By: Resza
Restu Nirmala........ Dua
hari kemudian kondisi Jodha mulai membaik dan akhirnya dia diperbolehkan
pulang. Sebelum pulang Dr. Pratap Kumar memeriksa kondisi Jodha untuk terakhir
kalinya. Hameeda dan Meinawati membereskan barang-barangnya Jodha. Jalal
mengurus segala administrasi mengenai kepulangan Jodha. Setelah selesai
mengurusi administrasi tersebut, Jalal kembali ke kamar Jodha.
Di dalam
kamar, nampak Jodha yang sudah berganti pakaian dan siap untuk pulang. Seorang
suster masuk ke dalam kamar membawa kursi roda dan meminta Jodha untuk pindah
ke kursi roda tersebut. Suster tersebut mendorong kursi rodanya menuju keluar
ruangan.
Hameeda,
Mirza dan nenek Athifa berada dalam satu mobil yang sama. Bharmal dengan
Meinawati sedangkan Jalal dengan Jodha di dalam Audi hitamnya. Mereka semua
berlalu dari rumah sakit tersebut.
Dalam
perjalanan pulang nampak kegelisahan di wajah Jodha. Jalal yang melihat hal itu
langsung bertanya, "Ada apa, sayang? Apa yang sedang kamu pikirkan?"
tanya Jalal sambil melihat jalan aspal di depannya.
"A...
aku gugup Jalal, ini pertama kalinya aku pulang ke rumah setelah sekian lama.
Pasti banyak yang berubah disana," ujar Jodha gugup dan sedih.
"Tenanglah,
sayang. Semua akan baik-baik saja. Aku akan selalu berada disampingmu,"
ucap Jalal menegaskan dan memegang tangan Jodha untuk menenangkannya lalu
mereka saling berpandangan dan tersenyum.
Di
kediaman Bharmal, nampak kehadiran keluarga Jodha dan keluarga Jalal lainnya
yang sudah datang dari siang hari dan sangat sibuk membuat pesta penyambutan
sederhana untuk kepulangan Jodha dan sekarang mereka menanti kedatangan Jodha
beserta yang lainnya.
Setelah
menempuh waktu selama 45 menit, akhirnya mereka tiba di kediaman Bharmal. Semua
orang sudah turun dari mobilnya masing-masing kecuali Jalal dan Jodha. Nampak
masih ada kecemasan di raut wajah Jodha. Sekali lagi Jalal memegang tangannya
dan memberikan senyumannya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jodha menghela
nafas lalu mereka pun keluar dari mobil.
Jalal
menggandeng tangan Jodha dan ketika akan masuk ke dalam rumah, Jalal melepaskan
tangan Jodha dan memberikan tangannya kepada Meinawati dan Bharmal. Mereka
bertiga berjalan masuk ke dalam rumah dan berhenti ketika melihat sebuah
tulisan yang ada di atas pintu rumah "Welcome Home Our Lovely Jodha".
Jodha yang melihat hal itu nampak terharu.
Saat
mereka masuk ke dalam rumah, tiba-tiba terdengar teriakan, "welcome home
Jodha, we missed you so much" dari seluruh anggota keluarga yang ada di
dalam rumah lalu terdengar suara Confetti yang dilepaskan dan keluarlah isi
dari Confetti itu yaitu berbagai macam bentuk kertas beraneka warna dan juga
glitter. Jodha dan lainnya nampak terkejut.
Datang dua
orang pria tampan yang mendekati Jodha. Pria tampan itu adalah Rahim dan Maan
Singh yang merupakan kakak-kakaknya Jodha. Merekalah yang terakhir kali melihat
Jodha sebelum peristiwa tragis itu kembali. Sekarang mereka sangat bahagia
karena adik tersayang mereka sudah kembali ke rumah. Mereka bertiga berpelukan
dan menangis untuk melepaskan segala kerinduan yang tertahan selama 10 tahun.
Semua orang yang ada disitu ikutan menangis karena melihat hal itu.
Rahim
melepas pelukannya, dia menghampiri seorang wanita cantik dan mengenalkannya
kepada Jodha. Wanita itu bernama Kareena Mehta, dia adalah wanita yang dinikahi
oleh Rahim dua tahun lalu dan sekarang sedang mengandung buah cinta mereka.
Jodha memeluk kakak iparnya tersebut dan dia sungguh bahagia karena anggota
keluarganya bertambah serta tidak lama lagi dia akan menjadi aunty.
Jalal
menghampiri Jodha dengan menggandeng tangan seorang wanita cantik lainnya.
