~H-3 Menuju Pernikahan~
Jadwal
hari ini adalah fitting baju pernikahan beserta baju untuk keluarga besar
mereka. Setelah mereka selesai sarapan, mereka semua langsung berangkat menuju
ke sebuah butik milik perancang terkenal dimana baju rancangannya sudah masuk
ke beberapa negara fashion seperti Milan, Paris, New York, Tokyo dan negara
lainnya. Bahkan, rancangannya pernah dipakai oleh beberapa artis Hollywood
seperti Sarah Jessica Parker, Madonna, Angelina Jolie dan Jennifer Aniston.
Butik itu bernama RESZANI dan nama pemiliknya adalah Reszani Khan.
Jalal dan
Jodha beserta keluarga besar mereka sudah berada di dalam butik itu dan mereka
disambut dengan hangat oleh si empunya butik. (Jangan pada ngiri
yee...ngeliriknya biasa aja keleeuusss, pan aye authornya...hahaha)
Mereka
semua mencoba baju yang akan mereka pakai di acara pernikahan Jalal dan Jodha
dengan dibantu oleh asisten si empunya butik, kecuali Jalal dan Jodha yang akan
dibantu oleh si pemilik butik itu sendiri. Reszani, membuat masing-masing tiga
model baju yang akan dipakai oleh Jalal dan Jodha yaitu untuk foto Prewedding,
acara Sangeet dan acara pernikahannya.
Untuk
Jodha, Reszani membuat Kaftan Maroko yang akan dipakai saat foto prewedding.
Untuk acara Sangeet, Jodha akan memakai Lehenga berwarna hijau (warna kesukaan
Jalal) dipadu dengan bordiran benang emas dan oranye, sedangkan dupattanya
berwarna oranye dan dipadukan dengan bordiran benang emas. Untuk acara
pernikahannya, Jodha akan memakai Lehenga berwarna merah dengan bordiran benang
emas dan dipercantik dengan kristal Swarovsky yang akan menambah keanggunan dan
kecantikan Jodha dan dipadukan dengan veil/tudung dengan warna senada. Saat
Jodha mencoba baju-baju itu, Jalal sama sekali tidak diperbolehkan untuk
melihat karena Jodha ingin memberikan kejutan untuk Jalal. Terutama baju yang
akan dikenakan di hari pernikahannya nanti. Meinawati, Hameeda, Shehnaz,
Kareena dan nenek Athifa, semuanya nampak terpesona ketika Jodha mengenakan
Lehenga untuk hari pernikahannya, apalagi saat veil dipasangkan di kepala
Jodha. Nampak wajah Meinawati seperti ingin menangis, dia nampak bahagia dan
seakan tak percaya kalau putri kesayangannya akan menikah. Peristiwa itu
menjadi momen yang mengharukan bagi mereka semua.
Di kamar
pas yang lainnya, nampak Jalal yang mencoba baju-bajunya. Untuk Jalal, Reszani
membuat Kaftan Maroko juga untuk foto preweddingnya. Untuk acara Sangeet dan
pernikahannya, Reszani membuat baju khas pria India yaitu SHERWANI. Untuk acara
Sangeet, Jalal akan mengenakan Kurta berwarna putih tulang yang dipadukan
dengan bordiran benang emas dan hijau, Churidar (celana khas India) berwarna
hijau dan ditambahkan asesoris berupa selendang dan turban berwarna hijau.
Sedangkan untuk pernikahannya, Jalal akan memakai Sherwani berwarna merah yang
dipadukan dengan bordiran emas dan dihiasi dengan kristal Swarovsky begitu pula
dengan selendangnya. Ditambahkan dengan asesoris berupa turban dan kalung
manik-manik. (seperti kalung yg dpke oleh Shahensha)
Setelah
dirasa sudah fix dengan fitting bajunya, mereka pun segera berlalu dari sana
dan menuju destinasi selanjutnya yaitu Pantai Essaouri dimana Jalal dan Jodha
akan melakukan foto prewedding juga bersama dengan keluarga besar mereka
sekalian berwisata.
