Jodha senang bisa bersahabat lagi dengan
Ruk tapi entah mengapa ia juga merasa cemas dengan Ruk terutama dengan ucapaan
Ruk “Permintaan terakhir”, Jodha masih sibuk dengan lamunan nya, ia tidak
menyadari sudah berada di jalan raya dan tidak melihat lampu merah yang sudah
berganti Kuning dan sekarang Hijau. Tampak beberapa mobil mulai berjalan,
diujung sana sebuah mobil sedan tengah melaju begitu kencang dengan arah yang
tidak jelas, sopir didalam mobil itu seperti sedang mabuk, mobil semakin dekat dan dekat dengan Jodha
hingga sekarang tinggal 3 meter lagi jarak antara mobil itu menabrak Jodha tapi
tiba-tiba Jodha tersadar saat seseorang yang ia kenal meneriakan namanya.
“JODHAAAAA” dan tubuhnya terdorong ke trotoar,
ia melihat kebelakang tepat saat itu mobil sedan itu menghantam Rukayah, terdegar
bunyi hantaman cukup keras mengakibatkan tubuh Rukayah terpental jauh beberapa
meter dan berguling lalu masuk kedalam sungai deras dibawah sana, Jodha melihat
itu langsung berteriak histeris dan berlari tanpa memperdulikan sekitarnya “RUKAYAHHHHHHH,,,,,
TIDAKKKK”
Tanpa menghiraukan sekitarnya Jodha
langsung berlari secepat yang dia bisa menuju sungai demi mencari Rukayah,
teringat kembali saat-saat terakhir mereka bersama tadi dan canda tawa serta
kepolosan mereka sewaktu kecil. Jodha merasaka matanya yang mulai memanas dan
pandangan nya yang kabur karena air mata kembali mengalir tanpa bisa ia
bending.
Sedangkan si pengemudi sialan dan mobil yang
tadi menabrak Ruk telah dibawa masyarakat sekitar menuju kantor polisi dan
beberapa dari mereka berinisiatif menghubungi TIM SAR untuk membantu menemukan
korban yang hanyut yang tidak lain adalah Rukayah.
Jodha telah sampai di tepi sungai, karena
hari yang mulai gelap ia tidak bisa melihat dengan jelas tubuh Rukayah di dalam
sana dan tepatnya berada dimana, dengan segera Jodha melepas high heels dan
melempar tas nya ke samping, sebelum ia menceburkan diri ke dalam sungai yang
cukup deras itu, ia teringat sesuatu dan berteriak pada orang diatas sana untuk
mengambil handphone Rukayah dan segera menghubungi keluarganya.
Setelah mengatakan itu Jodha tidak perduli lagi
dengan teriakan orang diatas sana yang melarang nya terjun ke sungai tanpa
bantuan alat apapun, karena arus sungai yang deras serta air nya pun sangat
dingin terutama jika sudah malam begini juga terdapat banyak batu besar didalam
sana yang akan sangat berbahaya jika kita tidak bisa berenang dengan baik. Jodha
langsung menceburkan dirinya ke dalam sungai dan mulai berenang mengikuti arus
sungai,,, di fikiran nya hanya satu menemukan Rukayah secepat mungkin. “Bertahanlah
sahabatku” Lirihnya
15 Menit telah berlalu namun Jodha masih
belum berhasil menemukan Rukayah dan bantuan dari TIM SAR belum juga datang,
Jodha mulai kelelahan dan kedinginan tidak jarang tubuhnya menghantam batu-batu
besar yang berada didalam sungai, tapi dia tidak berniat sedikit pun untuk
berhenti sebelum menemukan Rukayah.
Akhirnya diatas sana TIM SAR sudah datang
dan segera menuju ke sungai, yang pertama mereka lakukan yaitu membawa Jodha ke
darat, karena akan sangat beresiko jika Jodha terus melanjutkan pencarian
nekatnya ini dan itu malah akan mempersulit mereka, awalnya Jodha menolak dan
meronta tidak mau saat mereka mencoba menariknya, namun setelah di bujuk dan
diyakinkan bahwa mereka pasti akan membawa temannya segera, Jodha akhirnya menurut
dan mau diajak ke daratan. Tubuh Jodha masih terduduk lemas di pinggiran
sungai, tatapan matanya tidak lepas mengamati sungai dan para TIM SAR, seorang dari
mereka memberinya handuk dan membantu melilitkan nya pada Jodha.
