Ri Ta, Il Nam, Dr. Kim dan Lee Ho Yong
sedang menikmati teh dan cemilan bersama. Dengan antusias Ri Ta mengatakan
bahwa dia mengajukan surat resmi untuk memeriksa kondisi mental dan psikologi
Ji Sang. Il Nam dan Dr. Kim semakin memberi minyak diatas api, mereka sama-sama
menyebut bahwa Ji Sang adalah seorang psikopat. Lain dengan Ho Yong, dia
mengatakan bahwa apa yang dilakukan Ji Sang adalah wajar, karena dia juga
pernah mengalaminya.
Secara tiba-tiba, Ji Sang datang, “Hanya
untuk masalah diare. Kau akan mendapatkan masalah jika melaporkan hal itu
kepada komite. Alasan untuk disiplin, diare saat operasi. Begitu?”
RT: “Aku mencoba untuk menekan sikap
acuh tak acuhmu itu...”
JS: “Aku pikir punya waktu minum teh
setelah operasi adalah lebih dari sekedar acuh tak acuh.” Il Nam yang saat itu
sedang menikmati tehnya langsung tersedak mendengar ucapan Ji Sang.
JS: “Apa kau menggunakan telepati
untuk melakukan pemeriksaan pasca operasi pada pasienmu?”
Sepasang suami istri sedang berada
diruangan Ji Sang yang disana juga ada para timnya. Ji Sang menjelaskan bahwa
penyakit pria itu sudah sangat parah, sehingga kemoterapi pun akan sulit untuk
membantu. Ji Sang juga mengatakan bahwa kemungkinan hidupnya hanya tiga bulan.
Pria itu sadar akan penyakitnya, “Aku tidak menginginkan untuk sembuh. Aku
hanya ingin hidup lebih lama lagi. Aku mohon, hanya untuk satu tahun. Tidak,
bahkan hanya untuk enam bulan saja.” Ji Sang sedikit tersentuh, dia yang
awalnya menolak untuk rawat inap dan melakukan perpanjangan perawatan akhirnya
mengijinkan pria itu untuk menginap di rumah sakit namun dia tidak bisa
memberikan perpanjangan perawatan karena sudah menjadi kebijakan rumah sakit.
Pria itu tidak masalah dengan hal itu, dia sangat berterima kasih pada Ji Sang.
Sepasang suami istri tersebut kelaur
dari ruangan Ji Sang. Ri Ta melihat mereka yang duduk di luar ruangan Ji Sang
dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Istri: “Aku tidak bisa percaya bahwa
dia adalah dokter.”
Suami: “Sudahlah, setidaknya dia tidak
memberikan harapan palsu.”
Istri: “Meskipun begitu, dia
seharusnya tidak boleh bersikap sedingin itu pada pasien, setidaknya dia
menghibur pasiennya.”
Ri Ta yang sedari tadi diam menyapa
mereka, sepasang suami istri itu menoleh kearah Ri Ta. Ri Ta bertanya, “Apakah
ada yang mengganggumu?”
Kyung In menyerahkan laporan tentang
50 pasien yang menerima perawatan gratis yang sudah melalui penyeleseksian.
Kemudian ketua Yoo menanyakan apa ada informasi tentang Jae Wook. Kyung In
menyampaikannya dengan ragu-ragu, “Tim peneliti obat barunya... Anggota timnya
dibina oleh direktur sendiri, jadi aku tidak punya informasi tentang mereka.
Setidaknya dia harus memberitahukan kita informasi dasar.”
KY: “Aku yakin direktur tahu apa yang
dia lakukan.”
KI: “Tapi, bukankah kita harus
menyimpan catatan rinci?”
KY: “Mulai sekarang biarkan Dir. Menangani
bagian HR. Dan laporkan saja padaku keputusan akhirnya.” Kyung In masih ingin
bertanya tentang pekerjaan, tapi dia justru menanyakan keadaan Ketua Yoo,
karena tepat saat Ketua Yoo akan berdiri, dia merasa kesakitan. Ketua Yoo
beralasan bahwa dia hanya sakit otot setelah kembali dari hiking, dan dia
menyuruh Kyung In untuk kembali bekerja.
Ketua Yoo berjalan sambil menahan rasa
sakit di tubuhnya. Saat sampai di anak tangga, dia mengeluarkan wadah pil dari
dalam mantelnya, mengambilnya satu dan segera memakannya. Dia terduduk dan
tubuhnya banyak mengeluarkan keringat dingin.
Tiga suster dipindahkan bangsalnya. Keduanya
ngedumel karena dipindahkan, sedangkan suster yang paling gemuk diantara mereka
bertiga, menasihati mereka bahwa mereka tidak boleh membeda-bedakan pasien. 3
orang dari Tim Ji Sang berjalan menuju resepsionis. Terjadilah candaan singkat
saat mereka berenam berkumpul.