Setelah
melakukan perjalanan selama 4jam lamanya, akhirnya mereka pun sampai di pantai
itu. Tak perlu menunggu lama, disana sudah ada fotografer profesional yang
Jalal sewa khusus dari Indonesia. Fotografer itu bernama Siti Nurhasanah (bunda
Kia). Meskipun seorang wanita, namun hasil jepretannya sudah masuk ke dalam
majalah kaliber dunia seperti ELLE, Vogue, GQ, Cosmopolitan dll. Siti beserta
kru-nya sudah menunggu Jodha dan Jalal beserta keluarga besarnya. Mereka berdua
langsung digiring menuju tenda untuk di make up dan ganti baju. Setelah siap,
Jalal dan Jodha langsung melakukan foto shoot. Take terakhir pengambilan foto
prewed tersebut adalah saat sunset dan bersama keluarga besar mereka. Begitu
foto prewedding selesai, Jalal dan Jodha beserta keluarga besar mereka langsung
pulang, mengingat perjalanan mereka dari pantai menuju mansionnya menempuh
waktu selama 4jam.
~H-2 Menuju Pernikahan~
Hari ini
Jalal mengajak Jodha dan beserta keluarga besarnya pergi ke suatu tempat.
Lagi-lagi Jalal ingin memberikan kejutan untuk Jodha dan juga keluarga besar
mereka. Sebelum pergi, mereka semua melakukan packing karena mulai nanti malam,
mereka semua akan menginap di istana The Royal Mansour. Jalal sudah menyewa
tempat itu selama 4 hari untuk acara pernikahan. Setelah selesai packing,
mereka semua pergi menuju dermaga yang bernama Port of Casablanca.
Setelah
menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya mereka pun tiba. Jodha beserta
keluarga besar mereka, tidak mengerti akan maksud Jalal membawa mereka kesana.
“Jalal,
sebenarnya ada apa? Kenapa kamu membawa kami kesini?” selidik Jodha.
“Aku ingin
memberimu kejutan” jawab Jalal sambil melirik nakal.
Setelah
berkata seperti itu, Jalal mengajak Jodha dan yang lainnya menuju ke sebuah
kapal yang sedang bersandar di dermaga. Ketika sampai di depan kapal tersebut,
Jodha nampak terkejut dan menggeleng-gelengkan kepala, “Jalal, ini? jangan
katakan kalau kamu...,”
Jalal
memotong ucapan Jodha, “iya sayang, memang benar kalau aku membeli kapal pesiar
ini,” ucapan Jalal membuat semua keluarganya merasa kaget dan tidak percaya
termasuk Jodha yang saat itu sedang menarik nafas dalam-dalam karena dia
menganggap Jalal hanya bercanda.
“Jalal,
aku harap kamu tidak sedang bercanda!!”
Jalal
memeluk pinggang Jodha dan menatapnya dalam-dalam, “coba kamu lihat mataku,
apakah aku berbohong?!”
Jodha
menatap mata Jalal dan dia tidak menemukan kebohongan disana namun Jodha
menampakkan wajah yang tidak terlalu bahagia.
“Ada apa,
sayang? kenapa kamu malah tidak bahagia?” ucap Jalal sambil memegang dagu
Jodha.
“Aku
merasa hal ini terlalu berlebihan, Jalal” ucap Jodha tidak tertarik.
“Bagiku
tidak ada yang berlebihan untuk seorang Jalaluddin Mohammed Akbar. Apakah aku
salah, Jodha??, jika aku ingin membahagiakan calon istriku dan juga keluarga
besarnya? Lagipula sudah lama aku ingin membeli kapal pesiar itu dan...” ucap
Jalal sambil melirik nakal ke arah Jodha dan sukses membuat Jodha sedikit
tersenyum.
“...dan
apa, Jalal?” selidik Jodha.
“Kita akan
menggunakan kapal pesiar itu untuk berbulan madu, sayang” berbisik di telinga
Jodha lalu mengeluarkan senyum andalannya.
