(Alur
ceritanya berjalan mundur)
Jalal mengulurkan tangannya utk bersalaman sambil
mengeluarkan senyuman khasnya "killer smile", "Jalal".
"Jodha", balas Jodha dgn sedikit senyuman yg dipaksakan. Mata Jalal
tdk pernah bisa lepas dari Jodha, dia terus memandang wajah cantiknya Jodha.
Jodha pun merasa risih ditatap seperti itu. Hampir lama mereka bersalaman,
Jalal tidak mau melepaskan salaman mereka, akhirnya Jodha yg menarik tangannya
duluan.
Setelah mereka berkenalan. Tiba-tiba pelayan
Hameeda datang menghampiri dan memberitahu kalo makanan utk santap siang sudah
tersaji. Akhirnya mereka ber4 menghampiri para ayah dan saudara mereka utk
menuju ke ruang makan.
Humayun duduk ditengah2 disebelahnya Hameeda lalu
Jalal dan Mirza Hakim. Di seberang terdapat Bharmal yg disamping Humayun lalu
Meinawati, Jodha dan Rahim.
Selama sesi makan siang itu Jalal masih aja tiada
hentinya memandang Jodha seakan-akan Jodha memantrainya. Yang dipandang malah
cuek bebek dan merasa jengah. Ketika Jalal mengeluarkan senyuman mautnya, Jodha
memandangnya ketus. Kelakuan Jodha seperti itu malah membuat Jalal semakin
tertantang utk mendekati Jodha.
Setelah selesai sesi makan siang itu, perbincangan
mereka dilanjutkan ke ruang santai. Jodha yg merasa sudah lelah, meminta kepada
ibunya utk memohon pulang. Akhirnya Bharmal dan keluarga memohon utk pulang
karena hari sudah menjelang sore.
Selama perjalanan plg, Rahim melihat adiknya yg
manyun cemberut aja memecah keheningan, "Jodha, apa pendapatmu mengenai
anaknya paman Humayun yg bernama Jalal itu??, betapa tampannya kan dia??, pasti
byk anak gadis di sekolahnya yg tergila2 padanya??", tanya Rahim sambil
becanda.
Jodha yg mendengar pertanyaan kakaknya tampak
tidak tertarik, (sambil tetap memandang ke arah jendela mobil), "entahlah,
Kak, menurutku biasa aja. Ga ada yg menarik. Kenapa kakak tiba2 menanyakan hal,
itu??". (Bener nih neng Jodha?? Ntar klepek klepek tau rasa dwueeehhh...)
Mendengar jawaban Jodha seperti itu Rahim hanya
tersenyum saja sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali menatap ke
arah jendela mobil.
~~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~
Keesokan paginya, di kediaman Bharmal nampak
Meinawati yg sibuk di ruang makan utk menyiapkan sarapan. Ketika Jodha belum
juga turun, dia menyuruh salah 1 pelayannya utk memanggil Jodha. Belum sempat
pergi pelayan itu, Jodha sudah turun menuju ruang makan dimana seluruh anggota
keluarganya sudah berkumpul. Saat itu Jodha memakai seragam sekolahnya yg baru.
Bharmal: "hari ini adl hari pertama di
sekolah barumu, papa harap kamu akan menyukainya Jodha".
Jodha: "entahlah papa apakah aku akan
menyukainya atau tidak kan aku belum melihat sekolahnya, lingkungannya juga orang2
yang bersekolah disana??".
Rahim: "tenanglah Jodha, kamu pasti akan
menyukainya krn itu adl sekolah dgn predikat terbaik dsni".
Jodha hanya tersenyum tidak tertarik mendengar
perkataan kakaknya. Setelah selesai sarapan, mereka melanjutkan aktivitas
mereka masing2. Bharmal langsung pergi ke kantor, Rahim sebelum pergi ke
kampusnya terlebih dahulu mengantarkan Jodha ke sekolah barunya.
Setelah sampai di sekolahnya Jodha, Rahim
mengantarkan Jodha menuju ke kantor kepala sekolah. Kepala sekolah tersebut
meminta kepada salah 1 guru utk mengantarkan Jodha ke kelasnya.
Sebelum Rahim pergi, "yang semangat ya Jodha,
oya nanti Abdul yang akan menjemputmu plg sekolah".
Selepas kepergian Rahim. Jodha langsung menuju
kelasnya dengan ditemani oleh seorang guru yang bernama Kajol Devgan. Ketika di
depan kelasnya Jodha, guru yg bernama Kajol itu mengetuk pintunya dan di dlm
kelas itu ada seorang guru yang sedang mengajar matematika, dia adalah Tejwant.
Guru yg bernama Tejwant itu keluar kelas dan berbicara dgn guru Kajol.
Kajol: "selamat pagi, Pak. Ini saya
mengantarkan murid baru pindahan dari Maroko. Dia bernama Rajkumari Jodha
Singh. Jodha, perkenalkan ini Pak Tejwant guru matematika".
Jodha dan guru Tejwant saling bersalaman. Tak lama
kemudian guru Tejwant masuk ke dalam kelas dan menginformasikan kpd para
muridnya bahwa akan ada murid baru yg bergabung di kelas mereka.
