By Er
Lin...... Mobil Jalal telah sampai didepan rumah
Jodha. Jalal langsung keluar dari mobilnya dan berlari kecil untuk membukakan
pintu mobil untuk Jodha. Saat Jodha keluar dari mobil dan hendak berjalan ke
arah rumah nya Jalal dengan cepat meraih pergelangan tangannya. “Jangan lupa
besok malam ada acara pesta pengangkatan ku sebagai direktur departemen store
dan juga untuk memperkenalkan mu sebagai calon istri ku.”
Jodha
hanya diam dan tidak menjawab perkataan Jalal. Dia tau jika dia menjawab Jalal
hanya akan kembali membuatnya kesal. “ Berpakaian lah yang baik karna disana
akan banyak wartawan yang akan meliputnya.” Jelas Jalal lagi.
“Ya aku
mengerti” jawab Jodha sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jalal. Tapi
baru saja kakinya akan melangkah masuk kerumah, langkah kakinya terhenti saat
mendengar Jalal berteriak “ hey anak kecil.. Jangan lupa sikat gigi mu dan
berdo'a lah sebelum tidur.” Jalal mengatakan itu sambil tertawa sedangkan Jodha
langsung melihat kearah Jalal dengan tatapan marah dan bibir yang mengkerut.
Setelah
mengatakan itu Jalal kembali masuk ke dalam mobilnya dan mulai melaju kan
mobilnya. Selama dalam perjalanan Jalal selalu tersenyum saat dia mengingat
reaksi wajah Jodha saat marah karna selalu di goda olehnya.
****
Hari ini Jalal
sudah mulai bekerja di departemen store yang juga merupakan salah
satu milik akbar grup. Kantor Jalal berada di lantai paling atas dari gedung
itu. Karna lantai paling atas memang di gunakan sebagai kantor. Bukan hanya kantor Jalal
tapi juga kantor semua pegawai disana.
Siang
harinya saat Jalal akan keluar dari departemen store nya, dia melihat sebuah gaun
borkat panjang bewarna hitam yang juga berlengan panjang yang sedang di pajang di salah satu toko. Melihat itu Jalal langsung
mengentikan langkahnya lalu masuk ke dalam toko itu. Melihat gaun itu Jalal
langsung teringat sama Jodha. ”Dia pasti akan terlihat cantik memakai ini”
gumam Jalal sambil memegang gaun itu. Jalal lalu memanggil seorang pegawai dan
memintanya untuk membungkus gaun itu dan mengirimnya ke rumah Jodha. Jalal
sengaja tidak mengunakan namanya sebagai pengirim tapi justru menulis “untuk putri
kecil.”
Malam
harinya Jalal telah siap untuk menghadiri acara resmi pengangkatannya sebagai
direktur dan juga pengumuman pernikahaanya dengan Jodha. Dengan setelan jas
bewarna hitam yang senada dengan warna celananya dan di padukan dengan kemeja putih dan dasi Jalal sangat terlihat tampan.
Warna jas Jalal di sesuaikan dengan gaun Jodha yang telah di belikannya tadi siang. Jalal bercermin untuk terakhir kali untuk
memastikan tidak ada yang salah dalam penampilannya. Saat sudah merasa puas
dengan penampilannya Jalal langsung keluar dari kamarnya berjalan ke bagasi
mobilnya.
Dengan
audy hitamnya Jalal menjemput Jodha. Saat sampai dirumah Jodha, Jalal di sambut oleh ibu Jodha dan juga sujamal. “Kau tampan sekali Jalal..”
Kata meinawati yang kagum melihat penampilan Jalal malam ini. Mendengar itu Jalal
hanya mengeluarkan senyumannya yang khas, setelah mengatakan itu meinawati
langsung masuk lagi ke dalam untuk memanggil Jodha. Sedangkan Jalal menunggu Jodha
yang saat itu sedang berdandan sambil mengobrol ringan dengan sujamal.
Jodha
keluar dari dalam rumah dengan mengenakan gaun borkat hitam panjang yang Jodha
kira itu di belikan oleh ibunya. Dengan rambut yang di sanggul dan hanya anting-anting berlian sebagai perhiasannya Jodha
sangat terlihat cantik malam itu. Dengan melangkah hati-hati Jodha menghampiri Jalal
yang saat itu sedang berdiri di halaman luar dengan sujamal. Jalal terpana
dan tanpa berkedip menatap Jodha. Dengan pakaian apapun Jodha terlihat
mempesona dimata Jalal meski dengan riasan yang tipis. Untuk sesaat Jalal
tersesat dalam kecantikan Jodha, dan tersadar ketika Jodha bertanya “apakah
kita bisa berangkat sekarang?? Pasti pestanya telah di mulai.” Kata Jodha dengan nada menyindir. Jalal berusaha tersenyum
untuk menutupi rasa malaunya karna kepergok menatap Jodha dengan terpesona. “Baiklah
kita berangkat sekarang.” Kata Jalal lalu berpamitan dengan meinawati dan juga
sujamal.
