***Cinta Bersemi***
“APA?”
mereka berdua berteriak bersamaan informasi yang mereka peroleh tak hanya sulit
dipercaya tapi juga sangat mengejuntukan. Salima mungkin memang telah
mengetahuinya tapi dia sama sekali tak berpikir bahwa segala sesuatunya berlalu
dan terlewati begitu cepat selama perjalanan dinas mereka. Bagaimanapun
keterkejutan mereka berubah menjadi senyuman gembira dan mereka berpelukan
erat.
Ruqaiyya: “Jo,
selamat ya, akhirnya pak presiden menjadi Jalalmu,” sambil tersenyum menggoda Jodha.
Salima: “Jo,
kami sangat gembira untuk kalian berdua.” **ah senangnya punya sahabat seperti Ruq n Salima**
Kopi yang
mereka pesan telah tiba, Ruq dan Salima segera kembali ke tempat duduk mereka
masing-masing dan menunggu kronologi cerita sahabat dan bossnya menjadi
sepasang kekasih.
Ruqaiyya: “Jo,
ceritakan pada kami sedetail-detailnya.”
Salima: “ya..
jangan ada yang tertinggal satupun, kami sangat tertarik mengetahui bagaimana
seorang Rajput yang keras kepala bisa bersatu dengan seorang boss yang egois.” (Salima dan Ruq kepoo berat
...begitupun kita sebagai reader)
Jodha: “Ahh...
kalian ini aku jadi malu.”
Ruqaiyya: “Kami
kan temanmu, ayolahh Jo ceritakan pada kami. Apakah kau melakukan sesuatu yang
‘nakal’?”
Salima: “ya
Ruq, sesuatu pasti telah terjadi selama mereka disana dan dia tak ingin
menceritakannya pada kita.”
Jodha: “Kelihatannya
kalian tidak mau mengalah, baiklah aku akan ceritakan semuanya . Ketika kami
tiba di hotel saat di Miami, aku mengalami satu kondisi dimana reservasi
kamarku bermasalah dan membuatku terpaksa tinggal sekamar dengan Jalal.”
Reaksi
keduanya setelah mendengar kalimat terakhir sangat tak terbayangkan. Bagi Ruq
dan Salima mereka sangat senang sekaligus terkejut melihat keputusan Jodha,
mereka merasa Jodha telah berubah menjadi sosok yang tak ragu dalam mengambil
keputusan dan dia tau apa yang dilakukannya. Mereka berdua telah melihat sisi
lain dari Jodha dan tentu saja mereka sangat menyukainya.
Ruq
tersenyum setengah menggoda: “Ohh tidak Jodha sigh sekarang aku sangat yakin
‘sesuatu telah terjadi’ di kamar itu. (si Ruq ngebayangin apaa yaa? Saat mereka berada dalam satu
kamar? Aihh Ruq )
Salima: “Apakah
kalian tidur dalam satu kamar?”
Jodha: ““Tidak
maksudku kamar itu adalah kamar yang sangat besar sehingga kami bisa dapat
kamar kami masing-masing.”
Ruqaiyya: “Apa?
Aku yakin sesuatu telah terjadi diantara kalian secepat ituu? (Ruq tetap ngeyel) ayolahh Jodha...”
Jodha
menceritakan semuanya pada mereka, setiap kejadian yang akhirnya mengarah pada
pengakuan (antara Jodha dan Jalal). Ruq dan Salima mendengarkan dengan sangat
intens, keduanya sangat terkejut ketika Jo menceritakan tentang buku harian
online milik Jalal dan saat dia memutuskan untuk mengakui pada Jalal bahwa dia
telah membacanya. Setelah Jodha bercerita Salima dan Ruq tersenyum lebar dan
tak henti-hentinya memeluk Jodha
Salima: “Oh
Jo, kami sangat bahagia untuk kalian berdua.”
Jodha
(tersipu): “Kalian.... terima kasih banyak dan aku belum cerita pada siapapun
kecuali kalian.”
