sebentar lagi setelah dia sadar kau
sudah boleh membawanya pulang, suster saya sudah menyiapkan semua obatnya dan
memberikan nya pada anda nanti” Kata dokter menjelaskan pada Jodha
“Ohh,,
Syukurlah kalau begitu. Baiklah terima kasih banyak dokter”
“Sama-sama
nona, ada lagi yang anda butuhkan?”
“Tidak
dokter, sekali lagi terima kasih banyak”
Kini
Jodha sudah membawa Rahim kembali ke appartement mereka, setelah menyuapi Rahim
dan memberinya obat kini Rahim tertidur kembali, sedangkan anak-anak yang lain
sedang bermain di ruang TV, seakan mengerti salah satu teman mereka sedang
sakit, mereka tidak membuat keributan sama sekali daritadi, bahkan beberapa
anak perempuan nampak membantu Jodha mengurus Rahim.
“Cepat
sembuh bintangku, Aunty merindukan celoteh ceria mu” Jodha mencium kening Rahim
dan menyelimuti tubuhnya, ia lalu keluar darisana menuju ruang TV, tidak terasa
sudah waktunya makan siang, setelah anak-anak makan dan menyuruh mereka tidur,
Jodha juga masuk ke kamarnya di lantai atas. Jodha kemudian menghubungi
seseorang
“Halo,,,”
Sapa Jodha
“Ya,,Halo,,
Jodha”
“Apa
aku mengganggu makan siangmu Salima?”
Salima
adalah teman kantor Jodha, dia yang akan menjadi sekretaris CEO baru itu
“Ah tidak,, aku baru saja menyelesaikan makan siang ku. Bagaimana anakmu, sakit
apa dia?”
“Dia
terkena demam, kata dokter tidak ada yang serius. Mungkin besok dia sudah lebih
baik. Oh ya katakan padaku, apa CEO kita yang baru sudah datang, bagaimana
acara penyambutan nya tadi”
“Heem,,,
Bahkan sampai siang ini dia belum datang Jodha, aku sebagai sekretarisnya
disinipun tidak tahu kapan dia datang, kau tahu Jodha,, aku sangat gugup
sekarang, apakah dia bos yang baik atau malah justru sebaliknya” Kata Jodha
setengah berbisik pada Jodha
“Hehehe,,,,
Kau tenang saja Salima, semoga saja CEO kita itu orang yang baik, sehingga kita
semakin betah bekerja di THE WORLDS” Kata Jodha menyemangati
Tiba-tiba
terdengar suara cukup bising di tempat Salima
“Ada apa Salima, kenapa kedengaran ramai sekali disana, seperti ada yang
teriak-teriak” Kata Jodha penasaran
“Ah,,
Sebentar ku lihat dulu,,, Ya Tuhan,,, Jodhaaaaaa” Pekik Salima pada Jodha di
seberang sana
“Aawww,,,
Suaramu Salima, kenapa kau jadi ikutan berteriak.. Hufhhhh” Kata Jodha kesal
“Jodha,,,
Nanti aku hubungi lagi ya,, Bye”
“Heyy,,
Tunggu Tunggu,,, Ada apa sih disana?”
“CEO
baru kita sudah datang,, Oke,, Bye,,” Salima mematikan telp nya pada Jodha
“CEO
baru sudah datang? Lalu kenapa aku mendengar ada yang teriak-teriak tadi bahkan Salima juga, apa
jangan-jangan dia seorang yang menakutkan atau kejam. Ya Tuhan,,. Bersiaplah
kau Jodha” Jodha membenamkan wajahnya di bantal tidurnya, ia tidak bisa
membayangkan jika harus bekerja pada orang seperti itu, apalagi kini sekarang
ia akan satu lantai dengan CEO baru itu dan menjadi assistant khususnya.
^^^^^
Suasana
di THE WORLDS kini,,,
Seorang
pria muda dengan setelan tuxedo lengkap turun dari sebuah mobil mewah berwana
Hitam, penampilan pria itu sangat,,,sangat perfect, dengan sekali pandang orang
sudah bisa melihat betapa berkharismanya pria itu dengan segala yang ada di
dirinya. Ia juga cukup ramah, itu terlihat dari dia yang tidak segan memberi
senyum pada karyawan yang sudah menunggu nya dari tadi pagi.
Yah, Dia lah sang CEO baru yang ditunggu-tunggu seluruh masyarakat se-The
Worlds (Aneh kata-katanya,, hehee,,, *Abaikan), senyum menawan miliknya tak
pelak membuat karyawan wanita tidak bisa menahan diri, tidak sedikit dari
mereka yang secara spontan berteriak senang melihatnya. Rambut ikalnya yang
sedikit gondrong dan kumis tipisnya semakin menambah ketampanan dirinya dan ditopang
dengan bentuk tubuh tegap dan berisi membuat ia terkesan “hot”, memaksa wanita yang melihatnya berkhayal untuk sekedar
merasakan rangkulan hangat pria itu ditubuh mereka, ohh,,, Sungguh indah
ciptaan Tuhan pada makhluk ini. Dan dialah JALALLUDIN AKBAR, putra dari HUMAYUN
AKBAR pemilik perusahaan raksasa THE WORLDS.
^^^^^
Acara
pengangkatan Jalal sebagai CEO baru pun telah selesai, kini semua karyawan
telah kembali ke pekerjaan masing-masing, Jalal ditemani Salima sebagai
sekretarisnya disini berjalan menuju ruangan nya, tidak sedikit pasang mata
yang mencuri pandang kearah Jalal, seakan tidak ingin melewatkan sedikitpun kesempatan
untuk melihat wajah tampan sang CEO, jika saja Jalal membalas tatapan mereka
pasti mereka akan berdo’a pada Tuhan untuk langsung memberhentikan waktu saat
itu juga.