Digoda oleh
Jalal seperti itu membuat kedua pipi Jodha merona kemerahan. Lalu Jalal
mengajak Jodha sambil menggandeng tangannya untuk berbaur dengan keluarga besar
mereka. Setelah melihat kapal pesiar yang bernama AKDHA itu lalu mereka semua
naik ke dalamnya dan melihat-lihat. Tidak lama kemudian, kapal pesiar itu pun
bergerak menjauhi dermaga dan pelabuhan menuju ke laut Atlantik dan berlabuh di
Kepulauan Canary yang termasuk dalam teritori negara Spanyol.
Kepulauan
Canary memiliki banyak pulau-pulau yang besar diantaranya Las Palma de Gran
Canaria, Fuerteventura dan La Gomera. Namun tujuan kapal pesiar Akdha itu ke
pulau Las Palma de Gran Canaria. Setelah mereka sampai di pulau tersebut,
mereka langsung menuju ke tempat wisata yang ada disana seperti taman nasional,
museum, pasar lokal setempat dan pusat kota. Menjelang siang, mereka bersantap
siang di salah satu mexican resto. Selama mereka berada di pusat kota, Jalal
dan Jodha menjadi pusat perhatian. Para pria penduduk setempat banyak yang
melirik ke arah Jodha dan bahkan ada yang menggodanya di saat Jalal sedang
tidak bersamanya, hal itu membuat Jalal kesal dan Jodha selalu berada di dalam
pelukannya untuk melindunginya. Begitu pula dengan Jalal, banyak para gadis
muda setempat yang mengagumi ketampanannya. Namun yang menegur mereka saat
mereka melirik Jalal, bukanlah Jodha melainkan keponakannya yang bernama
Amisha. Amisha meminta kepada para gadis itu untuk menjauhi pamannya karena dia
sudah mempunyai istri. Spontan saja, Jalal, Jodha dan anggota keluarga lainnya
langsung tertawa melihat tingkah lakunya. (Habis punya paman berwajah ganteng,
sih...jadi banyak yang naksir...hehehe)
Menjelang
sore mereka menuju pantai. Beberapa anggota keluarga termasuk Jalal dan Jodha,
ada yang melakukan snorkling, diving, banana boat, surfing dan berenang.
Setelah puas melakukan aktivitas disana, mereka semua berjalan menuji dermaga
dan kembali ke Casablanca.
Selama
perjalanan pulang, nampak Jalal dan Jodha sedang menikmati keindahan sunset
dari atas dek bagian depan kapal. Jodha duduk selonjoran sambil menyandarkan
kepalanya ke dada bidang Jalal dan kedua tangan Jalal melingkar di perut Jodha.
“Jalal,
benarkah kita akan tinggal di Maroko setelah menikah nanti?” tanya Jodha masih
menatap ke depan.
“Iya,
sayang. Apakah kamu tidak percaya padaku?” melirik ke arah Jodha.
“Aku
percaya, Jalal namun, bagaimana dengan pekerjaanmu di Delhi?” Jodha bangun dan
menatap Jalal.
“Aku sudah
menyerahkannya kepada Mirza dan paman Atgha untuk mengurusnya. Oya, sayang,
apakah kamu masih ingat waktu aku dan papamu pergi berdua?”
Jodha
menganggukkan kepalanya dan Jalal melanjutkan perkataannya, “sebenarnya, waktu
itu aku dan papamu pergi ke Maroko untuk mengurus kantor cabang perusahaanku.
Setelah aku pikirkan dengan matang, ternyata Maroko memiliki potensi bisnis
yang cukup bagus.”
“Tuhkan,
kamu melanggar aturan. Tidak jujur dan terbuka kepadaku!” Jodha mulai kesal.
“Hei,
sayang. Bukankah sudah aku katakan kalau aku ingin memberimu kejutan.”
“Kamu ini
ya, memang paling bisa untuk berbuat curang! itu bukanlah sebuah alasan, Jalal!”
Jodha mulai mendaratkan cubitannya ke pinggang Jalal dan akhirnya Jalal memohon
ampun.
Tiba-tiba
Jalal melihat ke arah perut Jodha dan mengelusnya. Alhasil membuat Jodha
kegelian dan bertanya-tanya, “ada apa, Jalal kenapa kamu melihat perutku
seperti itu?”
