Jalal berada disebuah kedai, Birbal yang
sedang mabuk berada ditengah-tengah dan berceloteh bahwa dia takut kepada
Jalal. Jalal yang saat itu sedang menyamar bertanya alasannya.
Birbal menjawab, “Raja kami terlihat
menakutkan dan tegas diluar, tetapi dia hidup seperti pengecut di Istana. Dia
mempunyai banyak istri dan istrinya tidak bisa pergi tanpa izinnya. Dia memberi
peritah pada istrinya.” Kemudian dia berkata pada Jalal, “Kau tidak tahu aku. Aku
adalah orang yang spesial bagi Jalal.”
Kemudian prajurit datang dan menangkap
Birbal, “Orang ini menyebarkan hal-hal yang salah tentang Yang Mulia, kami akan
menangkapnya.”
Sementara itu, dalam perjalanan Jodha dan
rombongan. Saat itu hujan badai, tiba-tiba Jodha terjatuh dari tandu, dia
terluka dan mulai merasa kesakitan. Ruks keluar dari tandunya dan berlari ke
tandu Jodha, “Apa yang terjadi padamu?”
Ditempat lain. Shagani bai mengatakan pada
dadisa, “Malam ini sesuatu akan terjadi dan kita tidak bsia melakukan apapun,
kita hanya bisa melihat apa yang ditakdirkan pada kita.”
Ruks berteriak pada Prajurit untuk membawa
tandu lain. Jodha sangat kesakitan. Ruks membantu Jodha duduk di tandu lain, prajurit
menjalankan tandunya. Jodha mengatakan bahwa itu pertanda buruk karena malam
itu gelap dan ada badai.
Ruks menimpali, “Kita tidak bisa melakukan
apa-apa. Kita harus pergi ke Istana.”
Jodha berteriak kesakitan, Ruks meminta
prajurit untuk berhenti dan mengatur tandu besar untuk Jodha.
Jodha berkata, “Rukaiya begum, aku sangat
kesakitan.”
Ruks menjawab, “Kau harus kuat. Kau tidak
boleh lemah, pikirkan tentang anak-anak kita. Tetaplah tenang.” Ruks terkejut
saat melihat darah kelaur dari tubuh Jodha.
Shaguni berdoa kepada Dewi Kali. Dadisa
bertanya, “Apa yang kau temukan?”
Shaguni menjawab, “Tidak ada cara untuk
bisa menyelamatkannya. Kutukan Maham Anga akan terjadi.”
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Jodha berkata pada Ruks, “Aku tidak bisa
menahan rasa sakit ini sekarang. Lakukan sesuatu.”
Ruks keluar dari tandu dan menyuruh tentara
untuk menemukan beberapa bantuan. Setelah mengatakan itu Ruks kembali ke dalam
tandu.
Moti berkata pada Ruks, “Waktunya telah
tiba. Kita harus melakukan sesuatu.”
Ruks menimpali, “Tetapi masih tersisa satu
bulan.”
Moti menimpali, “Karena tergelincir dari
tandur, garis air ketubannya telah pecah.”
Birbal dibawa ke pengadilan dalam keadaan
di rantai dan berkalung besi, ia memandang tempat pengadilan dengan mulut
terbuka lebar. Jalal datang di pengadilan, Birbal berkata pada Jalal, “Anda ada
disini?”
Jalal duduk ditahtanya, “Mengapa kau
mengatakan bahwa kau memiliki masalah karena aku?”
Birbal : “Saya ingin bertemu dengan anda
dan itu adalah satu-satunya cara. Anda telah menhancurka kehidupan kami.”
Jalal: “Bagaimana itu mungkin?
Birbal: “Dulu saya hidup bahagia bersama
istri saya. Anda memberi hadiah pada istri anda barang-barang yang mahal. Anda
memberi berlian kepada istri Anda. Setelah istri saya melihat istri anda dan
dia melihat pakaian dan berlian istri anda, dia menyukainya dan mulai
mendambakan hal itu. Sebelumnya saya menjadi raja di rumah saya, tapi setelah
itu saya menjadi hamba di rumah saya. Sebelumnya dia mengatakan bahwa dia
mencintai saya tapi setelah itu dia mengatakan saya tidak berguna.”
