Untuk readers yang setia membaca fanfiction “aneh” ini (karena
karakter Jodha saya buat berbeda)
Saya ucapkan terima kasih banyak dan semoga tidak bosan dengan
jalan ceritanya juga terimakasih untuk setiap like dan comment yang selalu
mampir di setiap part nya.
Dan untuk waktu post nya, saya usahain tidak lama-lama, semoga
sabar menanti yaa,, hehehe
Semenjak saat itu Jalal tidak menyukai
Jodha dan ia terus berpesan pada Ruk untuk tidak dekat-dekat dengan Jodha.
Jalal tidak menyimpan dendam sama sekali pada Jodha, Jalal adalah pria yang berfikiran
dewasa, ia tidak ingin meladeni apalagi membalas dendam pada Jodha, kejadian waktu
ia anggap hanya angin lalu, walaupun saat itu Jalal sangat emosi pada Jodha
namun sekarang setelah ia memikirkan kembali tidak ada gunanya meladeni gadis
arrogant seperti itu, toh saat ini mobil nya sudah kembali seperti semula
walaupun demi itu semua tidak sedikit uang yang ia keluarkan namun ia tidak
mempermasalahkan itu, waktu nya terlalu berharga jika untuk di pusingkan dengan
memikirkan hal-hal bodoh seperti yang Jodha lakukan padanya.
Asyik dengan lamunannya hingga Jalal pun mulai terlelap dalam tidurnya dengan
tanpa sadar bahwa ia telah memikirkan Jodha sedari tadi.
Keesokan hari nya di kampus, Javeda Atifah
Benazir serta Bhaksi sudah berpencar untuk menyerahkan undangan Ruk pada
teman-teman mereka.
Nampak di salah satu sudut kampus, Jodha dan dua orang teman nya Shivani dan
Sukanya sedang membully (lagi) seseorang. “Bodoh,, bukankah sudah ku katakan
padamu untuk menyelesaikan tugas kami hari ini, kenapa sekarang belum selesai
juga??” Hardik Jodha pada gadis yang bernama Mehtab
“Ma,, Ma,, Maaf kan aku Jo, semalaman aku menjaga ibu ku di rumah sakit,
sehingga aku tidak sempat mengerjakan tugas-tugas kalian. Tapi aku janji hari
ini aku akan menyelesaikan semuanya” Jawab Mehtab dengan kepala menunduk tak
berani menatap Jodha yang ada di depan nya.
“Ibu??” Kata Jodha dalam hati dan itu seketika membuat nya sedih namun ia tidak
menampakan nya dan segera kembali memasang wajah mengancamnya pada Mehtab.
“PERCUMA !!! Tugas itu harus kami
presentasikan siang ini. Dasar bodoh,, kau benar-benar mengujiku Mehtab!!.
Guys,,, ambil tas nya dan buang semua isinya ke sungai belakang kampus kita.
Kalau kita tidak bisa mempresentasikan tugas kita maka gadis bodoh ini juga
tidak bisa.” Perintah Jodha pada Sukanya dan Shivani
Dengan kasar Shivani dan Sukanya merebut tas dari pelukan Mehtab dan membawa
nya menuju belakang kampus dan tanpa rasa bersalah sedikit pun mereka membuang
tas dan isinya itu ke sungai yang cukup deras di belakang kampus, setelah itu mereka
tertawa bersama.
