**Profil
author akan muncul di part terakhir ff ini**
“Apa yang
baik menurut prasangka kita belum tentu baik menurut sang penggengam jiwa
(Alloh SWT), dan apa yang buruk menurut prasangka kita belum tentu buruk
menurut sang penetap takdir (Alloh SWT)”
***
Sejak
Jodha hadir dirumahnya, Jalal hampir tidak pernah mau ngumpul bersama, terlebih
dia merasa Jodha sudah banyak mempengaruhi ammijannya.
Suatu
malam dihari Sabtu..Jalal sudah siap-siap mau pergi, biasanya malam minggu
seperti ini, dia akan berkumpul bersama-teman-temannya atau hanya sekedar
kencan dengan salah satu teman wanitanya. Namun begitu turun dari tangga.. Hameda
segera memberhentikannya.
“Jalal.. malam
ini kamu tidak boleh pergi..ada sesuatu yang penting yang harus ammi
bicarakan..”
“Bicaranya
kan bisa nanti ammijan..saya sudah punya janji” jawab..Jalal mukanya merengut,
menandakan dia kecewa berat.
“Pokonya..ammi
tidak ingin mendengar alasan apapun!!” ucap Hameda..sampil menarik tangan
Jalal.
Dengan
malas dan muka ditekuk Jalal duduk diruang ruang keluarga..tapi begitu melihat
Jodha..dia segera berdiri lagi..sepertinya kebenciannya pada Jodha sudah
memuncak.
“Jalal...DUDUK!”
perintah ammijan dengan sedikit membentak...meskibun brengsek, tapi Jalal
sangat hidmat pada ammijannya, terlebih lagi jika nada suara ammijan sudah
meninggi.
Akhirnya
Jalal pun duduk..dia menatap Jodha dengan penuh kebencian.
“Jalal...kamu
ingat pesan abijan mu?? (Hameda berhenti sejenak)..dia berwasiat untuk
menyerahkan perusahaan padamu sa’at kamu sudah menikah..dan ini saat yang tepat
nak..menikahlah dengan Jodha”
Mendengar
ucapan ammijan, jantung Jalal serasa berhenti berdetak, matanya elangnya
terlihat makinmenyeramkan
“Ammi..saya
tidak salah dengar??...menikah dengan dia??” tanya Jalal telunjuknya mengarah
ke Jodha, dengan ekspresi muka sinis dan merendahkan.
“Iya...menurut
penilaian ibu dia yang cocok menjadi pendamping hidupmu Jalal”
“Cocok
menurut ammi...tapi tidak bagi saya..kenapa ammi tidak mencarikan wanita
seperti teman-temanku minimal seperti benazir atau rukayah..ammi tau kan
seleraku..apa yang bisa saya harapkan, dari wanita macam dia bu..yang keliatan
juga mukanya doang”
“Jalal...jaga
bicaramu!!! (bentak Hameda)..mungkin wanita-wanita seksimu, hanya pandai memuaskan
nafsumu, tapi dia bukan istri yg baik bagimu dan tidak bisa jadi ibu yang mampu
mendidik anak-anakmu kelak..pokonya..ammi akan menyerahkan perusahaan yg
sekarang diurus pamanmu..hanya bila kamu menikah dengan Jodha..TITIK!!!”
Jalal
tertunduk lemas...ambisinya memang perusahaan itu..ia sangat memimpikan duduk
di kursi presdir Agra corp, kedudukan yang bisa membuat semua wanita bertekuk
lutut dihadapannya.
Dengan suara
lirih akhirnya Jalal berkata, “Baiklah..saya bersedia menikahi wanita pilihan
ammi...”
Hameda
tersenyum puas... nalurinya sebagai ibu mengatakan, kalau Jodha lambat laun
akan mampu menaklukan hati anaknya.
***
Sebulan
sesudah pembicaraan diruang keluarga waktu itu, akhirnya sebuah pernikahan
mewah dilakukan di HOTEL GRAND AQUILA yang berlokasi di Jl. Terusan Pasteur
Bandung. Atas permintaan Jodha, konsep acara dikemas secara Islami, tidak ada
campur baur antara tamu laki-laki dan perempuan..tidak ada alkohol..tidak adak
hura-hura..dan setiap tamu wajib mengenakan pakaian yang sopan..awalnya Jalal
keberatan dengan usulan Jodha, secara teman-temanya pasti tidak mau datang kalau
tanpa ada alkohol, tidah ada musik yg menghentak, apalagi Benazir dan Rukayah,
mendengar Jalal akan menikah saja sudah membuat mereka shock. Tapi lagi-lagi
Jalal tidak bisa berkutik, setelah amijan mengancam untuk tidak memberikan Agra
corp. Jika ia tidak mengikuti keinginan Jodha.