Tiba-tiba ada germbolan tunawisma yang
begitu mengagumi rumah sakit tersebut. Pria yang bermantel merah memperkenalkan
dirinya sebagai Gong Ja Bok. Ketiga dokter tersenyum geli sementara ketiga
suster tampak kikuk.
Hye Ri terus memperhatikan jam
tangannya, tak lama kemudian salah seorang yang membantu berkemas mengatakan
bahwa mereka sudah siap.
Tak berama lama setelah Hye Ri pergi,
ada 4 vampir yang menghampiri para pekerja. Para pekerja yang ada disana tampak
ketakutan melihat 4 berpakaian serba hitam ada dihadapan mereka.
Semua dokter yang ada dirumah sakit
berkumpul, Jae Wook sebagai direktur rumah sakit memperkenalkan Suh Hye Ri dan
timnya sebagai penemu obat baru. Terjadi selisih pendapat saat pertemuan.
JW: “Ke depannya, diagnosismu,
prosedur operasi dan perawatan akan digunakan untuk pengembangan obat baru.”
Jung Ji Tae (JT): “Apa yang kau
katakan adaalah.... bahwa kita dokter akan menjadi karyawan farmasi?”
JW: “Kau salah faham.”
JT: “Aku tidak berpikir ini salah
faham. Lebih penting dari obat baru adalah penelitian pengobatan patologis.”
JW: “Aku tidak bermaksud kita mengabaikan
penelitian patologi. Dengan lebih efektif dan kerjasama organik... dan lalu....”
Ji Sang (JS): “Lalu... Apakah obat
baru kita akan dinamai para kontributornya? Jika aku berkontribusi, Ji
Sang-lenol. Jika Man. Berkontribusi, Ji-Tae-Pirin. Jika dr. Yoo berkontribusi,
Gas-Ri-Ta? Apakah maksudmu seperti itu?” Ri Ta protes karena Ji Sang
melampirkan namanya untuk hal seperti itu, sementara Jae Wook hanya
menyeringai. Ji Sang melanjutkan ucapannya, “Tidak peduli apapun yang kau
pusingkan, itu menayngkut Farmasi Taemin yang memulai secara gratis. Aku pikir
motivasi akan datang dari tempat yang baik.”
Il Nam: “Mungkin kita sedang dalam
kondisi yang tidak baik.”
Ri Ta: “Selama kedua belah pihak tidak
mengganggu satu sama lain, aku mendukungnya. Tidak ada sinergi yang terbentuk
antara rumah sakit dan perusahaan farmasi.”
Ji Tae mengangguk-anggukkan kepalanya,
“Jika semua orang mendukungnya, maka... ini bukanlah sebuah diskusi, tapi lebih
kepada pengumuman. Nah, suara minoritas tidak akan berguna meskipun mereka
pergi kan.”
Ji Tae langsung berdiri dan melangkah
pergi. Langkahnya terhenti saat Jae Wook berkata, “Keputusanku bukan dari sudut
pandang bisnis, tapi dari pasien. Aku bisa mengatakan satu hal yang pasti.”
Jae Wook berkata pada semua yang ada
disana, “Kami akan mengembangkan obat yang bahkan tidak bisa kalian bayangkan.”
Ji Sang keluar dari ruang diskusi dan
Ji Tae menghentikannya. Dia menanyakan apakah itu sikap Ji Sang yang suka
mengatakan apapun sekenanya, melakukan apapun semaunya dan pergi dari ruang
pertemuan begitu saja. Ji Sang tidak mau berbasa-basi dan menyuruh Ji Tae
mengatakan apa yang mau disampaikan. Ji Tae menimpali, “Rumah Sakit Taemin ini
bukan seperti rumah sakit. Ini lebih dari sebuh perusahaan manajemen artis.
Semua orang jadi luar biasa disini, jadi hanya yang dengan konsep baik yang
bisa bertahan disini. Dalam aspek ini, sepertinya kau membedakan diri dengan
cukup baik.”
JS: “Lalu apa konsepmu? Menyanyi?
Menari?”
JT: “Aku benar-benar tidak punya
konsep. Aku tidak punay faktor itu, tapi seseorang yang berlatih tanpa henti,
akankah selamanya berlatih? Aku akan berteman denganmu jika kau berlatih juga,
tapi.... ini mengecewakan.”
JS: “Kau punya konsep. Antara rendah
hati dan rendah diri.” Ji Sang sedikit menundukkan kepalanya kemudian pergi
meninggalkan Ji Tae yang tersenyum, seakan menandakan dia suka dengan ucapan Ji
Sang yang terakhir.
Suster Sylvia diantarkan ke kamar
rawatnya oleh Ketua Yoo dan Ri Ta. Suster Sylvia memaksa ingin segera pulang,
tapi Ri Ta dan Ketua Yoo menahannya, menenangkannya bahwa anak-anak akan ia
pastikan dirawat. Ri Ta ingin mengajukan diri sebagai perawat Suster Sylvia,
belum selesai dia mengutarakan permintaannya, tiba-tiba Ji Sang datang dan
Ketua Yoo langsung memperkenalkan Ji Sang sebagai orang yang bertanggung jawab
merawat Suster Sylvia. Ri Ta hendak protes, namun Ketua Yoo langsung
menghentikannya.
