By
Seni Hayati
"Izinkan aku menjemput impian..
Meski aku yakin hati ini harus berbalut rindu..
Percayalah hanya dirimu lelaki yang mengisi penuh hatiku
Menyandra setiap hati lain yang berusaha merapat
Setiap malam aku akan kirimkan satu kontainer uangkapan CINTA
dalam tiap bait do'a malamku
Agar engkau dan aku yang kini melebur menjadi KITA terhubung
dalam asa dan mimpi yang sama
ANA UHIBBUKA FILLAH aku mencintaimu karena Alloh SWT
(Seni Hayati, Bandung 2015)
Pagi ini disela-sela sarapan Jalal minta izin pada keluarga tante Firna
untuk mengajak Jodha tinggal di Hotel untuk beberapa hari selama dia di
Jepang..tante Firna dan om Yusuf mengizinkan, mengerti akan privasi yang di
inginkan Jalal dan Jodha, hanya Hafiz yang kelihatannya ngotot
"Kenapa kalian tidak tinggal disini saja?..paling tidak aku bisa
meledekmu tiap pagi" celetuk Hafiz sambil tertawa jail ke arah Jalal yang
kini sedang memelotoyinnya..sedangkan Jodha tersenyum malu-malu dengan pipi
merona seperti tomat ranum, terlebih
teringat tragedi kissmark yang membuta Jalal harus mengenakan syal di musim
semi.
"Klo disini aku tak tahan dengan adanya makhluk tengil sepertimu
Fiz" Jalal menimpali, di sambut seringai Hafiz yang tanpa dosa
"Jo..klo Jalal kasar padamu kau lari saja..pintu kamarku selalu
terbuka untukmu" ucap Hafiz, ujung matanya melirik Jalal.
"Tenang saja Fiz..istriku masih bisa mentolerir prilaku
kasarmu..lagian lari padamu sepertinya itu alternatif terakhir yang akan di
pilih Jodha jika seluruh laki-laki dibumi telah musnah dan tinggal kamu
seorang..iya kan sayang"
Jodha mencengkram lutut Jalal yg duduk disampingnya..sebaigai alarm akan
bahasa Jalal yang keterlaluan. Jalal meletakan tangannya diatas jemari Jodha
tanda merespon signal alarm.
Seperti biasa tante Firna selalu Jadi penegah perang mulut anatara Jalal
dan Hafiz
"Tentu saja Jalal silahkan..Jodha kan istrimu, apalagi tante dengar
dari ammijanmu katanya kalian belum sempat bulan madu"
***
Selesai sarapan Jalal dan Jodha kembali ke kamar berkemas pakaian Jodha
seperlunya..mengingat sulit menemukan kostum Jodha di negeri sakura ini, baju
gamis yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh beserta hijab lebar khas Jodha.
"Sayang kita belum menelepon amijan"
Jalal membuaka laptop dan segera menghubungi ammijan..
"Assalamu'alaikum ammiku sayang"
"Wa'alaikumsalam..kamu berseri-seri sekali adakah yg membuatmu
bahagia?"
"Sepertinya permainan ammi sudah the end..Alloh tidak ingin
melihatku terlalu lama menderita..aku menemukan Jodhaku mi" suara Jalal
terdengar ber api-api
"Wow..jadi kalian sudah ketemu?..sudah baikan?" ammijan
terlihat sumringah
"Hemm..ya..kami menginap di rumah tante Firna..ammi bicara langsung
saja sama Jodha"
"Ammi...aku kangeen" suara Jodha manja merajuk pada ammijan
"Ammi juga kangen sayang..rasaya ammi pengin segera bertemu dengan
mu..ingin segera mendengar cerita pertemuanmu dengan Jalal..kalian tidur
bersama kan..dan bagaimana dia meluluhkan hatimu?" muka Jodha memerah
mendapat pertanyaan dari ibu mertuanya, Jalal segera mengambil alih
"Tenang mi..anakmu sudah berhasil menaklukannya..mmm mi..sepertinya
aku mau menambah jadwal kunjunganku di Jepang"
"Oh..ya tentu saja sayang..anggap saja ini honeymoon mu yang
tertunda..mm ammi pengin segera menimang cucu..rasanya di rumah ini sudah lama
tidak terdengar tangisan bayi"
"Oke..ammi sayang..misi akan segera di lakasanakan"
"Ya tentu..kalian akur disana, jangan berantem lagi..ammi harus
mempersiapkan bahan kuliah"
"oke..ammi ana uhibbuki fillah"
"Ana uhibbukum fillah"
Jalal segera menutup laptopnya..dia kini menatap genit pada Jodha
"Hai..ammi ingin segera punya cucu" Jalal mendekatkan wajahnya
pada Jodha mendaratkan beberapa ciuman di sekitar telinga Jodha, tangannya
segera menutup bibir Jalal,
sebelum bibir itu bergerak
merajalela
"Sayang..apa kita tidak jadi pergi ke hotelmu hemm?"
