By: Resza
Restu Nirmala..... Ketika
acara tarian perut selesai, MC kembali mengumumkan kalau acara selanjutnya
adalah pelemparan buket bunga pengantin dan meminta Jodha untuk berada di
tengah-tengah lantai dansa juga para tamu wanita yang masih lajang. Tentu saja
ketiga putri Dr. Pratap ikut berdiri di kerumunan para wanita lajang dan berada
paling depan. Aksi saling sikut terjadi kembali karena mereka ingin mendapatkan
buket bunga itu. Ternyata diantara kerumunan para wanita lajang itu terdapat 2
staff WO AMC yaitu Vivian Rossi, Ike Rajkumar yang ikut acara itu. Tidak mau
kalah, Siti Nurhasanah sang fotografer, Risqy Rizkund sang make up artist, Fifi
Khan sang pemilik FIFI AIR ikut bergabung ke dalam kerumunan itu padahal sudah
diberitahu oleh panitia kalau yang boleh ikut acara itu hanya yang masih
lajang. Namun, mereka yang sudah memiliki suami tersebut masih saja berada
disitu. Sedangkan, Reszani dan Rajkumari Mitha hanya duduk santai sambil
menikmati acara tersebut.(nape ga suka ya?? terserah author yee)
Jodha
sudah mengambil posisi ditengah-tengah, membalikkan badannya membelakangi
kerumunan wanita lajang tersebut. Tangan Jodha mulai mengayunkan buket bunga
tersebut ke atas untuk dilempar ke belakang. Aba-aba pun dimulai,
1...2...3...dan buket itu pun dilempar ke belakang. Jodha membalikkan badannya
untuk melihat. Buket bunga itu jadi rebutan dan terjadi aksi saling sikut dan
mendorong untuk mendapatkannya. Namun, buket bunga itu akhirnya jatuh ke Maan
Singh yang saat itu sedang berdiri di belakang kerumunan itu. Maan Singh
menangkap buket itu dan memberikannya kepada Mitha. Mitha sangat kaget dengan
pemberian buket bunga itu karena Maan Singh memberikannya tiba-tiba. Mitha
menerimanya dan Maan Singh hanya tersenyum. Para wanita lajang yang tidak
mendapatkannya nampak sangat kecewa terutama ketiga putri Dr. Pratap.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 5 sore, seluruh rangkaian acara pernikahan tersebut telah
selesai dan nampak para tamu yang hadir sudah mulai meninggalkan tempat
tersebut dan hanya beberapa yang masih tinggal. Nampak Jalal dan Jodha masih
menemui tamu yang masih ada disana. Namun karena sudah merasa letih, Jodha
pamit lebih dulu dan Jalal mengizinkannya. Ketika semua tamunya sudah tidak
ada, Jalal meninggalkan tempat tersebut dan mendatangi kamar Jodha karena
mereka sudah menikah. (ya iyalah...masa misah sih!). Barang-barang pribadi
Jalal juga sudah dipindahkan kesana.
Jalal
mengetuk pintu kamar Jodha, membukanya lalu masuk ke dalam. Ketika masuk ke
dalam kamar, Jalal mencari sosok Jodha dan nampak Jodha yang sedang mengambil
piyama yang akan dipakai untuk Jalal. Dia sudah mandi dan memakai kimono warna
krem dan di dalamnya terdapat gaun tidur panjang berbahan sutra berwarna krem,
bertali kecil, berleher rendah sehingga memperlihatkan belahan dada Jodha dan
terdapat renda di bagian dadanya.
Jalal
menghampiri Jodha sambil membuka turbannya dan meletakkannya di meja.
“Apa
tamunya sudah pada pergi, sayang?”
“Iya,
honey. Kamu sedang apa?” Jalal kembali bertanya sambil membuka bajunya.
“Aku
sedang mengambilkan piyamamu yang akan kamu pakai nanti untuk tidur,” jawab
Jodha datar.
“Honey,
sepertinya aku tidak akan memerlukan piyama itu malam ini” goda Jalal sambil
memeluk Jodha dari belakang.
“Kenapa
sayang?” tanya Jodha polos.
