NOTE: Sebelum membaca part ini, mohon segera dijauhkan semua barang2 berharga Anda seperti remote tv, hp, sutil, sendok, bantal, guling dll. Jika terjadi efek samping setelah membaca part ini, seperti gumoh, pusing, mual, marah, stress, depresi...mohon jangan salahkan penulisnya...peace
**Love From The Past Part 29**
"Ruq...??!!! Kauuu...!!!", ucap Jalal kaget.
Ruq yang melihat Jalal sudah kembali dari perjalanannya langsung menghampiri Jalal dan memeluknya. Jalal hanya diam saja ketika dipeluk oleh Ruq dan matanya tetap memandang tajam ke arah Ruq. Ruq melepaskannya dan berkata, "iya, Jalal... aku kembali...!!!" , "Sejak kapan kau datang??", tanya Jalal masih dengan ekspresi kaget dan bingung. "Kemarin malam aku tiba dari Dubai", jawab Ruq bohong.
"Kenapa dia bilang bahwa dia dari Dubai??. Sungguh mencurigakan kehadiranmu disini, Ruq", batin Jalal. "Wahhh... sekarang kamu makin kelihatan tampan ya, Jalal. Pasti banyak wanita-wanita yang mengejarmu??!!".
Jalal tidak menanggapi pertanyaan Ruq. Malah mengajukan pertanyaan lagi, "kenapa kau sekarang datang ke rumah kami?! Apa yang kau inginkan?!" tanya Jalal penasaran. "Jangan sinis gitu dong nanyanya!!. Memang kamu tidak merindukan aku, Jalal? Sepupumu juga teman masa kecilmu?", jawab Ruq sinis dan menggoda Jalal.
Sebelum Ruq meneruskan perkataannya, Hameeda yang menjelaskan kepada Jalal perihal alasan Ruq kembali ke India. Jalal sebenarnya sudah mengetahui kalau ayahnya Ruq sudah meninggal. Tapi perihal bibi Maham Angga yang juga sudah meninggal, Jalal baru mengetahuinya hari ini.
Karena merasa lelah dan kaget dengan kehadiran Ruq yang tiba-tiba membuat kepala Jalal terasa sakit. Akhirnya, Jalal pamit kepada ibunya untuk beristirahat dikamarnya. Ruq hanya tersenyum sinis melihat kepergian Jalal.
Di dalam kamarnya Jalal langsung membersihkan dirinya. Setelah mandi dan memakai piyamanya. Nampak Jalal mondar-mandir memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi. "Ruq...!!! Mau apa dia kesini tiba-tiba?? Setelah 10 tahun berlalu...!!! Apa yang sedang dia rencanakan??!!", batin dan pikiran Jalal bergulat.
Setelah lama memikirkannya, dia teringat peristiwa kemarin malam dimana Nadha tidak bisa tidur karena memiliki firasat yang tidak enak. Begitu pula dirinya. Jalal langsung menelepon Nadha.
Terdengar ringtone "You're still the one by Shania Twain" di ponselnya Nadha. Nadha melirik ponselnya untuk melihat siapa yang meneleponnya dan ternyata tertera nama Jalal. Tanpa pikir lama, Nadha langsung mengangkatnya.
Jalal: "sayangggg... Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?"
Nadha: "kyuuuu, Jalal?"
Jalal: "tak apa-apa. Aku hanya merasa sangat merindukanmu. Aneh bukan? Bahkan belum satu hari aku tak melihatmu tapi aku sudah sangat merindukanmu. Aku tak sabar menunggu hari dimana kau akan menjadi istriku. Berjanjilah padaku apapun yang terjadi kamu tak akan meninggalkanku lagi."
Nadha bingung dengan suara Jalal yg menyiratkan kesedihan. Bukannya gombalan yang sering membuatnya tersipu.
Nadha: "Jalal... kamu tahu kan bahwa aku tak akan pernah meninggalkanmu. Jalal, apakah kamu baik-baik saja?? Kamu sepertinya sedang mengkhawatirkan sesuatu...!!"
Jalal: "tidak... tidak ada apa-apa, sayang, hanya saja tadi Mirza bilang ada sedikit masalah di kantor".
Nadha: "semoga saja masalahnya bisa teratasi. Mungkin sebaiknya kamu istirahat, Jalal. Ini sudah hampir larut malam".
Jalal: "ya, kamu benar, sayang. Aku nampak lelah hari ini. Sebaiknya kamu juga, langsung tidur. Aku sangat merindukanmu. Tidak sabar menunggu untuk bisa melihatmu lagi. Goodnight, my sweetheart. Sleep tight. Love u".
Nadha: "u too, dear. Love u too. Bye".
************
Senin pagi, Jalal sudah berada di kantornya. Hari ini adalah hari pertamanya kembali ke kantor setelah dia melakukan love trip bersama Nadha. Sehingga dia sangat disibukkan oleh pekerjaannya. Begitu pula Nadha, dia juga sangat sibuk hari itu. Mengurusi pelanggan di tokonya dan menemui beberapa klien baru di luar toko.