Ruqaiyya: “Tapi
kau belum cerita satu hal pada kami alasan apa yang membuatmu begitu cepat
mencurahkan isi hatimu padanya? (bahkan di pagi hari)”
Jodha: ““ummmm...
tak ada aku hanya menyadarinya secara spontan.”
Ruq
tersenyum menggoda, “Ohh benarkah? Aku yakin ada sesuatu yang tak ingin kau
ceritakan pada kami. Anyway.. kami mengharapkan semoga kebahagiaan selalu
menyertai kalian berdua.”
Tiga gadis
itu melanjutkan obrolan mereka dan menceritakan pada Jodha semua gosip yang
terjadi di kantor. Satu dari karyawan kantor telah mengadakan Acara yang sangat
besar, tapi kemudian ada orang lain yang mengeluhkan suara musik yang terlalu
keras dan sangat mengganggu serta memanggil polisi karenanya, setelah polisi
tiba di lokasi acara, mereka hanya mengukur suara musiknya kemudian pergi.
Jodha: “Apakah
benar itu terjadi?”
Salima: “ya
dan tak sedikit karyawan yang melihat kejadian itu, dan kudengar dari salah
seorang yang ikut dalam acara itu juga disediakan minuman beralkohol disana,
untung saja polisi tidak menyitanya.”
Jodha: “apakah
Jalal mengetahui semua ini?”
Ruq: “sepertinya
dia tau, karena ayahmu dan tuan atgah menghubunginnya, sekaligus berdiskusi
dengannya. setelah kejadian itu mereka berdua langsung memecat karyawan itu,
aku yakin ayahmu dan tuan atgah tentu saja akan memberitau Jalal sebelum
mengambil keputusan.”
Setelah
menghabiskan waktu bersama, beberapa saat kemudian mereka memutuskan untuk
berpisah dan pulang, Jodha berjanji akan menemui mereka kembali saat masuk
kerja hari senin.
Ruq: “okaay
, jangan lupa juga ceritakan kata-kata romantis apa yang telah bos ucapkan
padamu okayy”
Salima: “Ruq
.. ayoo.” Dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing.
Saat itu
sudah menjelang malam saat Jodha tiba dirumahnya. Dia sedang bersantai di
kamarnya ketika telfonnya berdering.
Jalal: “tidakkah
sayangku merindukanku hari ini?”
Jodha: “hmm
tentu saja (kalau
baca ini jadi ikut senyum-senyum sendiri)
Jalal: “lalu
kenapa dia tak menelfonku?”
“karena
dia sedang sibuk menemui temannya ketika pulang,” sesaat Jodha tersenyum lebar,
meskipun mereka berjauhan jarak, Jodha bisa merasakan sangat lega hanya dengan
mendegar suaranya dan seolah-olah Jalal memastikan bahwa dia selalu ada untuk Jodha.
Jalal: “Jodha,
aku ingin bertemu denganmu sekarang “
Jodha: “Jalal,
kamu tau kan aku tidak bisa ak baru saja pulang dan apa yang mereka pikirkan
jika aku keluar rumah lagi , mereka juga belum tau ttg kita .”
Jalal: “Baiklah,
bagaimana jika... kau kirimi aku fotomu..?”
“Ummm...sekarang?
“ Jodha sedikit bertanya-tanya.
Jalal: “Hmm
ya sekarang.. aku ingin lihat bagaimana wajah bidadariku saat ini”
Jodha: “kau
kan sudah melihatku.”
Jalal: “Jodha
ini sudah 24 jam sejak kita pulang dan aku belum melihatmu rasanya seperti
sangat lama. (fiuhh sehari rasanya seabad....pemirsaah) Aku sudah tak sabar rasanya menunggu bertemu
denganmu hingga senin rasanya sangat lama sekali.”
Sesaat
keduanya terdiam dan Jodha memecah keheningan diantara mereka, “baiklah .. beri
aku waktu untuk bersiap, aku akan menemui papa dan mama.”