Tidak lain dia adalah kakak kandung Jalal yang bernama Shehnaz yang selama ini
tinggal di London. Shehnaz dan Jodha berpelukan. Shehnaz melepaskan pelukannya
dan mengenalkan seorang pria kepada Jodha. Pria itu adalah suaminya yang
bernama Arjun McQueen yang dinikahinya 5 tahun lalu. Suaminya Shehnaz berprofesi
sebagai pengusaha di dunia mode atau fashion.
Tiba-tiba
ada seorang gadis cilik yang memeluk Jalal dari belakang. Jalal membalikkan
badannya dan berjongkok sehingga tinggi mereka setara. Ternyata gadis itu
adalah anaknya Shehnaz dan Arjun yang berusia 3 tahun.
"Amisha,
allow me to introduce you to my girlfriend, her name is Jodha," ucap Jalal
sambil melirik ke arah Jodha, "Jodha, this is my nephew, a daughter of
Shehnaz and Arjun. Her name is Amisha Humayun McQueen," sambil melirik ke
arah Amisha dan Jodha secara bergantian.
Jodha
ikutan berjongkok dan mengulurkan tangannya untuk mengajak bersalaman namun,
Amisha malah langsung mendekat ke Jodha dan memeluknya lalu mencium pipinya.
Lalu dia menghampiri Jalal, "she is so pretty, uncle and I like her,"
ucap Amisha di telinga Jalal. Lalu pergi dari sana dan menghampiri Shehnaz dan
sembunyi di belakang badan ibunya. Jodha dan Jalal yang melihat respon Amisha
seperti itu nampak sangat kaget.
Jalal
menjelaskan kepada Jodha bahwa ini adalah pertama kalinya Amisha datang ke
India dan biasanya dia akan tampak malu-malu terhadap orang-orang yang baru
ditemuinya.
"Sepertinya
kamu sudah pantas menjadi seorang ibu, sayang. Lihat saja buktinya. Kecantikan
wajah maupun hatimu tidak hanya sudah menyihirku namun juga sudah menyihir
keponakanku yang pemalu itu," ucap Jalal menggoda Jodha. Jodha hanya
tersenyum saja menanggapi penyataan Jalal tersebut.
"Katakan
kepadaku, Jalal. Apakah kamu yang merencanakan pesta penyambutan ini?"
selidik Jodha sambil memicingkan matanya menatap Jalal.
"Heii,
sayang jangan menuduhku seperti itu?" jawab Jalal dan melanjutkan kembali
ucapannya, "ibuku dan kedua orang tuamu yang melakukannya. Mereka sangat
bahagia karena putri kesayangan mereka sudah kembali pulang dengan
selamat."
Nampak
mata Jodha yang mulai berkaca-kaca. Jalal memeluk bahu Jodha dan mengelus-elus
bahu serta lengan Jodha. Setelah mereka selesai berbincang berdua. Mereka
berbaur kepada anggota keluarga lainnya. Nampak Amisha kembali mendekati Jodha
dan meminta duduk di pangkuannya. Jodha mengizinkannya dan sekarang Amisha
berada di pangkuannya. Sesekali nampak mereka saling bercanda dan Jalal yang
melihat hal itu tersenyum bahagia. Jodha tidak menyadari kalau Jalal sedari
tadi memperhatikannya. Ketika pandangan mereka bertemu, Jodha dan Jalal hanya
tersenyum bahagia.
Selagi
seluruh keluarga sibuk berbincang membicarakan banyak hal dengan Jodha, Jalal
mencoba menarik perhatian mereka semua dengan cara memukul gelas dengan sendok
sehingga berbunyi "ting...ting...ting" dan dia pun mulai berbicara,
"perhatian semuanya. Sebelumnya, aku mengucapkan terima kasih atas pesta
penyambutan ini dan aku disini ingin mengumumkan sesuatu kepada kalian. Mulai
hari ini aku akan tinggal disini bersama Jodha...," Jalal mengamati semua
wajah orang-orang yang ada disana.
Mendengar
pernyataan Jalal membuat semua yang hadir kaget setengah mati. Tak terkecuali
Jodha, ia langsung menghampiri Jalal dan memegang tangannya lalu berkata,
"Jalal, apa kamu sudah gila?! Bagaimana mungkin kau tinggal disini?!"