“Owh,
honey. Kamu sangat polos sekali” Jalal membalikkan tubuh Jodha menghadapnya, “dan...kamu
juga tidak akan memerlukan ini malam ini...” goda Jalal sambil melepas ikatan
kimono Jodha dan berusaha mencium Jodha.
Jodha
malah mengelak dan mendorong Jalal ke arah pintu kamar mandi, “sebaiknya kamu
mandi dulu sayang karena aku lebih suka melihat kamu sehabis mandi… terlihat
lebih maskulin sayang” goda Jodha sambil melirik nakal.
Jalal
hanya tersenyum dan mengikuti perintah istrinya. Ketika Jalal mandi, Jodha
merapikan baju pernikahan Jalal. Menyalakan lilin aromaterapi yang memancarkan
aroma floral untuk menambah kesan romantis dan sensual di kamar itu. Di atas
tempat tidur pun ternyata sudah dihias dengan petal bunga rose oleh pihak
istana. Meredupkan cahaya lampunya di kamar dan hanya diterangi oleh cahaya
lilin. Setelah selesai mandi, Jalal memakai piyamanya namun hanya celananya
saja dan dia membiarkan dada bidangnya telanjang (aslinya BBSG “bantet-bantet
seksehh guemesin).
Lalu Jalal
menghampiri Jodha yang sedang melamun di depan jendela kamarnya. “Kya hua,
honey?? Kenapa kamu melamun?” tanya Jalal sambil memeluk Jodha dari belakang
dan menghirup aroma floral dari rambut Jodha.
“Benarkah
kita sudah menikah, sayang?” sambil merebahkan kepalanya di dada bidang Jalal
dan kedua tangannya berada diatas tangan Jalal.
“Kya hua,
honey?” selidik Jalal
“Aku takut
kalau ini hanya mimpi, sayang. Aku sangat bahagia hari ini” ucap Jodha sambil
melirik ke Jalal.
Jalal
membalikkan tubuh Jodha menghadapnya dan berbisik ditelinganya, “aku akan
membuktikan kalau kita sudah menikah.”
Jalal
mendaratkan bibir tebalnya diatas bibir tipis Jodha. Perlahan Jalal mulai
mencium bibir tipis Jodha. Jodha memejamkan matanya dan merespon ciuman Jalal
dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Jalal. Ketika Jodha merespon
ciumannya, Jalal semakin mempererat pelukannya sehingga tubuh mereka semakin
rapat. Perlahan Jalal memperlambat ciumannya dan mengambil nafas panjang. Jalal
menempelkan keningnya di kening Jodha, memeluknya dan membiarkan Jodha yang
masih terpana merasakan sensasi ciuman tadi.
“Hari ini
aku belum memuji penampilan istriku. Kamu nampak sangat cantik sekali memakai
baju itu. Pantas saja kamu melarangku untuk melihatmu mencoba baju itu dan
ternyata, hari ini saat aku melihatmu memakainya, aku sangat terpesona.”
“Kamu,
juga terlihat sangat tampan memakai Sherwani. Seperti raja-raja India dari
bangsa Rajput atau Mughal” goda Jodha sambil memainkan jemarinya di bahu
telanjang Jalal.
“Oya,
honey sepertinya kamu melupakan sesuatu”
“Apa itu,
sayang?” selidik Jodha penasaran.
“Apakah
kamu benar-benar lupa, honey?” goda Jalal.
“Apa sih,
sayang?” balas Jodha.
“Apakah
kamu lupa kalau kamu belum mendapatkan hukuman akibat ulahmu yang merusak mobil
kesayanganku tempo hari?” jawab Jalal pura-pura kesal.
“Iissshhh,
aku kira masalah apa. Bukankah aku sudah mendapatkan hukumannya dengan
menciumku waktu itu...ehhh tunggu! seharusnya waktu itu kamu yang seharusnya
aku hukum tapi kenapa malah aku yang dihukum?? Kamu benar-benar licik, sayang”
melirik tajam dan kesal.
“Itu bukan
hukuman, honey dan hukuman yang sebenarnya akan aku berikan padamu hari ini”
goda Jalal.