Menjelang malam hari, Jalal baru pulang kantor. Begitu sampai dirumahnya dia langsung mandi dan setelah mandi, dia langsung menelepon tunangannya karena seharian dia sangat sibuk dan belum mendengar suara Nadha.
Terdengar ponselnya berbunyi, begitu melihat foto Jalal yang muncul dilayar, Nadha langsung tersenyum sumringah dan langsung mengangkatnya.
Jalal: "Apakah, tunanganku hari ini tidak merindukan aku??"
Nadha: "oohh, maaf Jalal. Hari ini aku sangat sibuk dan lagi pula hari ini adalah hari pertamamu kembali ke kantor sejak perjalanan kita. Aku merasa kamu pasti sangat sibuk sekali. Aku tidak mau mengganggu pekerjaanmu".
Jalal: "kamu benar, sayang. Aku sangat sibuk hari ini. Namun, aku tidak bisa untuk tidak memikirkanmu. Aku selalu memikirkanmu setiap saat. Aku sangat merindukanmu, Nadha".
Nadha: "oohhh... that's so sweet. Aku juga merindukanmu, Jalal".
Jalal: "bagaimana kalau kita bertemu malam ini?? Kita belum bertemu kembali sejak kepulangan kita ke Delhi".
Nadha: "maafkan aku, Jalal. Malam ini aku tidak dapat menemuimu karena aku dan kak Salima akan menemui klien kami".
Jalal: "oohh... sayang sekali. Aku harus menunggu lagi untuk bisa melihat wajahmu".
Nadha: "don't be so sad, Jalal. Sorry Jalal, I have to go. Kak Salima sudah memanggilku. I love u"
Belum sempat Jalal membalas ucapan Nadha. Nadha sudah terlebih dahulu menutup teleponnya. Sejenak Jalal tersenyum dan tertawa melihat ponselnya, betapa dia sangat merindukan dan mencintai Jodha. "Ooh, Jodha, aku sudah tidak sabar untuk menjadikanmu sbg Nyonya Jalaluddin Mohammed Akbar", batinnya. Ketika Jalal memikirkan hal itu, dia teringat belum memberitahukan kepada ibunya perihal dia sudah melamar Nadha.
Segera Jalal menemui ibunya yang saat itu sedang berada di kamarnya. Jalal mengetuk pintu kamar ibunya dan langsung membukanya. Dilihatnya sang ibu sedang duduk ditempat tidurnya sambil membaca buku.
Melihat Jalal yang datang Hameeda segera berkata, "Jalal. Ada apa nak?. Apakah kau butuh sesuatu??".
Jalal: "tidak ibu, sebenarnya ada satu hal yang ingin kukatakan padamu". Jalal berkata sambil duduk didekat kaki ibunya.
Hameeda: "hhhmmm... dan apakah itu, Jalal? Bicaralah".
Hameeda melihat gelagat yang aneh pada putra kesayangannya itu, tidak seperti biasanya dimana Jalal selalu bersikap tegas dan dewasa. Entah kenapa sejak kepulangan dari perjalanannya bersama Nadha, sikapnya Jalal berubah. Seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta. Sering Hameeda menemukan Jalal lagi melamun dan kadang suka GGD. “Entah ada apa sama nih anak??”pikirnya Hameeda.
"Sebenarnya perjalanan yang kemarin aku lakukan, bukan hanya untuk mengembalikan ingatan Nadha, bu. Tapi juga karena ada hal lain", jawab Jalal.
"Hal lain apa, Jalal??", tanya Hameeda penasaran.
"A... Aku sudah melamar Nadha, bu", jawab Jalal gugup lalu mendongak untuk melihat ekspresi ibunya.
"Kamu sudah melamarnya??!! Lalu, apa jawabnya?", tanya Hameeda penasaran.
"Dia menerimanya, bu", jawab Jalal bahagia dan tersenyum sumringah.
Hameeda yang mendengar jawaban itu langsung memeluk Jalal lalu melepaskannya, memegang kedua bahunya dan berkata, "alhamdulillah, selamat anakku, akhirnya impianmu terwujud. Ibu turut bahagia".
"Namun, bagaimana dengan ingatan Nadha. Apakah kamu sudah memberitahunya kalau dia adalah Jodha??", tanya Hameeda sedih.
"Belum, bu. Aku bingung bagaimana untuk mengatakannya kepada Nadha. Aku tidak ingin melihat dia menderita jika sakit kepalanya muncul lagi", jawab Jalal sedih dan bingung.
"Bagaimanapun kamu harus memberitahu Nadha hal yang sebenarnya, Jalal. Ibu tidak mau, kalau nanti dia merasa bayang-bayang Jodha hadir diantara kalian meskipun Nadha sebenarnya adalah Jodha".
