Ri Ta
sedang bersama dengan Gerrard Kim. Gerrard Kim mencoba mengajak Ri Ta keluar
namun Ri Ta terus menolaknya dengan berbagai macam alasan. Tiba-tiba seorang
suster menghampirinya dengan nafas terengah-engah dan mengajak Ri Ta karena ada
sesuatu yang mendesak.
Ri Ta
langsung mengikuti suster itu. Suster kepala sudah menghadang kepala keamanan
yang mau mengeluarkan pasien yang berulah kemarin malam. Ri Ta menghadangnya
dan melarangnya karena pasien itu menderita kanker dan perlu dirawat. Kepala
keamanan kemudian menunjukkan protokol resmi pada Ri Ta, ditambah lagi Il Nam
yang menghampiri Ri Ta dan menyuruh orang tersebut untuk segera melakukan
tugasnya. Ri Ta semakin curiga dengan tindakan Jae Wook, pamannya dan sekarang Il
Nam.
Malam
harinya di kamar Ri Ta, Ri Ta masih memikirkan kejadian yang terjadi di rumah
sakit tadi. Dia semakin pusing karena masalah semakin rumit. Tiba-tiba bel
pintu rumahnya berbunyi.
Ternyata
Kyung In yang datang dengan membawa banyak makanan. Ri Ta menikmatinya. Mereka
membicarakan tentang kejadian yang terjadi di rumah sakit tadi siang. Ri Ta
sendiri menjadi bingung setelah tahu bahwa Kyung In tidak ikut serta dalam
membuat protokol tersebut, dia tidak habis pikir dengan keanehan Jae Wook dan
pamannya sendiri. “Bibi, kumohon tetaplah tinggal disisi kami. Hanya dirimu
yang selalu setia pada kami. Kami tidak bisa percaya pada siapapun selain
dirimu.”
Pasien
yang diusir dari rumah sakit kini sedang mabuk-mabukan dan J terus
mengawasinya. Saat pria itu berjalan di jalan yang sepi, J menghadang jalannya.
Tanpa menunggu lama, J langsung mencekik pria itu dan melemparkannya ke tengah
Jalan dengan kepala yang berdarah. Truk yang tiba-tiba melintas, langsung
menghantam tubuh pria tesebut, sementara J berlalu dari sana.
Hyun Woo
meminta Ji Sang untuk berhenti bekerja di rumah sakit dan meninggalkan Korea.
Karena disana mereka tidak mendapatkan hasil apapun. Di tambah lagi, Ji Sang
kemungkinan tidak akan bisa mengendalikan dirinya lagi jika terus melakukan
operasi. Hyun Woo mengajak Ji Sang pergi dan lebih fokus pada penemuan VTH-16.
Kyung In
berbicara pada Ketua Yoo tentang kinerja Tim Penemuan Obat Baru yang
mencurigakan karena tidak mau berbagi data lengkapnya dengan dokter lain, tapi
Ketua Yoo meminta Kyung In tidak ikut campur dan membiarkan semuanya pada
keputusan Jae Wook. Ketua Yoo bangkit dari duduknya, dan secara tidak langsung
memindahkan tugaskan Kyung In ke Hotel Hanche. Dan hal itu sukses membuat Kyung
In terkejut, meskipun begitu, dia tetap menajga senyumnya.
Gae Yeon
dimarahi oleh kedua seniornya karena kecerobohannya. Bahkan kepalanya sampai
ditimbuk dengan laporan yang dipegang oleh salah satu seniornya. Gae Yeon tidak
dapat berbuat banyak selain meminta maaf dan menangis. Lee Ho Yong yang saat
itu kebetulan lewat, melihat hal itu dari luar dan menatap Gae Yeon dengan iba.
