Setelah
kapal pesiar itu merapat di dermaga Port of Casablanca, mereka langsung menuju
ke istana The Royal Mansour karena mulai, malam ini mereka akan menginap
disana. Setelah sampai di The Royal Mansour, mereka langsung disambut oleh si
pemilik istana dan makan malam bersama. Setelah selesai mereka menuju kamar
mereka masing-masing. Khusus Jodha, dia menempati Grand Riad Chambre karena
setelah menikah nanti, Jalal akan pindah ke kamarnya. Maan Singh dan Mirza yang
masih sama-sama single, menempati Riad 1 Chambre. Hameeda dan keluarga mungil
Shehnaz, Meinawati & Bharmal dan Rahim beserta istrinya, nenek Athifa dan
Salima juga Rahul suaminya, masing-masing akan menempati Riad 2 Chambre.
~H-1 Menuju Pernikahan~
Hari ini
menjadi hari yang super sibuk bagi kedua mempelai dan juga keluarga besar
mereka. Tim WO yang dipimpin oleh Vivian Rossi (mak cireng) dan Ike Rajkumar
juga bekerja keras untuk menyelesaikan dekorasi pelaminan, prasmanan dan
dekorasi lainnya. Terlebih lagi nanti malam akan ada acara Sangeet Party dari
kedua pihak keluarga. Baju-baju yang akan dipakai oleh kedua mempelai beserta
keluarga besar mereka juga sudah datang. Begitu pula kerabat dekat dari kedua
belah pihak, sudah datang. Mereka adalah Ins. Vijay Kumar beserta istrinya yang
bernama Adhana Kumar dan anak semata wayangnya yang bernama Rajmitha Kumar.
Lalu, Dr. Pratap Kumar yang tidak lain adalah adik kandung dari Ins. Vijay.
Dokter Pratap datang bersama istrinya yang bernama Dr. Fatima Zahra Kumar dan
ketiga anak gadis mereka yang bernama Dewi bano, Meyrani dan Arumni. Kedatangan
mereka semua disambut dengan baik oleh Jalal, Hameeda, Meinawati dan Bharmal.
Sedangkan
Jodha, mulai hari ini dia dipingit. Tidak boleh bertemu dengan Jalal. Jodha
sedang melakukan ritual pernikahan seperti luluran dengan rempah-rempah, ratus
dan puasa. Ritual selanjutnya adalah Mehendi yaitu pemakaian henna di tangan
dan kaki Jodha. Para perempuan dari dua keluarga juga menghias tangan mereka
dengan henna termasuk si lucu Amisha yang notabene gadis berketurunan
India-Inggris sangat excited saat tangannya dilukis dengan henna dan tidak
henti-hentinya mengoceh untuk menanyakan maksudnya. (Teringat waktu mau merit
dulu...hehehe)
Menjelang
malam, acara Sangeet pun berlangsung. Jalal mengenakan Sherwani bernuansa hijau
keputihan rancangan Reszani Khan. Begitu pula dengan Jodha mengenakan Lehenga
bernuansa hijau oranye rancangan Reszani Khan juga. Ditangan dan kakinya sudah
berlukiskan hiasan henna. Acara Sangeet ini dilaksanakan secara terpisah antara
kaum Hawa dengan kaum Adam. Jadi Jalal dan Jodha tidak akan bertemu sampai
upacara pernikahan mereka berlangsung besok.
Upacara
Sangeet seperti namanya adalah semua tentang tari dan musik. Ini adalah salah
satu ritual yang paling menyenangkan sebelum acara pernikahan dan secara
eksklusif bagi perempuan. Awalnya, Sangeet hanya diselenggarakan oleh pihak
keluarga pengantin wanita tetapi dengan mengikuti perkembangan zaman, ritual
ini juga dilakukan oleh keluarga pengantin pria juga. Upacara Sangeet biasanya
diadakan beberapa hari sebelum ritual Mehendi, namun untuk mempersingkat waktu
kadang kedua ritual ini dilakukan bersamaan. Adapun hal-hal yang dilakukan
dalam upacara Sangeet ini adalah di rumah pengantin perempuan, keluarga,
kerabat dan teman-teman bermain Dholki dan bernyanyi Suhaag, yang merupakan
lagu rakyat tradisional. Lagu yang dinyanyikan termasuk 'lelucon' tentang
mertua dan tentang suami serta lagu tentang pengantin perempuan yang akan meninggalkan
rumah orang tuanya.
