Penulis: Sally Diandra
Sesampainya dikantin, Rukayah langsung menyuruh Jodha untuk membuka hadiah yang diberikan oleh Jalal “Jodha, ayo kita lihat apa yang Jalal kasih ke kamu tadi, aku penasaran” Jodha menuruti apa kata Rukayah, ketika dibukanya hadiah mungil tersebut dilihatnya sebuah bros yang bergambar kupu kupu dengan berbagai macam warna yang warna warni, indah sekali bentuknya “Iiih bagus amat...romantic banget sih dia, emang apa yang kamu lakukan sampai sampai dia ngasih hadiah seperti itu?” tanya Rukayah penasaran “Aku hanya menolongnya untuk menjalankan operasinya saja agar semuanya lancar, gak lebih dari itu” kata Jodha kemudian “Sudah aah, yuk kita makan!” Jodha berusaha untuk tidak mempedulikan apa yang telah diberikan Jalal untuknya karena bagiJodha, Jalal sama seperti pasien pasiennya yang lain yang tak jarang suka menggodanya tapi setelah itu hilang entah kemana, jadi Jodha tidak ingin berharap banyak akan hal ini.
Keesokan harinya Jalal akhirnya pulang kerumah bersama ibunya dan Mirza adik Jalal, selama 3 hari dirumah sakit, Jalal kangen dengan rumah yang sudah ditinggalinya sejak kecil dan ketika masuk kerumah, keluarga dan teman temannya sudah berkumpul disana, mereka menyambut Jalal yang baru pulang dari rumah sakit dengan gembira “Welcome home honey!!!!” semua keluarga dan teman teman berteriak menyambut kedatangan Jalal, Jalal hanya bisa menggeleng gelengkan kepala “Kenapa harus pake perayaan segala?” Jalal nampak terbengong bengong begitu melihat keluarganya ternyata serius mengadakan pesta kecil kecilan dengan mengundang teman teman terdekatnya saja, “Kepulanganmu ini patut dirayakan, Jalal... karena kamu akhirnya mau juga dioperasi” ujar bibi Maham Anga sampai menyerahkan segelas orange juice ke Jalal “Semoga kamu selalu sehat dan bisa berkarya lagi, cheers buat Jalal!” kata bibi Maham Anga sambil mengangkat gelasnya keatas dan diikuti oleh semua orang yang hadir disana “Cheers!!!!” , Jalal sangat bahagia sekali dengan perhatian seluruh keluarga dan teman temannya “Congrats buddy! akhirnya sukses juga operasi kamu!” Todar Mal teman Jalal datang menghampirinya “Sorry, aku nggak bisa datang ke rumah sakit kemarin, aku baru pulang tadi malam, bro!” , “Never mind! lagian aku nggak lama kok dirumah sakit, gimana? semua kerjaan beres?” tanya Jalal sambil berjalan menuju tangga yang melingkar diruang tengah, “Beres boss! oh ya, kamu pasti butuh istirahat, istirahatlah dulu!” , “Yup, thanks! aku keatas dulu ya!” Todar Mal langsung mengacungkan dua jempolnya kearah Jalal, Jalal pun bergegas segera naik kelantai atas menuju ke kamarnya, sesampainya didalam kamar Jalal langsung menghempaskan dirinya ke atas tempat tidur “Pesta perayaan operasi??? ada ada saja mereka” bathin Jalal dalam hati “Harusnya Jodha ada disini, karena dia operasiku jadi lancar... Jodhaaa... sedang apa dia sekarang?” Jalal langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celananya lalu dipilihnya nama Jodha, sesaat Jalal ingin menelfon Jodha namun diurungkan niatnya “Jam segini pasti dia sibuk” lalu segera di kirimnya pesan singkat ke ponsel Jodha, lima menit, 15 menit menit, 1 jam tidak ada jawaban apapun dari Jodha, aneh pikir Jalal, biasanya setiap wanita yang dapat sms darinya dalam hitungan menit,Jalal sudah langsung mendapat balasannya, namun Jodha ternyata beda, dia tidak seperti wanita kebanyakan.
Sementara itu dirumah Jodha, pagi itu Jodha baru saja pulang berbelanja bersama adiknya, Shivani, libur kerja seperti hari ini, memang selalu dimanfaatkan Jodha untuk berkumpul bersama ibu dan kedua adiknya Sukaniya dan Shivani. Sejak pagi tadi bu Meinawati yang seorang pengusaha kuliner dengan sebuah toko roti kecil yang dekat dengan rumah mereka yang sederhana tampak sibuk mempersiapkan makanan pesanan salah satu pelanggan setia mereka. “Ibu, ini tepung terigunya... nanti mau diantar jam berapa?” ujar Jodha sambil menyerahkan tepung terigu ke ibunya“ , “Sebelum jam 12, Jo... kamu bisa mengantarnya kan?” Jodha langsung menganggukkan kepalanya, seharian itu Jodha benar benar sibuk membantu bu Meinawati mempersiapkan makanan untuk pelanggan setia ibunya, sehingga tak digubrisnya sms maupun telfon.