Jalal pun
menyahut, "tidak sayang, aku tak gila. Hhmmm, apakah sebulan cukup?! ahhh
terlalu cepat ya? bagaimana kalau setahun?! tidak... tidak bagiku itu juga
terlalu singkat. Jodha, aku ingin tinggal bersamamu selama beratus-ratus tahun,
aku ingin kamu selalu mendampingiku disaat senang maupun sedih. Aku pun ingin
kelak anak-anakku lahir dari rahimmu. Dulu aku pernah memintamu sebagai Nadha
kepada nenek Athifa dan sekarang aku memintamu sekali lagi kepadamu sebagai
Jodha di depan kedua orangtuamu..."
Jodha dan
Jalal terdiam saling menatap intens kedua mata mereka masing-masing.
Jalal
menghela nafas, "Jodha, will you marry me??" sambil memegang kedua
tangan Jodha dan menatap intens kedua mata kelinci Jodha.
Semua
orang yang ada disana nampak sangat terkejut mendengar pernyataan Jalal dan
mereka semua nampak menahan nafas karena menanti jawaban yang akan diberikan
oleh Jodha.
"Yes,
I will Jalal," jawab Jodha sambil menatap intens kedua mata Jalal. Jalal
mengecup kening Jodha dan mereka berpelukan.
Semua yang
mendengar jawaban Jodha nampak sangat bahagia dan terharu. Mereka bersorak
sorai gembira, tiada hal yang lebih menbahagiakan lagi setelah kembalinya
ingatan Jodha dan sekarang Jodha akan menikah dengan Jalal. Meinawati, Bharmal
dan Hameeda mendekati Jodha dan Jalal untuk memberikan ucapan selamat, mereka
saling berpelukan satu sama lainnya dan mengecup kening serta pipi Jodha dan
Jalal. Selanjutnya satu persatu anggota keluarga lainnya memberikan ucapan
selamat kepada Jalal dan Jodha. Yang terakhir memberikan ucapan adalah nenek
Athifa. Nampak wajah bahagia dan sedih yang terpancar di raut wajah senjanya.
Cukup lama nenek Athifa memeluk Jodha dan mengecup keningnya.
Malam
semakin larut dan semua anggota keluarga Jalal pamit pulang dan juga Rahim
beserta istrinya. Nenek Athifa untuk sementara waktu tinggal di kediaman
Bharmal karena Salima sedang ikut suaminya yang berpengusaha furniture ke
Chennai. Jodha yang meminta nenek Athifa untuk tinggal bersamanya karena dia
tidak tega meninggalkan nenek Athifa seorang diri di rumahnya. Keluarga Jalal
terlebih dahulu pulang dan Jalal pulang belakangan karena ada hal yang ingin
dibicarakannya dengan Jodha.
Setelah
para tamunya pergi, Jodha pamit kepada semuanya untuk beristirahat karena dia
merasa lelah. Jalal menemani Jodha menuju kamarnya. Saat sampai di depan pintu
kamarnya, Jodha merasa takut untuk membuka pintunya dan melihat isi kamarnya.
Akhirnya setelah Jodha membukanya dan masuk ke dalam kamarnya, betapa
terkejutnya Jodha melihat isi kamarnya tidak berubah sama sekali. Dia
berkeliling melihat-lihat isi kamarnya dan Jalal duduk di pinggir ranjang Jodha
memperhatikan Jodha. Nampak tersirat kesedihan dan bahagia di raut wajah Jodha.
Bahwa kamarnya sama sekali tidak berubah seperti 10 tahun lalu kecuali isi
lemari pakaiannya karena semua baju-baju Jodha yang berusia 14 tahun sudah
dipindahkan dan diganti dengan baju-baju yang sekarang. Jalal menyuruh Moti
untuk membawa semua pakaiannya Jodha yang ada di rumah nenek Athifa ke
rumahnya.
Jalal yang
mengerti akan ekspresi Jodha segera mendekatinya yang sedang membuka lemari
pakaiannya dan menariknya untuk duduk di pinggir ranjangnya lalu berkata,
"aku yang meminta kepada bibi agar tidak mengubah apapun yang ada di dalam
kamarmu karena aku sangat yakin kamu akan kembali lagi untuk menempati kamar
ini suatu hari nanti dan lihatlah sekarang kamu ada disini sekarang,"
sambil menatap kedua mata Jodha yang mulai tergenang airmata.
Jodha
tidak dapat berkata apa-apa dan dia merebahkan kepalanya di dada bidang Jalal
dan menumpahkan segala tangisannya. Jalal memeluknya dan membiarkan Jodha
menangis sepuasnya. Setelah puas menangis, Jalal meminta Jodha untuk istirahat.