Jalal: “berapa
lama aku harus menunggu?”
Jodha: “hmm...
sebegitu rindukah padaku?” (Kira-kira Jodha ekpresinya sambil menggoda gitu mungkin mskipun
hanya lwt telpon) Ya kira-kira satu jam. hottiemu ini ingin
terlihat cantik didepanmu.”
Jalal: “oh
...woww “
Jodha: “baiklah,
aku pergi dulu sekarang,bye sayang.”
Jodha
bergegas ke ruang makan dan menemui keluarganya yang tela menunggu disana.
Mereka makan malam dengan gembira sambil mendengar Jodha berbagi pengalamannya
selama pergi, tentu saja Jodha tdk menceritakan bagian yang mengejutkan kepada
keluarganya, Jodha memberikan cerita yang biasa pada keluarganya, ibunya
meinawati memperhatikan wajah Jodha yang berseri-seri dan berpikir mungkin ini
efek karena dia telah melakukan perjalanan baru yang menyenangkan baginya.
Setelah selesai makan malam Jodha bergegas masuk ke kamar dan mengunci
pintunya.
Mainawati
merasa heran dan bertanya-tanya, “kenapa dia begitu terburu-buru dan mengunci
pintu kamarnya?”
Bharmal: ““maina,
biarkan dia berisirahat mungkin dia masih kelelahan dan mengalami jet lag
setelah tiba disini.”
Di kamar, Jodha
membongkar lemarinya dan mencari-cari baju yang cocok utk dipakai dan akhirnya
dia memutuskan untuk mengenakan gaun tidur strappy berwarna biru dan melepas
rambutnya. Sejenak dia berpose di depan cermin kemudian menekan tombol pada
kamera ponselnya dan segera mengirimkan fotonya pada Jalal. Setelah beberapa
menit berlalu tak ada balasan dari Jalal, Jodha berpikir mungkin dia masih
lelah dan juga mengalami jet lag sehingga menunggu dan tertidur, Jodha pun
merasakan matanya berat dan memutuskan untuk menelponnya nanti malam.
Keesokan
harinya setengah berteriak Jodha bertanya pada ibunya, “Ma, apa bekal makan
siangku sdh siap?” semalam Jodha tertidur karena kelelahan dan bersyukur karena
jet lag yang dialaminya membuat jadwalnya lebih teratur, dan dia berhasil
menyelesaikan semuanya tepat waktu, setelah selesai berpakaian dia meletakkan
berkas ke dlam tasnya saat dia mendengar suara sms masuk, “sayang aku
menunggumu di bawah.” (heii broo ini masih pagi udah sayang” aja hehhe --pliss ignore) Jodha tau
benar bahwa Jalal telah menunggu sepanjang akhir pekan utk bertemu dengannya,
karena Jodha sndiri tak sabar untuk bertemu dengannya. Segalanya nampak
berjalan lambat bahkan untuk sarapan sekalipun rasanya Jodha sdh tak sanggup
dan memilih utk melewatkannya, Jodha segera bersiap berangkat tak lupa membawa
kotak bekal makan siangny dia bergegas keluar dan masih sempat mendengar ibunya
berteriak (mengingatkan untuk sarapn) teriakn itu pun tak mampu menghentikanny Jodha
ingin segera bertemu dan tak ada hal yang mampu menahannya Dia bergegas
melangkah keluar dari apartemen dan menuju ke mobil Jalal.
Saat pintu
mobil terbuka Jodha melihat Jalal yang tampak memikat seperti biasa, dia sangat
tampan dan Jodha merasa seolah-olah tubuhnya melemah seketika melihat Jalal
didepannya, sama seperti sebelum-sebelumnyanya, Jodha selalu merasa seperti itu
ketika berhadapan dengan Jalal, beberapa langkah lagi dia benar-benar
berhadapan dengan Jalal yang tampak berseri-seri, wajahnya bersinar begitu pula
dengan matanya yang juga diselipi dengan sdkt pandangan nakal ke arah Jodha. Jodha
memandang Jalal dan memberikan senyumnya yang indah.