Sementara itu Jalal masih terus menunggu balasan sms dari Jodha, hingga akhirnya dia lelah lalu tertidur dikamarnya, sore hari menjelang petang ketika Jalal bangun, langsung disambarnya ponsel andro applenya warna silver, dilihatnya secara seksama beberapa sms yang masuk disana namun lagi lagi tidak ada balasan Jodha “Aaarggggrhhhh!” Jalal marah pada dirinya sendiri, Jalal merasa telah dipermainkan oleh Jodha, entah mengapa walaupun rumahnya besar semua saudaranya ada disini tapi Jalal merasa kesepian, Jalal ingin bertemu Jodha tapi Jodha mengabaikannya “Baru kali ini ada seorang perempuan yang tidak peduli dengan keberadaanku, kenapa dia bisa begitu? apakah dia tidak tertarik padaku? apa kurangnya aku buat dia?” Jalal mencoba intropeksi dirinya sendiri mencari tahu apa kekurangannya yang dilihat oleh Jodha tapi lama dia berfikir, Jalal tidak menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri “Aku harus mencari tahu sama Jodha” bathin Jalal dalam hati, sementara itu dirumah Jodha ketika sudah selesai membantu ibu mengantarkan makanan pesanan pelanggan ibunya, Jodha bergegas langsung mandi dan tertidur hingga larut malam, tepat pada jam 2 pagi Jodha sudah bangun, dirinya mulai sadar kalau seharian ini dia tidak membuka ponselnya, segera diambilnya ponsel yang tergeletak di meja disebelah tempat tidurnya, dilihatnya beberapa sms dan telfon yang masuk dan satu nama yang membuatnya mengernyitkan dahi adalah ada nama Jalal yang masuk kedalam daftar sms nya “Selamat pagi, Jodha... apa kabar? masih ingat aku kan? kapan kita bisa ketemu lagi?” Jodha tersenyum geli membaca sms Jalal, “Gombal! aku yakin sms ini hanya copy paste saja dari sms ke perempuan yang lain, laki laki macam dia gampang banget kebaca kalau ada maunya” diabaikannya sms Jalal, Jodha sama sekali tidak menggubris sms Jalal.
Keesokan harinya, sekitar pukul setengah 2 siang, Jodha baru saja memarkirkan motornya ditempat parkir karyawan dirumah sakit tempatnya bekerja, tiba tiba ada seorang laki laki yang menghampirinya dari kejauhan “Jodha!” Jodha segera menoleh kearah sumber suara tersebut “Selamat siang, Jodha ,,, masih ingat aku?” sesaat Jodha terdiam melihat laki laki berkumis yang ada didepannya kali ini, bagaimana dia bisa lupa, kumisnya itu selalu identik dengan dirinya “Jalal... betul kan?” Jalal langsung mencopot kacamata hitamnya yang menghiasi hidungnya yang mancung sehingga terlihat bola matanya yang berwarna kecoklatan “Senang bertemu denganmu Jodha” Jalal langsung mengulurkan tangannya dan Jodhapun menyambutnya, “Dari mana kamu tahu aku berangkat siang?” Jalal tertawa kecil sambil terus menanatap kearah Jodha “Dari mana aku tahu? aku nanya keruangan mu bekerja, ruang operasi, mereka bilang kamu berangkat siang, jadi disinilah aku sekarang” jelas Jalal , “Tapi aku nggak bisa lama lama karena sebentar lagi aku harus masuk” , “Oke, nevermind... aku cuma mau nanya saja, kenapa kamu tidak membalas sms ku kemarin? apakah ada kata kataku yang menyakitkan kamu? kalo ada aku minta maaf” ujar Jalal sambil mengatupkan kedua tangannya memohon maaf, Jodha hanya tertawa geli melihatnya, Jalal semakin penasaran dengan tindakan Jodha “Kenapa kamu tertawa? apa ada yang lucu?” Jodha segera menggelengkan kepala “Kamu lucuu ,,,” Jodha masih tertawa sambil memperhatikan Jalal yang masih mengatupkan kedua tangannya “Kamu tidak salah apa apa, tidak perlu meminta maaf seperti ini, aku justru yang harus minta maaf sama kamu karena kemarin seharian aku sibuk, aku sama sekali tidak membuka sms dari kamu jadi aku tidak membalasnya” jelas Jodha sambil menurunkan tangan Jalal untuk tidak mengatupkannya “Hhh... syukurlah kalau kamu tidak marah denganku” , “Buat apa aku marah denganmu? kenal saja aku belum masa tiba tiba marah, maaf sudah hampir jam 2 aku harus segera bekerja” Jodha bergegas hendak meninggalkan Jalal, namun segera Jalal menyambar lengannya “Kapan kita bisa ngobrol lama? aku ingin kenal lebih jauh dengan kamu, boleh?” Jalal berharap dengan amat sangat “Maaf, pekerjaanku sangat banyak, jadi aku tidak bisa memberikan harapan yang pasti buat kamu” , “Paling tidak balas sms ku, kamu mau kan?” pinta Jalal, Jodha hanya tersenyum sambil melepaskan genggaman tangan Jalal ditangan kanannya “Aku harus pergi, selamat siang...” Jodha bergegas meninggalkan Jalal dan menghilang dibalik kerumunan orang orang. Sementara Jalal hanya terbengong bengong melihat perlakuan Jodha, sekali lagi Jalal dibuatnya penasaran karena biasanya dalam hitungan detik, setiap wanita yang didekatinya langsung bertekuk lutut dihadapan Jalal, mereka malah mengiba iba ingin bersama dengan Jalal, tapi yang kali ini beda... Jodha benar benar telah membuat Jalal penasaran....... Bersambung ke Part 4