Seharian
tidak melihat Jodha, membuat Jalal menjadi sangat merindukannya. Dia ingin
sekali melihat upacara Sangeet yang dilakukan oleh kaum Hawa, terutama untuk
melihat Jodha dan baju yang dikenakannya malam ini pasti akan membuat Jodha
terlihat sangat cantik. Namun, Jodha dan juga Hameeda sudah melarangnya untuk
tidak boleh datang ke acara mereka. tapi bukan Jalaluddin namanya jika ia tak
bisa memenuhi keinginanya. Akhirnya ia berkompromi dengan Amisha, keponakanya
untuk menjadi mata-mata Jalal, melaporkan apa saja yang terjadi diacara
tersebut.
Jalal
memutuskan untuk keluar dari acara Sangeet yang diselenggarakan untuk kaum Adam
dengan berbagai macam alasan yang dibuatnya. Ketika dia sedang berada di depan
ruangan dimana acara Sangeet kaum Hawa dilaksanakan. Jalal melihat Amisha yang
sedang berada diluar dan menghampirinya.
“Dear
Amisha, what are u doing out there? Where is your mommy?” tanya Jalal sambil
memutarkan kepalanya mencari Shehnaz.
“I'm feel
bored, paman di dalam sana. So, noisy. I'm feel sleepy” jawab Amisha sambil
menguap.
“Lalu
bagaimana caramu keluar dari sana sayang tanpa sepengetahuan mamamu?” tanya
Jalal memangku Amisha.
“Aku
keluar lewat pintu rahasia, paman sehingga aku dapat kabur dari pengawasan
mommy” bisik Amisha ditelinga Jalal.
“Oya,
Amisha bagaimana dengan bibimu, Jodha? Bagaimana penampilannya malam ini?”
“She is
looking so beautiful tonight dan dia seharian ini selalu tertawa dan tersenyum”
Mendengar
perkataan Amisha membuat Jalal semakin ingin melihat penampilan Jodha. Akhirnya
dia mengajak Amisha untuk menunjukkan jalan rahasia dimana dia bisa keluar dari
ruangan tersebut. Amisha menunjukkan jalan rahasia tersebut kepada Jalal dan
meminta Jalal untuk berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun perihal dia
kabur dari pengawasan mommynya dan Jalalpun berjanji.
Setelah
Amisha pergi, Jalal mencari tempat yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi
sekaligus untuk mengintip apa yang dilakukan oleh Jodha. Akhirnya Jalal
menemukannya dan bersembunyi di belakang sebuah pilar yang cukup besar untuk
menutupi tubuhnya. Matanya mencari-cari keberadaan Jodha dan setelah dia
menemukannya, Jalal terpesona dengan penampilan Jodha malam ini. Jantungnya
berdegup kencang saat Jodha membuka Ghoongat yang menutupi wajahnya. Saat itu,
Jodha yang sedang bernyanyi dan menari. Lehenga hijau yang dipakainya semakin
memikat dan memancarkan pesona kecantikannya. Cholinya yang hanya menutupi
bagian dada Jodha nampak mengekspos bagian perut dan juga punggungnya, membuat
Jalal semakin tidak dapat memalingkan wajahnya dari sosok calon istrinya itu.
Selama pertunjukkan itu berlangsung, nampak wajah Jalal mesam mesem senyum ga
jelas dan juga GGD (guyu guyu dewe).
“Kenapa
kamu menyembunyikan nyanyianmu yang merdu itu, sayang? dan juga...ternyata kamu
sangat pintar menari, membuatmu menjadi semakin seksi dan menggoda. Lihatlah
nanti, Jodha apa yang akan aku perbuat padamu karena menyembunyikan hal ini”
gumam Jalal sambil tersenyum licik.
Ketika
lagu yang dinyanyikan Jodha akan berakhir, Jalal membalikkan badannya untuk
segera pergi dari sana dan tanpa disengaja Jodha melihat sosok yang sangat ia
kenal. Ya, dia mengetahui kalau itu adalah Jalal, Jodha sangat kesal dan marah
karena Jalal sudah mengintipnya.
Ketika
acara Sangeet berakhir, para anggota keluarga dan kerabat kembali ke kamar
mereka masing-masing. Jalal yang sedang berada dikamarnya untuk berganti
pakaian, tiba-tiba pintu kamarnya diketok oleh Rahim dan dia mempersilahkannya
masuk. Rahim duduk di sofa dan Jalal ikut duduk disampingnya.
“Jalal,
ada hal ingin aku bicarakan denganmu”
“Ahh, iya
kak. Apa itu?” selidik Jalal.
“Aku
sangat bahagia karena Jodha akan menikah dan kau yang akan menjadi suaminya.