Tak lama
kemudian mereka sudah berada dalam perjalanan menuju ke kantor, Jalal tentu
saja tak ingin melewtkan kesempatan bersama Jodha begitu saja. Tak berapa lama
dia menggeser posisi tubuhnya mendekati Jodha dan menurunkan wajahnya sehingga
sejajar di telinga Jodha seraya berbisik, “Tahukah kau, aku setengah mati
meridukanmu dan menunggu saat bertemu denganmu?”
Jodha: “Hmm
.... aku tau Tuan Mohammed, sangat tau.... bahwa kau setengah mati
merindukanku.”
Jalal: “ayolahh
berhenti mendorongku sayang, aku benar' merindukanmu.” (mungkin saat Jalal
mendekati Jodha mendadak Jodha mendorong Jalal spy tidak mendekatinya, kira-kira
bisa ngebayangin kan ya hehe)
Jodha: “aku
menanti reaksimu atas foto yang kukirim seharian penuh tapi kau tak
menanggapinya.” (jo menjawab sambil merajuk)
Jalal
memegang bahu Jodha dan mengahadapkan tubuh Jodha kearahnya. Tak diragukan lagi
Jodha tampak cantik saat sedang kesal seperti ini, dan Jalal merasa dia sanggup
melakukan apapun demi gadis yang ada di hadapannya ini.
Jalal: “ohh
begitu rupanya, jadi Hottieku sedang marah... taukah kau , kau tampak sangat
cantik ketika sedang marah.”
Jodha: “Hmmmphh
berhentilah menggodaku.”
Jalal: “hmm
bagaimana jika aku ingin katakan langsung pendapatku tentang foto itu.”
Jodha: “apa
maksudmu?”
Jalal: “setelah
kau kirimi aku fotomu, aku tak henti-hentinya memandang fotomu sampai berjam-jam,
aku mengagumi semua yang ada padamu, wajahmu, senyummu, tubuhmu, matamu dan
bibirmu dan ada satu hal yang tak ingin kusebutkan disini.” ( Jalal berkata dgn
pandangan nakal seperti biasa)
Jodha: “hmm
benarkah?”
Jalal: “ya
dan tentang baju tidur itu.... ya Tuhan kau tampak sexy sekaligus menggemaskan
pada saat yang bersamaan.”
Jodha: “Offo...
bagaimana mungkin aku bisa terlihat seperti itu pada wktu bersamaan?”
Jalal: “ya
-- tentu saja kau bisa, hanya sedikit wanita yang bisa spt itu dan kau adalah salah
satunya.” (haduhh
merayuu di pagi harii)
Jodha
tersanjung mendengar pujian-pujian itu. Mereka berdua saling menatap satu sama
lain dan tersenyum , tak terasa mereka telah tiba di kantor.
*************
“Ya Tuhan,
kemana dia?” Jalal menggurutu smbil melihat ke jam di meja kerjanya. Meskipun
mereka datang bersama tapi mereka tak ingin seisi kantor tau dan mereka sengaja
merahasiakan hubungan mereka dari siapapun supaya tidak menjadi gosip sesama
rekan kantor. Jodha pun memutuskan utk merahasiakan hal ini dari ayahnya dan
mengambil resiko yang ckup besar untuk itu. Jadi Jalal memutuskan untuk membuat
segalanya tampak normal seperti hari-hari sblmnya.
Tak lama
kemudian Jodha memasuki ruangan Jalal dgn wajah sedikit menyesal, “maafkan aku, aku tadi ngobrol sebentar dgn
ruq dan salima sebelum kesini.” Jodha menarik sebuah kursi dan duduk di hadapan
Jalal, dgn cepat Jalal menangkap tangan Jodha dan tidak melepasnya. “Jalal... bagaimana jika papa tiba-tiba masuk?”
Jalal: “Hmmmm...
biar dia melihat kita.”
Jodha: “begitu..?