“Aku ingin
segera melihat perutmu yang rata itu menjadi buncit karena di dalamnya terdapat
hasil cinta kita, Jodha” Jalal melirik nakal kepada Jodha.
“Anak
perempuan kita nanti, pasti akan secantik ibunya...” ucap Jalal dan dipotong
oleh Jodha, “dan anak laki-laki kita akan setampan ayahnya” mereka berdua
saling menatap tajam dan tersenyum.
“Memangnya,
kamu berkeinginan untuk mempunyai anak berapa, Jalal?” tanya Jodha penasaran.
“Hhhmmm,
berapa ya?? Mungkin sebelas, Jodha,” ucap Jalal asal sambil memalingkan
mukanya.
“Kyaaaa,
Jalal, yang benar saja!! Apakah kamu ingin membuat grup sepakbola, Jalal?!
Nehiii, Jalal!! Tidak mungkin aku sanggup untuk melahirkan anak sebanyak itu!!”
teriak Jodha.
“Sayang,
apakah kamu tahu pepatah tentang banyak anak banyak rezeki?” goda Jalal.
“Aku tahu
itu, Jalal. Tapi mempunyai anak sebanyak itu...?? Aku membayangkan betapa
repotnya diriku untuk mengurus mereka semua??” Jodha menggeleng-gelengkan
kepala dan terlihat cemas.
“Sayang,
aku cuma becanda. Berapa pun anak yang Allah berikan. Aku akan mensyukurinya,
sayang dan aku sudah tidak sabar menanti saat itu dimana rumah kita akan diisi
oleh suara tangisan bayi,” rayu Jalal dan berhasil membuat Jodha tersenyum.
Jalal
mencium kening Jodha dan mereka pun kembali berpelukan menikmati keindahan
matahari kembali ke peraduannya dan menjadi saksi cinta mereka berdua.
Setelah
kapal pesiar itu merapat di dermaga Port of Casablanca, mereka langsung menuju
ke istana The Royal Mansour karena mulai, malam ini mereka akan menginap
disana. Setelah sampai di The Royal Mansour, mereka langsung disambut oleh si
pemilik istana dan makan malam bersama. Setelah selesai mereka menuju kamar
mereka masing-masing. Khusus Jodha, dia menempati Grand Riad Chambre karena
setelah menikah nanti, Jalal akan pindah ke kamarnya. Maan Singh dan Mirza yang
masih sama-sama single, menempati Riad 1 Chambre. Hameeda dan keluarga mungil
Shehnaz, Meinawati & Bharmal dan Rahim beserta istrinya, nenek Athifa dan
Salima juga Rahul suaminya, masing-masing akan menempati Riad 2 Chambre.
~H-1 Menuju Pernikahan~
Hari ini
menjadi hari yang super sibuk bagi kedua mempelai dan juga keluarga besar
mereka. Tim WO yang dipimpin oleh Vivian Rossi (mak cireng) dan Ike Rajkumar
juga bekerja keras untuk menyelesaikan dekorasi pelaminan, prasmanan dan
dekorasi lainnya. Terlebih lagi nanti malam akan ada acara Sangeet Party dari
kedua pihak keluarga. Baju-baju yang akan dipakai oleh kedua mempelai beserta
keluarga besar mereka juga sudah datang. Begitu pula kerabat dekat dari kedua
belah pihak, sudah datang. Mereka adalah Ins. Vijay Kumar beserta istrinya yang
bernama Adhana Kumar dan anak semata wayangnya yang bernama Rajmitha Kumar.
Lalu, Dr. Pratap Kumar yang tidak lain adalah adik kandung dari Ins. Vijay.
Dokter Pratap datang bersama istrinya yang bernama Dr. Fatima Zahra Kumar dan
ketiga anak gadis mereka yang bernama Dewi bano, Meyrani dan Arumni. Kedatangan
mereka semua disambut dengan baik oleh Jalal, Hameeda, Meinawati dan Bharmal.