“Apa
hukumannya, sayang? Tunjukkan padaku,” tantang Jodha.
Bibir
Jalal mulai bersatu kembali dengan bibir tipis Jodha. Kali ini bukan ciuman
penuh kelembutan yang diberikan oleh Jalal kepada Jodha. Melainkan ciuman yang
sudah terbakar oleh gairah dan nafsu, sambil berusaha membuka tali kimono
Jodha. Sekali sentak ikatan kimono itu lepas. Jalal terperangah, dia sangat
takjub melihat Jodha memakai gaun tidur yang sangat seksi. Potongan rendah
dibagian dada gaun itu memperlihatkan belahan dada Jodha.
Jodha
nampak tersipu malu saat Jalal memandanginya seperti itu, “u look hot and sexy,
honey” bisiknya ditelinga Jodha.
Jalal lalu
mulai membaringkan Jodha ke atas ranjang. Kembali mereka berciuman dan malam
itu menjadi saksi bisu atas penyatuan kisah cinta mereka.
Keesokan
paginya, saat sinar mentari menyelinap masuk ke dalam kamar mereka, Jodha
terbangun di dalam pelukan Jalal. Dipandanginya wajah laki-laki yg saat ini
telah sah menjadi suaminya. Ditelusuri wajah suaminya tersebut, hingga matanya
tertumpu pada tanda merah di leher Jalal. Jodha tersenyum melihatnya, bayangan
akan cumbuan semalam bermain dipikirannya. Perlahan Jodha memindahkan tangan
Jalal dari pinggangnya. Jodha bangun dari tempat tidur dan menarik selimut
tipis untuk menutupi tubuhnya. Jodha lalu berlari kecil ke arah kamar mandi.
Dilihatnya
kamar mandi yang luas. Di dalamnya terdapat Jacuzzi, ruang shower yang
dipartisi dengan kaca tembus pandang. Kamar mandi yang didominasi dengan warna
merah dan keemasan menambah kesan sensual bagi yang melihatnya. Di sekeliling
Jacuzzi itu terdapat lilin-lilin aromaterapi dan beberapa rose petal. Jodha
lalu menyalakan keran air hangat dan memasukkan bubble bath untuk membuat busa
dan beberapa kelopak bunga yg menambah kesan romantis dan sensual. Sambil
menunggu airnya memenuhi Jacuzzi, Jodha menyalakan lilin-lilin itu dan
keluarlah aromaterapi yang dapat membuat rileks.
Di samping
Jacuzzi tersebut terdapat cermin besar dan Jodha melihat tubuhnya yang nampak
kemerahan di sekitar leher dan tulang bahunya. Jodha kembali terbayang akan
peristiwa semalam. Tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya dan
mendaratkan ciuman di punggung terbukanya yang membuat Jodha merasakan sensasi
yg luar biasa.
“Kamu
sedang apa, honey?” tanya Jalal.
“Sayang,
apa yang kamu lakukan ?” tanya jodha kembali dengan suara parau karena ulah
Jalal yang mencium punggungnya.
“Aku
sedang memberimu hukuman karena kamu sudah meninggalkanku sendirian di ranjang.
Aku ingin ketika aku membuka mataku saat bangun tidur, wajahmulah yang ingin
aku lihat untuk pertama kalinya,” jawab Jalal masih memeluk Jodha dari belakang
dan melihat pantulan mereka berdua di cermin.
“Oya,
sepertinya aku punya ide untuk menghilangkan rasa letihku sejenak sehabis
permainan tadi malam, honey “ ucap Jalal dengan nada menggoda.
“Apa
maksudmu, sayang?” tanya jodha penasaran.
Jalal
tidak menjawabnya namun langsung mengangkat tubuh Jodha sehingga kain yang
menutupi tubuhnya jatuh ke lantai dan membuat Jodha membelalakkan matanya, “Kyaaaa,
sayang apa yang kamu lakukan??” ucap Jodha sambil berusaha menutupi area
pribadinya.
“Tidak
usah kamu tutupi, honey. Bukankah aku sudah melihat semuanya?” goda Jalal lalu
membawa Jodha masuk ke dalam Jacuzzi tersebut bersamanya.