Setelah Jodha berada dalam posisi tidur, Jalal pamit pulang dan mengecup kening
Jodha.
"Sweet
dream, my Jodha," ucapnya dan berlalu dari kamar serta rumah Jodha.
Ketika
berada di dalam mobil, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan tertera nama Rohit
dilayarnya. Jalal menjawabnya, "iya Rohit, ada kabar apa?, ohh...oke kau
bisa datang ke kantorku besok pagi untuk membicarakan hal ini," wajah
Jalal nampak serius dan terlihat aura kemarahan serta kekecewaan.
Jalal
menyalakan mesin Audi hitamnya dan berlalu dari rumah Jodha menuju ke rumahnya.
****************
Pagi-pagi
di kantor Jalal, nampak Rohit di ruangan Jalal dan mereka terlibat pembicaraan
serius.
"Apakah
kau yakin dengan hal itu, Rohit?," tanya Jalal gusar dan kecewa sambil
menggosok-gosok pinggir tangannya ke bibir tebal miliknya.
"Iya,
Jalal. Inspektur Vijay sudah memastikan kalau sedan silver BMW itu adalah mobil
curian yang diselundupkan dan dijual di pasar gelap. Pengirim, penadah dan
pembelinya pun menggunakan nama samaran sehingga sulit untuk dilacak,"
jawab Rohit menegaskan.
"Meskipun
begitu, aku ingin kau tetap bekerjasama dengan Ins. Vijay untuk terus memantau
perkembangannya," ucap Jalal cemas.
"Baik,
Jalal. Aku akan melaksanakan perintahmu," ucap Rohit.
"Oya,
mengenai berita di surat kabar itu, kau sudah tahu siapa pelakunya?,"
selidik Jalal.
"Aku
sudah dapat informasinya. Ternyata pelakunya adalah Ruqaiyah namun sewaktu dia
membocorkan berita itu ke media ia memakai nama samaran dan ketika aku
memberikan fotonya, mereka langsung mengenalinya," jawab Rohit.
Begitu
mendengar nama Ruqaiyah yang merupakan dalang dari penyebar gosip itu membuat
darah Jalal mendidih, rahangnya mengeras, tersirat kemarahan di wajah Jalal,
dikepalkan tangannya dan menggebrak meja kerjanya, "sialan kau Ruq...!!!, apa maksudmu dibalik semua ini?? Dimana kau
sekarang ini??!," batin Jalal marah.
Rohit
kaget mendengar suara meja yang digebrak oleh Jalal dan dia bertanya,
"apakah kau baik-baik saja Jalal?."
"I...iya,
aku baik-baik saja. Terima kasih atas infonya Rohit. Kau boleh pergi
sekarang," pinta Jalal.
Setelah
kepergian Rohit, Jalal memutar kursi kerjanya ke arah jendela dan pikirannya
menerawang tentang perbuatan Ruq. Dia harus segera menemukan Ruq dan minta
penjelasan atas perbuatannya itu.
***************
Dua minggu
sudah berlalu sejak kepulangan Jodha ke rumahnya. Saat ini Jalal dan Jodha
sedang sibuk mengurusi acara peresmian pertunangan mereka. Jalal sengaja
melakukan hal ini untuk mengklarifikasi pemberitaan yang tidak benar mengenai
dirinya dan juga Jodha.
Acara
peresmian pertunangan ini diselenggarakan di sebuah hotel bintang lima di New
Delhi. Jodha dan Jalal sempat beradu pendapat mengenai hotel yang akan mereka
pakai. Namun, setelah diberikan penjelasan oleh Jalal akhirnya Jodha menuruti
keinginan Jalal. Jalal memakai jasa EO yang dulu pernah mengurusi acara ultah
perusahaannya dan sudah tentu bunga-bunga yang dipakai untuk menghiasi dekorasi
dan ruangan berasal dari toko bunganya nenek Athifa. Ballroom The Leela Palace
Hotel didekorasi dengan warna kuning keemasan.
Tiga hari
sebelum acara itu, Jalal akan mengirimkan beberapa paket untuk Jodha. Biasanya
Jalal menggunakan jasa kurir dari butik langganannya untuk mengirimkan paket
tersebut. Namun, kali ini dia ingin memberikan kejutan kepada Jodha yaitu dia
sendiri yang akan mengantarkan paket itu ke rumahnya Jodha.