Selama
dalam perjalanan Jalal sering mencuri-curi pandang untuk melihat Jodha.
Menyadari Jalal yang selalu melihat kearahnya dengan ketus Jodha bertanya “kenapa
kau selalu melihat ku??” “Gaun mu cantik” jawab Jalal langsung. “Ibu ku yang
membelikannya..” “Ibu mu pintar memilih gaun. Dia memilih gaun yang menutupi
seluruh tubuh mu karna dia tau tidak ada bagian dari tubuh mu yang bagus untuk di perlihatkan.” Kata Jalal yang kembali ingin menggoda Jodha.
“Kau
ini....? Tubuh ku bukan untuk di pertonton kan.” Jawab Jodha dengan kesal.
Jalal
langsung tertawa melihat Jodha yang kembali marah karna terpancing dengan
godaanya. “Aku tau itu Jodha, makanya aku membelikan mu gaun yang berlengan
panjang” kata Jalal dalam hatinya.
Tidak
kurang dari 20menit, mereka telah sampai di depan hotel. Jalal langsung keluar dari
mobilnya kemudian dia juga membuka kan pintu mobil untuk Jodha. Setelah itu Jalal
memberikan kunci mobilnya kepada petugas parkir yang saat itu mendekat
kearahnya. Mereka masuk kedalam lift yang akan membawa mereka ke lantai 5,
tempat diadakannya pesta. Ketika lift sudah sedikit lagi sampai ke lantai 5, Jalal
berkata “ kau nanti jangan jauh-jauh dari ku. Di depan pintu aula nanti pasti
akan banyak wartawan yang akan menunggu kita. Jika kau merasa gugup pegang saja
tangan ku. Haaa....aku lupa.” Jalal menghentikan kata-katanya kemudian melihat
kearah Jodha “kau kan tidak ingin melakukan kontak fisik dengan ku.” Kata Jalal
dengan tertawa kecil
Dan benar
saja, saat pintu lift terbuka mereka langsung di serbu
oleh wartawan. Dengan bantuan beberapa penjaga, Jalal dan Jodha perlahan-lahan
berjalan menuju pintu aula. Tapi naas saat Jodha hendak melangkah, sepatunya
miring hingga Jodha tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan hampir
terjatuh. Jodha pun dengan cepat menarik dasi Jalal dan..... tabrakan mulut
diantara mereka pun terjadi.
Tidak
cukup lama mereka dengan posisi itu, lampu dari kamera wartawan yang memotret
moment tabrakan bibir mereka, membuat mereka cepat tersadar dan menarik diri
masing-masing. Jodha dengan cepat membersihkan bibirnya dengan tangannya,
seolah-olah bibirnya telah terkena kotoran. Jodha membesarkan matanya, melihat
tajam kearah Jalal. Dengan isyarat bibirnya, Jodha bertanya kenapa Jalal
mencium bibirnya.
“Hati-hati
sayang....” Kata Jalal dengan tersenyum manis kepada Jodha. Jalal sadar saat
itu banyak wartawan yang sedang memotret mereka, hingga Jalal tidak mengubris
pertanyaan Jodha padanya. Jalal langsung merangkul pinggang Jodha, dengan
tersenyum kepada semua wartawan Jalal menuntun Jodha memasuki aula.
Dalam
perjalanan saat memasuki aula, Jodha memperlihatkan senyum manisnya kepada
semua tamu yang saat itu menatap kearah mereka berdua. Dengan setengah berbisik
Jodha bertanya “kenapa kau mencium ku tadi??”
“Kau yang
mencium ku dengan alasan menarik dasi ku.” Balas Jalal denga suara yang di pelan kan dan tetap memperlihatkan senyumannya kepada semua tamu.
Mendengar
itu Jodha langsung menolehkan wajah nya, melihat kearah Jalal dengan tatapan
kesal. Sedangkan Jalal membalas melihat Jodha dengan memperlihatkan senyuman
khasnya.