"Iya ibu, aku tahu itu. Aku akan segera mencari cara yang terbaik untuk mengembalikan ingatan Nadha tanpa menyakitinya", sahut Jalal.
"Ibu percaya padamu, Jalal dan sekali lagi selamat ya, anakku. Ibu bahagia karena pertunanganmu yang dulu gagal sekarang sudah terlaksana", ucap Hameeda dan kembali memeluk Jalal lalu mengecup keningnya.
Jalal berlalu dari kamar Hameeda dan menuju kamarnya. Ternyata sedari tadi, ada seseorang yang menguping pembicaraan antara ibu dan anak itu karena pintu kamar Hameeda terbuka sedikit. Tak lain orang itu adalah Ruq. Ketika Jalal akan keluar dari kamar Hameeda, Ruq sudah terlebih dahulu pergi dari sana dan pergi ke kamarnya.
Wajah Ruq berubah merah padam penuh kemarahan saat mendengar Jalal sudah bertunangan dengan seorang gadis yang bernama Nadha.
"Aaaarrrrggghhhh, dulu Jodha dan sekarang Nadha yang menjadi penghalang untuk aku merebut Jalal...!!! Aku harus mencari tahu siapa itu Nadha...!!! Tidak ada seorangpun yang boleh mengambil Jalal dariku...!!!", batin Ruq kesal dan melemparkan barang-barang yang ada di meja riasnya.
Ekspresi wajahnya berubah menjadi bingung saat Ruq mendengar ucapan tentang harus mengembalikan ingatan Nadha dan nama Jodha disebut-sebut. Ruq berjalan mondar-mandir, otaknya berpikir keras maksud dari pembicaraan itu. Ketika pikirannya sudah menemukan jawabannya, wajah Ruq langsung berubah kaget dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "tidak...tidak...TIDAKKKK...!!! Kamu sudah mati JODHAAAA...!!! Bagaimana mungkin kamu masih hidup???...kamu itu sudah mati...sudah MATIII....ha ha ha ha ha ha. Iya... aku memang harus mencari tahu tentang Nadha...!!! Lihat saja Nadha atau Jodha atau siapapun dirimu...akan aku beri pelajaran karena sudah mengambil Jalal dariku... hahahahaha.... hahahaha", oceh Ruq tertawa terbahak-bahak, mulai hilang kewarasannya.
**************
Keesokan paginya, ketika Jalal sudah berangkat ke kantor. Tanpa menunggu lama, Ruq mencari Hameeda. Ternyata Hameeda sedang ada di ruang santai yang berhadapan langsung dengan taman yang ada disamping rumahnya. Dia sedang asik merangkai bunga yang sudah diajarkan oleh Nadha. Ruq mendekatinya dan pura-pura membantu Hameeda.
"Bibi, sedang apa?", tanya Ruq pura-pura. "Ini, Bibi sedang mencoba untuk merangkai bunga", jawab Hameeda datar yang masih asik memilih-milih bunga untuk dirangkai. "Sejak kapan, Bibi mulai suka merangkai bunga? Sepertinya dulu, bibi belum menggemarinya?", tanya Ruq penasaran. "Bibi mulai menyukainya sejak, Bibi kenal dengan seorang gadis yang bernama Nadha. Dia yang mengajarkan kepada bibi cara merangkai bunga dan lagipula, kebetulan neneknya memiliki toko bunga yang bernama Ameeri Florist" . "Oohh, jadi dia bekerja di toko bunga milik neneknya. Aku harus segera kesana untuk bertemu dengannya", batin Ruq pasang muka sinis.
Hameeda kembali melanjutkan pembicaraannya, "Jalal yang terlebih dahulu mengenal Nadha lalu dia mengenalkannya kepadaku dan akhirnya kami menjadi teman akrab dan sekarang mereka sudah bertunangan, yang artinya tidak lama lagi dia akan menjadi menantuku", ucap Hameeda bahagia dan masih meneruskan merangkai bunganya. Namun begitu melihat wajah Ruq yang sedang melamun dan berubah menjadi pucat, Hameeda langsung menghampiri Ruq dan menanyakan keadaannya. Namun, Ruq mengatakan kalau dia baik-baik saja dan dia berlalu dari sana meninggalkan Hameeda yang masih asik merangkai bunga.
Ruq menuju kamar Jalal dan disana dia mengambil figura foto yang terpampang foto Jalal bersama Nadha. Dia nampak nangis, marah lalu menyeringai jahat. Dia berbicara kepada figura foto itu, "Tidakkk... tidakkk... TIDAKKK...!!! Kalian sudah bertunangan??!!! Awasss kau Nadha, lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan kepadamu karena kau telah merebut Jalal dariku...!!! HAHAHAHAHAAAA......!!!"
Precap: pertemuan Ruq dengan Nadha