Di sebuah
kursi panjang di luar ruangan, Gae Yeon sedang mengerjakan tugasnya sambil
memakan roti. Meskipun raut wajahnya menampakkan kesedihan, dia tetap
menjalankan tugasnya. Tiba-tiba dia tersedak, seseorang mengulurkan minuman
pada Gae Yeon. Saat Gae Yeon mendongak, dia melihat Ho Yong. “Kau harus minum
meskpiun sibuk bekerja supaya pencernaanmu tetap sehat. Kau harus tetap
semangat supaya tidak berakhir sepertiku.” ucap Ho Yong. Gae Yeon berterima
kasih dan Ho Yong pun meninggalkannya.
Para
dokter sedang berada di ruang rapat. Il Nam mengatakan bahwa ada undangan
Seminar lagi dari sekolah yang diadakan di Pulau Jeju, dan hanya Rumah Sakit
mereka lah yang tidak ada yang mewakili. Il Nam menanyakan apakah ada yang mau
menghadiri seminar tersebut, dan Ho Yong mengangkat tangannya. Il Nam langsung
memelototinya dan menyuruh Ho Yong menurunkan tangannya, “Kau tidak perlu
menghadiri seminar ini.” Ji Sang yang juga ada disana, ingin mengangkat
tangannya, tapi tiba-tiba tangannya kembali gemetar dan hal itu dilihat oleh Ri
Ta yang saat itu duduk disampingnya.
Kemudian
Il Nam menyampaikan bahwa ada operasi lagi, kali ini transplantasi Jantung, “Manajer
Park, apakah anda mau melakukan operasi ini?” Kali ini Ji Sang menolaknya,
“Tidak. Dan aku akan menghadiri Seminar di Pulau Jeju sekalian bersantai.”
Tentu saja jawaban ini mengejutkan semua yang ada disana. Jae Wook kemudian
menengahi, “Dokter Woo, kenapa tidak kau saja yang melakukan operasi ini?” Il
Nam menelan ludah, tapi dia menyanggupinya. Kemudian Jae Wook bertanya pada Ri
Ta, “Dokter Yoo, apakah kau juga akan ikut seminar?” Tapi Ri Ta menolaknya.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Setelah
selesai rapat, Ri Ta dan Ji Sang berjalan berdampingan dengan Ri Ta yang terus
saja berbicara, “Apakah mesin otomatismu benar-benar rusak? Tumben sekali kau
menolak opersi? Apakah terjadi sesuatu denagnmu?” , “Ada yang dikatakan lagi?”
ucap Ji Sang tanpa menjawab pertanyaan Ri Ta satu pun. “Tidak.” ucap Ri Ta
singkat. Karena percuma saja jika dia menanyakan lagi, Ji Sang tidak akan
pernah menajwabnya.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Ri Ta
pergi ke mesin penjual minuman otomatis, saat akan memasukka koin, dia masih
memikirkan Ji Sang, “Apakah mesin
otomatisnya benar-benar rusak?” ucapnya dalam hati.
Ji Sang
berada didalam ruangannya, saat dia bekerja, tiba-tiba tangannya kembali
gemetar. Dia langsung menutupi tangan kanannya saat Ri Ta tiba-tiba masuk. “Aku
akan ikut seminar ke Pulau Jeju. Aku juga ingin bersantai.” ucap Ri Ta tanpa
basa basi. “Kau bilang tidak mau ikut,
dan ini bukan liburan. Kau bahkan tidak mengetuk pintu!” timpal Ji Sang. “Ada
yang dikatakan lagi?” balas Ri Ta kemudian dia menutup pintu ruangan Ji Sang.
Ji Sang
dan Ri Ta menarik koper mereka masing-masing memasuki hotel tempat diadakan
seminar. Ri Ta terus saja berbicara, “Kau tidak perlu gugup. Kau bisa bertanya
padaku bagaimana berhubunga dengan baik dengan orang lain. Aku tahu orang
antisosial sepertimu pasti tidak pernah bergaul dengan orang lain.” Sementara
Ji Sang malas untuk menanggapi ucapan Ri Ta.