Akad nikah
pun dilakukan secara khidmat..meski tanpa cuman kening, atau sun tangan yang
dilakukan pengantin...karena Jalal dan Jodha hanya memamang muka manis buat
para tamu, sedang keduanya kadang saling lirik dengat tatapan penuh kebencian.
****
Acara
walimahpun selesai... kini semua tamu sudah pulang, pengantin dan keluarga
menginap di hotel tersebut.
Sebenarnya
Jodha sudah sangat deg degan ketika hendak memasuki pintu kamar... Jalal sudah
masuk lebih dulu, tanpa menunggu Jodha.
Kini Jodha
hanya berdiri terpaku didepan pintu kamar hotel yang telah disulap menjadi
kamar pengantin. Bayangan tentang wanita-wanita yang diperko.. Membuat dia
bregidig, dan semakin membuatnya enggan untuk masuk kamar.
Namun
tiba-tiba Hameda datang, “Jodha sayang..kenapa tidak masuk kamar??..kasian
Jalal menunggumu sayang”
“Um..em..ini..anu..em..ammi..”
Kata-kata Jodha keluar tak karu-karuan, membuat Hameda tersenyum melihat
kelakuan mantunya
“Sayang.. kamu
tidak usah gugup..santai saja..biarkan berjalan secara alami..ammijan dulu juga
pernah mengalaminya” ucah Hameda seolah mengerti dengan yang dirasakan Jodha.. ammijanpun
berinisiatif membukaan pintu kamar, yang otomatis mau tidak mau Jodha harus
masuk.
Begitu
masuk kamar... Jodha sedikit bernapas lega, karena Jalal sepertinya sedang
berada di kamar mandi. Jodha pun segera melepas atribut pakaian penngantinnya
namun tidak dengan kerudungnya, dia masih tetap mengenakan kerudung lengkap
dengan pakaianya dan kaos kakinya.
Tak berapa
lama Jalal keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan celana pendek, namun
membiarkan dada bidangnya terbuka
‘Astaghfirulloh’ gumam Jodha dalam hati, dia pun segera
menundukan pandangannya. Ini kali pertama iya melihat laki-laki dengan
telanjang dada, terlebih dalam ruangan yang sangat privasi.
“Cepatlah
mandi.. ada yang harus segera kita lakukan”
#Deg
kata-kata Jalal, lagi-lagi membuat Jodha kembali bregidig, ‘ada yang harus kita lakukan’ dicernanya kata-kata Jalal berkali
kali, namun yang terlintas diotaknya, pasti Jalal akan memaksanya melakukan ML
‘Ya..Alloh lindungi hamba..hamba tidak ingin
disentuh oleh laki-laki berengsek itu’ gumam Jodha dalam hati.
Jodha pun
segera bergegas kekamar mandi.. tak lupa sambil membawa baju ganti lengkap
dengan kerudungnya.
Jodha
sengaja berlama-lama, memikirkan..tindakan apa yang harus dilakukan ketika Jalal
memaksanya untuk bercinta... ‘sepertinya
kalau dia memaksa, aku haros loncat saja lewat jendela’ fikir Jodha. Akhirnya
dia memberanikan diri keluar dari kamar mandi.
“Lama
banget mandinya... kamu itu ngapa-ngapain lelet kaya siput” gerutu Jalal,
begitu mendapati Jodha keluar.
“Oh..jadi
kamu..tetap mengenakan kerudungmu meski dihadapan suamimu” tanya Jalal,
tangannya mulai memegang kerudung Jodha
“Jangan
sentuh aku, aku hanyaa akan menyerahkan diriku pada laki-laki yang aku
cintai..laki-laki yang bisa menghargai wanita..bukan laki-laki macam kamu yang
sering gonta-ganti pasangan..iih..nanti ketilaran AIDS!!!” teriak Jodha, dia
merasa jijik dengan kata-kata terakhirnya.
Ucapan
Jodha membuat emosi Jalal tersulut, “Ke GeEran..siapa yang mau
menyentuhmu..melihatmupun tidak membuatku nafsu”
Jalal
semakin tidak terima, kata-kata Jodha begiru merendahkan nya..Jalal lalu
berkata-kata lagi, mencoba membela diri, “Jodha...asal kamu tau saja ya...meski
aku punya banyak teman wanita..tapi belum pernah sekalipun aku tidur dengan
mereka,,aku masih perjaka ting-ting...kamu ga percaya??”
Jodha
hanya mencibir, mememblehkan bibir bawahnya...tanda dia tidak percaya, “Kamu
tak percaya??..aku bisa membuktikan kalau kata-kataku benar” ucap Jalal sambil
merangseg mendekati Jodha, seolah-olah mau membuktikan kalau dirinya masih
perjaka.
“STOPPPP!!!!
aku percaya..aku percaya...” teriak Jodha..sambil mengambil bantal membuat
penghalang antara dirinya dengan Jalal.