Ketika
sampai di rumah Jodha. Jalal disambut oleh Moti dan meminta Moti untuk
memanggil Jodha namun dengan tidak mengatakan kalau dirinya yang ingin menemui
Jodha. Moti pun langsung menemui Jodha yang sedang ada di kamarnya dan
mengatakan apa diperintahkan Jalal kepadanya. Jodha merasa bingung dan
penasaran, siapa yang ingin menemuinya. Dia langsung turun ke lantai 1 rumahnya
dan menemui orang tersebut. Betapa terkejutnya Jodha kalau yang ingin
menemuinya adalah calon suaminya.
"Jalal?
What are u doing in here?! Kamu tidak bekerja?" selidik Jodha sambil memicingkan
matanya ke arah Jalal.
"Apakah
aku tidak boleh menemui calon istriku? Baiklah kalau begitu, aku pergi
saja" jawab Jalal membalikkan badannya dan pura-pura akan pergi sambil
memasang killer smilenya.
Jodha yang
melihat Jalal mulai berjalan, langsung menangkap tangannya dan berkata,
"Jalal, please don't be angry like that. Maafkan aku, please don't
go," menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.
"Ha..ha..ha,"
Jalal tertawa, "maafkan aku, sayang. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku
hanya ingin menggodamu saja," goda Jalal lalu membalikkan badannya
menghadap Jodha.
Jodha
mulai kesal karena godaan Jalal dan dia mengangkat wajahnya menatap Jalal.
Jalal yang melihat ekspresi Jodha mulai kesal, dia menjadi panik.
"Jahat
kamu, Jalal. Selalu saja menggodaku. Kamu tidak pernah puas untuk selalu
menggodaku," ujar Jodha sambil memukul-mukul dada Jalal.
Jalal
memegang tangan Jodha yang memukul dadanya dan mengangkat wajahnya untuk saling
bertatapan "sayang, bukankah sudah beribu kali aku katakan kalau aku
sangat suka menggodamu ketika aku sedang bersamamu. Aku selalu merindukan
senyum dan tawamu. Jika sehari saja aku tidak melihat itu, jantungku serasa
seperti berhenti berdetak," Jalal mulai mengeluarkan rayuannya. (bisa
banget dehhh...klepek...klepek dah nih)
Jodha
langsung luluh dan mulai tersenyum setelah mendengar rayuan maut Jalal.
"Oya,
kamu belum memberitahuku maksud kedatanganmu kesini untuk apa? Selain untuk
menemuiku," tanya Jodha dengan posisi kedua tangan bergelayut manja di
leher Jalal.
Jalal
melepas rangkulan Jodha dan berjalan menuju meja untuk mengambil beberapa kotak
hitam dan menyerahkannya ke Jodha.
"Aku
kesini untuk memberimu ini," jawabnya sambil menyerahkan kotak-kotak
tersebut, "bukalah," pinta Jalal.
Jodha
membukanya dan dia sangat terpesona dengan isinya, "Jalal, ini?."
"Iya,
sayang. Aku ingin kamu memakainya untuk acara nanti," jawab Jalal terus
memandang Jodha.
"Tapi,
biasanya kamu menyuruh kurir dari butik atau seseorang untuk mengantarkannya
kepadaku," tanya Jodha sambil memandang Jalal.
Jalal
mengambil kotak yang ada ditangan Jodha dan menaruhnya di atas meja. Lalu dia
memegang tangan Jodha dan membawa Jodha ke halaman belakang rumahnya. Jodha
merasa heran dengan perlakuan Jalal yang tiba-tiba seperti itu dan dia diam
saja mengikuti kemana Jalal membawanya. Sekarang posisi mereka berdua berada di
sebuah Gazebo yang dikelilingi oleh beraneka macam bunga.
"Sebenarnya
ada alasan lainnya kenapa aku datang untuk menemui," ucap Jalal gugup dan
melanjutkan ucapannya, "aku ingin kamu melepaskan cincin pertunangan yang
sudah aku berikan kepadamu."
Jodha
terkejut mendengar ucapan Jalal yang sekaligus permintaan itu. Mata kelincinya
membesar dan Jalal masih nampak santai saja melihat respon Jodha.
"Kenapa,
Jalal?," tanya Jodha bingung sambil menatap Jalal.
Dengan
santainya Jalal menjawab, "untuk acara peresmian pertunangan kita nanti,
sebaiknya kita memakai cincin yang lama saja karena aku ingin kenangan akan
sosok Nadha tidak hilang selamanya, dia tetap ada di dalam dirimu."
Jodha
makin kaget mendengar pernyataan Jalal dan tak terasa bulir-bulir kristal mulai
mengisi ruang matanya.
