Tidak
kurang dari 20menit, mereka telah sampai di depan hotel. Jalal langsung keluar dari
mobilnya kemudian dia juga membuka kan pintu mobil untuk Jodha. Setelah itu Jalal
memberikan kunci mobilnya kepada petugas parkir yang saat itu mendekat
kearahnya. Mereka masuk kedalam lift yang akan membawa mereka ke lantai 5,
tempat diadakannya pesta. Ketika lift sudah sedikit lagi sampai ke lantai 5, Jalal
berkata “ kau nanti jangan jauh-jauh dari ku. Di depan pintu aula nanti pasti
akan banyak wartawan yang akan menunggu kita. Jika kau merasa gugup pegang saja
tangan ku. Haaa....aku lupa.” Jalal menghentikan kata-katanya kemudian melihat
kearah Jodha “kau kan tidak ingin melakukan kontak fisik dengan ku.” Kata Jalal
dengan tertawa kecil
Dan benar
saja, saat pintu lift terbuka mereka langsung di serbu
oleh wartawan. Dengan bantuan beberapa penjaga, Jalal dan Jodha perlahan-lahan
berjalan menuju pintu aula. Tapi naas saat Jodha hendak melangkah, sepatunya
miring hingga Jodha tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan hampir
terjatuh. Jodha pun dengan cepat menarik dasi Jalal dan..... tabrakan mulut
diantara mereka pun terjadi.
Tidak
cukup lama mereka dengan posisi itu, lampu dari kamera wartawan yang memotret
moment tabrakan bibir mereka, membuat mereka cepat tersadar dan menarik diri
masing-masing. Jodha dengan cepat membersihkan bibirnya dengan tangannya,
seolah-olah bibirnya telah terkena kotoran. Jodha membesarkan matanya, melihat
tajam kearah Jalal. Dengan isyarat bibirnya, Jodha bertanya kenapa Jalal
mencium bibirnya.
“Hati-hati
sayang....” Kata Jalal dengan tersenyum manis kepada Jodha. Jalal sadar saat
itu banyak wartawan yang sedang memotret mereka, hingga Jalal tidak mengubris
pertanyaan Jodha padanya. Jalal langsung merangkul pinggang Jodha, dengan
tersenyum kepada semua wartawan Jalal menuntun Jodha memasuki aula.
Dalam
perjalanan saat memasuki aula, Jodha memperlihatkan senyum manisnya kepada
semua tamu yang saat itu menatap kearah mereka berdua. Dengan setengah berbisik
Jodha bertanya “kenapa kau mencium ku tadi??”
“Kau yang
mencium ku dengan alasan menarik dasi ku.” Balas Jalal denga suara yang di pelan kan dan tetap memperlihatkan senyumannya kepada semua tamu.
Mendengar
itu Jodha langsung menolehkan wajah nya, melihat kearah Jalal dengan tatapan
kesal. Sedangkan Jalal membalas melihat Jodha dengan memperlihatkan senyuman
khasnya.
Dari
kejauhan ternyata ruqyah melihat moment ciuman bibir yang terjadi saat di depan aula tadi. Hatinya merasa hancur, dia masih belum bisa menerima Jalal
hidup dengan wanita lain. Meski selama ini Jalal selalu berkencan dengan banyak
wanita, tapi ruqyah tau saat itu Jalal tak pernah menggunakan hatinya saat
bersama mereka. Tapi tadi,,, ruqyah dapat melihat cinta di mata Jalal untuk Jodha. Mengetahuin kenyataan itu membuat hatinya
merasa hancur.
****
Terdengar
suara MC mengumumkan kedatangan Jalal, semua orang berdiri untuk menyambutnya.
MC mengumumkan Jalal sebagai Direktur baru di departemen store akbar grup, MC yang juga
adalah orang kepercayaan Jalal ~todarMal~ meminta Jalal untuk memberikan kata
sambutannya sebagai direktur baru. Dengan tangan kirinya yang masih melingkar di pinggang Jodha, Jalal menerima microfon yang di berikan todarmala kepadanya dengan menggunakan tangan kanannya. “Selamat
malam semuanya. Perkenal kan saya Jalalludin Mohammad Akbar direktur baru di departemen store akbar grup. Dengan jabatan ini saya akan bekerja
keras agar departemen store kita bisa berkembang lebih maju lagi hingga ke
mancanegara.” Kata Jalal dengan lancar dan di sambut dengan tepuk tangan dari seluruh
tamu yang hadir.