Sebelum
Jalal memasuki ruangan nya, ia mengedarkan pandangan nya hingga matanya tertuju
pada sebuah meja cubical yang kosong, itu adalah meja kerja Jodha. Entah
mengapa Jalal jadi ingin tahu dan langsung bertanya pada Salima
“Salima,,,
Mengapa meja itu kosong? Apa The Worlds kekurangan pegawai? Atau ada salah satu
karyawanku yang tidak masuk hari ini? Jika benar, bukankah sudah ku katakan
bahwa aku ingin semua karyawan ku datang dan menghadiri acara peresmian ku
sebagai CEO baru mereka hari ini” Kata Jalal tegas pada Salima
“Maaf Mister, Iya, salah satu dari staff khusus anda tidak masuk hari ini, dia
sudah mengabari saya tadi pagi karena anak nya sedang sakit, dia juga sangat
menyesal tidak bisa hadir di acara peresmian anda hari ini Mister” Kata Salima
“Oke,,
Jika besok dia datang, katakan padanya untuk segera menemuiku” Kata Jalal lagi
“Baik
Mr.. Emm,,, Maaf mr,,, Apa,, Apa anda akan memecatnya karena dia tidak hadir
hari ini?” Kata Salima ragu-ragu pada Jalal, tapi ia juga penasaran.
Jalal
hanya tersenyum dan menjawab “Apa aku terlihat sekejam itu Salima?. Sudahlah
lakukan saja apa yang ku suruh, aku masuk ke ruangan ku dulu. Kau silahkan
lanjutkan pekerjaan mu” Perintah Jalal pada Salima. Kenapa Jalal jadi ingin
tahu siapa karyawan nya yang tidak hadir hari ini, bukankah ini masalah yang
tidak terlalu serius untuknya, entahlah dia sendiri pun tidak mengerti.
^^^
Pagi
ini Jodha sudah berada di bus dalam perjalanan menuju tempat kerjanya,
syukurlah keadaan Rahim sudah jauh lebih baik saat ia tinggal tadi pagi, bahkan
pagi ini ada Javeda dan Bhaksi bersama anak-anak sehingga Jodha jauh lebih
tenang untuk bekerja.
Di
tengah perjalanan menuju kantor tenyata jalanan hari ini begitu macet,
terhitung sudah 45 menit kendaraan disini tidak bergerak sama sekali, Jodha
mulai gelisah difikirannya saat ini adalah apa yang akan dikatakan CEO baru itu
padanya nanti, semalam Salima memberitahu bahwa pagi ini begitu sampai kantor
Jodha harus langsung menemuinya dan sekarang dia terjebak dalam kemacetan yang
entah kapan akan berakhir, sudah bisa dipastikan semakin jelek namanya di mata
sang CEO yang dia pun belum tahu siapa namanya dan bagaimana rupanya.
“Astaga,,
ini sudah sangat telat. Ya Tuhan,,, Apa yang akan terjadi denganku nanti” Kata
Jodha cemas sambil bolak balik melihat jam yang melingkar di tangan nya. Tiba
tiba sesuatu mengagetkan Jodha, ponsel Jodha berdering, dilihatnya tertera nama
Salima,buru-buru ia menerima panggilan itu.
“Ya
Salima” Kata Jodha
“(………)”
“Ya aku tahu, tapi mau bagaimana lagi, aku terjebak macet disini”
“(………)”
“Apa dia akan memecatku hari ini juga Salima?” Kata Jodha cemas
“(………)”
“Baiklah Baiklah,, Oke..”
Jodha
mengakhiri panggilan nya, wajahnya semakin terlihat cemas dan panik.
Akhirnya nasib baik masih menghampiri Jodha, keadaan jalanan sudah lancar
kembali. Jika keadaan jalan terus seperti ini maka 25 menit lagi ia akan segera
sampai di THE WORLDS.
Sedangkan
di THE WORLDS, Jalal sedang berada di ruangan nya dan tengah sibuk mengecek
kembali beberapa perusahaan yang mengajukan kerja sama dengan nya, diantaranya
ada perusahaan-perusahaan besar dari Indonesia termasuk beberapa perusahaan
periklanan. Tiba-tiba ia teringat pada salah satu karyawan nya yang tidak masuk
kerja kemarin, ia pun menghubungi Salima untuk menanyakan nya.
“Salima,
kau masih ingat dengan pesan ku kemarin?
Kenapa dia belum menemuiku sampai sekarang?” Kata Jalal
“Dia
belum datang Mr, mungkin sebentar lagi” Jawab Salima
“Maksud
mu dia telat? Apalagi alasan nya kali ini, bagaimana bisa THE WORLDS
mempekerjakan orang seperti itu. Siapa nama orang itu?” Kata Jalal, dari nada
bicaranya terdengar agak kesal
“Dia
terjebak macet di perjalanan Mister, namanya adalah Jo,,,”
“Aagghhh,,,
Banyak alasan sekali dia.. Sudah,, Tidak perlu sebutkan namanya. Setelah dia
datang segera beritahu dia untuk segera menemuiku” Kata Jalal lagi langsung
menutup panggilannya
“Baik
Mis,,,ter” Ucapan Salima terpotong karena baru menyadari Jalal sudah menutup
panggilannya