“Salam Jodha, mari silahkan duduk”
Tak lama pelayan tampak mengantarkan
minuman dan beberapa makanan kecil untuk mereka.
“Apa kabar paman, bibi?. Maaf,, aku baru
bisa datang kesini lagi menemui kalian” Kata Jodha membuka pembicaraan
“Kabar kami,,, sudah lebih baik nak
daripada satu minggu lalu” Ujar Ny.Anga ramah
Ada keperluan apa kau kemari Jodha, apa
ada sesuatu terjadi padamu. Katakanlah nak tidak usah sungkan, kami cukup
mengenalmu sejak kau kecil, kau sudah kami anggap seperti anak sendiri. Dulu
kau dan Rukayah begitu dekat dan sangat akrab” Tn Khaibar ikut berbicara pada
Jodha
“Tidak ada sesuatu terjadi padaku paman,
aku kemari hanya ingin menceritakan sesuatu, bagaimana pertemuan terakhir ku
dengan Rukayah. Aku hanya ingin meluruskan pada kalian bahwa aku,,, aku bukan
pembunuh seperti yang orang-orang tuduhkan padaku” Suara Jodha nampak bergetar
dan kini wajahnya tertunduk berusaha menyembunyikan kesedihan dan air mata yang
mulai menggenang di sudut matanya.
Melihat Jodha yang ingin menangis, Ny.Anga
langsung menghampiri Jodha dan mengelus kepalanya dengan sayang, mendapatkan
perlakuan seperti itu semakin membuat Jodha tidak bisa menahan tangisnya,
reflek ia pun memeluk Ny.Anga dengan erat. Sudah lama sekali Jodha tidak
merasakan kehangatan pelukan dari seorang ibu seperti ini. Jodha larut dalam
tangisnya
“Tidak perlu menjelaskan apa-apa pada kami
Jodha, kami percaya padamu. Kami lebih mengenalmu daripada mereka, tidak usah
kau fikirkan omongan-omongan orang itu, mereka hanya mengatakan apa yang ingin
mereka katakan tanpa berusaha mencari kebenarannya seperti apa.” Kata Tn
Khaibar
Jodha sedikit merenggangkan pelukan nya
pada Ny.Anga dan menghapus air matanya
“Aku harus menceritakan kejadian yang sebenarnya pada kalian paman, bibi. Aku
mohon dengarkanlah aku” Ujar Jodha tetap memaksa
“Baiklah,, Baiklah,, kami akan
mendengarkanmu, sekarang ceritakan lah pada kami bagaimana sebenarnya kejadian
waktu itu” Kata Ny. Anga
Jodha mulai menceritakan pada mereka, dari Ruk yang menemui nya di taman hingga
akhirnya peristiwa naas itu terjadi, sesekali ia menyeka air mata nya di sela
ceritanya lalu melanjutkan kembali.
“Itulah kejadian yang sebenarnya paman,
bibi,, Aku harap kalian tidak menyalahkan ku atas kejadian ini, hiks,, hiks,,
aku mohon maafkan aku,,” Ujar Jodha dengan masih menangis dan mengatupkan kedua
tangan nya di dada.
“Sudahlah Jodha, tidak ada yang menyalahkan
mu disini. Sudah sayang, jangan menangis lagi,hemm,,
Jika kau ada di posisi Ruk saat itu, kau
pun pasti akan melakukan hal yang sama bukan. Sudahlah nak, tidak usah terus
menyalahkan diri sendiri, kau masih muda masa depan mu masih panjang. Tataplah
masa depan mu yang indah itu” Ny.Anga mencoba menguatkan Jodha dan menyemangati
hidupnya.
“Kalian benar-benar orang tua yang baik,
aku bersyukur bisa mengenal kalian dalam hidupku” Kata Jodha
“Tidak usah sungkan Jodha, seperti yang
Paman tadi katakan, kami sudah menganggapmu seperti anak kami sendiri, apapun
yang kau rasakan jangan ragu untuk menceritakannya pada kami” Ujar Ny.Anga, ia
kemudian melanjutkan “Sekarang katakan pada kami, kemana saja kau selama ini.
