Ji Sang
begitu terkejut saat menyadari wajahnya tergores dan mengeluarkan darah. Dia
segera menutup pipi kirinya karena Ri Ta telah melihatnya dan dia segera
berlari dari sana.
Gae Yeon
yang melihat mereka berdua, langsung menghampiri Ri Ta, “Apakah manajer
terluka?” Namun pertanyaannya tidak mendapat jawaban dari Ri Ta. Ri ta langsung
berlari mengejar Ji Sang, sementara Gae Yeon terpaku dan tampak cemas.
Ji Sang
sampai diruangannya. Dia langsung mengunci pintu dan menutup jendela ruangan.
Dia melepaskan jas dokternya dan memasukkannya kedalam kantong plastik. Dia
mengambil cairan dari dalam laci dan menuangkannya pada kapas. Dia membersihkan
darah di pipinya dengan melihat pada cermin. Sisa darahnya hilang, dan lukanya
pun juga menghilang.
Ri Ta
terus menggedor-gedor pintu ruangan Ji Sang. Setelah beberapa saat, akhirnya Ji
Sang membuka pintunya sambil menutupi pipi kirinya dengan kapas supaya Ri Ta
tidak curiga. Ri Ta mendesak ingin mengobati luka Ji Sang, “Kulitmu terluka dan
perlu dijahit.” Namun Ji Sang menolaknya, “Aku akan mengurus diriku sendiri.
Aku akan melakukannya dengan melihat cermin.” Ji Sang langsung menutup pintu
ruangannya. Ri Ta hanya diam dan tidak protes seperti biasanya.
Pasien
yang mengamuk tadi kini telah diisolasi dengan tubuh terlentang. Jae Wook
menanyakan pada Hye Rin kenapa melakukannya pada pecandu alkohol. Hye Rin
meminta maaf karena dia tidak tahu sebelumnya. Hye Rin sedikit menentang saat
Jae Wook menyuruhnya untuk mengeluarkan pria itu dari rumah sakit besok, “Tapi
Direktur, dia sudah disuntikkan level satu. Akan sangat berbahaya jika sampai
dia masuk ke rumah sakit lain dan diketahui kejanggalan pada orang ini.” Namun
Jae Wook tetap pada keputusannya, “Lakukan saja apa yang ku suruh. Akan
berbahaya bagi kita jika dia terus disini.”
Hyun Woo
mondar-mandir sementara Ji snag duduk menyandar di sofa. Dia tampak lemas
karena masalah yang terjadi secara bertubi-tubi. “Apakah kita bisa meningkatkan
dosis antisannya?” tanya Ji Sang. Hyun Woo langsung menolaknya, “Kita tidak
bisa melakukannya, itu sangat berbahaya.” Luuvy yang selalu bersama mereka
berdua akhirnya memberi penjelasan tambahan, “Menurut ibumu, catatan Han Sun
Young, Atisan ini disintesis dengan hormon dari kelenjar dibawah otak. Saat kau
overdosis, itu akan melemahkan tubuhmu. Seiring dengn depresi... tingkat
metabolismemu akan menurun dan kau bisa mengalami kelumpuhan saraf.”
Ji Sang
menanyakan apa itu akan mempengaruhi operasinya. Hyun Woo membenarkannya,
“Ah... dan apa yang terjadi dengan kaca di kamar mandi?” Ji Sang mengatakan
bahwa itu dilakukannya tanpa sengaja, “Tiba-tiba saja aku tidak bisa
mengendalikan diriku. Dan hal itu berlangsung sesaat.” Hyun Woo menawarkan
bagaimana kalau mereka melakukan pemeriksaan pada darah Ji Sang? Hyun Woo
berbalik untuk melangkah pergi namun langkahnya terhenti saat mendengar
kata-kata Ji Sang, “Dan satu lagi. Dokter Yoo melihatku saat aku terkena
goresan pisau bedah.” Hyun Woo semakin frustasi, dia takut kalau Ri Ta melihat
luka Ji Sang sembuh dengan sendirinya, “Ahhh... Dan masalah semakin rumit.”
Malam
hari, Ji Sang sedang berjalan di lorong rumah sakit yang gelap. Tiba-tiba dia berbalik. Dia melihat seorang
wanita yang sendirian. Ji Sang mulai kehilangan kendali dirinya dan haus akan
darah. Kuku tangan Ji Sang mulai memanjang. Wanita itu menoleh namun tidak
melihat siapa-siapa. Ji Sang kembali muncul, namun kali ini wajahnya berubah
putih pucat dan sudah mengeluarkan taring. Saat wanita itu menoleh, Ji Sang
sudah siap menerkamnya.