Jalal lalu
duduk di dalamnya dengan Jodha berada di pangkuannya. Melihat wajah Jodha yg
terlihat merona merah membuat gairah Jalal kembali. Dicium bibir istrinya
tersebut dengan lembut. Jodha pun menerima ciuman Jalal kedua tangannya
memegang wajah Jalal. Ciuman yang membara dengan sensasi air hangat, rose petal
dan lilin aromaterapi menambah keromantisan mereka pagi itu.
Setelah
puas menciumi bibir Jodha, Jalal berpindah ke leher jenjang Jodha. Bibirnya
mulai menjelajahi kulit leher Jodha yang putih bak pualam. Jodha yg mendapat
serangan tersebut hanya bisa mengerang menikmati permainan bibir Jalal di
lehernya dan mereka kembali memadu kasih untuk yang ke sekian kali.
***************
Setelah
selesai acara pernikahan yang digelar selama 4 hari tersebut. Jalal, Jodha dan
keluarga besar mereka kembali ke mansion yang berada di Casablanca. Setelah
berada disana selama 2 hari, keluarga besar Jalal dan Jodha kembali ke negara
mereka masing-masing. Maan Singh dan Shehnaz beserta keluarganya sudah terlebih
dahulu pulang ke tempat tinggal mereka masing-masing. Hari ini, Jalal dan Jodha
mengantarkan kedua orang tua mereka, Rahim beserta istrinya, nenek Athifa,
Salima dan Rahul ke bandara. Disana sudah menunggu jet pribadi yang Jalal beli
khusus dari FIFI AIR. Terjadi momen emosional saat melepas kepulangan mereka ke
India. Dimana kedua orang tua Jodha akan sangat lama untuk tidak bertemu
dengannya. Namun mereka harus mengikhlaskannya karena bagaimana pun sekarang
Jodha sudah menikah dan harus ikut dengan suaminya.
Hari
berikutnya, sesuai dengan perkataan Jalal. Mereka akan pergi berlayar dengan
kapal pesiar mereka yang bernama Akdha untuk berbulan madu menjelajahi Eropa.
Selama kurang lebih 2 minggu mereka berbulan madu. Setelah puas berbulan madu,
mereka berdua kembali kepada rutinitas mereka seperti waktu di India. Jalal
bekerja di kantor cabang barunya dan Jodha mulai bekerja di toko bunga miliknya
sendiri dan mereka hidup damai, tenang dan bahagia disana.
****************
New Delhi, India (5 tahun kemudian)
Sepasang
suami istri sedang berdiri di samping makam seseorang.
“Ayah, aku
harap sekarang ayah sudah bisa pergi dengan tenang. Kami sekeluarga sudah
tenang, orang-orang yang inin menghancurkan keluarga kita sudah tak ada lagi.
aku juga sudah menikah dengan wanita yang ayah dan kakek pilihkan untukku, aku
sudah memenuhi surat wasiat kakek dengan menikahi Jodha. kami akan hidup
bahagia, andai ayah ada disini bersama kami maka kebahagiaanku akan terasa
lengkap, kami sayang ayah.” ucap Jalal sambil menggandeng tangan Jodha.
Di sebelah
mereka ada anak kecil yang menarik-narik tangan Jodha yang bebas, ia berujar,”Ammi...
kenapa kita disini?? aku takut Ammi, ini tempat apa?” tanya seorang bocah
laki-laki berusia 4tahun.
“Ini,
makam sayangku. Disini terbaring kakek kalian yang sudah lama meninggal,” jawab
Jodha kepada kedua anak laki-lakinya.
“Disini
sepi, Ammi, Abu...aku mau pergi saja dari sini,” sahut putra sulung Jodha dan
Jalal dan dia pun meninggalkan mereka.
Setelah
menikah selama 5 tahun, Jodha dan Jalal dikaruniai dua orang anak laki-laki. Si
sulung bernama Nuruddin Salim Akbar berusia 4 tahun dan putranya yang kedua
bernama Murad Humayun Akbar berusia 2tahun.