"Oh ya tentu..ayo!"
Jalal dan Jodha segera menemui keluarga tante Firna yang sedang
berkumpul di ruang keluarga, mereka berdua pamitan,
"Om..tante..kita pergi sekarang..aku pinjem Jodha dulu..nanti saya
balikin lagi dengan utuh"
"Oke sayang semoga harimu menyenangkan..jaga Jodha baik-baik
ya" ucap tante Firna, sedang Om Yusuf hanya mengangguk sambil
tersenyum..tangannya sibuk membuaka koran..adapun Hafiz bersikeras untuk
mengantar mereka
"Bro..mumpung aku lagi cuti, biarkan lah aku berbuat baik sama
kalian..aku janji ga akan gangguin..anggap aku supir pribadimu..lagian kalian
butuh seorang pemandu untuk mengelilingi kota Tokyo kan?" ucap Hafiz
"Sebenernya aku sangsi sama kamu Fiz..nanti kamu malah ngerecokin
bulan madu kami" Jalal dengan nada cuek mengutarakan keberatannya
"Hai man kamu berburuk sangka saja..gini-gini aku bisa berbuat
tulus tau." Jalal terlihat berbikir sejenak
"Oke..oke..aku terima kebaikanmu..tapi inget jangan
ngerecokin..sekali komentar aku lakban mulutmu ya!!" Jalal memberi
ancaman, mendapat intimidasi dari Jalal, Hafiz hanya cekikikan
"Siap..komandan aku janji" Hafiz mengacungkan jari telunjuk
dan jari tengahnya.
Hafiz duduk di belakang kemudi, sedangkan Jalal membukakan pintu untuk
Jodha sebelum akhirnya iya duduk di samping Jodha.
"Man..kamu duduk di depan dong..aku terlihat seperti supir
nih!" Hafiz protes
"Eit..ingat perjanjian kita..kamu bilang tadi siap jadi sopir
kami..pantang loh menjilat ludah yang sudah keluar"
Hafiz memutar bola matanya dengan kesal
"Oke..silahkan nikmati perjalanan bulan madu anda..Tuan ..Nona..tak
usah sungkan..anggap aku tidak ada" mendengar celotehan Hafiz Jalal dan
Jodha tak kuat menahan tawa
"Nah..gitu dong..jadi supir yang nurut" ujar Jalal sambil
sengaja pamer kemesraan di depan Hafiz dengan merapatkan duduknya kearah Jodha,
salah satu tangannya memeluk pundak Jodha, satu tangan lagi mengenggap jemari
Jodha dan meletakan diatas pangkuannya.
"Sayang..kamu yakin nanti ga akan ikut aa pulang ke Bandung?"
tanya Jalal sambil menatap Jodha dengan tatapan romantis yang dibalas dengan
tatapan sayu penuh cinta ala Jodha.
"Kalo aa ridho membiarkan saya meraih mimpi menyelesaikan study,
saya akan tetap disini..tapi klo aa ingin saya ikut kembali ke Bandung, saya
akan kembali, sebagai istri saya akan menurut apa kata suami, selama perintah
suami bukan dalam rangka bermaksiat pada Alloh"
"Ehm..cie..cie..romantis kali" Hafiz meledek sambil matanya
melirik kearah mereka dari spion
"Hai perusuh..diam..sepelum lakban melayang dan nemplok
dibibirmu!" ucap Jalal sambil melotot ke arah Hafiz
"Hehehe...sory..sory..silahkan lanjutkan"
"Hmm..seprtinya sebagai suami akupun harus belajar bijak, seperti
istriku..aa akan memdukungmu meraih mimpi sayang..meskipun pasti aa akan sangat
merindukanmu." (rasa geli ko muncul lg ya saat penulis nyebut
aa..heheh..abaikan)
"Hahaha..ci aa lebay nih" Hafiz ta tahan juga ngomentarin
"Hai mulut besar..klo ga diem..nanti bukan hanya lakban dapi
sepatuku yang melayang" bentak Jalal kesal
"Afwan aa..tadi lupa dikunci mulutnya..habis kamu manas-manasin
mulu sih..jadi kebelet pengin nikah juga nih" seru Hafiz sambil terkekeh
diatas kemudinya.”