Tiba-tiba
ada dr. Kim dan dr. Park yang menyapa mereka berdua, dan tentu saja Ri Ta yang
menjawabnya. Dr. Park dan dr. Kim sangat senang bisa berjumpa dengan Park Ji
Sang. Dr. Kim mengulurkan tangannya namun diabaikan oleh Ji Sang. Dr. Park
berteriak, “Hai semuanya, disini ada dr. Park Ji Sang.” Dan semua yang ada
disana langsung berhamburan mengelilingi Ji Sang.
Di dalam
ruangan seminar, Ji Sang memaparkan jalan operasinya dan apa saja yang harus
dilakukan saat operasi dan peserta seminar tampak antusias kecuali Ri Ta.
Selesai
seminar pun begitu, Ji Sang kembali dikerumuni oleh peserta seminar yang lain,
sementara Ri Ta hanya menunggu sambil memanyunkan bibirnya.
Setelah
itu, mereka menuju ke kamar mereka masing-masing. Dan memang tiada henti bagi
Ri Ta untuk mencerca Ji Sang dengan berbagai macam kalimat. “Kau pasti sangat
senang dikelilingi banyak orang dan menjadi pusat perhatian.” Ucap Ri Ta. “Bukankah
kau yang senang karena hal ini?” sela Ji Sang. “Apa maksudmu?” tanya Ri Ta.
“Ya, karena kau memiliki atasan sepertiku, jadi kau juga akan ikut menjadi
pusat perhatian.” Ri Ta segera membantah, “Aku hanya jika mereka
memperhatikanku, bukan orang lain!” , “Besok jadwal seminar kita apa?” tanya Ji
Sang pada Ri Ta seolah-olah Ri Ta itu sekertarisnya. “Apa kau pikir aku sekrtarismu? Tanyakan saja
sendiri pada Manajer umum.” Jawab Ri Ta dengan kesal kemudian berjalan
mendahului Ji Sang.
Jae Wook
berada di ruang kerja di rumahnya. Dia teringat pertemuannya tadi siang dengan
pasien Biarawati. Dan itu mengingatkannya pada masa lalunya.
**Flashback**
Di Pusat Kesehatan UCSF. Jae Wook melangkah
kedalam sebuah ruangan rawat. Tiba-tiba seorang anak muncul dari balik
selimutnya dan tersenyum pada Jae Wook yang saat itu menjadi dokter.
Hujan begitu deras di rumah sakit tersebut,
seakan ikut menangisi seorang anak yang sangat dekat dengan Jae Wook. Jae Wook
begitu terperangah saat melihat jasad anak tersebut mengalirkan banyak darah
karena anak tersebut jatuh dari atap gedung. Jae Wook menangis, namun air
matanya tak nampak karena sudah tersapu oleh rintikan air hujan. Terdengar suara
seseorang, “Sepertinya orang tuanya sudah membuang anak angkat mereka. Karena
biaya medisnya yang tinggi. Rumah sakit memulangkan pasien karena tagihan tidak
lagi dibayar. Anak itu dikirim ke jasa perlindungan.”
**Flashback End**
Jae Wook
memegang figura kecil dimana ada foto dirinya dengan anak tersebut. Wajahnya
dengan jelas menampakkan kesedihan.
Keesokan
paginya, Ji Sang menghampiri Ri Ta yang sedang menunggu lift terbuka. “Kau mau
kemana, apa sarapan tadi masih belum cukup?” tanya Ri Ta. “Aku ingin mencari
angin segar.” Jawab Ji Sang. “Oh... dan jangan coba-coba mengikutiku.” Ucap Ri
Ta. “Aku mempunyai tujuanku sendiri, mengapa aku harus mengikutimu?” timpal Ji
Sang. Dan pintu lift pun terbuka, didalam lift mereka masih melanjutkan
perdebatan mereka. Ri Ta mengatakan bahwa dia ingin mencari ikan kakap putih
sementara Ji Sang mengaku bahwa dia ingin melihat lumba-lumba. “Oh... Dan
berbicaralah dengan lumba-lumba itu!” ejek Ri Ta. Dan mereka melangkahkan
kakinya ke arah berbeda....... TBC-->Part 3