Aku akan menelponnya sekarang.” (menggoda Jalal)
Jalal: “tidak..tidak.
(mengedipkan mata ke arah Jodha) Tempat ini sangat berarti untuk kita berdua,
dan sekarang aku akan duduk di sebelahmu.”
Perlahan ,
Jalal membelai wajah Jodha sementara tangan satunya seolah mengunci tubuh Jodha.
perlahan mendekatkan wajahnya dan menatap mata hazel Jodha seraya berkata, “Aku
tak akan pernah melupakan semua kejadian yang menakjubkan di Miami seumur
hidupku.” Wajah Jalal semakin dekat dengan bibir Jodha sedangkan Jodha sudah
siap memejamkan matanya (kita semua ikut menahan nafas ...) Mereka sudah sangaaat dekatt tinggal seinchi
saja..
Ketika
tiba-tiba seseorang menerobos masuk dan menyapa, “selamat pagi pak.”
Jalal dan Jodha
sama-sama menarik tubuh mereka menjauh dan seketika merasaa kikuk seperti telah
melakukan kesalahan dan ketauan oleh seseorang (hmm ...) Jalal berbalik untuk
melihat siapa yang telah mengganggu momen romantis mereka. Sedangkan Jodha
seolah terpaku di tempatnya hingga sesaat kemudian...
Jalal: “selamat
pagi Salima.”
Salima: “umm
apakah aku masuk disaat yang tidak tepat? ( haihh tentuu saja dalam hati mereka berdua ) Ya Tuhan maafkan aku.. “
Jodha: “tak
apa salima aku juga bermaksud keluar sebentar lagi.” Jodha segera mengambil
tasnya dan berjalan ke ruangannya sblmnya dia berkata pada Jalal, “aku akan
menemuimu nanti.”
Jalal: “umm...okay.”
Salima
benar-benar merasa tak enak hati dan meminta maaf pada Jalal setelah Jodha pergi.
Dia merasa tak enak bukan hanya karena masuk tiba-tiba tetapi juga karena telah
menciptakan suasana sedikit tegang diantara mereka
Salima: “aku
minta maaf pak, aku tidak tau kalau anda sedang bersama Jodha.”
Jalal: “tak
apa salima kau tak melakukannya dengan sengaja.” (pasti ngomongnya dgn salting hahaha bisa ngebayangin gimana
wajahnya)
Salima: “tapi
aku harusnya aku lebih hati-hati , aku benar- benar merasa tak enak..”
Jalal: “jangan
khawatir,sdh terjadi. lagipula kau harus segera kembali bekerja, bukankah
banyak pekerjaan yang harus kau lakukan?” (hihi ngusir secara halus)
***********
Seorg
wanita yang tak sabar terus melihat ke jam di hpnya da telah sepuluh kali dia
melihat ke arah jamnya dalam setengah jam terakhir - waktu istirahat masih satu
jam lagi dan Jodha sudah tak sabar menunggu waktu utk memghabiskan istirahat
siangnya sndiri bersama Jalal. Jodha begitu ingin menciumnya (hemm jo...) Mereka terganggu saat berduaan pagi tadi dan
kali ini jo memastikan bahwa kali ini akan berhasil. “Tunggu dan lihatlah Jalal, aku akan mendapat ciuman itu darimu hari
ini.” Jodha telah berubah dari gadis pemalu yang ragu-ragu dan sering
nervous menjadi seorang wanita yang percaya diri, cerdas dan tau apa yang
diinginkannya. Dia sudah benar berbeda sekarang ... Dia pergi ke ruangan Jalal
dengan kotak makan dlm genggamannya,
Jalal
sebagaimana biasa sangat menunggu kedatangannya dan telah membuat persiapan
untuknya. Wajahnya langsung berseri-seri saat melihat Jodha datang, Jodha
bergegas masuk dan duduk di sebelahnya.
Jodha: “Thanks
God akhirnya kita benar- benar sendiri sekarang , tadi pagi benar-benar memalukan...”