Jodha masih terlihat khawatir karena
semenjak tadi tidak ada tanda-tanda kalau Rukayah akan ditemukan, ia menangis
tertahan dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Tak dihiraukan nya tubuhnya
yang sudah menggigil kedinginan serta beberapa memar di sekitar lengan dan
kakinya.
Tak lama berselang orang tua Rukayah juga tiba disana. Ny.Anga yang sedari tadi
selama di perjalanan terus menangis tak kuasa saat para TIM SAR mengatakan
bahwa Rukayah belum juga ditemukan, Ny.Anga memaksa untuk ikut mencari Rukayah
didalam sana. Jodha yang mulai menyadari kehadiran orang lain di belakangnya
segera menengok dan menghampiri.
“Bi,, Bibi Anga, maafkan aku Bi,, hiks,,
hikss,,” Jodha terduduk di hadapan Ny.Anga, melihat itu Ny.Anga dan suaminya
kaget dan segera membangunkan Jodha
“Jangan seperti ini nak, siapa namamu, kenapa kau meminta maaf pada bibi?” Kata
Ny. Anga
“Aku,, Jodha bi”
“Hah,, Jodha,, Ya Tuhan,, kemana saja kau nak” Ny.Anga memeluk Jodha, tentu ia
sangat mengenal Jodha, saat mereka di Bali tidak jarang Jodha berkunjung bahkan
menginap di rumah Rukayah dan begitupun sebaliknya, sehingga baik kedua orang
tua Ruk dan Jodha sudah mengenal mereka satu sama lain. Saat memeluk Jodha, Ny.
Anga merasa memeluk putrinya sendiri.
Tiba-tiba dari bawah sana salah seorang TIM
SAR berteriak memberi tahu bahwa korban telah ditemukan, semua mengucap syukur
dan segera menyiapkan mobil Ambulance untuk membawa korban ke rumah sakit untuk
segera ditangani.
^^^^^^^^
Sekarang Rukayah sedang ditangani dokter,
Jodha masih terus menangis, ia tidak bisa memaafkan dirinya jika sesuatu
terjadi pada Rukayah. Orang tua juga Rukayah nampak gelisah terutama Ny Anga ia
tidak bisa menahan tangis melihat sang putri tercinta terbaring lemah dengan
begitu banyak luka dan darah yang mengalir di sekujur tubuhya, sudah 1 jam Ruk
ditangani namun belum ada dokter ataupun suster yang memberi informasi mengenai
kondisi Ruk saat ini.
Teman dan sahabat Ruk juga sudah banyak
yang mendatangi Rumah Sakit, termasuk Jalal tunangannya. Mereka melihat Jodha
dan beberapa dari mereka menaruh curiga yang besar padanya, Jodha menyadari
tatapan-tatapan tajam mereka padanya tapi untuk saat ini ia tidak memperdulikan
itu semua, bahkan dengan keadaan nya sendiri saat ini pun dia tidak perduli,
dress yang dikenakan nya sudah kering dibadan dan di lengan serta kakinya
nampak bekas memar kebiruan yang diakibatkan tubuhnya yang menghantam batu-batu
di sungai saat mencari Ruk tadi.
Setelah bertanya apa yang terjadi dengan
Ruk pada Tn.Khaibar dan mencoba menenangkan Ny.Anga, Jalal beralih menatap
Jodha, tersirat rasa ingin tahu yang besar di balik tatapan itu. Jalal sudah
tidak bisa menahan rasa penasaran nya pada Jodha, tanpa ba-bi-bu lagi segera ia
menyeret paksa lengan Jodha dan membawa nya ke salah satu lorong di Rumah Sakit
yang sepi. Sampai disana tanpa melepas cengkraman nya pada lengan Jodha, ia
mulai mencecar Jodha dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di dalam
pikiran nya sejak pertama tadi ia melihat Jodha.
“Kau,, Katakan padaku,,, Kenapa tunangan ku
bisa sampai tertabrak mobil dan jatuh kesungai?. Apa kau yang melakukan itu padanya?