"Fiz..antar kita langsung ke Dai Ichi Hotel saja" seru Jalal
"Lho..kalian tidak ingin keliling-keliling Tokyo dulu..mumpung ada
pemandu gratis nih" tawar Hafiz
"Hmm..sepertinya lebih asyik mengunci diri di kamar hotel bersama
istriku..dari pada jalan-jalan bersama pemandu gila yang bikin aku darah
tinggi..iya kan sayang?" Jalal bertanya pada Jodha,,yang ditanya tak kuat
menahan tawa, begitupula dengan Hafiz yang ngakak merasa puas telah membuat
Jalal senewen..
"Hahaha..bagus..bagus..klo kamu darah tinggi..berarti harapanku
lebih cepat terwujud untuk mendapatkan jandanya Jodha" lelucon Hafiz
membuat Jalal semakin geram saja
"Hai Fiz..kamu ga tau adab tertawa apa?" Jalal membentak Hafiz
yang segera membekap mulutnya dengan satu tangan
"Ups...tertawa juga ada adabnya toh pa Ustad??"
"Man..jaga tertawamu jangan sampai terlihat rongga mulut...nah gitu
tutup pakai tanganmu klo tidak ingin syetan masuk..Rosululloh klo tertawa tidak
pernah kelihatan gigi gerahamnya..satu lagi banyak tertawa itu mengeraskan
hati..dan ingat omaongan itu do'a jangan sembarangan ngomong..kamu nyumpahin
aku darah tinggi biar aku cepet ma..." Jalal tak sempat membereskan
kata-katanya karena mulutnya keburu di bekap Jodha
"Eit..jangan dilanjutin sayang, bibirmu belum kering berkata klo
omongan itu DO'A" ucap Jodha sambil mengeja kata terakhirnya..membuat
Hafiz yang melihatnya terkekeh
"Hehehe..senjata makan tuan"
Mereka telah sampai di pelataran Dai Ichi Hotel..Hafiz ikutan turun
"Mas Hafiz..jazakalloh sudah mau repot-repot nganterin kami"
ucap Jodha santun
"Sama-sama Jodha..apa sih yang engga buat kamu" jawab Hafiz sengaja
mancing emosi Jalal
"Ehm...hai di depan lakinya kamu masih berani merayu hmm? Pilih
mana yang mau aku tonjok?" tanya Jalal sambil pura-pura niupin kepalan
tangannya, membuat Hafiz berjalan menjauh mengitari mobil menjuju bagasi sambil
mengeluarkan tas yang berisi pakaian Jodha.
"Silahkan..tuan..nona..jalan duluan, saya akan antar perlengkapan
anda sampai tujuan"
"Jangan..jangan Fiz..cukup..sampai sini saja..aku tau klo kamu
sampai ikut masuk ke kamar kami..pasti
nanti bakalan sulit ngusirnya"
"Heh..aku cuma ga mau kalian berdua-dua-an..bukannya klo
berdua-dua-an yang ketiganya syetan"
"Ya Alloh Fiz..kami ini sudah nikah, ga bakalan ada syetan yang
nimbrung, yang ada kamu syetannya klo ngintilin kami terus"
"Hehehe..oke..oke man, sepertinya tonik pembuat darah tingginya
cukup segini dulu..selamat menikmati bulan madu dengan mengunci diri di kamar
(Hafiz menyeringai genit)..Jo ingat klo ci aa macem-macem call me ya..bantuan
segera datang..bahuku siap di pinjamkan untukmu" ucap Hafiz sambil ngacir
masuk ke dalam mobil karena melihat Jalal yang pura-pura mau melepas sepatunya
untuk melempar Hafiz.
***
Jalal menutup pintu kamar
"Selamat datang sayang" ucap Jalal sambil melemparkan tas
pakaian Jodha, dengan segera kedua tangannya memeluk Jodha dari belakang,
menyandarkan dagunya di pundak Jodha
"Jo..."
"Hmm.." jawab Jodha sambil menikmati perlakuan posesif
suaminya, tangannya bertumpu pada jemari Jalal.
"Rasanya..aa tak ingin melepas pelukan ini..berada di dekatmu
serasa menemukan kedamaian dunia..kau tau Jodha hal apa yang paling membuatku
bahagia?"