Mehtab terduduk pasrah dan menangis tersedu-sedu di hadapan Jodha. Jodha yang
melihat Mehtab menangis bukan nya merasa iba malah terlihat semakin marah pada
Mehtab namun tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir pink indahnya, ternyata
bibir nya juga nampak bergetar terlihat ia seperti menahan suatu beban yang
berat dalam hatinya, menyadari ia mulai terbawa perasaan Jodha segera sadar dan
berkata “Tangisan tidak akan
mengembalikan sesuatu yang telah hilang Mehtab, tidak ada guna nya kau menangis
jika kau tidak berusaha untuk menemukan sesuatu yang hilang itu, kau malah
terlihat semakin lemah dan bodoh dengan menangis dan,,,aku benci air mata”
Jodha berkata datar tanpa ada amarah sedikitpun tidak seperti sebelumnya yang
meledak-ledak,
Mehtab yang mendengar itu langsung
mendongak-kan wajahnya pada Jodha dan melihat Jodha dengan tatapan aneh, dalam
hati ia merasa aneh dan tidak menyangka dengan apa yang dikatakan Jodha
barusan, dan ia menyadari bahwa apa yang baru saja dikatakan Jodha adalah
benar, tidak ada gunannya terus menerus menangisi sesuatu yang telah hilang
tanpa melakukan sesuatu. Tepat saat itu Shivani dan Sukanya telah kembali pada
Jodha. “Girls,, Aku sudah tidak semangat untuk melanjutkan kuliah hari ini, aku
ingin pulang saja, terserah kalian mau ikut denganku atau tidak” Ujar jodha
pada temannya seraya meninggalkan mereka dan Mehtab yang mulai meredam
tangisnya.
“Kami ikut” Ujar Shivani dan Sukanya bersamaan dan berlari mengimbangi langkah
Jodha.
Sebenarnya Jodha adalah salah satu mahasiswi yang cukup cerdas dan berprestasi di
kampus itu, jika ia mau maka dengan mudah ia bisa menyelesaikan sendiri tugasnya
itu, namun bukan Jodha namanya jika ia tidak mencari gara-gara atau membuat
ribut pada orang lain. Diantara mahasiswa/i lain sudah banyak yang mengadukan kelakuan
Jodha pada dosen dan rector di kampus mereka tapi sebagian para dosen percaya
tidak percaya dengan semua aduan itu, para dosen disana mengenal Jodha sebagai
gadis baik dan cerdas, bahkan ia sudah seringkali mewakili kampus nya mengikuti
kompetisi-kompetisi yang cukup bergengsi dan selalu mendapatkan hasil yang
memuaskan dan membanggakan untuk kampus mereka, selain itu ia juga sering
membuatkan makanan lezat untuk dosen-dosen disana. Yah,, itulah Jodha, dia
cukup lihai juga cerdik dan itu berhasil membuat dosen menjadi sayang dan
percaya padanya sehingga ia masih bisa dengan leluasa tetap kuliah disini,
salah satu kampus terbaik di negeri ini.
Sesaat sebelum mereka meninggalkan kampus, dari belakang nampak terdengar suara
seseorag memanggil dan berlari menuju mereka, Jodha pun menghentikan langkahnya
dan berbalik melihat siapa orang yang memanggil-manggil nya sedari tadi dan
ternyata itu adalah Bhaksi.
“Huh,, Huh,, Sejak kapan kalian tuli hah… Sedari tadi aku memanggil-manggil
kalian tapi tidak ada yang menoleh satu pun” Rutuk Bhaksi sambil menyeka
keringat di pelipisnya.
“Eh non,, kamu pikir apa yang kita lakukan sekarang, kita tidak hanya menoleh
tapi sudah berbalik menghadap mu saat ini. Puasss” Jawab Shivani pada Bhaksi
sedang Jodha hanya geleng-geleng kepala, Jodha melihat sesuatu yang di pegang
oleh Bhaksi. “Apa itu? Itu kah yang membuat mu sampai mengejar-ngejar kami
Bhaksi, jika memang iya cepat berikan pada ku, aku tidak punya banyak waktu
meladeni mu?” Kata Jodha pada Bhaksi dengan nada yang sangat menjengkelkan.
“Dasar,,, Iya,, ini,, ada undangan untuk kalian dari Rukayah, dia mengadakan
acara ulang tahun sekaligus pertunangan nya malam ini dan asal kalian tahu saja,,,
aku, Atifah, Benazir serta Javeda sangat amat berharap kalian tidak datang, aku
masih tidak habis pikir kenapa Rukayah sangat ngotot ingin mengundang kalian
para biang kerok di acara nya malam ini. Kami tidak akan membiarkan kalian mengacaukan
acara bersejarah Rukayah malam ini” Ujar Bhaksi pada Jodha cs dengan ketus, Sedangkan
Jodha tidak menghiraukan itu, ia sudah sangat sering mendengar orang berkata
ketus padanya sehingga itu sama sekali tidak berpengaruh apalagi sampai
membuatnya tersinggung.