Jalal: “ya
tapi dia sudah minta maaf .”
Jodha: “tentu
saja dia tak melakukannya dengan sengaja, tapi aku sempat sangat cemas tadi
karena sesaat aku berpikir itu adalah papa.”
Jalal: “tenanglah
sayang... santai saja kita disini untuk menyelesaikan bbrp tugas yang belum
selesai , jangan cemas begituu.” (alibiii alibii... hi hi dasar pak boss)
Jodha: “ya...
kau benar ohh ya kita juga meninggalkan sesuatu yang belum selesai di tengah
jalan.”
Jalal: “hmmm
aku tak ingat...”
Jodha
memegang kerah baju Jalal dan menariknya mendekat. Jarak mereka begitu dekat
tinggal seinchi lagi... Jodha setengah berbisik, “ jangan bercanda denganku .. kau
sangat tau, kita tak pernah berciuman saat kembali dari miami.” (hyaa
ngebayangin Jodha bener-bener tau apa yang dia mau ....)
Jalal: “ya
... benar apa kau akan melakukan sesuatu dengan hal itu?”
Jodha: “tentu
saja ... kau telah mencuri ciuman pertamaku dan sekarang aku akan membalasnya.”
Jalal: “App....”
Dan
sebelum Jalal selesai berbicara, Jodha telah menciumnya, awalnya biasa lalu
berikutnya meningkat sehingga menciptakan sensasi yang luar biasa dan menjadi
sangat bergairah.....( kipas kipass cari angin )
************
“Maaf apakah
ini kantor Tuan Mohammed?” Seorang pria tinggi bertanya pada penjaga di area
reception dan tak lama kemudian dia diantarkan ke meja receptionis.
“Maaf nona.“
Ruq sedang
menerima telpon dan menoleh ke arah suara sesaat dia terkejut tanpa disadari
mulutnya menganga dia terkesima dengan sosok di depannya. “Dia sangat tampan,“
gumam ruq.
Tak
diragukan lagi begitu banyak pria tampan di kantor tapi tak satupun yang
berhasil membuat ruq terkesan tapi pria yang ada di hadapannya ini sungguh
berbeda.
Ruq: “yaa
.. ya adakah yang bisa kubantu?” Jawab ruq setelah sadar dari keterkejutannya.
“Bisakah
kau tunjukkan padaku dimana ruangan Tuan Mohammed, saya datang untuk sebuah
wawancara dengannya.”
Ruq: “umm
ya..lurus saja.”
“terima
kasih“ dan pria itu segera berlalu dari hadapan ruq.
Ruq: “hufft
dia sangat tampan. Aku bertanya-tanya siaapa namanya dan pasti akan sangat
menakjubkan bila dia bergabung di kantor ini.
***********
Jalal
mengantar Jodha smpai di gerbang komplex, dengan terburu-buru Jodha berlari
masuk ke gerbang setelah sebelumnya mengedipkan mata pada Jalal, Jalal
tersenyum dan berlalu dari situ.
Jalal: “tak
sabar menunggu apa lagi yang disimpannya untukku besok.”
Jodha
keluar dari elevator dan bergegas memasuki rumahnya dimana ada hal yang tak
menyenngkan menyambutnya.
Jodha: “huh
sepatu siapa ini?”
Matanya
melihat ke arah pintu pengaman dan dia merasa ada sesuatu yang tak beres
terjadi, di ruang tamu ibunya tengah berbincang dengan seorang pria muda.
Maina: “lihat
apa yang kukatakan.... hai Jodha kapan kau datang? Lihatlah siapa yang datang
untuk menemui kita.”
Pria itu
berbalik menyambutnya dan tersenyum. Mata Jodha melebar setelah mengetahui
siapa yang ada di depannya.
Jodha: “apa
yang kau lakukan disini?”
“Hai Jodha
tampaknya kau belum melupakanku.”
To Be
Continued
Precap:
si aneh misterius menampakkan diri.
FanFiction
His First Love Chapter yang lain Klik
Disini