Kau adalah sosok yang tepat untuk mendampingi Jodha. Aku melihat begitu banyak
cinta, kasih sayang, kesetiaan dan pengorbanan diantara kalian berdua. Sudah
begitu banyak penderitaan yang kalian alami hingga akhirnya kalian akan
dipersatukan besok di dalam ikatan pernikahan” ucap Rahim sambil menahan
airmatanya.
“Hanya
satu pintaku, Jalal. Tolong jaga Jodha baik-baik. Dia adalah anugerah yang
sangat indah” sambil menepuk bahu Jalal lalu berdiri.
“Iya, kak.
Aku akan menjaganya dengan nyawaku” jawab Jalal tegas dan ikutan berdiri sambil
menatap Rahim.
“Aku tahu
itu dan terima kasih atas apa sudah kau lakukan” ucap Rahim sambil memeluk
Jalal dan Jalal membalasnya. Lalu Rahim pergi dari kamarnya Jalal.
Setelah
kepergian Rahim, Jalal teringat kalau hari ini dia belum mendengar suara Jodha.
Dia memutuskan untuk menelepon Jodha. Di dalam kamarnya, Jodha sedang berganti
pakaian dan menghapus make upnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan tertera nama
Jalal di layarnya.
Jalal: “Hallo,
sayang. Lagi apa? Bagaimana kabarmu, sayang? Tidak melihat wajahmu dan
mendengar suaramu seharian ini sungguh membuatku sangat tersiksa”
Jodha: “oohhh,
Jalal benarkah itu?!” (Jodha tahu kalau Jalal saat ini sedang berbohong. Jalal
tidak mengetahui kalau aksinya mengintip Jodha diketahui olehnya)
Jalal: “apakah,
kamu tidak percaya kepadaku sayang?”
Jodha: “Aku
percaya padamu sayang, dari suaramu terdengar sekali bahwa kamu sangat tersiksa
karena tidak melihatku sama sekali hari ini. Lalu apa saja yg kau lakukan
seharian ini? Kamu tidak mengintip wanita lainkan?
Jalal: “tidak
sayang, mana mungkin aku mengintip wanita lain? aku hanya mengintipmu!
Ehhh...eemmm...maksudku memikirkanmu, sayang”
Jodha: “Achaaa
ji...benarkah seharian ini kamu hanya memikirkanku, Jalal? Kamu tidak melakukan
sesuatu hal yang aneh-aneh kan?
Jalal: “Sesuatu
yang aneh? apa maksudmu sayangg?”
Jodha: “Tidak
apa-apa Jalal, hanya saja mungkin karena aku sangat merindukanmu hari ini, aku
sampai melihat bayangan dirimu hadir saat upacara Sangeet tadi”
Jalal: “benarkah
itu, sayang? kamu pasti sangat...sangat merindukanku kali ini” (Jalal masih aja
ngeles kayak bajaj)
Jodha: “andai
saja itu benar dirimu bukan hanya sekedar bayangan, pastinya aku akan menghampirimu
dan memelukmu. Jadi saat ini kita tidak perlu saling merindukan saat ini!”
Jalal: “Oh,
sayang kenapa kamu tidak langsung menghampiriku saat itu ketika kamu melihatku”
( Jalal keceplosan)
Jodha: “Jalaallllll!!!
Jadi benarkan kalau kamu mengintipku saat upacara tadii??!!”
Jalal: “hadehhh,
mulai keluar deh macan betinanya (dalam hati). “Jangan marah dong,
sayang...maafkan aku ya. Aku tidak sengaja tadi. Sungguh, aku benar-benar
sangat merindukanmu. Bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu kalau sehari
saja aku tidak melihatmu dan mendengar suaramu, serasa jantungku berhenti
berdetak”
Jodha: “simpan
rayuanmu itu, Jalal. Aku tidak akan tertipu lagi dengan rayuanmu itu!!”
Jalal: “oohh,
benarkah itu sayang? Lihatlah apa yang akan aku perbuat padamu”
Jodha: “maksud
kamu, apa Jalal?”
Tiba-tiba
suara telepon terputus dan terdengar ketukan di pintu kamar Jodha, ternyata
Jalal sudah berada tepat di depan kamarnya.
“Ja...Jalal,
apa yang kamu lakukan disini? bukankah sudah dikatakan kalau mulai hari ini,
kita tidak boleh bertemu?” tanya Jodha sambil menghindari Jalal.
Jalal
menyambar lengan Jodha dan menarik tubuhnya mendekat kearahnya. Jalal menatap
intens kedua mata Jodha. Tangan kirinya melingkar di pinggang Jodha dan tangan
kanannya membelai lembut pipinya, mereka saling memandang dan jiwa mereka
saling berbicara......