Jalal dan semua orang yang ada di Diwan
tertawa mendengar ucapan Birbal. Birbal melanjutkan ucapannya, “Itulah mengapa
saya mengatakan bahwa anda telah menghancurkan hidup saya.”
Todar mengeluarkan pedangnya dan
menempelkannya ke leher Birbal, “Jangan mengatakan apapun tentang Raja kami.”
Birbal ketakutan kemudian berkata, “Saya bisa
melayani anda dan saya bisa berbuat sesuatu untuk anda yang anda sendiri tidak
bisa melakukannya.”
Jalal meminta Todar menjauhkan pedangnya. Kemudian
Jalal bertanya pada Birbal, “Apa itu?”
Birbal: “Untuk melayani anda.” Jalal
tersenyum. Kemudian Birbal melanjutkan ucapannya, “Saya bisa membuat istri anda
bahagia sekarang.”
Jalal: “Jika kau tidak bisa?”
Birbal: “Saya akan menundukkan kepala saya
kepada anda dan akan mencium kaki anda. Saya akan memberitahu anda istri yang
paling anda cinta. Orang yang paling anda cintai dari istri-istri anda adalah
istri yang siap dipagi hari dan menunggu anda di malam hari, yang menjadi malu
saat anda melihatnya.” Jalal tersenyum dan semua wanita yang ada di Diwan
tersenyum. Birbal melanjutkan ucapannya, “Saya sekarang tahu bahwa anda tidak
akan menghukum saya,”
Jalal: “Mengapa kau berpikir seperti itu?”
Birbal: “Orang yang membuat sitri anda
tersenyum adalah orang yang sama, bagaimana anda dapat menghukum dia?”
Jalal tersenyum dan melangkah ke depan
Birbal. Kemudian dia memotong rantainya. Ia berkata pada Birbal, “Kau mau
berkerja di pengadilan?”
Birbal bertanya, “Apa yang bisa saya
lakukan disini?”
Jalal menjawab, “Kau hanya harus bisa
membuat hatiku senang disini.” Dan Birbal menyetujuinya.
Hamidah datang ke kamar Salima dan berkata,
“Aku khawatir pada Jodha dan Ruks, mereka belum sampai di istana. Aku merasa
badai ini datang untuk mewujudkan kutukan Maham Anga. Aku merasa gelisah.”
Salima mengambil Al Qur’an, “Ini akan
membantu kita dalam situasi sulit.”
Salima membuaka Al Qur’an. Dia duduk dan
Hamida mengikutinya. Mereka mengangkat tangan dan memejamkan mata mereka
bersama-sama.
Ruks membantu Jodha ke tandu lain yang
lebih besar. Dia membuat Jodha berbaring didalamnya. Jodha merasa kesakitan, “Aku
sudah tidak tahan lagi.”
Ruks mencoba menenangkan Jodha, “Jangan
khawatir, aku disini. Aku akan melakukan sesuatu.” Ruks keluar dari tenda dan
menyuruh prajurit untuk menutup tandu besar itu, kemudian dia kembali ke dalam
tandu.
Ruks dan Moti berada didalam tandu. Jodha
berujuang keras untuk melahirkan anak-anaknya. Sementara diluar para Dasi,
prajurit dan yang lainnya berdoa untuk keselamatan Jodha dan anak-anaknya.
Ruks tercengang saat melihat tangannya
banyak darah. Dia semakin terkejut melihat Jodha berlumuran darah dan
mengernyit kesakitan. Jodha menjadi tidak sadarkan diri, Ruks berteriak, “TIDAAAAKKKKK.”
Jalal berada di Diwan bersama beberapa
menterinya menunggu kedatangan Ruks dan Jodha. Dia berkata, “Mengapa mereka
lama sekali. Jika mereka tidak datang juga, aku akan pergi mencari mereka.”
Jalal melangkah pergi, tapi tiba-tiba Ruks
berlari ke sana, pakaiannya sudah berlumuran darah. Jalal bertanya pada Ruks dengan
cemas, “Apa yang terjadi?”
Ruks berkata dengan terbata-bata, “Jalal... Jodha.. Jodha begum...” Melihat
kekhawatiran Ruks Jalal langsung tegang.
Bersambung