Malam ini
acara pertemuan keluarga Jodha dan keluarga Jalal akan di lakukan. Pertemuan dua keluarga itu diadakan di sebuah restorant yang ada di sebuah hotel berbintang dan juga merupakan
hotel milik Akbar Grup.
Sebelum
pertemuan itu, siang ini Jodha akan bertemu dengan suryabhan. Jodha ingin
memberitahu suryabhan tentang perjodohannya sebelum dia bertemu dengan keluarga
Jalal. Jodha sudah menunggu suryabhan di restorant yang berada dekat dengan kantor
suryabhan. Setelah 10menit menunggu akhirnya suryabhan datang. “Maaf sayaang
aku terlambat.”Kata suryabhan yang langsung mencium kening Jodha dan kemudian
duduk di depan Jodha.
“Tidak
apa-apa” jawab Jodha dengan tersenyum yang dipaksakannya untuk menutupi rasa
gugupnya.
“Tadi
dikantor banyak kerjaan, ibu mu sudah mendapatkan suntikan dana hingga bisa
membayar lunas semua gaji karyawan. Jadi hari ini aku akan sedikit sibuk dengan
itu.” Jelas suryabhan.
Jodha
hanya diam bahkan dia tidak begitu mendengar suryabhan bercerita, dia terlalu
sibuk dengan pikirannya sendiri. Jodha tidak tau harus memulai cerita dari mana,
apalagi saat ini suryabhan terlihat bahagia karna akhirnya perusahaan tempatnya
bekerja telah mendapat suntikan dana hingga terhindar dari kebangkrutan.
Suryabhan memang bekerja di perusahaan orangtua Jodha, bahkan pertemuan
Jodha dengan suryabhan pun terjadi pertama kali di kantor
ayah Jodha. Jodha yang saat itu sedang main ke indonesia karna sedang libur
kuliahnya yang di amerika.
Melihat Jodha
yang melamun, surya menyadarkan Jodha dengan mengenggam tangan Jodha. “ Kau
kenapa hanya diam Jodha?? oh ya katamu tadi di telpon ada hal penting yang ingin kau
bicarakan. Apa itu sayaang??”
“Kita
makan saja dulu baru setelah itu kita bicarakan.” Kata Jodha yang saat itu
kebetulan pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.
Sejenak
mereka hanya diam dan menikmati sesi makan siang mereka. Selama dalam makan pun
Jodha masih terus berpikir bagaimana cara menyampaikannya kepada surya. Setelah
selesai makan surya langsung menyuruh Jodha untuk mengatakan apa yang ingin Jodha
bicarakan. Jodha menarik nafasnya sebentar lalu setelah itu Jodha menceritakn
semuanya kepada surya bahwa dirinya akan menikah dengan pria yang telah di jodohkan oleh ibunya.
Diluat
perkiraan Jodha, surya hanya diam dan tak bereaksi apa-apa saat mendengar apa yang
Jodha sampaikan padanya, meski terlihat jelas kemarahan di wajahnya. Jodha terus menunggu reaksi dari surya, Jodha bahkan telah
siap jika surya akan marah-marah atau membenci dirinya. Setelah menunggu
beberpa menit surya yang hanya diam tiba-tiba berdiri dari duduknya dan pergi
meninggalkan Jodha sendirian tanpa berkata apapun. Bahkan Jodha belum sempat
menyampaikan permintaan maafnya.
***
Jodha
sujamal dan meinawati telah berangkat menuju restorant untuk bertemu denga
keluarga Jalal. Meinawati sangat bahagia dan itu terlihat jelas di wajahnya. Sangat berbeda dengan Jodha yang hanya diam selama dalam
perjalanan. Jodha masih teringat dengan surya, Jodha sangat merasa bersalah
kepada surya.
Akhirnya
mobil mereka berhenti di depan sebuah hotel yang megah. Dari luar
hotel yang bangunannya berdisain ala eropa sangat mencerminkan bahwan
pengunjung yang menginap di hotel ini adalah orang-oarang berkelas
atas. Baru saja mereka masuk ke dalam hotel, mereka telah di sambut oleh seorang wanita cantik yang memang telah menunggu mereka
dari tadi. Wanita ini mengantarkan keluarga Jodha ke sebuah ruangan yang ada di dalam restoran itu. Sebuah ruangan yang memang khusus disiapkan untuk
pertemuan kedua keluarga ini.
Didalam
ruangan itu telah menunggu tuan akbar dan istrinya hamida bano beserta Jalal yang
malam itu terlihat sangat tampan. Jalal yang saat itu mengenakan setelah jas
bewarna silver yang senada dengan warna celananya. Serta di padukan dengan kemeja putih yang memperlihatkan tubuhnya yang berotot.
“Maaf kami
terlambat” kata meinawati saat masuk kedalam ruangan itu.
“Ahh..
Tidak apa-apa nyonya meinawati. Kami juga baru sampai.” Jawab tuan akbar dengan
ramah.