Tejwant: "anak2, bapak ingin memberitahukan
bahwa ada seorang murid baru pindahan yang akan bergabung di kelas kalian.
Silahkan masuk, nak".
Murid baru itu masuk ke dalam dan guru Tejwant
memintanya utk memperkenalkan dirinya di depan kelas.
Jodha: "perkenalkan, nama saya Rajkumari
Jodha Singh, saya adalah murid pindahan dari Maroko".
Murid2 yang melihat Jodha, nampak berbisik-bisik.
Murid cewek nampak menunjukkan wajah ketidaksukaan akan kehadiran Jodha krn
Jodha memiliki paras yg cantik yang menambah daftar saingan baru. Sedangkan
murid2 cwo nampak menunjukkan wajah ketertarikan kepada Jodha setelah melihat
kecantikan wajah Jodha.
Namun, ada 1 murid disana yang tersenyum senang
setelah melihat Jodha. Ya, tidak lain dia adalah Jalal. Jodha dan Jalal
sekelas. Mereka sama2 di kelas IX karena Jodha dan Jalal berusia 14 tahun maka
mereka masuk ke dalam pendidikan menengah atas (secondary stage). Sistem
pendidikan di India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 tahun
usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar dan terbagi dalam
tiga jenjang yaitu primary (5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2
tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun sebagai persiapan memasuki
pendidikan tinggi. Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah
mulai sejak secondary school.
Kembali lagi kepada Jalal dan Jodha. Setelah Jodha
memperkenalkan dirinya kepada teman2 kelasnya. Guru Tejwant menyuruh Jodha utk
duduk di samping Jalal karena hanya itu satu-satunya tempat duduk yang kosong.
Mendengar nama Jalal, spontan Jodha kaget. Ketika mata mereka saling memandang,
ya...sudah pasti Jalal mengeluarkan senyuman mautnya dan Jodha menunjukkan
wajah ketidaksukaan akan sosok Jalal yang sekelas dengannya.
Jodha berjalan ke arah tempat duduk yang kosong di
samping Jalal. Jodha duduk dan Jalal dengan tiada hentinya masih aja memandang
Jalal. Setelah guru Tejwant kembali mengajar, barulah Jalal berhenti memandang
Jodha dan pandangannya serius ketika jam pelajaran berlangsung.
Jodha pun terkadang curi-curi pandang utk melihat
ke arah Jalal. Batinnya berkata, "dia beda sekali ketika jam pelajaran
berlangsung, sangat serius. Seperti dua org yg berbeda dalam 1 tubuh".
Tidak hanya Jodha yang sekelas dengan Jalal.
Disana ada juga sosok antagonis yg sudah pasti kita kenal, dia adalah Ruqaiya
Sultan sepupunya Jalal.
Ketika jam istirahat berbunyi. Anak2 pada
berhamburan keluar kelas dan menuju kantin. Ketika Jodha hendak keluar, Jalal
menahannya.
Jalal: "Jodha, tunggulah sebentar ada hal
yang ingin aku bicarakan denganmu karena kemarin kita tidak sempat utk
berbicara".
Jodha: "apa yang ingin kau bicarakan
kepadaku?? Aku rasa tidak ada yg perlu kita bicarakan...!!!".
Jalal: "tentu ada", (dengan gaya khas
dan juga senyuman mautnya)...aku ucapkan selamat datang di sekolah ini dan aku
senang sekali kita bisa sekelas. Hal lainnya adalah aku ingin meminta maaf soal
kejadian kemarin. Aku ingin minta maaf kepadamu karena kemarin aku tidak
sengaja menabrakmu hingga terjatuh. Ketika melihatmu, aku terpesona dgn
kecantikanmu sehingga saat aku berusaha utk mendekatimu, aku tidak melihat
kalau ada batu disitu...ya udah deh...begitu deh akhirnya".
(Duhhh mangkenye kalo jalan pandangan matanya ke
depan, cah bagus...jangan sambil melamun...!!!)
Jodha yang mendengar penjelasan Jalal itu,
berusaha memahaminya dan menerima permintaan maafnya.
Jodha: "baiklah, kau aku maafkan. Sebenarnya
kejadian kemaren bukan salahmu juga. Aku juga tidak hati2 kemarin sehingga
ketika aku membalikkan badanku, aku tak tahu kalau ada kamu di belakangmu. Aku
juga meminta maaf kepadamu".
Jalal: "baiklah, aku terima. Kita saling
memaafkan dan senang berkenalan denganmu, Jodha (sambil menyodorkan tangannya
utk berkenalan dan mengedipkan matanya sebelah). *duhh masih abegehhh begini udah genit...gmn gedenya nanti yaa???*
Mereka pun bersalaman dan sejak itulah mereka
menjadi teman akrab dan selalu bersama baik di sekolah maupun diluar sekolah.
Tentu saja ada yang tidak suka dgn pertemanan
mereka. Orang itu adalah Ruqaiya dan dia selalu berusaha utk memisahkan Jalal
dan Jodha...