“Waw,, Nona Bhaksi,, Kau dan teman-teman mu terlihat sangat perhatian sekali
pada Rukayah, kami sangat terharu mendengar nya,,, hahahaa” Sukanya tampak
mengejek pada Bhaksi
“Sudahlah guys,, kalian lihat Rukayah sudah mengundang kita dan rasanya tidak
baik jika mengabaikan undangan cantik ini, benar kan?” Ujar Jodha pada Shivani
dan Sukanya dengan senyum yang misterius, ia melanjutkan “Malam ini kita akan
datang di acara BERSEJARAH dari Rukayah dan kau Bhaksi, kita lihat saja apa kau
dan teman-teman mu bisa melindungi acara sahabatmu itu dari gangguan BIANG
KEROK seperti kami,, Hahahaa” Ucap Jodha pada Bhaksi dan disambut tawa oleh
Shivani dan Sukanya. Melihat itu Bhaksi semakin kesal dan langsung pergi
meninggalkan mereka.
Sore itu di kediaman Tuan Khaibar Khan
begitu sibuk, begitu banyak pelayan yang tengah mempersiapkan pesta untuk acara
nanti malam, sedangkan di kamar Ruk masih duduk asyik di depan meja rias nya
sambil terkadang tersenyum-senyum sendiri, ia benar-benar bahagia bahwa
sebentar lagi ia akan bertunangan dengan Jalal, pria yang sejak dulu sudah
mengisi hari-hari nya dan hatinya.
Di tempat lain Jalal pun tengah bersiap di kamarnya dan terdengar suara mama
nya yang memanggil dari luar sana, Jalal bergegas membukakan pintu. “Ada apa
mah? Sebentar lagi aku siap kok”
“Iya mama tahu nak,, emm,,,” Ujar mama Hamida sambil menatap putra nya, seperti
ada sesuatu yang ingin disampaikan nya pada Jalal namun ia nampak ragu-ragu.
Jalal masih sibuk memasangkan dasinya sendiri sehingga ia tidak menyadari
tatapan mama nya.
“Mah,,,” Jalal memanggil mama nya sesaat setelah ia mengenakan dasinya
“Ah,, ya sayang, ada apa. Kau sudah selesai, ayo cepat kita berangkat sekarang”
Jawab Ny.Ham agak sedikit gugup karena Jalal mengagetkan nya tadi.
“Heemm,,, ada apa mah? Apa ada yang mengganggu pikiran mama saat ini?” Jalal
mencoba bertanya
Ny.Hamida menarik napas panjang dan melihat Jalal lalu mengelus rambut cepak nya
dengan sayang, ia merasa ia harus menanyakan ini pada Jalal sebelum terlambat.
“Sebenarnya ada sesuatu yang ingin mama tanyakan pada mu nak?”
“Katakan mah, tidak usah ragu-ragu”
“Apa,, Apa,, kau bahagia dengan pertunangan ini nak? Apa kau mencintai Rukayah
seperti Rukayah mencintaimu? Karena mama merasa hanya Rukayah yang nampak
bahagia dengan perjodohan ini sedangkan kau terlihat biasa saja. Katakan anak ku, apa kau
keberatan dengan semua ini? Tidak
usah sungkan nak, mama justru akan merasa berdosa jika kau melakukan ini karena
terpaksa.”
Akhirnya Ny.Hamida mengeluarkan semua kegelisahan hatinya. Jalal yang mendengar
itu semua awalnya cukup terkejut, bagaimana mamanya bisa curiga padahal
menurutnya ia sudah sangat berusaha untuk ikut terlihat bahagia dengan
perjodohan ini tapi Jalal segera menyembunyikan keterkejutan nya supaya tidak
menambah curiga mamanya.