~SoulTalk~
Jalal: “Jodha,
sayang. Masih ingatkah kamu dengan pertemuan pertama kita?”
Jodha: “iya,
Jalal. Aku masih ingat, saat itu aku baru pertama kali pulang ke India dan juga
datang ke rumahmu. Saat itu aku sedang mengejar kupu-kupu yang ada di halaman
rumahmu dan...”
Jalal: “ketika
aku melihatmu pertama kali saat itu, kamu seperti bidadari yang yang sedang
turun ke bumi dan aku sangat berterima kasih kepada batu itu yang sudah berada
disitu. Tanpanya mungkin, aku tidak akan...”
Jodha: “ya,
Jalal dan sejak saat itu kamu tidak pernah berhenti untuk memandangku”
Jalal: “tahukah
kamu, sayang kalau aku sudah jatuh cinta padamu saat pandangan pertama?”
Jodha: “benarkah
itu, Jalal?”
Jalal: “iya,
sayang, apalagi saat aku mendengar kabar kalau kita akan bertunangan. Sungguh
betapa bahagianya diriku saat itu”
Jodha: “begitu
juga aku, Jalal. Kamu telah menaklukkan hatiku”
Jalal: “namun
peristiwa tragis itu telah merenggutmu dariku. Kepergianmu saat itu telah
membawa separuh hatiku. Hatiku menjadi dingin sedingin es dan aku sudah
berjanji kepada diriku bahwa hanya kamulah wanita yang ada di dalam hatiku,
tidak ada yang lain. Kesetiaan cinta kita sedang diuji. Saat takdir
mempertemukan kita kembali, ternyata kamu telah menjadi orang lain dan
mengganggapku orang asing.
Jodha: “namun
saat itu kamu sudah tidak mencintaiku lagi. Kamu sudah mencintai sosok wanita
lain yang ada di dalam diriku dan aku cemburu”
Jalal: “saat
itu aku merasakan kehadiran dirimu, Jodha di dalam sosok wanita itu. Ketika aku
mengetahui tentang kondisimu yang sebenarnya, aku sangat bersyukur kalau kamu
masih hidup”
Jodha: “iya
Jalal, ketika aku menemukanmu kembali, aku sangat bahagia. Hidupku menjadi utuh
kembali”
Jalal: “disaat
kita sudah bersama, lagi-lagi takdir menguji cinta kita disaat ada pihak ketiga
yang ingin memisahkan kita. Disaat kamu mengalami peristiwa tragis itu lagi,
aku mengira kamu akan pergi lagi dariku dan jika hal itu terjadi maka aku akan
ikut denganmu karena aku sudah tidak sanggup untuk berpisah darimu lagi. Kamu
adalah nyawa hidupku”
Jodha: “begitu
pula aku, Jalal”
Jalal: “puji
syukur kepada Yang Maha Kuasa karena Dia mengembalikanmu lagi kepadaku. Saat
kamu membuka matamu, saat itulah aku merasa hidup kembali dan sekarang sudah
tidak akan ada lagi yang akan memisahkan kita. Kita sudah melewati begitu
banyak cobaan untuk memperjuangkan cinta kita dan akhirnya, sekarang kita akan
dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan”
“Mujhē
tumasē bahuta pyāra hai”
(Aku
sangat mencintaimu)
“Mai
bhi tumhē bahuta pyāra karatā hū”
(Aku
juga sangat mencintaimu)
Meri Dhadkan Tum Ho (ost. Jodha Akbar)
Meri
dhakan dhakan tum ho
(kaulah
detak-detak jantungku)
Mera
dono jahan ab tum ho
(kaulah
duniaku)
Mere
allah eshwar tum ho
(kaulah
pujaanku)
Mera
pyar mohabbat tum ho
(Kaulah
cinta sejati ku)
Tum
ho...tum ho...zindagani...
(Kaulah...Kaulah...Hidupku)
Dil
ko dhadakna
(kau
membuat jantungku berdetak)
Tum
nesikhahya kya
(kaulah
yang mengajariku)
Mohabbat
kya hoti hei
(apa
itu artinya cinta)
Tumne
bataya
(kaulah
yang memberi tahuku)
Dunyia
ki ankhon mai
(mata
dunia ku)
Mei
to sirft pathar tha
(aku
hanyalah batu)
Tumhari
ankhoon ne
(dengan
matamu sayangku)
Insaan
banaya
(kau
merubahku menjadi seorang manusia/lelaki)
Tumhi
kahani ho
(Kaulah
kisahku)
Tumhi
fasana
(Kaulah
yang tertanam jauh dalam diriku)
FanFiction
Love
From The Past Part yang lain Klik
Disini