"Sebenarnya
siapakah yang kamu cintai Jalal?! Apakah kamu lebih mencintaiku atau
Nadha?!" tanya Jodha sedih dan menatap intens kedua mata Jalal.
Jalal
memalingkan pandangannya ke arah lain dan tetap diam saja mendengar pertanyaan
Jodha. Karena tidak ada jawaban dari Jalal, sekali lagi dia bertanya.
"Jalal,
please. Aku mohon, jawab pertanyaanku," tak terasa bulir-bulir kristal
mulai mengalir di kedua pipi mulus Jodha.
Jalal yang
melihat hal itu mulai mendekatkan tubuhnya ke arah Jodha. Tangannya menghapus
jejak airmata yang mengalir di kedua pipi Jodha lalu tangan kirinya melingkar
di pinggang Jodha dan tangan kanannya membelai lembut pipi Jodha dan tiba-tiba
Jalal menempelkan bibir tebalnya diatas bibir lembut Jodha. Jalal mulai melumat
perlahan bibir tipis dan lembut itu. Ketika hendak akan melepaskan ciumannya
karena tidak ada respon dari Jodha, Jodha melingkarkan kedua tangannya dileher
Jalal sebagai respon bahwa dia menginginkan ciuman itu.
Jalal
melepaskan ciuman itu saat oksigen disekitar mereka menipis dan Jalal
menempelkan keningnya di kening Jodha dan menjawab, "kamu, tentu saja
kamulah yang paling aku cintai."
Jodha
mengangkat kepalanya dan memicingkan kedua matanya menatap Jalal karena dia
tidak percaya akan jawaban Jalal.
"Apakah
kamu tidak percaya akan perasaanku kepadamu, Jodha? Aku meminta cincin itu
kembali karena sewaktu aku melamarmu dulu, aku sudah mengetahui siapa dirimu
sebenarnya, sayang. Jadi cincin ini tak akan pernah tergantikan oleh apapun dan
siapapun," ucap Jalal menegaskan.
"Benarkah
itu, Jalal? kamu sudah mengetahui saat itu kalau aku adalah Jodhamu?"
selidik Jodha penasaran.
"Iya,
sayang. Apakah perlu aku buktikan lagi?" goda Jalal dan kepalanya mulai
dimiringkan lagi untuk mencium Jodha lagi.
Jodha
tersenyum manis kepada Jalal dan mulai menciumnya. Mereka kembali berciuman dan
hujan pun turun membasahi bumi turut mengantarkan kebahagiaan mereka berdua.
Malam hari
sekitar pukul 7, Jalal sudah menjemput Jodha dan dia menunggu Jodha di bawah
tangga rumahnya. Untuk acara ini, Jalal mengenakan setelan jas hitam dengan
kemeja hitam dan dipadukan dengan dasi berwarna kuning keemasan. Keluarga Jodha
dan juga keluarga Jalal sudah terlebih dahulu berangkat menuju hotel.
Di dalam
kamarnya, Jodha sedang berdiri di depan sebuah cermin besar. Dia melihat
penampilannya. Sejenak dia berpikir, "selera Jalal sangat berkelas sekali.
Aku tidak percaya kalau dia sangat ahli dalam memadupadankan antara warna dan
asesorisnya."
Setelah
selesai memeriksa penampilannya, Jodha menuruni tangga untuk menemui Jalal yang
sudah datang menjemputnya. Mendengar suara langkah Jodha yang mulai menuruni
anak tangga, Jalal membalikkan badannya dan tersenyum melihat penampilan Jodha.
Lagi-lagi dia terpesona melihat Jodha yang memakai Saree. Ini yang ketiga
kalinya Jodha memakai Saree dan Jalal sangat menyukainya. Kali ini Jalal
memberikan Jodha, Saree warna kuning yang didominasi dengan bordiran emas dan
sedikit bordiran warna merah dipinggir kain Saree. Chaniya colinya berlengan
pendek, berleher rendah dan juga terbuka dibagian punggung sehingga menampakkan
punggung Jodha yang indah. Kain Saree yang transparan mengekspos bagian
perutnya sehingga Jodha terlihat sangat cantik dan seksi. Rambut panjang ikalnya
hanya digerai saja karena Jalal lebih menyukai rambutnya yang seperti itu.
Ketika
Jodha sudah sampai di anak tangga terakhir. Jalal mengulurkan lengannya sambil
tersenyum menggoda lalu dia berkata, "aku sangat suka melihatmu memakai
Saree. Terlihat lebih seksi dan menggoda. Setelah menikah nanti, aku ingin kamu
lebih sering memakainya," pinta Jalal menggoda Jodha. Jodha hanya
tersenyum saja mendengar pujian Jalal dan menggangguk pelan menanggapi
permintaan Jalal.