Mata Ji
Sang terbuka lebar. Yah, dia berada dikamarnya. Itu adalah mimpinya yang
mengerikan. Dia memeriksa giginya, tetapi tidak ada perubahan.
Pagi
harinya, Ji Sang sudah siap berangkat bekerja. Hyun Woo memintanya untuk tidak
sering melakukan operasi. Dia juga memberitahukan bahwa antisan tidak
berpengaruh lagi pada tubuh Ji Sang, “Semua itu tergantung pada dirimu, kau
harus bisa mengendalikan dirimu sendiri.” Ji Sang kemudian menanyakan mengapa
dia menjadi lemah saat melihat darah. Hyun Woo mengatakan bahwa antisan itu
dibuat oleh Ibu Ji Sang untuk mencegah supaya tidak menghisap darah manusia,
“Antisan itu sudah digunakan sejak 40 tahun yang lalu dan kita juga tidak tahu
efek samping dari obat itu. Antisan itu bekerja secara berbeda pada tubuhmu. Makanya
tubuhmu akan melemah saat kau melihat darah.” Ji Sang sudah cukup mengerti dan
dia akan berangkat bekerja, tapi Hyun Woo kembali menghentikannya. Dia
melepaskan plesterdi pipi kiri Ji Sang, “Kau hanya menempelkan ini? Kau bilang
Dokter Yoo melihatmu terluka.” Ji Sang bingung dengan maksud Hyun Woo. Hyun Woo
kemudian meminta Ji Sang untuk mendekatinya.
Jae Wook
melihat hasil rekaman saat Ji Sang diserang dan pipinya terkena pisau operasi,
“Melihat dari darah di bajunya, lukanya pasti sangat parah.” Kemudian Jae Wook
meminta kepada kepala keamanan, “Aku meminta rekaman Park Ji Sang di OR, ICU
dan ER selama 3 hari kedepan.”
Ri Ta
sedang berada diruangannya bersama Soo Eun. Soo Eun semakin kesal dengan sikap
Ri Ta, apalagi dia mengatakan bahwa luka Ji Sang sembuh dengan sendirinya. Ri
Ta langsung bangkit untuk memeriksanya sendiri dan Soo Eun langsung
mengejarnya.
Ri Ta
melihat Ji Sang yang sedang berjalan sambil memeriksa laporan di tangannya. Soo
Eun mencoba untuk menghentikan Ri Ta, namun Ri Ta yang keras kepala tidak
menghiraukannya.
Ri Ta
memanggil Ji Sang. Dia menghampiri Ji Sang dan Soo Eun terpaksa mengejarnya. Ri
Ta menanyakan apakah Ji Sang benar-benar sudah menjahit lukanya sendiri.
Meskipun Ji Sang sudah melarangnya, Ri Ta bersikeras untuk memeriksanya
kembali. Ri Ta tidak kehabisan akal, dia berpura-pura menyapa Ketua dan Ji Sang
menoleh. Kesempatan itu dimanfaatkan Ri Ta untuk melepaskan plester di pipi
kiri Ji Sang. Ri Ta dan Soo Eun terperangah saat melihat bekas jahitan di pipi
kiri Ji Sang. Ji Sang langsung membentaknya, “Apa yang kau lakukan?! Apakah kau
mau bertanggung jawab jika lukanya semakin parah?! Jika kau melakukan ini lagi,
aku akan melaporkanmu ke Komite Etik. Kau mengerti?!” Soo Eun segera meminta
maaf, “Apakah aku perlu memasangkannya lagi?” sambil menyodorkan plester Ji
sang. Namun Ji Sang menolaknya, “Lupakan saja.” Kemudian dia melangkah pergi.
Ri Ta
masih merasa janggal. Tapi Soo Eun sudah terlanjur kesal karena Ri Ta sudah
mempermalukannya. Dia memukul punggung Ri Ta berulang kali. Sementara Ji Sang
tersenyum mengingat apa yang dilakukan Hyun Woo padanya tadi pagi. Hyun Woo
merias pipi kiri Ji Sang sehingga membentuk bekas luka dan jahitan.
Jae Wook
sedang berada didalam gereja. Dia menundukkan kepalanya dengan khusyu’, “Seperti biasa... aku tidak menyuruhmu untuk
berani atau bijaksana. Sebaliknya, tolong tetap menjadi dirimu yang sekarang.
Penilaian dan disiplinmu... aku akan dengan senang hati menerimanya.”