“Kami juga
mengerti bahwa anak gadis membutuhkan banyak waktu untuk berdandan agar
terlihat cantik.” Ucap hamida bano menggoda Jodha. Dan Jodha hanya tersenyum
mendengar itu.
“Baiklah
sebaiknya kita semua duduk dan mulai makan malamnya.” Kata tuan akbar.
Setelah
semua orang kembali duduk, pelayan mulai menyajikan makan malam mereka semua.
Mereka menikmati makan malam itu dengan di selingi obrolan ringan. Berbeda dengan Jalal
yang matanya tidak pernah lepas menatap kearah Jodha. Dari pertama Jodha masuk
tadi, Jalal langsung terpesona dengan penampilan Jodha malam ini. Jodha yang
dilihatnya malam ini sangat berbeda dengan Jodha yang di lihatnya di cafe saat itu. Saat itu penampilan Jodha
sangat terlihat tomboy, tapi malam ini dengan dress bewarna pink sepanjang lutu
memperlihatkan sisi kewanitaan Jodha. Serta bando yang menghiasi kepalanya
membuat rambut yang sengaja di biarkan tergerai semakin terlihat indah.
Tapi saat mata Jalal melihat kearah bawah, Jalal langsung tersenyum karna
lagi-lagi wanita ini hanya menggunakan sepatu flat. Penampilan Jodha yang
seperti inilah yang berbeda dengan wanita-wanita yang selama dia kencani, dan
ini membuat Jalal semakin tertarik kepada Jodha.
Saat
waiters tengah bersiap-siap akan menghidangkan hidangan penutup, Jodha
memberanikan dirinya untuk berbicara kepada semua orang yang ada disana. “Maaf
om tante dan ibu, bolehkah aq menikmati dessert ini diluar berdua dengan Jalal???
Ada hal yang ingin aku bicarakan berdua dengan Jalal, om tante...” Jodha
berbicara sambil melihat kearah tuan akbar dan nyonya hamidah secara
bergantian. Sedangkan Jalal langsung memberikan senyuman mautnya kepada Jodha
saat mendengar permintaan Jodha itu.
Tuan
akbar, nyonya hamida, meinawati dan sujamal, mereka pun saling pandang dan
tersenyum penuh arti saat Jodha mengatakan itu. Sambil melirik kearah Jodha dan
Jalal secara bergantian, hamidah berkata dengan lembut “ Tentu boleh sayaang,
tante mengerti kalian berdua membutuhkan waktu berdua untuk bisa saling
mengenal.” Lalu hamida berkata pada anaknya “ Dan kau Jalal, bersikap lah yang
baik dihadapan calon menantu ibu. Jika kau berani macam-macam kau akan menerima
hukumannya dirumah.” Ancam hamidah yang membuat semua tertawa.
Akhirnya Jalal
dan Jodha berjalan keluar dengan membawa dessert mereka masing-masing. Mereka
memilih tempat duduk yang ada di halaman restoran yang kebetulan sekali
malam itu diterangi dengan sinar bulan. “Baiklah sekarang katakan apa yang
ingin kau bicarakan.” Kata Jalal yang saat itu telah duduk di hadapan Jodha.
Jodha
meletakan piring dessert nya di tengah meja, lalu dia melipat kedua
tangannya di atas meja. Sambil menatap tajam kearah Jalal,
Jodha berkata “ aku akan langsung saja. Kau pasti tau kalo perjodohan kita ini
terjadi karna kerja sama bisnis.”
Jalal
hanya menganggukkan kepalanya sambil terus menikmati dessert “ ya lalu??”
Katanya.
“Karna itu
aku ingin membuat perjanjian” kata Jodha
“Perjanjian
apa??” Tanya Jalal yang saat itu masih menikmati dessert nya.
“Aku ingin
setelah kita menikah nanti tidak terjadi kontak fisik. Maksud ku_______” Jodha
tidak melanjutkan perkataannya, dia menunggu untuk melihat reaksi Jalal.
Benar
saja, Jalal langsung berhenti menikmati dessert nya. Jalal langsung mengangkat
kepalanya dan melihat kearah Jodha. “Kontak fisik??” Tanya nya dengan
mengkerutkan keningnya
“Maksud
ku..” Jodha menarik nafasnya sebentar. “Aku tau kau pasti juga terpaksa
menerima perjodohan ini. Jadi selama kita belum bisa menerima satu sama lain
sebagai pasangan suami istri, aku minta kita tidak melakukan kontak fisik.”
Jalal
langsung menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi lalu melipat kedua tangannya
ke dadanya . “Kau tadi bilang bahwa ini adalah sebuah kerjasama bisnis kan??.
Lalu keuntungan apa yang aq dapat dari perjodohan ini jika kau tidak ingin
melakukan kontak fisik dengan ku??” Tanya Jalal
“ Apakah
itu berarti kau menginginkan kontak fisik dengan ku setelah menikah??” Tanya Jodha
balik sambil melebarkan matanya.