“Lalu
siapakah perempuan cantik yang ada disamping anda saat ini pak??” Tanya
todarmal
“Dia
adalah calon istri ku..” Kata Jalal sambil menatap Jodha dengan mesra. “Dia
adalah perempuan yang telah di pilihkan orang tua ku untuk menjadi
pendamping hidup ku. Meski ini adalah sebuah perjodohan bisnis tapi aku
langsung mencintainya saat pertama kali aku melihatnya.”
Semua
orang merasa terharu saat mendengar pernyataan cinta Jalal. Sedangkan Jodha,
wajahnya langsung berubah merah. Meski dia yakin apa yang di katakan Jalal adalah sebuah kebohongan, tapi tetap saja itu membuat
jatung nya berdetak cepat hingga membuat wajahnya langsung berwarna merah.
Setelah
memberikan kata sambutannya, Jalal menuntun Jodha ke sebuah meja yang khusus di sediakan untuk para tamu VIP. Jalal memperlihatkan perhatiannya kepada
Jodha di depan semua orang dengan menarik kursis untuk Jodha duduk, dan dengan
sedikit membungkuk Jalal berkata, “Sayaang, kau makan lah dulu. Aku mau pergi
mencari seseorang.” Dengan mengelus rambut Jodha dan mencium keninganya Jalal
pergi meninggalkan Jodha yang hanya terdiam mendapatkan perlakuan seperti itu
dari Jalal.
Jalal
mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tapi dia tetap tidak menemukan
Ruqyah. Saat kejadian di depan aula tadi, Jalal masih melihat ruqyah
yang dari jauh sedang melihat ke dirinya dan Jodha.. Tapi setelah itu dia tidak
melihat Ruqyah lagi. Jalal pergi kearah taman yang ada di belakang aula tersebut, dan benar saja dari balik kaca Jalal melihat
ruqyah sedang duduk sendirian disana. Jalal langsung menghampiri Ruqyah dan
duduk di samping nya.
“Sedang
apa kau disini ruqyah??” Tanya Jalal
Mendengar
suara Jalal, ruqyah menolehkan wajahnya melihat Jalal dan Jalal pun ikut
menolehkan wajahnya melihat ke ruqyah. Ruqyah menatap Jalal dengan intens,
sedangkan Jalal melihat ruqyah untuk menunggu ruqyah berbicara.
“Apakah
kau akan menikahinya Jalal?” Tanya ruqyah
Jalal
menolehkan wajahnya, melihat kearah depan. Jalal tidak menjawab pertanyaan
ruqyah, dia hanya diam.
“Aku tanya
apakah kau akan menikahinya Jalal?” Tanya ruqyah lagi.
Jalal
menganggukkan kepala, “Ya. Orangtua ku memilihnya untuk menjadi pendamping
hidup ku.”
“Meski kau
tak mencintainnya?” Selidik ruqyah
Jalal
hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan ruqyah.
“Aku minta
jangan lakukan itu. Kenapa kau harus menikahi perempuan yang tak kau cintai.
Sedang disini ada aku yang selalu setia disamping mu.” Ucap ruqyah yang saat
itu matanya sudah mulai berkaca-kaca
Jalal
kembali melihat kearah ruqyah,”Kau kan tau selama ini aku hanya menganggap mu
tak lebih dari teman ruqyah.”
“Tapi aku
mencintai mu Jalal. Selama ini aku selalau bertahan disamping mu. Bahkan dari
kita kecil, hanya ada kau dimata ku.”
“Maka dari
itu berhentilah ruqyah! Berhentilah untuk bertahan disamping ku. Karna sampai
kapan pun aku hanya akan menganggap mu sebagai teman.” Pinta Jalal.
Airmata yang
dari tadi coba ditahan nya kini akhirnya bobol juga saat mendengar perkataan Jalal.