Sedangkan
Jodha, mulai hari ini dia dipingit. Tidak boleh bertemu dengan Jalal. Jodha
sedang melakukan ritual pernikahan seperti luluran dengan rempah-rempah, ratus
dan puasa. Ritual selanjutnya adalah Mehendi yaitu pemakaian henna di tangan
dan kaki Jodha. Para perempuan dari dua keluarga juga menghias tangan mereka
dengan henna termasuk si lucu Amisha yang notabene gadis berketurunan
India-Inggris sangat excited saat tangannya dilukis dengan henna dan tidak
henti-hentinya mengoceh untuk menanyakan maksudnya. (Teringat waktu mau merit
dulu...hehehe)
Menjelang
malam, acara Sangeet pun berlangsung. Jalal mengenakan Sherwani bernuansa hijau
keputihan rancangan Reszani Khan. Begitu pula dengan Jodha mengenakan Lehenga
bernuansa hijau oranye rancangan Reszani Khan juga. Ditangan dan kakinya sudah
berlukiskan hiasan henna. Acara Sangeet ini dilaksanakan secara terpisah antara
kaum Hawa dengan kaum Adam. Jadi Jalal dan Jodha tidak akan bertemu sampai
upacara pernikahan mereka berlangsung besok.
Upacara
Sangeet seperti namanya adalah semua tentang tari dan musik. Ini adalah salah
satu ritual yang paling menyenangkan sebelum acara pernikahan dan secara
eksklusif bagi perempuan. Awalnya, Sangeet hanya diselenggarakan oleh pihak
keluarga pengantin wanita tetapi dengan mengikuti perkembangan zaman, ritual
ini juga dilakukan oleh keluarga pengantin pria juga. Upacara Sangeet biasanya
diadakan beberapa hari sebelum ritual Mehendi, namun untuk mempersingkat waktu
kadang kedua ritual ini dilakukan bersamaan. Adapun hal-hal yang dilakukan
dalam upacara Sangeet ini adalah di rumah pengantin perempuan, keluarga,
kerabat dan teman-teman bermain Dholki dan bernyanyi Suhaag, yang merupakan
lagu rakyat tradisional. Lagu yang dinyanyikan termasuk 'lelucon' tentang
mertua dan tentang suami serta lagu tentang pengantin perempuan yang akan meninggalkan
rumah orang tuanya.
Seharian
tidak melihat Jodha, membuat Jalal menjadi sangat merindukannya. Dia ingin
sekali melihat upacara Sangeet yang dilakukan oleh kaum Hawa, terutama untuk
melihat Jodha dan baju yang dikenakannya malam ini pasti akan membuat Jodha
terlihat sangat cantik. Namun, Jodha dan juga Hameeda sudah melarangnya untuk
tidak boleh datang ke acara mereka. tapi bukan Jalaluddin namanya jika ia tak
bisa memenuhi keinginanya. Akhirnya ia berkompromi dengan Amisha, keponakanya
untuk menjadi mata-mata Jalal, melaporkan apa saja yang terjadi diacara
tersebut.
Jalal
memutuskan untuk keluar dari acara Sangeet yang diselenggarakan untuk kaum Adam
dengan berbagai macam alasan yang dibuatnya. Ketika dia sedang berada di depan
ruangan dimana acara Sangeet kaum Hawa dilaksanakan. Jalal melihat Amisha yang
sedang berada diluar dan menghampirinya.
“Dear
Amisha, what are u doing out there? Where is your mommy?” tanya Jalal sambil
memutarkan kepalanya mencari Shehnaz.
“I'm feel
bored, paman di dalam sana. So, noisy. I'm feel sleepy” jawab Amisha sambil
menguap.
“Lalu
bagaimana caramu keluar dari sana sayang tanpa sepengetahuan mamamu?” tanya
Jalal memangku Amisha.
“Aku
keluar lewat pintu rahasia, paman sehingga aku dapat kabur dari pengawasan
mommy” bisik Amisha ditelinga Jalal.
“Oya,
Amisha bagaimana dengan bibimu, Jodha? Bagaimana penampilannya malam ini?”