Dari
kejauhan ternyata ruqyah melihat moment ciuman bibir yang terjadi saat di depan aula tadi. Hatinya merasa hancur, dia masih belum bisa menerima Jalal
hidup dengan wanita lain. Meski selama ini Jalal selalu berkencan dengan banyak
wanita, tapi ruqyah tau saat itu Jalal tak pernah menggunakan hatinya saat
bersama mereka. Tapi tadi,,, ruqyah dapat melihat cinta di mata Jalal untuk Jodha. Mengetahuin kenyataan itu membuat hatinya
merasa hancur.
****
Terdengar
suara MC mengumumkan kedatangan Jalal, semua orang berdiri untuk menyambutnya.
MC mengumumkan Jalal sebagai Direktur baru di departemen store akbar grup, MC yang juga
adalah orang kepercayaan Jalal ~todarMal~ meminta Jalal untuk memberikan kata
sambutannya sebagai direktur baru. Dengan tangan kirinya yang masih melingkar di pinggang Jodha, Jalal menerima microfon yang di berikan todarmala kepadanya dengan menggunakan tangan kanannya. “Selamat
malam semuanya. Perkenal kan saya Jalalludin Mohammad Akbar direktur baru di departemen store akbar grup. Dengan jabatan ini saya akan bekerja
keras agar departemen store kita bisa berkembang lebih maju lagi hingga ke
mancanegara.” Kata Jalal dengan lancar dan di sambut dengan tepuk tangan dari seluruh
tamu yang hadir.
“Lalu
siapakah perempuan cantik yang ada disamping anda saat ini pak??” Tanya
todarmal
“Dia
adalah calon istri ku..” Kata Jalal sambil menatap Jodha dengan mesra. “Dia
adalah perempuan yang telah di pilihkan orang tua ku untuk menjadi
pendamping hidup ku. Meski ini adalah sebuah perjodohan bisnis tapi aku
langsung mencintainya saat pertama kali aku melihatnya.”
Semua
orang merasa terharu saat mendengar pernyataan cinta Jalal. Sedangkan Jodha,
wajahnya langsung berubah merah. Meski dia yakin apa yang di katakan Jalal adalah sebuah kebohongan, tapi tetap saja itu membuat
jatung nya berdetak cepat hingga membuat wajahnya langsung berwarna merah.
Setelah
memberikan kata sambutannya, Jalal menuntun Jodha ke sebuah meja yang khusus di sediakan untuk para tamu VIP. Jalal memperlihatkan perhatiannya kepada
Jodha di depan semua orang dengan menarik kursis untuk Jodha duduk, dan dengan
sedikit membungkuk Jalal berkata, “Sayaang, kau makan lah dulu. Aku mau pergi
mencari seseorang.” Dengan mengelus rambut Jodha dan mencium keninganya Jalal
pergi meninggalkan Jodha yang hanya terdiam mendapatkan perlakuan seperti itu
dari Jalal.
Jalal
mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tapi dia tetap tidak menemukan
Ruqyah. Saat kejadian di depan aula tadi, Jalal masih melihat ruqyah
yang dari jauh sedang melihat ke dirinya dan Jodha.. Tapi setelah itu dia tidak
melihat Ruqyah lagi. Jalal pergi kearah taman yang ada di belakang aula tersebut, dan benar saja dari balik kaca Jalal melihat
ruqyah sedang duduk sendirian disana. Jalal langsung menghampiri Ruqyah dan
duduk di samping nya.
“Sedang
apa kau disini ruqyah??” Tanya Jalal
Mendengar
suara Jalal, ruqyah menolehkan wajahnya melihat Jalal dan Jalal pun ikut
menolehkan wajahnya melihat ke ruqyah. Ruqyah menatap Jalal dengan intens,
sedangkan Jalal melihat ruqyah untuk menunggu ruqyah berbicara.
“Apakah
kau akan menikahinya Jalal?” Tanya ruqyah
Jalal
menolehkan wajahnya, melihat kearah depan. Jalal tidak menjawab pertanyaan
ruqyah, dia hanya diam.
“Aku tanya
apakah kau akan menikahinya Jalal?” Tanya ruqyah lagi.
Jalal
menganggukkan kepala, “Ya. Orangtua ku memilihnya untuk menjadi pendamping
hidup ku.”
“Meski kau
tak mencintainnya?” Selidik ruqyah
Jalal
hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan ruqyah.
“Aku minta
jangan lakukan itu. Kenapa kau harus menikahi perempuan yang tak kau cintai.
Sedang disini ada aku yang selalu setia disamping mu.” Ucap ruqyah yang saat
itu matanya sudah mulai berkaca-kaca
Jalal
kembali melihat kearah ruqyah,”Kau kan tau selama ini aku hanya menganggap mu
tak lebih dari teman ruqyah.”