Jodha
mendorong tubuh Jalal menggunakan bantal supaya menjauh darinya..meski
sebenarnya dihati kecil Jodha tidak percaya dengan pengakuan Jalal. Tapi dia
harus pura-pura percaya..mencari aman fikirnya..Jodha khawatir kalau dia tetap
keukeuh peteukeuh tidak percaya dengan yang Jalal katakan, sesuatu yang sangat
ia takutkan akan terjadi.
Sebenarnya
yang dikatakan Jalal itu benar, dia jujur dengan ucapannya... Jalal tidak
pernah sekalipun ML dengan teman wanitanya..karena dia ingin memberikan
keperjakaannya hanya pada orang yang dicintainya kelak..tentu saja ketika sudah
dalam bingkai kehalalan..tapi tidak untuk saat ini, karena meskipun halal tapi
Jalal tidak atau tepatnya belum mencintai Jodha.
Kini
merekapun duduk disofa..namun berjauhan.. Jodha duduk diujung kanan sedang
Jalal di ujung kiri.
“Apa yang
tadi ingin kamu bicarakan..?? sepertinya berbicara denganmu akan membuat otakku
tambah pusing.. lebih pusing dari dari ujian Kimia Organik” Ucap Jodha mencoba
mengalihkan perhatiannya..agar obrolannya tidak terarah kemasalah hubungan
intim.
“Begini
Jodha.. kita bikin kesepakatan.. kamu tau kan, kalau aku menikahimu bukan
karena aku mencintaimu..tapi karena aku menginginkan jabatan presdir Agra
corp...dan aku pun tau kamu juga tidak mencintaiku..kamu hanya ingin membalas
budi pada ammijan”
Jodha
mengangguk-anggukan kepala, lalu berkata, “Apa kesepakatannya??”
“Kita
bercerai..setelah kamu berhasil merubahku seperti keinginan ammijan..dan
tentunya setelah Agra corp beralih ketanganku..setuju???”
“Oke..aku
setuju..tapi ingat..kamu jangan kurang ajar..tidak ada MP atau pun
ML..mengerti??karena aku hanya akan ML dengan suami yang aku cintai, lelaki
surga impianku..yang akan jadi imam dunia dan akhiratku”
“Oke..deal..tapi
Jodha..kita harus pura-pura romantis didepan ammijan..jangan sampai ammi tau
..kesepakatan ini”
***
Malam itu
pun mereka tidur terpisah Jalal tidur di sofa, sedangkan Jodha tidur diranjang.
Namun baru
saja mereka menarik selimut tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk..bersamaan
dengan bunyi sms yang Jodha teriama, “Cepat bukakan pintu..ada yang harus ammi
berikan pada Jalal”
Sontak
membuat Jodha kalang kabut.. “Jalal..Jalal..ammijan..datang ayo pindah
keranjang”
Mendapat
kabar itu..Jalal tak kalah paniknya dengan Jodha.. Jalal segera pindah
keranjang sambil membaringkan tubuhnya... sedang Jodha membukakan pintu.
“Iya.. ada
apa ammi...??” tanya Jodha
“Jodha,,ammi
hampir lupa..ammi harus memberikan obat kuat ini untuk Jalal..ini warisan turun
temurun keluarga kami” Kata Hameda yang segera menghampiri Jalal
“Jalal..Sayang
ayo cepat minum..belum telat kan??” kata Hameda sambil tersenyum penuh arti
pada anaknya.
“Ammi..anakmu
ini sudah kuat..tak perlu obat beginian..” rengek Jalal berharap Hameda
“Kamu
tidak boleh membantah nak..ini perintah orang tua”
Akhirnya
Jalalpun meminum jamu turun temurun itu, rasa pahitnya tidak ketulungan..karena
Hameda terus memelototinya..Jalal dengan terpaksa menelan semua obat kuat itu,
diakhiri dengan bergidig efek pahit yang diluar batas.
Jodhapun
merasa kasian..dia berinisiatif mengambilakan minum.
Setelah
semuanya dirasa cukup..Hameda pamit..sambil berkata, “Ibu sudah tidak sabar
ingin mendapat cucu...semoga malam ini berhasil..ya” diakhiri dengan senyuman
seoalah menggoda anak dan mantunya.
Jodha
mengantar Hameda sampai kepintu. Begitu pintu ditutup..Jodha tak kuat lagi
menahan tawanya..mengingat ekspresi Jalal yang masih meringis kepaitan.
“Tidak.. ada
yang lucu tau...” ucap Jalal kesal, diapun kembali lagi ke sofa melanjutkan
tidurnya.
Setengah
jam kemudian.. efek obat kuat itu mulai bereaksi. Jalal merasakan semua badanya
panas.. dia mulai membuka baju tidurnya.
TBC dulu
ya.... biar.. emak.. ema rempong pada penasaran.
*************************