“She is
looking so beautiful tonight dan dia seharian ini selalu tertawa dan tersenyum”
Mendengar
perkataan Amisha membuat Jalal semakin ingin melihat penampilan Jodha. Akhirnya
dia mengajak Amisha untuk menunjukkan jalan rahasia dimana dia bisa keluar dari
ruangan tersebut. Amisha menunjukkan jalan rahasia tersebut kepada Jalal dan
meminta Jalal untuk berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun perihal dia
kabur dari pengawasan mommynya dan Jalalpun berjanji.
Setelah
Amisha pergi, Jalal mencari tempat yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi
sekaligus untuk mengintip apa yang dilakukan oleh Jodha. Akhirnya Jalal
menemukannya dan bersembunyi di belakang sebuah pilar yang cukup besar untuk
menutupi tubuhnya. Matanya mencari-cari keberadaan Jodha dan setelah dia
menemukannya, Jalal terpesona dengan penampilan Jodha malam ini. Jantungnya
berdegup kencang saat Jodha membuka Ghoongat yang menutupi wajahnya. Saat itu,
Jodha yang sedang bernyanyi dan menari. Lehenga hijau yang dipakainya semakin
memikat dan memancarkan pesona kecantikannya. Cholinya yang hanya menutupi
bagian dada Jodha nampak mengekspos bagian perut dan juga punggungnya, membuat
Jalal semakin tidak dapat memalingkan wajahnya dari sosok calon istrinya itu.
Selama pertunjukkan itu berlangsung, nampak wajah Jalal mesam mesem senyum ga
jelas dan juga GGD (guyu guyu dewe).
“Kenapa
kamu menyembunyikan nyanyianmu yang merdu itu, sayang? dan juga...ternyata kamu
sangat pintar menari, membuatmu menjadi semakin seksi dan menggoda. Lihatlah
nanti, Jodha apa yang akan aku perbuat padamu karena menyembunyikan hal ini”
gumam Jalal sambil tersenyum licik.
Ketika
lagu yang dinyanyikan Jodha akan berakhir, Jalal membalikkan badannya untuk
segera pergi dari sana dan tanpa disengaja Jodha melihat sosok yang sangat ia
kenal. Ya, dia mengetahui kalau itu adalah Jalal, Jodha sangat kesal dan marah
karena Jalal sudah mengintipnya.
Ketika
acara Sangeet berakhir, para anggota keluarga dan kerabat kembali ke kamar
mereka masing-masing. Jalal yang sedang berada dikamarnya untuk berganti
pakaian, tiba-tiba pintu kamarnya diketok oleh Rahim dan dia mempersilahkannya
masuk. Rahim duduk di sofa dan Jalal ikut duduk disampingnya.
“Jalal,
ada hal ingin aku bicarakan denganmu”
“Ahh, iya
kak. Apa itu?” selidik Jalal.
“Aku
sangat bahagia karena Jodha akan menikah dan kau yang akan menjadi suaminya.
Kau adalah sosok yang tepat untuk mendampingi Jodha. Aku melihat begitu banyak
cinta, kasih sayang, kesetiaan dan pengorbanan diantara kalian berdua. Sudah
begitu banyak penderitaan yang kalian alami hingga akhirnya kalian akan
dipersatukan besok di dalam ikatan pernikahan” ucap Rahim sambil menahan
airmatanya.
“Hanya
satu pintaku, Jalal. Tolong jaga Jodha baik-baik. Dia adalah anugerah yang
sangat indah” sambil menepuk bahu Jalal lalu berdiri.
“Iya, kak.
Aku akan menjaganya dengan nyawaku” jawab Jalal tegas dan ikutan berdiri sambil
menatap Rahim.
“Aku tahu
itu dan terima kasih atas apa sudah kau lakukan” ucap Rahim sambil memeluk
Jalal dan Jalal membalasnya. Lalu Rahim pergi dari kamarnya Jalal.
Setelah
kepergian Rahim, Jalal teringat kalau hari ini dia belum mendengar suara Jodha.
Dia memutuskan untuk menelepon Jodha. Di dalam kamarnya, Jodha sedang berganti
pakaian dan menghapus make upnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan tertera nama
Jalal di layarnya.