Kau sengaja mencelakainya hah?!!” Bentak Jalal
Tiba-tiba Jodha meringis dan memegangi lengan nya yang di cengkram kuat oleh
Jalal, ia baru menyadari lengan nya memar, Jalal melihat itu dan melepaskan
lengan Jodha dengan kasar.
“Cepat jawab pertanyaan ku Jodha!!!” Jalal
benar-benar marah sekarang
“Ba,, Baiklah,,, aku akan menjawab pertanyaan mu. Rukayah menyelamatkan aku
dari mobil yang tadinya akan menabrak ku, dia tidak sempat menyelamatkan
dirinya sendiri sehingga mobil itu menghantam tubuhnya dan membuat dia
terpental dan berguling hingga ke sungai,, hiks,, hiks,,” Kata Jodha dengan
suara yang berat dan mulai menangis terisak.
“KAAUU !!!! Ternyata kau tidak penah
berubah, sejak dulu aku sudah mengatakan pada Ruk untuk tidak dekat-dekat
denganmu, karena kau selalu membuat onar dan kekacauan dimanapun kau berada,
tapi kali ini kau tidak bisa dimaafkan, kau sudah keterlaluan, kesalahan mu
fatal. Aku tidak akan memaafkan mu jika sesuatu yang buruk terjadi pada
tunangan ku. Arrrggghhhh” Jalal meninju tembok dengan tangan nya sendiri, Jodha
kaget melihatnya mungkin jika Jodha bukan wanita Jalal akan menghajarnya tanpa
ampun saat ini juga.
Seorang suster telah berada di belakang
mereka dan memberi tahu bahwa pasien yang bernama Rukayah sudah sadar dan ingin
bertemu dengan Jodha, secepat kilat Jodha langsung menuju ke ruangan Rukayah,
tak bisa dibayangkan betapa bahagianya dia mendengar Ruk sudah sadar. Tidak
dihiraukan nya lagi amarah dan perlakuan Jalal padanya barusan. Jalal juga
menuju keruangan Rukayah
Tapi saat Jodha sudah berada di depan
ruangan Rukayah, semua orang terlihat sedih “kenapa mereka terlihat tidak
sedih, bukankah Ruk telah sadar” Gumamnya dalam hati.
Melihat Jodha, Ny.Anga memeluknya dan mengajaknya masuk kedalam menemui Rukayah
“Cepat temui Ruk nak, dia sangat ingin
bertemu denganmu waktu nya tidak banyak lagi,,, hiks,, hiks,,”
“Bibi,, apa yang bibi katakan, Bukankah,,Bukankah Rukayah telah sadar Bi, dia,,
dia baik-baik saja kan” Jodha bingung dengan dengan ucapan Ny.Anga padanya tapi
ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Ruk,, sahabatnya,, BAIK BAIK SAJA
Jodha segera masuk kedalam menemui Rukayah
dengan di ikuti orang tua Ruk dan Jalal. Di dalam nampak Ruk terbaring lemah
dengan banyak selang di sekujur tubuhnya, dia sudah sadar tapi wajahnya terlihat
sangat pucat, dia berusaha tersenyum dan mengulurkan sebelah tangan nya pada
Jodha. Jodha segera menyambut uluran tangan Ruk dan langsung mendekatinya,
keduanya masih terdiam tapi seolah mata mereka tengah berbicara, Jodha tidak
bisa menahan air mata nya, ia menangis tersedu-sedu di samping Ruk, dibelai nya
kepala sahabatnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Ruk menikmati belaian
sahabatnya dengan sesekali memejamkan matanya, mungkin ini adalah terakhir
kalinya ia bisa merasakan belaian sahabat yang sangat disayanginya ini. Ruk
mencoba berbicara pada Jodha walau dadanya terasa sesak.
“Jo,,Dhahhh,,, heyy,,, apa aku,, tampak
begitu,,, menyedihkan,, sudah lah, berhenti mengeluarkan air mata buaya mu itu,..
Aku tidak tersentuh sama sekali” Ruk berusaha menghibur sahabatnya walau dengan
terbata-bata.
“Bisakah kau diam Ruk, jangan banyak bicara
dulu. Setelah kau sembuh kau boleh mengejek ku sepuasmu dan ku pastikan kalau
aku tidak akan diam saja, aku akan membalasmu,,,Kau lihat saja,, hiks,, hiks,,”
Jodha sangat sakit melihat keadaan Ruk yang lemah seperti ini. Tangan mereka
masih saling menggenggam satu sama lain.