Untuk
acara yang spesial ini, Jalal tidak lagi memakai Audi hitamnya. Kali ini dia
memakai Aston Martin Spectre seperti yang dipakai oleh James Bond di film
Quantum of Solace. Jalal membuka pintu mobilnya untuk Jodha lalu mereka berdua
masuk ke dalam mobil dan Jalal menyalakan mesin mobilnya. Mereka pun berlalu
dari sana dan menuju hotel.
Setelah 30
menit perjalanan, mereka pun sampai di depan lobi utama The Leela Palace Hotel.
Jalal keluar dari mobilnya dan menyerahkan kuncinya ke petugas vallet parking
lalu Jalal menghampiri Jodha dan mengulurkan lengannya. Mereka berdua masuk ke
dalam hotel menuju ballroom. Di depan pintu ballroom nampak Mirza yang sudah
menunggu Jalal dan Jodha. Dia memberitahukan kepada MC bahwa Jalal dan Jodha
sudah tiba. Di dalam ruangan sudah dihadiri oleh keluarga besar Jalal dan juga
Jodha. Para kolega, para pemegang saham perusahaan, dewan komisaris baik dari
pihak Jalal maupun Bharmal. Teman-teman Jodha maupun Jalal serta dari kedua
orang tua mereka. Jalal juga mengundang beberapa wartawan serta beberapa
pejabat penting. MC yang berada di dalam ruangan memberitahukan bahwa Jalal dan
Jodha sudah tiba dan akan segera memasuki ruangan. Petugas hotel membuka pintu
ballroom tersebut, tangan Jodha menggamit lengan kiri Jalal dan mereka berdua
berjalan berdampingan memasuki ballroom tersebut.
Ketika
Jalal dan Jodha memasuki ruangan tersebut, semua tamu yang hadir memandang ke
arah mereka berdua dan nampak beberapa kilauan cahaya blitz dari kamera yang
mencoba mengambil gambar mereka berdua.
Jalal dan
Jodha langsung menuju ke meja yang telah disediakan untuk mereka. Mereka berdua
semeja dengan para ortu mereka. Lalu MC pun memulai acara tersebut. Acara
tersebut dimulai dengan beberapa sambutan lalu MC memanggil nama Jalal,
memintanya untuk naik ke atas podium dan Jalal pun langsung menuju kesana.
Jalal mulai berbicara dan menyampaikan maksudnya mengadakan acara tersebut dan
dia memanggil Jodha memintanya untuk naik podium. Jodha langsung naik ke atas
podium. Jalal menyerahkan mikrofonnya kepada MC dan memintanya untuk memegangkan
mikrofon tersebut ke mulutnya.
Jalal
mengeluarkan kotak hitam mungil dari saku jasnya dan membukanya lalu tangan
kirinya memegang tangan kanan Jodha sedangkan tangan kanannya memegang kotak
hitam mungil itu.
Sambil
menatap intens mata indah Jodha, Jalal berkata, "Jodha, hari ini di
hadapan seluruh orang-orang yang hadir disini, aku ingin melamarmu sekali lagi,
maukah kamu menjadi istriku? pendamping hidupku selamanya? menjadi ibu untuk
anak-anakku, menjadi seseorang yang berbagi keluh kesah berdua dan menjadi
seseorang yang akan menemaniku sepanjang hidupku selama nafas dan jantungku
berdetak," ucap Jalal lalu menghela nafas, "will you marry me,
Jodha?" tanya Jalal.
Semua tamu
yang hadir disana nampak terkejut dengan peristiwa yang ada di depan mereka dan
nampak wajah penasaran mereka menanti jawaban Jodha.
Tanpa
berpikir lagi, Jodha langsung menjawab, "yes, I will Jalal," Jodha
tersenyum bahagia.
Jalal
mengeluarkan cincin itu dari kotaknya dan menyematkan cincin itu ke jari kiri
manis Jodha. Lalu Jalal mengeluarkan kotak hitam lainnya dari saku jasnya.
Bentuk kotak ini sedikit lebih besar dari kotak yang satunya, Jalal membukanya
dan berkata, "aku rasa benda ini juga harus kembali kepada pemiliknya,"
ucapnya sambil memakaikan gelang yang dulu Jalal berikan sewaktu mereka kencan
makan malam dan gelang itu terlepas saat Jodha akan mengalami kecelakaan. Lalu
Jalal mengecup kening Jodha.