"Saat pengukuhan mu jadi presdir" jawab Jodha
"Bukan itu ternyata Jo..yang membuatku bahagia adalah ketika aa
menemukanmu dalam taman sakura"
"Apakah itu pertanda aa tidak jadi membiarkan aku tetap tinggal di
Jepang?" tanya Jodha
"Mm..meski dengan berat hati..aa akan mengizinkanmu tinggal di sini
sayang"
"Klo aa rindu gimana?"
"Ya..tinggal datangin kamu saja ke Jepang..gampang kan?..mm..tapi
untuk sekarang sepertinya kamu harus memberi suamimu "BEKAL" yang
banyak"
"Bekal?"
"Ya..BEKAL." jawab Jalal sambil mengangkat tubuh Jodha dan
melemparkannya keatas ranjang..selanjutnya hanya suara cekikikan mereka berdua
yang terdengar dari balik selimut.
***
Selesai sesi bercinta di pagi hari yang begitu indah, mereka masih betah
berlama-lama di atas tempat tidur, hanya berbalutkan selimut..dengan posisi
miring saling berhadapan, Jalal menyisir rambut Jodha menggunakan jemarinya
"Sayang..kamu tidak punya perasaan sama Hafiz kan?"
"Ya..tentu saja a..rasaku hanya untukmu..lagian aa tau sendiri
kelakuan Hafiz itu gimana..dia itu hanya bercanda"
"Aa percaya kamu mampu setia..meski aa tidak ada di sampingmu..meski sebagai laki-laki aa
bisa mengidentifikasi klo di balik candaan Hafiz dia mengagumimu"
Tiba-tiba HP Jalal berbunyi..membuat obrolan mereka terputus, Jalal segera
duduk mengenakan jubah tidurnya dan mengangkat telephon, dia berjalan menuju
balkon kamar Hotel. Tak berapa lama dia kembali lagi dengan muka kesal, membuat
Jodha yang melihatnya merasa cemas..Jodha segera duduk, melilit tubuhnya dengan
selimut
"Ada apa sayang?" tanya Jodha khawatir sambil menatap Jalal
yang kini duduk lemas di pinggir tempat tidur
"Mereka para investor dari Jepang membatalkan pertemuan nanti
siang..lebih tepatnya membatalkan investasinya" tak berapa lama, HP Jalal
kembali berdering
"Iya"
"..."
"Apa paman? Para pemegang saham ingin menjual sahamnya?"
"..."
"Dicurigai ada spekulan?"
"..."
"Oke..oke..aku segera kembali ke Bandung"
Jalal menutup HP nya, salah satu tangan menyapu wajahnya sambil mengucap
istighfar
"Ada apa a?"
"Kondisi perusahaan sedang tidak sehat..aku yakin ada tangan kotor
bermain di balik semua ini" Jalal nampak pusing, dia segera meletakkan kepalanya di pangkuan Jodha, perlahan
jemari Jodha membelai rambut suaminya
"Apa yang harus aa..lakukan sayang?" raut muka Jalal tampak
bingung.
"Kembalilah ke Bandung" Jodha memberikan sarannya
"Kamu ga apa-apa ditinggalin
aa?..hmm..honeymoon nya terhenti lagi"
"Iya..gpp sayang, selesaikan dulu
urusan pekerjaanmu..klo semuanya sudah beres, aa bisa kembali lagi ke
sini, sekalin menjemput istrimu"
***
Setelah mandi dan meniklmati keintiman mereka di kamar mandi, Jodha
membantu Jalal berkemas..Jalal terlihat murung
"Hai..aku tidak ingin melihat suamiku yang pencemas..tetap
optimis..serahkan semuanya pada sang pemilik kehidupan (Alloh)..semua yang kita
miliki itu titipan..tetaplah tersenyum menghadapi dunia..ingat kita tidak perlu
memiliki sembilan nyawa untuk memenangkan games..ingat juga tiga pertanyaan
besar tentang kehidupan..dunia itu bukan tujuan kita sayang"
Jalal segera memeluk Jodha..menempelkan hidungnya sepanjang hidung Jodha
"Jazakillah sayang..aku bersyukur masih memilikimu yang sanggup
menenangkan hatiku"
"Itu lah fungsiku sebagai istri"
Jalal perlahan mencium bibir Jodha..mencoba mencari ketenangan dalam
diri seorang wanita yang kini bergelar sebagai istrinya, ciuman perpisahan yang
akan selalu mereka kenang selama saling berjauhan.
* * *
* * * * * * * * * * * * * *