Jalal yang melihat itu semua nampak
bingung, ada apa sebenarnya antara Jodha dan Rukayah. Ikatan emosi diantara
mereka sangat kuat dan sangat terlihat mereka saling menyayangi satu sama lain.
Tapi Jalal masih berusaha tetap diam dan kembali menahan rasa ingin tahunya.
“Kau mungkin,,, tidak punya kesempatan lagi,,
untuk,,, membalasku bodoh, karena,,, setelah hari ini,, akuh,,,” Kata Ruk lagi
tapi Jodha memotong ucapannya
“Cukup Ruk, jangan keras kepala. Diamlah,,, kau akan baik-baik saja dan harus
sembuh,, Aku mohon,,, hiks,, hiks,,” Jodha menutup mulut Ruk dengan tangan nya
menyuruhnya diam tapi Ruk memindahkan tangan Jodha dari mulutnya dan ia kembali
bicara.
“Tolong,, jangan hentikan,,, aku untuk,,,
bicara Jodha,, mungkin ini terakhir kalinya,,, kalian mendengar suaraku,,”
Jodha sudah hendak menutup kembali mulut Ruk tapi Ruk menatap Jodha seolah
memohon untuk tidak menghentikan nya kali ini, Jodha pun akhirnya pasrah, ia
memalingkan wajahnya ke samping ia tidak tahan melihat Ruk yang terus menahan
sakit seperti ini.
“Ibu,, Ayah,, Aku sangat,, bangga terlahir
sebagai putri kalian,, dan sangat,, bahagia,,” Ny.Anga yang sedari tadi sudah
menangis, kini semakin menjadi mendengar ucapan Ruk, ayahnya mencoba menguatkan
tapi di dalam hatinya ia juga menangis melihat keadaan putrinya seperti ini.
Mereka semua berada di sisi kiri dan dan kanan mengelilingi Ruk.
“Tidak usah,, menangis bu,, jangan antar
kepergian,,, ku dengan,,, air mata,, aku mohon,,”
Ny.Anga memeluk Ruk dan menciumi wajahnya dengan sayang, tidak ada kata yang
keluar dari mulut Ny.Anga, dadanya terasa semakin sesak mendengar ucapan Ruk
barusan.
“Dan kau Jodha,,, sahabat tersayang ku,,,
kau ingat aku punya 3 permintaan padamu tadi kan,, hmm,,, untuk permintaan ku
yang pertama (menjadi pendamping pengantin di hari pernikahan Ruk) kau,, tidak
usah bingung memilih,,, baju mana yang,,, akan kau kenakan,, karena itu,, tidak
akan pernah terjadi, kau senang?”. Jodha tidak bisa menjawab pertanyaan bodoh
Ruk ini, ia hanya menggeleng lemah dan air mata terus membanjiri pipinya. Ruk
hanya tersenyum melihat itu. Ruk kembali melanjutkan “Permintaan ku yang kedua
(tinggal di rumah Ruk setelah ia menikah), itu pun,, tidak usah kau,,, pikirkan
Jodhaahhh,, akuhh,, tidak ingin mengekangmu,, jika nanti kau tinggal di
rumahku,, aku,, aku,, yakin kau akan terus,, mengingatku dan,,, kembali
bersedih,, aku tidak suka jika kalian,, mengingatku dengan air mata kesedihan,,,
akhirnya orang tua ku tidak perlu report-repot mengurusi mu,, bukan begitu ayah
ibu?,,,” Kedua orang tua Ruk juga tidak bisa menjawab pertanyaan konyol putri
mereka ini, mereka hanya melihat satu sama lain. Ruk melanjutkan “Tapi untuk
permintaan ku yang ketiga (Jodha harus kembali menjadi Jodha yang dulu),, kau
harus mengikutinya Jodha,, harus,,, kembalikan lah Jodha Aurora sahabatku,,,
yang dulu dalam dirimu,, aku,, akan sangat,, senang jika kau mau,,
menurutinya,,, hemmm” Ruk kemudian terdiam, ia terlihat mengirup nafas panjang
dan kembali berbicara “Kau bersedia Jodha?” katanya lagi pada Jodha
“Iya sahabatku,, Rukayah Khan,, aku
bersedia” Jodha memeluk Ruk dan menghapus air matanya lalu mencium sayang
kening sahabatnya itu.