Suster Sylvia menjalani pemeriksaan,
Ji Sang dan Ri Ta yang mengamati tentang perkembangan kankernya.
JS: “Ini tumor Klatskin. Mereka
agresif menyebar ke hati. Kedua sisinya kini dalam tahap kedua. Pada titik ini,
pengangkatan tidak akan mungkin. Ini akan sulit.”
RT: “Aku tahu, kau akan mengangkatnya
dengan cepat.” Ji Sang mengatakan bahwa saat ini tidak akan dilakuakn operasi.
Belum selesai Ji Sang berbicara, Ri Ta berteriak memintanya berhenti, dia sudah
mulai berkaca-kaca, “Aku tidak tahu bagaimana kau memperlakukan pasien lain...
Tapi tolong sopan santunmu saat merawa Suster Sylvia.” Ji Sang menanyakan
mengapa dia harus memperlakukannya dengan khusus. Ri Ta menjawab dengan menahan
tangisnya, “Karena... Dia seperti ibuku. Tidak, dia adalah ibunya.” Ji Sang
tertegun, sementara Ri Ta langsung meninggalkannya.
Ri Ta berjalan menyusuri rumah sakit.
Ia kembali terkenang saat dia dulu di sebuh gereja bersama Suster Sylvia
**Flashback**
Ri Ta remaja datang kepada Suster
Sylvia dengan berurai air mata. Dia ingin mengubah namanya yang semua Cheo Yeon,
karena itu mengingatkannya pada orang tuanya. Suster Sylvia tidak mampu menolak
keinginannya, dia bersedia merubah namanya dengan syarat, “Kau harus hidup
cerah dan bahagia, sama seperti saat orang tuamu berada disini.” Suster Sylvia
merengkuh tubuh Ri Ta remaja, tangis Ri Ta semakin pecah dalam pelukan Suster
Sylvia.
**Flashback
End**
Ji Sang kesal karena berapa banyak dia
mencoba membuka akses rumah sakit, dia selalu gagal. Tiba-tiba pintu diketuk,
dan ternyata dia adalah Jae Wook. Jae Wook awalnya sekedari berbasa-basi, tapi
Ji Sang tidak tertarik dengan hal itu. Akhirnya Jae Wook mengutarakan
kedatangannya, “Ada permohonan peninjauan medismu dan psikologis. Melepaskan
informasi pada karyawan tidak diizinkan. Aku menolaknya. Lebih dari apapun... aku
lebih suka hubunganmu dengan dokter Yoo Ri Ta diperbaiki.”
JS: “Aku akan mengurus itu sendiri.”
JW: “Ah... dan kudengar kau meminta
akses ke pengaman database. Aku menggunakan otoritasku untuk mendapatkan
aksesmu.”
JS: “Aku diberitahu bahwa itu melanggar
peraturan.”
JW: “Aturan dibuat untuk orang-orang
yang tidak mengikuti mereka. Kau berada diatas batas tersebut.”
Jae Wook akan melangkah pergi. Ji Sang
menghentikannya dan mengulurkan tangannya. Dengan sedikit ragu, Jae Wook
menjabat tangannya. Saat tangan mereka berdua bersentuhan, Ji Sang merasakan
aura yang aneh. Dan jabat tangan itu berlangsung sedikit lebih lama.
Ketua Yoo dan Jae Wook sedang makan
malam bersama. Dan kita tahu bahwa sebenarnya mereka berdua telah bekerja sama.
Ketua Yoo menanyakan apa Ji Sang terlibat dengan proyek yang mereka lakukan,
dan Jae Wook menyangkalnya. Ketua Yoo mengatakan bahwa dia tidak tergesa-gesa
untuk mendapatkan hasilnya, “Bahkan jika uji coba dan kesalahan menunda kemajuan,
aku berharap untuk hasil yang sempurna.” Ketua Yoo mengangkat gelasnya untuk
bersulang, namun tiba-tiba tangannya gemetar hebat. Jae Wook melihat hal itu, “Sepertinya
kita harus segera mendapatkan hasilnya lebih cepat dari yang direncakan.”
Sementara itu Ketua Yoo tampak panik dan Jae Wook menatapnya dengan tatapan
yang mencurigakan.
Ji Sang kembali mencoba membuka
aksesnya, namun ternyata halaman tersebut telah dihapus. Dia membwanya pulang
dan menyerahkannya pada Hyun Woo. Hyun Woo berteriak frustasi karena file-file
yang ada seminggu yang lalu, kini telah hilang. Dan dia tidak bisa mengaksesnya
kembali. Dari kejadian itu, Ji Sang dapat mengetahui bahwa ada yang
mengenalinya, dan menyiapkan itu semua untuk memancingnya, “Satu hal yang
pasti, orang itu akan datang kembali. Dia pasti sedang berada di suatu tempat
saat ini.” .......TBC-->Part 3