Jae Wook
langsung membuka matanya saat ada seseorang yang membuka pintu gereja. Dia
menoleh dan melihat Biarawati (pasien yang ditangani Ji Sang dan Ri Ta) dan
segera membantunya. Jae Wook memperkenalkan dirinya sebagai direktur di rumah
sakit tersebut dan mereka berbincang-bincang sejenak dengan hangat. Kemudian
Jae Wook membungkuk memberikan hormat sebelum dia pergi.
Ji Sang
kembali menemui Jung Ji Tae diruangannya. Ji Tae menyampaikan keganjalannya
tentang bangsal 21A. “Aku merasa bahwa bangsal 21A terasa aneh. Tim
Pengembangan Obat baru mengambil banyak sampel darah dari sana tapi tidak masuk
laboratorium. Darah mereka dibawa ke laboratorium Tim Pengembangan Obat Baru.
Hasil lab mereka juga mempunyai akses yang terbatas. Bangsal 21A mencari lebih
dan lebih banyak kelinci percobaan tim Pengembangan Obat Baru.” , “Pernahkah
kau berpikir bahwa nilai pasien dari perdarahan pembuluhnya?” tanya Ji Sang. Ji
Tae menjawab bahwa dia tidak pernah menemui hal itu. Ji Tae mengajak Ji Sang
bekerja sama untuk menyelidiki kasus tersebut. Namun Ji Sang menolaknya, karena
dia teringat saat melihat darah, dia menjadi lemah. Dan Ji Tae pun tak mau
memperpanjang hal tersebut, meskpiun Ji Sang yang awalnya memberikan umpan
padanya.
Gerrad Kim
menemui Woo Il Nam setelah melakukan pekerjaannya. Gerrad Kim mengatakan bahwa
teori Il Nam kemarin keliru. Kemudian Geerad Kim mulai mengungkit masalah
pendidikan Il Nam yang begitu memukau namun tidak seperti yang ada sebenarnya.
Dan Il Nam pun mulai membuat dan membanggakan dirinya.
Ji Tae
menemui Kyung In dan menerima usulan Kyung In. Tapi dia tidak ingin mengambil
bagiannya dan dia menyampaikan unek-uneknya, “Ketua dan Direktur memberikan
otoritas penuh pada Tim Pengembangan Obat Baru. Tidak mungkin bagi kita apra
dokter untuk terlibat.” Kyung In menenagkannya, “Masalah itu aku akan mencoba
meyakinkan ketua. Jadi, kau bisa berpartisipasi dalam pekerjaan mereka sebagai
pengamat.” Ji Tae memotong ucapannya, “Itulah masalahnya. Aku hanya akan
diizinkan menjadi pengamat. Mereka tidak akan berbagi data secara rinci
padaku.” , “Aku juga akan memikirkan masalah itu. Bahkan jika harus melibatkan
rute resmi.” Ucap Kyung In dan Ji Tae tampak puas dengan jawabannya.
Jae Wook
mengajak Il Woo berbicara berdua. Jae Wook menawarkan jabatan Direktur pada Il
Woo sebagai pengganti dirinya kelak dan Ji Sang akan dijadikan sebagai wakil
direktur. Sementara Kyun In akan dipindah tugaskan ke tempat lain. Semua itu
dengan syarat Il Woo mau membantu mengawasi dan membantu bekerja di bangsal
21A. Dan Il Woo yang memang gila jabatan, dia pun menyetujuinya.
Ji Sang
memasukkan koin ke dalam kotak minuman. Dia menekan tombolnya berulang kali,
namun minumannya tidak kunjung keluar juga. Tiba-tiba dia kehilangan kendalinya
dan memukul kotak minuman tersebut hingga kacanya pecah dan mesinnya rusak. Gae
Yeon yang melihat tindakan Ji Sang hanya bisa menatapnya sedih dan dia hanya
melihat kepergian Ji Sang tanpa mengejarnya..... TBC-->Part 2
**Celotehanku**
Setelah
melihat episode ini, entah mengapa saya merasa bahwa sebenarnya Jae Wook adalah
orang yang baik. Dia menjadi berambisi seperti saat ini karena ada suatu hal
yang memaksa egonya untuk melakukannya. Dia adalah seorang dokter, dan mungkin
akan banyak nyawa yang selamat dan hilang di tangannya. Meskipun itu adalah
kehendak Tuhan, tapi sepertinya dia tidak terima dengan hal itu.
Dan
sampai saat ini, saya masih belum mengetahui, apa peran Gae Yeon disini.
Kemungkinan besar dia akan berpengaruh pada perubahan Ji Sang, entah itu secara
langsung atau tidak langsung. Dan.... Semoga Ji Sang mau menerima tawaran Ji Tae
untuk bekerja sama.