“Terima kasih,,,” Ujar Ruk pada Jodha, sejenak ia melihat Jalal dan tersenyum
padanya
“Ja,,lal,, Kau,, pria terbaik yang,, pernah
hadir dan mengisi hatiku,, Tapi ternyata Tuhan hanya mentakdirkan mu hanya
sebatas tunanganku saja,, tidak lebih,, aku sangat bersyukur dan aku juga bahagia
Jalal,,” Ruk tersenyum tulus pada Jalal.
“Jika kau sembuh,,, aku akan menjadi suami
mu Ruk dan aku akan membuatmu lebih bahagia lagi, kau harus sembuh Rukayah,,”
Jalal mendekati Ruk dan juga mencium kening Ruk.
“Tidak perlu Jalal,, aku,, baru menyadari jika,, jika,,kita jadi menikah,,
mungkin aku akan bahagia tapi tidak denganmu,, kau,, tidak mencintaiku,, jangan
terus membohongi perasaanmu,, berbahagialah dengan hidupmu Jalal,, menikahlah
dengan orang yang kau cintai,,, dan juga mencintaimu,,” Ruk memandang kearah
Jodha.
“Jodha,,, Pastikan Jalal menikah dengan orang
yang dia cintai,,, Jalal pria yang baik maka
ia sangat pantas mendapatkan cinta sejatinya,, kau,, harus berjanji padaku juga
untuk ini ,, Jodha,, Jangan biarkan dia mengulangi kebodohan nya seperti yang
ia lakukan padaku,,” Kata Ruk pada Jodha
Sejenak Jodha kelihatan bingung, kenapa
harus dia yang memastikan Jalal akan menikah dengan orang yang dicintainya atau
tidak, mana dia tahu bahkan ia tidak ingin tahu, lagipula ia tidak cukup dekat
dengan Jalal, bahkan tadi saat di lorong Jalal membentaknya dengan kasar dan
sangat marah padanya.
“Heyy,,, Bagaimana,,,?? Kau tidak keberatan
kan” Ruk menggoyang-goyangkan lengan Jodha lemah dengan sisa-sisa tenaga yang
dia punya. Jodha akhirnya menangguk lemah, apapun permintaan Ruk saat ini pasti
akan dia turuti, termasuk permintaan nya yang aneh ini menurut Jodha. Ruk
tersenyum puas kearah Jodha dan juga Jalal
“Baiklah,,, Terima kasih,,, semuanya,,
sekarang aku bisa pergi,, dengan tenang,, Ibu,, Ayah,, aku mencintai kalian,
jangan terus bersedih setelah kepergian ku,, Jodha,,, Jalal,,, Kalian sahabat
terbaik yang pernah hadir dalam hidupku,, aku sangat menyayangi kalian.. Aku,,
akuhh,, sudah tidak kuat lagi,, Maafkan aku atas,, semua,, kesalahankuhhh,,,,”
Dada Ruk semakin terasa sakit, ia menghirup nafas sedikit demi sedikit dan
semakin sedikit hingga matanya mulai terpejam, pegangan tangan nya pada jodha
dan ibunya semakin lemah dan terlepas, semua disana berteriak memanggil
dokter,,,
Mata Rukayah sudah tertutup rapat, dokter
segera memeriksanya selama beberapa saat tapi,,, Rukayah sudah benar-benar
pergi,, Innallillahi wa’inna ilaihi raji’un,,, dia sudah meninggalkan dunia ini
dan orang-orang terkasihnya.. Ny.Anga tidak kuat lagi dengan semua itu, ia
langsung jatuh pingsan.
Tn.Khaibar segera membawanya ke sofa dan
suster memeriksanya, Tn. Khaibar kembali ke samping Ruk dan terlihat ia
berbisik sesuatu “Pergilah dengan tenang sayangku, ayah mencintaimu,, sangat
mencintaimu nak” lalu dia mencium kening Ruk cukup lama, tampak setitik air di
sudut mata Tn Khaibar, ia lalu menyekanya dan menutup tubuh Ruk dengan kain
putih hingga menutupi wajahnya…