Jalal: “Hallo,
sayang. Lagi apa? Bagaimana kabarmu, sayang? Tidak melihat wajahmu dan
mendengar suaramu seharian ini sungguh membuatku sangat tersiksa”
Jodha: “oohhh,
Jalal benarkah itu?!” (Jodha tahu kalau Jalal saat ini sedang berbohong. Jalal
tidak mengetahui kalau aksinya mengintip Jodha diketahui olehnya)
Jalal: “apakah,
kamu tidak percaya kepadaku sayang?”
Jodha: “Aku
percaya padamu sayang, dari suaramu terdengar sekali bahwa kamu sangat tersiksa
karena tidak melihatku sama sekali hari ini. Lalu apa saja yg kau lakukan
seharian ini? Kamu tidak mengintip wanita lainkan?
Jalal: “tidak
sayang, mana mungkin aku mengintip wanita lain? aku hanya mengintipmu!
Ehhh...eemmm...maksudku memikirkanmu, sayang”
Jodha: “Achaaa
ji...benarkah seharian ini kamu hanya memikirkanku, Jalal? Kamu tidak melakukan
sesuatu hal yang aneh-aneh kan?
Jalal: “Sesuatu
yang aneh? apa maksudmu sayangg?”
Jodha: “Tidak
apa-apa Jalal, hanya saja mungkin karena aku sangat merindukanmu hari ini, aku
sampai melihat bayangan dirimu hadir saat upacara Sangeet tadi”
Jalal: “benarkah
itu, sayang? kamu pasti sangat...sangat merindukanku kali ini” (Jalal masih aja
ngeles kayak bajaj)
Jodha: “andai
saja itu benar dirimu bukan hanya sekedar bayangan, pastinya aku akan menghampirimu
dan memelukmu. Jadi saat ini kita tidak perlu saling merindukan saat ini!”
Jalal: “Oh,
sayang kenapa kamu tidak langsung menghampiriku saat itu ketika kamu melihatku”
( Jalal keceplosan)
Jodha: “Jalaallllll!!!
Jadi benarkan kalau kamu mengintipku saat upacara tadii??!!”
Jalal: “hadehhh,
mulai keluar deh macan betinanya (dalam hati). “Jangan marah dong,
sayang...maafkan aku ya. Aku tidak sengaja tadi. Sungguh, aku benar-benar
sangat merindukanmu. Bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu kalau sehari
saja aku tidak melihatmu dan mendengar suaramu, serasa jantungku berhenti
berdetak”
Jodha: “simpan
rayuanmu itu, Jalal. Aku tidak akan tertipu lagi dengan rayuanmu itu!!”
Jalal: “oohh,
benarkah itu sayang? Lihatlah apa yang akan aku perbuat padamu”
Jodha: “maksud
kamu, apa Jalal?”
Tiba-tiba
suara telepon terputus dan terdengar ketukan di pintu kamar Jodha, ternyata
Jalal sudah berada tepat di depan kamarnya.
“Ja...Jalal,
apa yang kamu lakukan disini? bukankah sudah dikatakan kalau mulai hari ini,
kita tidak boleh bertemu?” tanya Jodha sambil menghindari Jalal.
Jalal
menyambar lengan Jodha dan menarik tubuhnya mendekat kearahnya. Jalal menatap
intens kedua mata Jodha. Tangan kirinya melingkar di pinggang Jodha dan tangan
kanannya membelai lembut pipinya, mereka saling memandang dan jiwa mereka
saling berbicara......
~SoulTalk~
Jalal: “Jodha,
sayang. Masih ingatkah kamu dengan pertemuan pertama kita?”
Jodha: “iya,
Jalal. Aku masih ingat, saat itu aku baru pertama kali pulang ke India dan juga
datang ke rumahmu. Saat itu aku sedang mengejar kupu-kupu yang ada di halaman
rumahmu dan...”
Jalal: “ketika
aku melihatmu pertama kali saat itu, kamu seperti bidadari yang yang sedang
turun ke bumi dan aku sangat berterima kasih kepada batu itu yang sudah berada
disitu. Tanpanya mungkin, aku tidak akan...”