“Tidak mah,, aku bahagia dengan perjodohan
ini, kau lihat wajah putramu ini tidak henti-henti nya tersenyum setelah
mendengar bahwa aku akan di jodohkan dengan Rukayah dan lagipula dia sangat
mencintai ku dan keluargaku, aku yakin kami akan hidup bahagia nantinya. Tidak
usah khawatir mah” Jalal menjawab dengan tersenyum lebar dan mencium tangan
Ny.Hamida
Tapi tetap saja hati seorang ibu tak bisa
dibohongi, ia yakin perasaan nya benar bahwa putranya ini telah rela
mengorbankan hati dan perasaannya demi membahagiakan orang lain, Jalal tidak
mencintai Rukayah namun ia tidak bisa menolak perjodohan ini karena ia tidak
ingin menyakiti kedua belah pihak keluarga yang sudah menaruh banyak harapan
padanya. Mama berharap kau akan bahagia dengan cintamu kelak nak, siapapun dia
nantinya. Ny.Hamida berkata dalam hati
“Baiklah Jalal, mama hanya berharap kau
juga bisa merasakan cinta itu. Sudah ayo kita jalan sekarang”
Ny.Hamida meninggalkan kamar Jalal dan menyuruhnya untuk segera menyusul turun.
“Maafkan aku mah, aku tidak bisa jujur padamu kali ini, sebenarnya apa yang kau
khawatirkan itu benar adanya tapi tidak mungkin aku menolak perjodohan ini, karena
jika aku menolak nya aku akan menghancurkan dan meyakiti banyak hati orang yang
ku sayangi dan ku hormati selama ini dan persahabatan indah antara kalian dengan
orang tua Rukayah yang telah lama terjalin pasti akan putus dan berubah menjadi
permusuhan abadi, aku tidak ingin itu semua terjadi mah, aku tidak ingin menyakiti
dan melukai hati siapa pun. Aku harus mencoba lebih keras lagi untuk bisa
mencintai Rukayah, yah,, aku pasti akan bahagia hidup dengan nya, dia gadis
yang baik dan mencintaiku.” Gumam Jalal dalam hati berusaha menyemangati
dirinya sendiri.
Jalal beserta keluarga telah tiba di rumah
Tn.Khaibar dan acara pun segera dimulai, tampak begitu banyak tamu undangan
yang memenuhi area rumah Tn.khaibar yang sangat luas itu tidak terkecuali Jodha
cs yang telah hadir disana, mereka nampak berbisik dengan diselingi tawa
misterius, entah apa yang sedang mereka rencakan saat ini tapi apapun itu,
pasti akan membuat kerusuhan dan kekacauan.
Jalal dan Rukayah telah berdiri dengan anggun di sebuah panggung mini yang
bernuansa Biru Langit sesuai dengan warna kesukaan Rukayah.
“Baiklah selamat malam semua untuk para tamu undangan yang telah berkenan hadir
dalam acara kami malam hari ini, seperti yang anda ketahui semuanya malam ini
adalah malam perayaan hari ulang tahun putri cantik kami Rukayah Khan yang hari
ini genap berusia 21 tahun dan sekaligus acara pertunangan nya dengan Jalaludin
Akbar yang tidak lain adalah putra dari Tn.Humayun Akbar sahabat karib kami.” Tn.Khaibar mengucapkan beberapa kata sambutan
untuk acara putrinya malam ini
Rukayah semakin mempererat pelukan tangan
nya pada lengan Jalal, ia benar-benar bahagia malam ini, senyum manis tidak
pernah lepas dari bibirnya begitu pun dengan Jalal, setidaknya itulah yang
terlihat dari luar yang berusaha ditampakkan oleh Jalal.
Sebelum acara potong kue dan pemasangan cincin sebagai pengikat hubungan mereka,
saat ini diadakan photo bersama untuk kedua keluarga besar, di panggung sudah
berdiri Tuan & Nyonya Khaibar serta Rukayah dan Tuan & Nyonya Humayun
serta Jalal, mereka tampak bahagia dan saling berpelukan satu sama lain, sedang
dibawah sana sang photographer terus mengabadikan setiap moment berharga dari kedua
keluarga yang sedang berbahagia itu.
Di salah satu sudut taman, Jodha melihat
itu semua,,,