Sejak kepindahan keluargamu ke Jakarta, kami tidak pernah mendapat kabar
apa-apa tentang kalian”
Jodha hanya diam, tampak ia mengambil nafas
dalam-dalam
“Jika kau tidak ingin menceritakan nya pada
kami tidak apa-apa nak, kami tidak akan memaksa” Kata Ny.Anga yang melihat
Jodha seperti berat untuk menceritakannya
“Tidak,, Tidak,, bibi,, Aku akan
menceritakan nya pada kalian” Sergah Jodha
Jodha kembali menceritakan kisah kelam hidupnya pada orang tua Ruk, ia juga
menceritakan perilaku dan sifat nya yang mulai terbawa dengan perlakuan ayah
tirinya yang membuat ia tidak banyak di sukai banyak orang dan akhirnya Ruk
memintanya kembali untuk menjadi Jodha yang dulu.
“Sungguh malang nasibmu sayang, sekarang
kami mengerti tentang permintaan terakhir Ruk padamu, apa yang dimaksudkan nya
untuk meminta mu kembali menjadi Jodha yang dulu. Kami akan selalu berdo’a
supaya masa depan mu jauh lebih baik dan bahagia nak, Aamiin” Kata Ny.Anga
“Jodha, mendengar ceritamu paman merasa
masih ada yang belum beres” Kata Tn Khaibar menyela
“Apa itu paman?” Kata Jodha penasaran
“Mengenai surat perjanjian yang dibuat oleh
ayah tirimu dengan Tn.Pratap. Seperti nya perjanjian itu masih berlaku Jodha,
menurut paman Tn.Pratap masih terus mencarimu untuk menikahkanmu dengan
putranya, seperti yang kau katakan Jodha bahwa Tn.Pratap merasa ditipu oleh
ayah tirimu. Sedikit banyak paman cukup mengenal bagaimana Tn.Pratap si pemilik
TERATAI ADVERTISING itu, ia bukan orang yang mudah menyerah untuk mendapatkan
sesuatu yang sudah dijanjikan padanya, apalagi dalam hukum perjanjian yang ia
buat dengan ayah tirimu itu sah adanya. Dalam dunia bisnis pun dia tak jarang melakukan
cara kotor demi memenangkan proyek besar, aku tidak menyangka ayahmu bisa
berhutang pada perusahaan nya, apalagi ini sudah bertahun-tahun setelah
kejadian itu, kemungkinan hutang itu terus bertambah dan ia tidak akan mudah
melepaskan mu, sesuai dengan surat perjanjian itu bahwa bukan uang yang ia
harapkan untuk melunasi hutang ayahmu tapi ia memintamu untuk menjadi istri
anaknya yang terkena penyakit AIDS. Paman tidak menakut-nakutimu sayang, paman
hanya ingin kau waspada, jika kau mau, kau boleh tinggal disini, Paman berjanji
akan menjagamu dari Tn.Pratap” Tn.Khaibar menjelaskan panjang lebar pada Jodha
“Benarkah Tn Pratap seperti itu paman?”
Jodha mulai merasa takut
“Ya Jodha” Kata Tn Khaibar lagi
“Jodha, lebih baik kau tinggal bersama kami
disini nak, itu akan jauh lebih baik buatmu,, hemm” Kata Ny.Anga
“Sebenarnya tujuan ku kesini selain untuk
menceritakan tentang kejadian Ruk, aku juga ingin berpamitan pada kalian paman,
bi” Jawab Jodha
“Berpamitan? Kau mau pergi Jodha? Kemana
sayang?” Ny.Anga penasaran
“Aku ingin melanjutkan hidupku dan memulai
kembali semuanya dari awal bi, jika aku tetap disini itu akan menyulitkan ku
memulai hidup yang baru, terlalu banyak kenangan pahit dan menyakitkan yang
kurasakan disini bi, aku telah kehilangan semua orang-orang yang ku sayangi
disini” Kata Jodha lemah
“Baiklah,, lalu kemana tempat yang kau
tuju?”