Lalu Jalal
mengajak Jodha ke makam lainnya yang letaknya tidak jauh dari makam ayahnya
Jalal dan Jodha bertanya-tanya, “sayang, ini makam siapa?.”
“Tadinya
ini adalah makam dirimu. Namun, begitu aku mendapat kabar bahwa kamu masih
hidup, aku langsung meminta seseorang untuk membongkar nisan makam ini dan
entah jasad siapa yang terkubur disini,” jawab Jalal tegang.
“Yang
berlalu biarlah berlalu, sayang. Bukankah kita sudah membuka lembaran hidup
kita yang baru?”, ucap Jodha sambil merangkul Jalal.
“Iya,
honey. Aku sangat bahagia karena kamu sekarang sudah berada disisiku untuk
selamanya,” sambil menatap Jodha dan mengecup keningnya.
Kemudian,
mereka berdua berlalu dari sana. Terlihat, Salim dan Murad yang sedang
berlarian saling mengejar yang diawasi oleh Moti. Jalal dan Jodha berjalan
menghampiri mereka dan tiba-tiba, “hoooeekkk, hoooeekkk.”
“Ka...kamu...kenapa
honey?!, apakah kamu sakit?” ucap Jalal cemas sambil merangkul pinggang Jodha.
“Tidak
sayang, aku tidak sakit, tetapi aku...,” ucap Jodha terbata-bata, “...aku sudah
telat 2 bulan, sayang.”
“Benarkah
itu, sayang?” tanya Jalal bahagia dan kaget mendengar kabar itu.
Jodha
hanya mengganggukkan kepalanya dan Jalal memeluknya. Dengan sangat hati-hati,
Jalal menggandeng tangan Jodha.
Jodha dan
Jalal sedang duduk berdua di sebuah sofa panjang yang menghadap ke arah taman
samping di rumah orang tua Jalal. Jodha merebahkan kepalanya di dada bidang
Jalal dan Jala melingkarkan lengannya di pinggang Jodha. Mereka berdua sedang
memandang kedua putra mereka yang sedang bermain disana. Mereka berdua sedang
membayangkan dan membicarakan tentang pertemuan mereka pertama kali ditempat
itu.
Setelah 5
tahun tinggal di Maroko, akhirnya Jalal dan Jodha memutuskan untuk tinggal di
India selamanya karena disanalah mereka bertemu, menjalin kasih, memperjuangkan
cinta mereka hingga akhirnya mereka menikah. Bukan hanya karena alasan itu
saja, mereka pulang ke India juga sekalian untuk menghadiri acara pernikahan
Maan Singh dengan Rajkumari Mitha Kumar sedangkan, Mirza dia masih asik
melajang. Tidak adakah yang ingin tahu tentang Ruqaiyah??Dia ditempatkan di
sebuah Panti Rehabilitasi Gangguan Mental dimana tingkat penjagaannya sangat
tinggi sehingga para pasien disana tidak akan bisa kabur.
Jalal dan
Jodha hidup bahagia di India bersama ketiga anak mereka, anak ketiga mereka
adalah seorang putri yang bernama Rajkumari Aram Bano.
***********
“Disinilah
kita pertama kali bertemu dan aku langsung terpesona dengan dirimu. Aku jatuh
cinta kepadamu pada pandangan pertama. Begitu beratnya perjuangan cinta kita
hingga aku kehilanganmu. But, my Love From The Past that bring u back to me.
You are my first and my last love. No one else, just u in my heart, in my mind
and in my life... I love u till the end of my life...”
~
Sometimes the heart sees what is invisible to the eye ~ by H. Jackson Brown,
Jr.
~
Love isn't something you find. Love is something that finds you ~ by Loretta
Young.
THE END, FINISH, TAMAT
Terima
kasih kepada seluruh teman2 GKM dan AMC yang sudah membantu dan mensupport aye.
Juga para ALL READERS yang selalu setia menunggu dan meluangkan waktu untuk
membaca FFku. Sampai bertemu di FF baru aye yang berjudul The Royal Agra yang
sudah tayang.
FanFiction
Love From The Past Part yang lain Klik
Disini