“Jika kau tidak peduli dengan siapa kau menikah, lalu kenapa kau tidak mau
menikah dengan ku?. Perempuan itu.... Dia ingin menikah dengan mu hanya karna
membutuhkan uang mu.”Ruqyah berkata dengan menaikan nada suaranya.
“Jaga
bicara mu ruqyah, bagaimana pun dia adalah calon istriku.” Jalal berkata sambil
berdiri. Ketika dia akan pergi, ruqyah langsung menghentikannya dengan
memeluknya dari belakang. “Tapi aku tidak bisa tanpa mu Jalal.” Ruqyah berkata
sambil menangis.
Dan Jodha
melihat itu semua dari jauh, tapi sayangnya Jodha hanya melihat saat ruqyah memeluk
Jalal. Jodha tidak mendengar semuanya dari awal hingga akhir. Dirinya langsung
membalikkan tubuhnya, dadanya tiba-tiba terasa sesak melihat ruqyah memeluk Jalal
seperti itu. Sambil menekan dadanya, Jodha kembali ke tempat duduknya. Jodha
tidak tau kenapa hatinya terasa sakit melihat itu semua. Dia merasa seperti ada
seseuatu yang akan dirampas oleh orang lain dari dirinya. Tapi apa itu....???
Jalal
melepaskan tangan ruqyah yang melingkar di perutnya dan membalikkan tubuhnya menghadap
ruqyah. “Maaf kan aku ruqyah, tapi aku mencintai Jodha.” Kata Jalal dan
kemudian pergi meninggalkan ruqyah.
Jalal
kembali ke tempat Jodha. Setelah sampai di dekat Jodha, Jalal langsung meraih tangan Jodha.
“Kita pulang sekarang sayaang, aku merasa lelah.” Kata Jalal sambil menarik
pergelangan tangan Jodha.
Jodha
tidak berkata apa-apa, dia hanya mengikuti kemana Jalal menarik tangannya. Jalal
terus mengandeng tangan Jodha hingga sampai ke parkiran. Jalal membuka kan
pintu mobil untuk Jodha dan dengan lembut Jalal mendorong tubuh Jodha untuk
masuk ke dalam mobil. Selama dalam perjalanan mereka hanya diam. “Jodha apa kau
lapar?? Apa kau mau makan bakso??” Tanya Jalal tiba-tiba.
“Hah.....??”
Jodha menjawab karna merasa kaget dengan pertanyaan Jalal.
“Aku
sangat lapar.” Ucap Jalal. Tanpa menunggu jawaban dari Jodha, Jalal langsung
memutar mobilnya ke tempat penjual bakso biasa dia makan.
Selama
makan Jodha selalu menatap Jalal. “Apakah dia tidak akan mengatakan sesuatu
padaku?? Apakah dia tidak akan menjelaskan kejadian tadi saat dia bersama
ruqyah?.” Tanya Jodha dalam hatinya.
Merasa
selalu di lihat oleh Jodha, Jalal mengangkat kepalanya dan melihat kearah Jodha.
“Kenapa kau melihat ku terus? Apakah kau tidak suka makan bakso?” Tanya Jalal.
“Ha...
Tidak.. Aku suka kok.” Jawab Jodha dengan terbata-bata karna ketahuan telah
melihat Jalal dari tadi.
“Kalo gitu
makan lah yang cepat, setelah itu kita pulang.” Ucap Jalal yang kembali
melanjutkan makannya.
“Hhmmm Jalal
boleh kah bertanya sesuatu?” Tanya Jodha dengan ragu-ragu.
“Ya... Mau
tanya apa??” Jawab Jalal.
“Siapa
perempuan yang memeluk mu tadi?” Jodha bertanya dengan hati-hati dan sambil
menatap lurus ke wajah Jalal
“Haaa...” Jalal
terkejut mendengar pertanyaan Jodha sampai-sampai dia hampir tersedak. Jalal
meminum airnya dan menarik nafasnya sebentar lalu Jalal berkata “Dia...............”
Bersambung
FanFiction
Pelabuhan Terakhir Bagian yang lain Klik
Disini