Jodha: “ya,
Jalal dan sejak saat itu kamu tidak pernah berhenti untuk memandangku”
Jalal: “tahukah
kamu, sayang kalau aku sudah jatuh cinta padamu saat pandangan pertama?”
Jodha: “benarkah
itu, Jalal?”
Jalal: “iya,
sayang, apalagi saat aku mendengar kabar kalau kita akan bertunangan. Sungguh
betapa bahagianya diriku saat itu”
Jodha: “begitu
juga aku, Jalal. Kamu telah menaklukkan hatiku”
Jalal: “namun
peristiwa tragis itu telah merenggutmu dariku. Kepergianmu saat itu telah
membawa separuh hatiku. Hatiku menjadi dingin sedingin es dan aku sudah
berjanji kepada diriku bahwa hanya kamulah wanita yang ada di dalam hatiku,
tidak ada yang lain. Kesetiaan cinta kita sedang diuji. Saat takdir
mempertemukan kita kembali, ternyata kamu telah menjadi orang lain dan
mengganggapku orang asing.
Jodha: “namun
saat itu kamu sudah tidak mencintaiku lagi. Kamu sudah mencintai sosok wanita
lain yang ada di dalam diriku dan aku cemburu”
Jalal: “saat
itu aku merasakan kehadiran dirimu, Jodha di dalam sosok wanita itu. Ketika aku
mengetahui tentang kondisimu yang sebenarnya, aku sangat bersyukur kalau kamu
masih hidup”
Jodha: “iya
Jalal, ketika aku menemukanmu kembali, aku sangat bahagia. Hidupku menjadi utuh
kembali”
Jalal: “disaat
kita sudah bersama, lagi-lagi takdir menguji cinta kita disaat ada pihak ketiga
yang ingin memisahkan kita. Disaat kamu mengalami peristiwa tragis itu lagi,
aku mengira kamu akan pergi lagi dariku dan jika hal itu terjadi maka aku akan
ikut denganmu karena aku sudah tidak sanggup untuk berpisah darimu lagi. Kamu
adalah nyawa hidupku”
Jodha: “begitu
pula aku, Jalal”
Jalal: “puji
syukur kepada Yang Maha Kuasa karena Dia mengembalikanmu lagi kepadaku. Saat
kamu membuka matamu, saat itulah aku merasa hidup kembali dan sekarang sudah
tidak akan ada lagi yang akan memisahkan kita. Kita sudah melewati begitu
banyak cobaan untuk memperjuangkan cinta kita dan akhirnya, sekarang kita akan
dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan”
“Mujhē
tumasē bahuta pyāra hai”
(Aku
sangat mencintaimu)
“Mai
bhi tumhē bahuta pyāra karatā hū”
(Aku
juga sangat mencintaimu)
Meri Dhadkan Tum Ho (ost. Jodha Akbar)
Meri
dhakan dhakan tum ho
(kaulah
detak-detak jantungku)
Mera
dono jahan ab tum ho
(kaulah
duniaku)
Mere
allah eshwar tum ho
(kaulah
pujaanku)
Mera
pyar mohabbat tum ho
(Kaulah
cinta sejati ku)
Tum
ho...tum ho...zindagani...
(Kaulah...Kaulah...Hidupku)
Dil
ko dhadakna
(kau
membuat jantungku berdetak)
Tum
nesikhahya kya
(kaulah
yang mengajariku)
Mohabbat
kya hoti hei
(apa
itu artinya cinta)
Tumne
bataya
(kaulah
yang memberi tahuku)
Dunyia
ki ankhon mai
(mata
dunia ku)
Mei
to sirft pathar tha
(aku
hanyalah batu)
Tumhari
ankhoon ne
(dengan
matamu sayangku)
Insaan
banaya
(kau
merubahku menjadi seorang manusia/lelaki)
Tumhi
kahani ho
(Kaulah
kisahku)
Tumhi
fasana
(Kaulah
yang tertanam jauh dalam diriku)
FanFiction
Love
From The Past Part yang lain Klik
Disini