“Tapi aku
mencintai mu Jalal. Selama ini aku selalau bertahan disamping mu. Bahkan dari
kita kecil, hanya ada kau dimata ku.”
“Maka dari
itu berhentilah ruqyah! Berhentilah untuk bertahan disamping ku. Karna sampai
kapan pun aku hanya akan menganggap mu sebagai teman.” Pinta Jalal.
Airmata yang
dari tadi coba ditahan nya kini akhirnya bobol juga saat mendengar perkataan Jalal.
“Jika kau tidak peduli dengan siapa kau menikah, lalu kenapa kau tidak mau
menikah dengan ku?. Perempuan itu.... Dia ingin menikah dengan mu hanya karna
membutuhkan uang mu.”Ruqyah berkata dengan menaikan nada suaranya.
“Jaga
bicara mu ruqyah, bagaimana pun dia adalah calon istriku.” Jalal berkata sambil
berdiri. Ketika dia akan pergi, ruqyah langsung menghentikannya dengan
memeluknya dari belakang. “Tapi aku tidak bisa tanpa mu Jalal.” Ruqyah berkata
sambil menangis.
Dan Jodha
melihat itu semua dari jauh, tapi sayangnya Jodha hanya melihat saat ruqyah memeluk
Jalal. Jodha tidak mendengar semuanya dari awal hingga akhir. Dirinya langsung
membalikkan tubuhnya, dadanya tiba-tiba terasa sesak melihat ruqyah memeluk Jalal
seperti itu. Sambil menekan dadanya, Jodha kembali ke tempat duduknya. Jodha
tidak tau kenapa hatinya terasa sakit melihat itu semua. Dia merasa seperti ada
seseuatu yang akan dirampas oleh orang lain dari dirinya. Tapi apa itu....???
Jalal
melepaskan tangan ruqyah yang melingkar di perutnya dan membalikkan tubuhnya menghadap
ruqyah. “Maaf kan aku ruqyah, tapi aku mencintai Jodha.” Kata Jalal dan
kemudian pergi meninggalkan ruqyah.
Jalal
kembali ke tempat Jodha. Setelah sampai di dekat Jodha, Jalal langsung meraih tangan Jodha.
“Kita pulang sekarang sayaang, aku merasa lelah.” Kata Jalal sambil menarik
pergelangan tangan Jodha.
Jodha
tidak berkata apa-apa, dia hanya mengikuti kemana Jalal menarik tangannya. Jalal
terus mengandeng tangan Jodha hingga sampai ke parkiran. Jalal membuka kan
pintu mobil untuk Jodha dan dengan lembut Jalal mendorong tubuh Jodha untuk
masuk ke dalam mobil. Selama dalam perjalanan mereka hanya diam. “Jodha apa kau
lapar?? Apa kau mau makan bakso??” Tanya Jalal tiba-tiba.
“Hah.....??”
Jodha menjawab karna merasa kaget dengan pertanyaan Jalal.
“Aku
sangat lapar.” Ucap Jalal. Tanpa menunggu jawaban dari Jodha, Jalal langsung
memutar mobilnya ke tempat penjual bakso biasa dia makan.
Selama
makan Jodha selalu menatap Jalal. “Apakah dia tidak akan mengatakan sesuatu
padaku?? Apakah dia tidak akan menjelaskan kejadian tadi saat dia bersama
ruqyah?.” Tanya Jodha dalam hatinya.
Merasa
selalu di lihat oleh Jodha, Jalal mengangkat kepalanya dan melihat kearah Jodha.
“Kenapa kau melihat ku terus? Apakah kau tidak suka makan bakso?” Tanya Jalal.
“Ha...
Tidak.. Aku suka kok.” Jawab Jodha dengan terbata-bata karna ketahuan telah
melihat Jalal dari tadi.
“Kalo gitu
makan lah yang cepat, setelah itu kita pulang.” Ucap Jalal yang kembali
melanjutkan makannya.
“Hhmmm Jalal
boleh kah bertanya sesuatu?” Tanya Jodha dengan ragu-ragu.
“Ya... Mau
tanya apa??” Jawab Jalal.
“Siapa
perempuan yang memeluk mu tadi?” Jodha bertanya dengan hati-hati dan sambil
menatap lurus ke wajah Jalal
“Haaa...” Jalal
terkejut mendengar pertanyaan Jodha sampai-sampai dia hampir tersedak. Jalal
meminum airnya dan menarik nafasnya sebentar lalu Jalal berkata “Dia...............”
Bersambung
FanFiction
Pelabuhan Terakhir Bagian yang lain Klik
Disini