“Spanyol” Jawab Jodha
“Spanyol ?? Apa tidak terlalu jauh Jodha. Dengan siapa kau akan tinggal
disana?” Tn Khaibar bertanya cemas
“Jangan khawatir paman, bibi. Selama ini
aku sudah terbiasa tinggal sendiri dan mencari uang sendiri. Aku akan baik-baik
saja disana, aku janji” Kata Jodha meyakinkan
“Tapi sayang,, “
“Tidak apa-apa Bibi” (Jodha menyela ucapan
Ny.Anga). Tolong restui kepergianku, aku berjanji kalian akan sering menerima
kabar dariku nanti” Kata Jodha lagi
“Baiklah,,, Jika itu mau mu, lagipula
mungkin itu akan menjauhkan mu dari kejaran Tn.Pratap. Kami merestui kepergian
mu nak, jaga dirimu baik-baik disana. Kau ingat kami sudah menganggapmu anak
kami sendiri, jadi sering-seringlah mengabari orang tuamu ini,, hemm” Kata
Tn.Khaibar dan Ny.Anga
Tn Khaibar permisi sebentar dari sana dan
kembali dengan membawa sesuatu
“Jangan menolak dan ambilah ini untukmu” Kata Tn Khaibar menyerahkan sesuatu
yang ia bawa tadi
“Ini,, check paman?” Kata Jodha
Sesuatu yang diserahkan Tn Khaibar ke Jodha
adalah selembar check, dengan nominal uang didalamnya Rp 75.000.000,-
“Tapi paman,, maaf aku tidak bisa
menerimanya, ini terlalu besar untuk ku” Kata Jodha seraya menyerahkan kembali
check itu pada Tn Khaibar
“Jodha, kau akan pergi jauh nak dan biaya hidup di Negara-negara eropa sana
tidaklah murah, pakailah uang ini untuk membeli kebutuhan mu sebelum kau
mendapatkan pekerjaan disana, kami tidak ingin kau terlunta-lunta di negeri
orang sebelum kau mendapatkan pekerjaan. Terimalah Jodha, jangan kecewakan orang
tuamu ini sayang” Kata Ny.Anga membujuk Jodha
^^^^
Jodha berpamitan pulang pada orang tua Ruk,
begitu banyak pesan yang disampaikan oleh mereka padanya, sebenarnya mereka
sangat khawatir pada Jodha yang akan pergi jauh ke Spanyol seorang diri. Dan
dengan bujukan mereka juga akhirnya Jodha akhirnya menerima check yang
diberikan Tn Khaibar tadi padanya
“Benar kata bibi, selama aku belum
mendapatkan pekerjaan disana, aku bisa menggunakan uang ini untuk kebutuhan ku
nanti disana. Terima kasih Tuhan,,” Kata Jodha dalam hati
Saat Jodha telah keluar dari halaman rumah
Ruk, tidak sengaja ia berpapasan dengan Jalal
Jodha sedikit terkejut melihatnya, Jodha
ingin menyapa tapi ia yakin Jalal pasti akan mengabaikan nya, ia masih ingat
betul percakapan terakhir mereka dirumah sakit satu minggu lalu. Jodha kemudian
memutuskan diam saja dan melewatinya begitu saja, ia masih belum sanggup untuk
bicara ataupun meminta maaf pada Jalal.
“Biarlah,, aku akan mencoba untuk dekat dengan nya lain kali, saat ini dia
pasti masih marah dan menyalahkan ku dengan kecelakaan Ruk waktu itu,
bersabarlah Ruk aku pasti memenuhi janjimu” kata Jodha dalam hati
“Tunggu” Tiba-tiba Jalal memanggilnya,
reflek Jodha pun menghentikan langkah kakinya.
-To Be Continued-