“Hhahaha...
Tidak ada dari bagian tubuh mu itu yang membuat ku bergairah. Tubuh datar
seperti anak kecil begitu” Jalal berkata sambil memajukan dagunya menunjuk
kearah dada Jodha.
Mendengar
perkataan Jalal, Jodha pun ikut melihat kearah dadanya. Lalu dengan wajah marah
Jodha berkata “apa kau bilang, tubuh seperti anak kecil??”
Jalal
menganggukkan kepalanya dan tersenyum senang melihat wajah Jodha yang merah
karna menahan amarahnya.
Jodha
mendesah berat untuk menahan emosinya “kalo begitu tidak ada masalah dong kalo
selamanya kita tidak akan pernah melakukan kontak fisik. Bukankah tadi katamu
kau tidak bergairah melihatku??”
“Lalu
keuntungan apa yang aku dapat dari perjodohan ini?? Kau tau kan keluarga ku
harus mengeluarkan banyak uang untuk pernikahan ini??”
“Bukan kah
keluarga mu sudah mendapat 35% saham di perusahaan orang tua ku?? Menurut ku itu
adil.” Kata Jodha.
“Tapi itu
tidak sebanding dengan kesialan yang aku dapat dengan menerima perjodohan ini??”
Kata Jalal lagi.
“Apa??
Kesialan katamu?? Apakah itu berarti menikah dengan ku bagi mu adalah sebuah
kesialan??” Tanya Jodha dengan nada tinggi karna dia merasa terhina dengan
perkataan Jalal.
Dengan
menganggukkan kepalanya Jalal berkata “ itu kau tau... Kalo aku mau, aku bisa
menikahi wanita yang bertubuh seksi seperti model. Tapi karna kerjasama bisnis
ini aku harus hidup sama wanita yang memiliki tubuh seperti anak kecil”
“Ya
Tuhan...” Jodha menarik nafasnya “Bukan kau saja yang merasa sial tapi aku juga
merasa sial karna harus hidup sama pria yang ingin menikah hanya karna ingin
melakukan kontak fisik.” Jawab Jodha dengan kesal
“Aku pria
normal” jawab Jalal dengan cuek sambil mengangkat kedua pundaknya.
“Baiklah,
katakan apa yang kau mau??” Tanya Jodha
“Aku mau
kau selalu datang setiap kali aku memanggil mu. Jika tidak..... Maka perjanjian
kerjasama ini batal, dan kau harus membayar ganti ruginya dua kali lipat. Ayah
ku bahkan sudah menyuntikkan dana ke perusahaan orang tua mu.”
“Baiklah..
Aku setuju.” Jawab Jodha dengan pelan dan diwajahnya masih terlihat
kekesalannya kepada Jalal.
“Kalo
begitu, apakah aku bisa melanjutkan makan ku.” Tanya Jalal yang tersenyum
kemenangan karna telah berhasil membuat Jodha menuruti permintaannya.
***
Saat akan
pulang Jalal dengan sengaja mengatakan di depan semua orang bahwa dia akan mengantar Jodha
pulang, Jodha sendiri tidak bisa menolaknya karna ibunya dan nyonya hamida
langsung memberikan izin. Selama dalam perjalan pulang Jodha selalu diam, dia
bahkan menolehkan wajahnya melihat kearah luar melalui kaca mobil yang ada di sampingnya. Sedang Jalal hanyan curi-curi pandang melihat kearah Jodha.
Untuk menghilangkan keheningan akhirnya Jalal memulai percakapan “baju mu
cantik Jodha.....”
“Akhirnya
kau sadar bahwa aku ini cantik” jawab Jodha tanpa melihat kearah Jalal.
Jalal
tertawa kecil “ aku tidak bilang kau cantik , tapi aku hanya bilang baju mu
cantik. Tapi sayang kau rusak dengan sepatu mu itu.”
Jodha
langsung menolehkan wajahnya melihat tajam kearah Jalal. Sekali lagi Jalal
membuatnya kesal. “Kau benar-benar seperti anak kecil” kata Jalal lagi yang
semakin membuat Jodha tambah kesal.
Lagi-lagi Jodha
harus menarik nafasnya agar tidak terpancing sama perkataan Jalal. Sambil
melihat kearah depan Jodha berkata “ dan sayangnya wanita yang bertubuh seperti
anak kecil ini yang akan menjadi istrimu.” Kemudian Jodha melihat kembali
kearah Jalal “apa kau puas akhirnya aku mengatakan dengan mulut ku sendiri
bahwa tubuh ku seperti anak kecil.”
Jalal
tertawa, dia sendiri tidak mengerti kenapa ketika melihat wajah Jodha merah
saat marah membuat dirinya bahagia. Dan mungkin ini akan menjadi kebiasaan
barunya saat bersama Jodha.
Bersambung
FanFiction
Pelabuhan Terakhir Bagian yang lain Klik
Disini