Terdengar
suara sorak sorai gembira dan tepuk tangan dari para tamu yang hadir serta
ucapan selamat dari mereka. Jodha dan Jalal berdiri berdampingan, Jodha
mengangkat tangannya yang terdapat cincin dan gelang. Para wartawan tiada
hentinya mengambil foto mesra mereka.
Setelah
selesai prosesi peresmian pertunangan tersebut, Jalal dan Jodha kembali menuju
mereka. MC mengambil alih acara tersebut dan acara pun dilanjutkan dengan makan
malam. Ketika sesi makan malam selesai, kembali Jalal berdiri dan mengetukkan
gelas sampanye dengan sendok untuk menarik perhatian para tamu. Jalal mengucapkan
terima kasih atas kehadiran mereka dan juga merasa bahagia bahwa wanita yang
dicintainya semasa kecil sudah kembali dan tidak lama lagi mereka akan menikah.
Lalu Jalal kembali duduk dan acara selanjutnya adalah acara musik.
"Sayang,
aku punya kejutan untukmu," ucap Jalal kepada Jodha lalu memberikan kode
pada MC untuk melanjutkan ke acara khususnya.
Kejutan
itu adalah Jalal mengundang aktris favoritnya Jodha yaitu Shahrukh Khan dan
Kajol, mereka berdua akan menyanyikan lagu 'Mehndi laga Kherakna' di film
Dilwale Dulhanian Le Jayenge.
Jodha
nampak kaget saat melihat dua artis ternama itu muncul di podium. Dia melirik
ke arah Jalal dan mengucapkan terima kasih dengan mencium pipi Jalal. Spontan
Jalal kaget dan hanya memberikan senyuman mautnya sebagai balasannya. Para tamu
yang hadir nampak senang dan bertepuk tangan.
Kedua
artis itu mulai bernyanyi lalu Jalal menarik Jodha ke area kosong di depan
podium dan mereka mulai berdansa diiringi oleh lagu tersebut. Ketika SRK dan
Kajol selesai bernyanyi, mereka mengucapkan selamat kepada Jalal dan Jodha lalu
berfoto bersama. SRK dan Kajol melanjutkan penampilan mereka dengan menyanyikan
lagu berikutnya. Jalal dan Jodha hanya menikmati saja lagu tersebut dengan
posisi Jalal memeluk Jodha dari belakang. Selama acara wajah mereka dipenuhi
oleh kebahagiaan. Senyuman tidak pernah terlepas dari wajah mereka.
Dari sudut
ruangan nampak seseorang yang sangat tidak menyukai acara tersebut dan dia
segera berlalu dari sana sambil menelepon seseorang.
**************
Berita
mengenai acara peresmian pertunangan Jalal dan Jodha menjadi headline di semua
surat kabar yang ada ada di India bahkan di beberapa media asing.
"...Akhirnya pengusaha muda terkenal dan terkaya
bertunangan dengan seorang wanita yang tidak lain adalah cinta pertamanya yang
sudah kembali ke sisinya...".
Seseorang
yang membaca berita tersebut sangat kesal dan marah lalu dia merobek surat
kabar itu dan membuangnya ke tempat sampah. Dia menelepon seseorang dan berlalu
dari sana.
Dua bulan
sudah sejak acara peresmian pertunangan tersebut diselenggarakan. Saat ini
Jalal dan Jodha kembali disibukkan dengan acara pernikahan mereka. Hari ini
Jodha akan menemui Jalal di kantornya untuk membahas konsep acara tersebut
dengan WO yang sudah ditunjuk oleh Jalal.
Jodha
menuju kantor Jalal dengan menggunakan taksi. Setelah sampai didepan gedung
kantor Jalal, Jodha kemudian menelepon Jalal untuk memberi kabar bahwa ia sudah
berada didepan kantornya dan segera menuju ruangannya. Jalal yang mengetahui
Jodha telah sampai, segera berlari menuju lobi untuk menyambut kedatangan
kekasihnya untuk pertama kalinya di kantor.
Namun
ketika Jodha akan memasuki lobi kantor Jalal, tiba-tiba ada van hitam yang
menghampirinya dan keluar dua orang pria berpakaian serba hitam dan mengenakan
penutup muka, mereka menarik paksa tubuh Jodha masuk ke dalam van. Jodha kaget
dan langsung berteriak, "JALALLLLLLLLLLL......”
TBC
FanFiction
Love
From The Past Part yang lain Klik
Disini
Precap:
Ruq menculik Jodha